Menulis teks opini berarti menyebarluaskan gagasan kepada khalayak.
Dengan berbagai argumentasi, penulis teks opini harus berusaha
memengaruhi khalayak melalui opininya. Apakah gagasannya diterima atau
bahkan diperdebatkan oleh pembaca bergantung seberapa kuat argumentasi
yang diberikan penulis. Tentu saja untuk menghasilkan sebuah teks opini,
terdapat beberapa hal yang harus kalian perhatikan. Sebuah teks
editoral dapat memberitahukan pembaca, merangsang pemikiran, membentuk
pendapat dan kadang-kadang mengajak orang-orang untuk bertindak. Teks
opini/editorial berupa pernyataan dari posisi penulis tentang sebuah isu
yang mencerminkan visi dan misinya. Teks opini/editorial harus memiliki
argumen, baik untuk atau terhadap masalah yang diangkat. Serta memiliki
kritik dan menawarkan berbagai solusi untuk masalah.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan atau diikuti dalam memproduksi atau membuat teks opini/editorial. Untuk dapat memproduksi teks opini/editorial langkah pertama dalam menulis adalah menentukan tema. Untuk memilih tema dalam menulis teks opini, ikutilah isu aktual yang berkembang. Isu tersebut bisa diperoleh dari membaca media cetak atau berbagai media lainnya, menonton televisi, diskusi, atau melakukan wawancara. Banyak sekali isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat saat ini, salah satunya adalah mengnai bencana kabut asap yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Jika kita memperhatikan isu-isu tersebut maka tema yang kita pilih adalah kabut asap.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan atau diikuti dalam memproduksi atau membuat teks opini/editorial. Untuk dapat memproduksi teks opini/editorial langkah pertama dalam menulis adalah menentukan tema. Untuk memilih tema dalam menulis teks opini, ikutilah isu aktual yang berkembang. Isu tersebut bisa diperoleh dari membaca media cetak atau berbagai media lainnya, menonton televisi, diskusi, atau melakukan wawancara. Banyak sekali isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat saat ini, salah satunya adalah mengnai bencana kabut asap yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Jika kita memperhatikan isu-isu tersebut maka tema yang kita pilih adalah kabut asap.
Setelah memilih isu yang akan dijadikan tema tulisan, tindakan
selanjutnya adalah mengumpulkan data sebanyak mungkin. Data bisa kalian
dapatkan dari buku, media cetak, internet, dan sebagainya. Misalnya data
yang kita peroleh adalah sebagai berikut.
- Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra, seperti Riau, Jambi, Sumatra Selatan serta sebagian Kalimantan, telah menyebabkan kabut asap setidaknya dalam tiga bulan terakhir.
- Setelah musim penghujan datang hampir sepekan ini kita sudah dapat kembali melihat langit yang biru dan udara yang mulai cerah.
- Kita juga mendengar bahwa akan ada tindakan hukum yang serius diterapkan terhadap mereka yang terbukti sebagai penyebab timbulnya kabut asap, baik perorangan maupun korporasi.
- Pernyataan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang mengakui bahwa “pertimbangan ekonomi” membuat pemerintah belum ingin mengumumkan perusahaan-perusahaan besar yang menjadi tersangka pembakar hutan.
- Pernyataan Menko Polhukam bahwa pemerintah sungguh-sungguh melancarkan penegakan hukum, khususnya atas perusahaan perkebunan dan pengelolaan hutan.
- Kelemahan aparat hukum dalam menangani isu lingkungan serta sanksi hukuman yang ringan juga dirasakan sebagai penyebab berulangnya kasus pembakaran hutan dari tahun ke tahun.
Baca dan perhatikan sekali lagi data yang telah diperoleh. Pilihlah data
yang sesuai dengan tujuan dan dapat mendukung kekuatan tulisan.
Berilah judul untuk tulisan kalian. Sebuah judul sangat menentukan
ketertarikan pembaca. Oleh sebab itu, pilihlah judul yang bagus dengan
mencari sudut pandang yang menarik. Pemberian judul dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Sebagai contoh : Penegakan Hukum Jangan Ikut
Lesap Bersama Perginya Kabut Asap
Sebuah teks opini memiliki struktur pernyataan pendapat^argumentasi^
pernyataan ulang pendapat. Nyatakanlah pendapat sebagai pembuka teks
opini yang dibangun. Untuk memancing pembaca agar menuntaskan pembacaan
terhadap tulisan, berikanlah kalimat pembuka yang menarik. Bagian yang
terpenting dalam sebuah teks opini adalah argumentasi. Bagian ini
dianggap jantung sebuah teks opini. Argumentasi yang diberikan harus
mampu meyakinkan pembaca, tentu saja didukung oleh data yang telah
dikumpulkan.
- Kita tidak boleh larut dalam kegembiraan yang berlebihan karena kita baru saja mengalami bencana.
- Jangan sampai kasus hukum ikut lesap bersamaan dengan perginya kabut-asap.
- Ada hal-hal yang merisaukan dari pemberitaan yang kita baca terkait penanganan secara hukum kasus kabut asap ini.
