Mengidentifikasi Informasi Teks Cerita Sejarah
Selamat bertemu
kembali. Kalian telah mempelajari materi pembelajaran sebelimnya yaitu tentang tentang
surat lamaran pekerjaan. Nah pembelajaran sekarang sudah sampai pada materi
teks cerita sejarah. Namun hendaknya kalian tetap menjaga protokol kesehatan
agar kalian terhindar dari wabah Covid 19 yang melanda dunia termasuk
Indonesia. Hanya dengan kondisi sehat kalian akan dapat mempelajari modul ini
dengan baik pula. Sudah siapkah kalian?
A.
Tujuan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran 1 ini
diharapkan kalian dapat mengidentifikasi informasi dalam teks cerita sejarah
dengan kritis, cermat, dan bertanggung jawab agar kalian memiliki pemahaman
tentang teks cerita sejarah dengan benar.
Tak
terasa kalian sudah sampai pada teks kedua di kelas XII yaitu teks cerita
sejarah, kalian baru saja mempelajari surat lamaran pekerjaan. Pasti di antara
kalian sudah memahaminya bukan. Teks yang akan kalian pelajari sekarang sangat
mengasyikkan. Karena kalian dapat memiliki gambaran tentang kehidupan,
perjuangan, peristiwa atau hal lain yang pernah terjadi dan ditulis dalam teks
cerita sejarah. Jadi seperti hidup pada zaman yang ada pada cerita sejarah
tersebut. Selain itu banyak juga nilai-nilai
yang dapat kita ambil setelah membaca teks cerita sejarah. Menarik
bukan? Apa sebenarnya cerita sejarah dan bagaimana serunya kehebatan pelaku dan
peristiwa yang pernah terjadi semua ada di modul ini.
1.
Pengertian
Perhatikan
contoh berikut!
Contoh 1
Candi Borobudur
merupakan salah satu keajaiban dunia yang berasal dari Indonesia. Candi
Borobudur sendiri merupakan peninggalan terbesar agama Buddha yang ada di
dunia. Candi ini dibangun sekitar tahun 824 M pada masa Raja Samaratungga dari
Wangsa Syailendra.
Candi Borobudur
merupakan monumen Buddha yang memiliki 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan
1 stupa induk. Candi Borobudur memiliki arsitektur Gupta yang menggambarkan
kekentalan gaya arsitektur dari India.
UNESCO telah
mengakui Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di
Indonesia dan dunia serta memuji kemegahannya. Dalam pembangunannya, Candi
Borobudur membutuhkan waktu sekitar 75 tahun di bawah komando arsitek Gunadarma.
60 ribu meter
kubik batuan vulkanik yang digunakan untuk pembangunan candi ini diambil dari
Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 Km di sebelah timur candi. Pada
saat pembangunan, belum dikenal sistem metrik. Bahkan, satuan panjang yang
digunakan dalam pembuatan candi adalah tala yang dihitung dengan cara
merentangkan ibu jari dan jari tengah. Metode pengukuran ini biasa digunakan
untuk mengukur panjang rambut dari dahi sampai dasar dagu.
Berdasarkan
tulisan yang tertulis prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de
Casparis memprediksi bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Samaratunga, raja
Mataram Kuno dari dinasti Syailendra. Samaratungga mulai membangun candi ini
sekitar tahun 824 M. Namun, candi ini baru dapat diselesaikan pada masa Ratu
Pramudawardhani yaitu putrinya.
Contoh 2
Pangeran
Bondowoso dan Lorojonggrang
Sebuah kerajaan
besar jatuh di musuh, kerajaan tersebut memiliki seorang putri cantik bernama
Roro Jonggrang. Pangeran Bondowoso jatuh hati padanya dan berniat menikahi sang
putri. Namun tentu saja Roro Jonggrang tidak menyukai pangeran Bondowoso
sehingga meminta sarat yang sulit yaitu membuat seribu candi hanya dalam waktu
semalam. Ternyata pangeran Bondowoso menyanggupinya.
Dengan bantuan
jin dan roh halus sebelum menjelang fajar persyaratan sudah hampir dipenuhi
Pangeran Bondowoso. Tentu saja melihat hal itu Roro Jonggrang panik dan
memikirkan cara untuk mencegahnya memenuhi persyaratan. Akhirnya sang putri
menyuruh pelayan untuk menumbuk lesung dan menebarkan bunga. Sehingga jin dan
roh halus merasa hari sudah siang dan langsung menghentikan pekerjaannya.
