Pages - Menu
▼
Thursday, 26 May 2016
Sunday, 15 May 2016
Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks dalam Kurikulum 13
kalimat: gugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan
klausa mempunyai kedudukan yang sama dalam tata bahasa,
yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
kalimat simpleks: kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang
menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang
sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan
di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat. Pada contoh berikut ini yang dimaksud verba utama adalah menulis. Verba tinggal pada unsur subjek
dianggap bukan verba utama. Kalimat tersebut mempunyai satu struktur, yaitu
subjek^predikator^keterangan cara.
Pak guru yang tinggal
di rumah dinas
itu
|
mengajar
|
dengan baik.
|
subjek
|
predikator
|
keterangan cara
|
kalimat kompleks: kalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai
lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh
konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca
apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.
kalimat kompleks parataktik: kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar
dengan makna, antara lain dan, tetapi,
dan atau. Contoh berikut ini mengandung dua verba
utama, yaitu masing-masing disebut, dalam dua struktur yang dirangkaikan oleh
konjungsi dan.
Contoh tersebut mempunyai dua struktur (yang kebetulan sama), yaitu masing-masing subjek^predikator^pelengkap.
Struktur 1 dan struktur 2 berhubungan secara sejajar dengan konjungsi dan.
Struktur 1
|
|||||
Yang pertama
|
disebut
|
makhluk hidup
|
|||
subjek
|
predikator
|
pelengkap
|
|||
Struktur 2
|
|||||
dan
|
yang kedua
|
disebut
|
makhluk mati.
|
||
kata perangkai:
konjungsi
|
subjek
|
predikator
|
pelengkap
|
||
kalimat kompleks
hipotaktik: kalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika,
karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua
struktur itu berhubungan secara
tidak sejajar. Struktur 2 menjadi syarat berlangsungnya kejadian pada struktur 1.
Struktur 1
|
|||||
Tanaman kacang itu
|
akan tumbuh
|
subur
|
|||
subjek
|
predikator
|
pelengkap
|
|||
Struktur 2
|
|||||
apabila
|
petaninya
|
rajin menyiram
|
-nya.
|
||
kata perangkai:
konjungsi
|
subjek
|
predikator
|
pelengkap
|
||