- Sudah seharusnya "pertimbangan ekonomi" dikesampingkan mengingat akibat yang ditimbulkan oleh kabut asap.
- Upaya penegakan hukum terhadap sejumlah perusahaan yang terlibat pembakaran hutan diragukan efektivitasnya oleh para pegiat lingkungan.
Kecenderungan pembaca teks opini adalah membaca tulisan yang tidak
panjang, enak dibaca, dan mudah dicerna. Oleh sebab itu, sebagai
penulis, gunakanlah bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, serta
ringkas penyajiannya. Dalam mengeksplorasi gagasan dan argumentasi,
gunakanlah kalimat yang efektif, efisien, dan mudah dimengerti. Kata
yang tidak efektif bisa dipangkas. Jika menggunakan istilah asing atau
bahasa daerah, buatlah padanannya dalam bahasa Indonesia.
Satu hal yang perlu kalian ingat, tulisan yang dibangun bukan untuk
menggurui, tetapi hanya berbagi gagasan dan berharap pembaca dapat
menerima pendapat terhadap suatu hal. Argumentasi yang dibangun haruslah
konstruktif, agar pesan dalam tulisan bisa diserap secara baik oleh
pembaca. Kemudian, berikanlah solusi yang komprehensif. Pada bagian
akhir teks opini, bisa memberikan pernyataan ulang pendapat yang
berfungsi mempertegas gagasan yang ditawarkan kepada pembaca. Perhatikan
contoh di bawah ini.
No. | Struktur | Kalimat |
1. | Pernyataan Pendapat | Kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra, seperti Riau, Jambi, Sumatra Selatan serta sebagian Kalimantan, telah menyebabkan kabut asap setidaknya dalam tiga bulan terakhir. Di Riau dan Sumatra selatan, kualitas udara di Kota Pekanbaru dan Palembang sempat masuk kategori berbahaya seiring dengan meningkatnya jumlah titik api di Pulau Sumatera. Penyebab kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi dan berulang setiap tahunnya di Sumatera dan Kalimantan disebabkan karena lemahnya penegakan hukum. |
2. | Argumentasi | Setelah
musim penghujan datang hampir sepekan ini kita sudah dapat kembali
melihat langit yang biru dan udara yang mulai cerah. Semoga kondisi
udara terus membaik, normal seperti sediakala. Kondisi udara membaik
yang kini disambut lega hendaknya tidak membuat kita larut dalam
kegembiraan yang berlebihan. Kita baru saja melewati masa-masa
menyedihkan yang sangat panjang akibat kabut asap hasil pembakaran hutan
dan lahan. Ketika peristiwa itu terjadi, kita juga mendengar bahwa akan ada tindakan hukum yang serius diterapkan terhadap mereka yang terbukti sebagai penyebab timbulnya kabut asap, baik perorangan maupun korporasi. Sejauh ini kepolisian telah menetapkan 132 tersangka dalam kasus kebakaran hutan yang sebagian besar pelakunya perorangan yaitu 127. Ini yang hendaknya terus dikawal, jangan sampai ikut lesap bersamaan dengan perginya kabut-asap. Mengingat ada hal-hal yang merisaukan dari pemberitaan yang kita baca terkait penanganan secara hukum kasus kabut asap ini. Mulai dari dianulirnya status tersangka yang semula disematkan kepada sebuah korporasi besar. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut ada 10 perusahaan yang sudah masuk tahap penyidikan terkait kebakaran hutan di Sumatra. Pernyataan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang mengakui bahwa “pertimbangan ekonomi” membuat pemerintah belum ingin mengumumkan perusahaan-perusahaan besar yang menjadi tersangka pembakar hutan. Apa pertimbangan ekonomi yang dimaksud masih kurang jelas. Namun jika kita melihat akibat yang ditimbulkan oleh kabut asap tersebut yang telah merugikan trilyunan rupiah serta mengakibatkan hilangnya jam belajar efektif, termasuk gangguan kesehatan hingga jatuhnya korban jiwa. Sudah seharusnya "pertimbangan ekonomi" dikesampingkan. Walaupun berhembus aroma pesimis dari perkembangan yang terbaca ini, ada bagian dari pernyataan Menko Polhukam yang agaknya patut kita pegang, bahwa pemerintah sungguh-sungguh melancarkan penegakan hukum, khususnya atas perusahaan perkebunan dan pengelolaan hutan. Upaya penegakan hukum terhadap sejumlah perusahaan yang terlibat pembakaran hutan diragukan efektivitasnya oleh para pegiat lingkungan selama upaya itu bersifat tebang pilih. |
3. | Pernyataan Ulang Pendapat | Kelemahan aparat hukum dalam menangani isu lingkungan serta sanksi hukuman yang ringan juga dirasakan sebagai penyebab berulangnya kasus pembakaran hutan dari tahun ke tahun. Kita catat dan pegang janji ini dengan serius karena semua ini diperlukan agar kabut asap tidak muncul lagi di masa mendatang. Semoga kabut asap bukan merupakan bencana tahunan seperti banjir di negara kita. |
No comments:
Post a Comment