Pangeran
Bondowoso merasa marah saat mengetahui cara licik Roro Jonggrang padahal hanya
perlu 1 candi lagi untuk memenuhi persyaratan. Kemurkaan pangeran Bondowoso
akhirnya dilampiaskan dengan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca ke 1000 untuk
menggenapkan Candi.
Dari dua contoh
tersebut dapatkah kalian membedakan teks cerita sejarah tersebut? Ya kalian
benar! Pada contoh pertama merupakan teks cerita sejarah dan pada contoh kedua
merupakan contoh teks cerita sejarah.
Teks cerita
sejarah berbeda dengan teks sejarah. Teks sejarah adalah tulisan yang berisi
cerita, kejadian atau peristiwa yang benar-benar pernah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Bedanya sangat
jelas bahwa teks sejarah bukanlah cerita imajinasi, namun dapat disampaikan
melalui gaya penulisan prosa nonfiksi maupun fiksi.
Pengertian teks
cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar
sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat
sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa
unsur lainnya saja. Teks cerita adalah istilah umum. Bisa jadi mengacu pada
cerpen, novel, novelet, atau skenario drama.
Pada dasarnya
hampir semua prosa atau novel dapat memuat nilai sejarah jika gaya penulisan yang digunakan adalah gaya
realis. Namun, kandungan sejarahnya tidak akan sekuat teks cerita sejarah.
Seorang sastrawan yang sering kali menggunakan fakta-fakta sejarah sebagai
latar untuk mengisahkan tokoh-tokoh fiksinya bermaksud untuk mengisahkan
kembali seorang tokoh sejarah dalam berbagai dimensi kehidupannya, seperti
emosi pribadi tokoh, tragedi yang menimpanya, kehidupan keluarga dan
masyarakat, serta pandangan politiknya. Misalnya, novel Rora Mendut versi
Mangunwijaya dan versi Ajip Rosidi; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala
Bangsa, dan Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya
Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno ketika menjalin rumah
tangga dengan Inggit Garnasih; Novel Pangeran Diponegoro: Menggagas Ratu Adil
karya Remy Silado. Contoh lain novel The da Vinci Code karya Dan Brown.
Cerita sejarah adalah cerita yang di dalamnya menjelaskan
dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau
latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejarahan, bisa
bersifat naratif atau deskriptif. Cerita sejarah termasuk dalam teks naratif jika
disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika
disajikan secara simbolisasi verbal. Novel tergolong kedalam teks deskriptif.
Sebelum membahas
lebih lanjut cerita sejarah berikut akan disampaikan perbedaan antara teks
sejarah dengan cerita sejarah. Simpulannya, teks sejarah adalah fakta,
sementara teks cerita sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementara itu,
berikut adalah analisis bandingan perbedaan cerita sejarah dengan teks sejarah.
No |
Teks
Sejarah |
Cerita
Sejarah |
1. |
Dituntut untuk menyajikan hal-hal faktual yang benar-benar ada dan
pernah terjadi. |
Bebas
untuk menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada. |
2. |
Sejarawan wajib untuk menyampaikan sesuatu sebagaimana adanya, sesuai dengan
realita, tidak boleh direka atau
ditambah- tambahkan. |
Penulis bebas sepenuhnya dalam menciptakan sesuai dengan imajinasinya mengenai apa, kapan,
siapa, dan dimananya, namun tetap memiliki keterkaitan dengan situasi
atau tokoh sejarah. |
3. |
Hubungan
antar fakta satu dengan yang lainnya perlu direkonstruksi, setidaknya
melibatkan topografis atau kronologinya. |
Imajinasi dan
kemampuan mencipta pengaranglah yang mewujudkan cerita sebagai suatu
koherensi yang memiliki hubungan dengan situasi sejarah. |
4. |
Sejarawan
harus bisa membuktikan bahwa yang dibawakan pada masa kini dapat dilacak
eksistensinya di masa lalu. Sejarawan terikat pada fakta mengenai apa, siapa,
kapan, dan di mana |
Tidak terikat
pada fakta sejarah sepenuhnya, terutama bagi mengenai apa, siapa, kapan dan
di mana, tidak butuh bukti atau saksi seperti teks sejarah. |
5. |
Pelaku-pelaku, hubungan
antarpelaku, kondisi, situasi hidup, dan keadaan masyarakat secara universal harus sesuai dengan
kenyataan yang terjadi. |
Pelaku atau
tokoh, hubungan, situasi, dan kondisi masyarakat dapat berasal dari imajinasi
yang hanya memiliki relevansi dengan sejarah. |
2.
