SAJAK
MATAHARI
(WS Rendra)
Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !
Matahari dalam
Cakrawala Puisi: Analisis Unsur Fisik dan Batin
Puisi "Matahari" karya WS Rendra menggambarkan
kekuatan simbolis matahari sebagai metafora yang dalam dan kompleks. Dalam
analisis ini, kita akan membahas unsur fisik dan batin yang menyertai penyajian
puisi ini, menjelaskan bagaimana Rendra memanfaatkan gambaran fisik matahari
untuk menggambarkan realitas sosial dan batin manusia.
Unsur Fisik Matahari
dalam Puisi:
Rendra menggunakan gambaran fisik matahari secara konkret,
seperti saat matahari bangkit dari sanubari atau ketika menyentuh permukaan
samudra raya. Ini menciptakan citra yang kuat dan visual dalam pikiran pembaca,
membangkitkan gambaran matahari sebagai sumber cahaya dan kehidupan.
Unsur Batin Matahari
dalam Puisi:
Namun, di balik gambaran fisik tersebut, Rendra menyelipkan
unsur batin yang mendalam. Matahari tidak hanya menjadi sumber cahaya fisik,
tetapi juga melambangkan kebangkitan semangat dan harapan. Ketika matahari
keluar dari mulut penyair dan menjadi pelangi, ini mencerminkan harapan dan
keajaiban yang datang dari dalam diri manusia.
Analisis Unsur Fisik
dan Batin:
1. Matahari sebagai
Kekuatan Fisik dan Simbol Batin:
- Secara fisik,
matahari adalah sumber cahaya dan kehangatan yang vital bagi kehidupan di bumi.
- Secara simbolis,
matahari melambangkan kekuatan, kebangkitan, dan harapan. Ini mencerminkan
aspek batin manusia yang mencari arti dan tujuan dalam kehidupan.
2. Gambaran Wanita
Miskin dan Lelaki Gundul:
- Penyair
menggambarkan wanita miskin yang terjebak dalam lumpur, menciptakan citra
penderitaan dan ketidakadilan sosial.
- Lelaki gundul
yang keluar dari hutan belantara dengan tubuh berbalut lumpur mencerminkan
kekuatan rakyat yang bangkit melawan ketidakadilan.
3. Kontras antara
Kekuatan dan Penderitaan:
- Kontras antara
gambaran matahari yang kuat dan penuh harapan dengan penderitaan wanita miskin
dan lelaki gundul menyoroti ketidakadilan sosial dan perjuangan manusia untuk
mencari keadilan dan martabat.
4. Peran Krishna dan
Umat Manusia:
- Krishna sebagai
simbol agama dan spiritualitas, mencerminkan peran kepercayaan dalam membimbing
manusia dalam menghadapi tantangan hidup.
- Umat manusia
dihadapkan pada pilihan rahmat atau kutukan dari matahari, menyoroti
kompleksitas hidup manusia dalam mencari jalan kebahagiaan dan kedamaian.
Kesimpulan:
Puisi "Matahari" karya WS Rendra menghadirkan
gambaran fisik dan batin yang kaya akan makna. Matahari bukan hanya sebuah
objek langit, tetapi juga simbol kekuatan, harapan, dan kontras sosial. Dengan
menggunakan gambaran fisik matahari sebagai titik tolak, Rendra berhasil
mengeksplorasi kompleksitas manusia dalam menghadapi realitas sosial dan
batiniah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran matahari sebagai
cakra jingga, yang bisa menjadi rahmat atau kutukan bagi umat manusia,
tergantung pada bagaimana manusia memahaminya dan bertindak di dalam kehidupan
sehari-hari.