Struktur
Teks cerita sejarah, seperti cerita lainnya (novel, cerpen, dll)
termasuk dalam kategori cerita ulang. Sehingga, baik teks cerita sejarah
ataupun novel sejarah memiliki struktur teks yang sama, yakni: orientasi,
pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, evaluasi, dan koda. Berikut adalah
struktur teks cerita sejarah menurut Kemdikbud (2017, hlm. 43).
a.
Pengenalan situasi cerita
(orientasi, exposition)
b.
Pada bagian ini, penulis mulai
memperkenalkan latar belakang baik waktu, tempat, maupun lokasi dan awal mula
kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan antartokoh juga mulai diperkenalkan
dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya.
c.
Pengungkapan peristiwa
Bagian
ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan
berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama
tokoh utama (protagonis).
d.
Konflik (rising action)
Di
sini terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang
menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.
e.
Puncak Konflik (komplikasi)
Merupakan
bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari masalah,
pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya.
f.
Penyelesaian (resolusi)
Jika
tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita (ending)
yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya menyelesaikan
berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui penjelasan
maupun penilaian terhadap nasih dan sikap yang dialami oleh tokoh- tokoh yang
terlibat dalam peristiwa.
g.
Koda
Merupakan
komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku tokoh yang
terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi tidak
disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian ini
adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk
buku lanjutannya, dsb.
Sebenarnya
teks cerita sejarah memiliki 3 struktur penyusun, yaitu:
(1)
Orientasi, merupakan bagian
pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
(2)
Urutan Peristiwa, merupakan
rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, umumnya disampaikan dalam urutan
kronologis.
(3)
Reorientasi, berisi komentar
pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan.
Reorientasi boleh ada, boleh tidak.
3.
Ciri-ciri
Untuk mengenal lebih dalam akan dibahas ciri-ciri teks cerita sejarah.
Adapun ciri- cirinya sebagai berikut:
(1)
Disajikan secara kronologis
berdasarkan urutan kejadian atau urutan peristiwa di masa lampau.
(2)
Berbentuk rekon teks atau cerita
ulang. Cerita ulang atau recon dibedakan menjadi dari tiga jenis, yakni:
a.
Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa secara
langsung.
b.
Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta,
catatan kepolisian, dsb.
c.
Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi cerita
yang lebih rinci dan menarik.
(3) Sering menggunakan konjungsi (kata penghubung) temporal.
(4) Isinya berupa fakta yang diperoleh berdasarkan data-data yang
dikumpulkan.
(5) Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4.
Fungsi
Adapun teks cerita sejarah yang diantaranya yaitu:
(1)
Fungsi rekreatif, memberikan rasa
gembira dan senang kepada pembaca.
(2)
Fungsi inspiratif, memberikan
inspirasi, imajinasi dan kreatifitas untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara untuk lebih baik lagi.
(3)
Fungsi intruktif, sebagai alat
bantu dalam pembelajaran.
(4)
Fungsi edukatif, dapat dijadikan
petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi manusia dalam berperilaku.
5.
Nilai-nillai
Cerita sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara
implisit (langsung) dan implisit (tidak langsung). Sebagian besar nilai yang
dihasilkan masih sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi
pembelajaran di masa ini. Berikut adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam
cerita sejarah.
a.
Nilai budaya
Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di
masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya
dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang
nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
b.
Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral
berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikmatinya.
c.
Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya
ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahala,
serta surga-neraka.
d.
Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan
e.
Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.
f.
Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya
berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai
sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Rangkuman
1.
Teks sejarah adalah tulisan yang
berisi cerita, kejadian atau peristiwa yang benar- benar pernah terjadi atau
berlangsung di masa lalu. teks sejarah bukanlah cerita imajinasi, namun dapat
disampaikan melalui gaya penulisan prosa nonfiksi.
2.
Struktur teks cerita sejarah
secara umum adalah orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi dan diuraikan
dalam tahapan-tahapan lebih terperinci sebagai berikut: pengenalan situasi,
pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik, penyelesaian dan koda.
3.
Ciri-ciri teks cerita rakyat
adalah disajikan secara kronologis berupa urutan peristiwa, berupa recon,
menggunakan konjungsi temporal, berupa fakta dan memiliki struktur orientasi,
urutan peristiwa dan reorientasi.
4.
Fungsi teks cerita sejarah adalah
rekreatif, inspiratif, intruktif dan edukatif.
5.
Teks cerita sejarah sarat dengan
nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat seperti nilai pendidikan,
religius, moral dan lain-lain.