Pada dasarnya, teks cerita fiksi tidak berbeda dengan teks sejarah,
filsafat, atau sosiologi. Semuanya mengangkat bahan yang sama, yaitu
manusia dan kemanusiaan. Hal yang membedakannya adalah bagaimana bahan
yang sama itu diolah, disajikan, dan diberi penekanan lewat sudut
pandang masingmasing. Secara hakiki, yang membedakan teks cerita fiksi
dengan nonfiksi adalah adanya dominasi imajinasi. Dalam teks cerita
fiksi, dominasi imajinasi sangat penting. Oleh karena itu, dalam teks
cerita fiksi semua fakta cenderung diperlakukan fiksi. Itu pula sebabnya
penilaian terhadap teks cerita fiksi tidak berkaitan dengan
benar-salah, tetapi berkaitan dengan kesanggupan menyajikan keindahan
estetik.
Penokohan
Sudut Pandang
Permasalahan yang kalian temukan dalam novel Laskar Pelangi antara lain.
Lengkapilah struktur teks novel Laskar Pelangi yang terdapat dalam kolom berikut.
Dalam menganalisis teks cerita fiksi, bisa menguraikan berbagai unsur
yang membangun teks tersebut. Pada tugas ini, yang menjadi teks model
adalah novel Laskar Pelangi. Untuk menganalisis sebuah teks cerita
fiksi, bisa dimulai dengan mencari tahu tema ceritanya, sebab tema
merupakan ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar itulah kemudian
dibangun oleh pengarang rangkaian peristiwa dengan memanfaatkan unsur
intrinsik lainnya, seperti tokoh dan penokohan, alur, latar, dan
sebagainya. Salah satu cara untuk mengetahui tema sebuah cerita kalian
dapat menguraikan peristiwa yang dibangun pengarang.
Tema
Setelah mencari dan membaca berbagai informasi dari banyak sumber
tentang novel Laskar Pelangi, tema yang ada dalam novel tersebut adalah
bertemakan tentang perjuangan anak-anak yang ingin menggapai cita-cita
dengan berbagai cara untuk bisa mencapai cita-cita yang diimpikan
meskipun banyak rintangan, cobaan, dan permasalahan yang harus dihadapi
oleh sang tokoh supaya mencapai cita-cita yang diimpikan.
Amanat
Berbagai amanat telah disampaikan oleh pengarang melalui cerita yang
disuguhkannya dalam novel Laskar Pelangi. Berikut akan diberikan
beberapa kutipan yang bisa dimanfaatkan untuk menggali amanat yang
disampaikan oleh pengarang. Bacalah kutipan berikut secara cermat.
Kemudian temukan amanat apa yang disampaikan pengarang melalui beberapa
kutipan tersebut.
- Mendobrak kemiskinan melalui pendidikan menjadi cita-cita tokoh yang dibangun pengarang dalam novelnya. Pendidikan itu sangat penting, sebab akan menaikkan derajat seseorang, meskipun dengan segala keterbatasan. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor 3) Ayahnya telah melepaskan belut licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pendidikan (Laskar Pelangi, 2007:10), dan nomor 4) Agaknya selama turun-temurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya. Lintang akan duduk di samping pria kecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulang pergi setiap hari naik sepeda (Laskar Pelangi, 2007:11).
- Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa). Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor 1) Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Kutipan nomor 2) “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana.
- Hidup ini dapat kita lalui dengan bahagia apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor nomor 6) Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Kutipan nomor 7) Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi.
Penokohan
Berikut akan diberikan penokohan yang terdapat dalam novel. Tugas
selanjutnya adalah menyebutkan nama tokoh yang dimaksud, serta
temukanlah bukti pendukungnya dari novel Laskar Pelangi tersebut. Kalian
juga dapat menambahkan penokohan dari sebelas tokoh anggota Laskar
Pelangi jika kalian menemukannya, tentu saja beserta bukti kutipannya.
No. | Penokohan | Nama Tokoh | Kutipan Pendukung |
---|---|---|---|
1. | Anak lelaki yang menunjukkan minat besar untuk bersekolah-karena harus menempuh jarak 80 kilometer setiap hari agar bisa bersekolah. Ia adalah seorang anak yang genius dan menjadi teman sebangku Ikal Ia memiliki citacita menjadi ahli matematika. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin dan harus menanggung 14 jiwa anggota keluarganya. | Lintang |
|
2. | Anak lelaki bertubuh kurus dan berminat besar pada seni. | Mahar |
|
3. | Anak lelaki keturunan Tionghoa yang menganggap Mahar adalah guru baginya. | A Kiong |
|
4. | Anak lelaki ini digambarkan sebagai tokoh “aku” dalam cerita. Ia berminat pada sastra dan selalu mendapat peringkat kedua setelah Lintang. | Ikal |
|
5. | Sang ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi yang menderita rabun jauh. | Kucai |
|
6. | Seorang anak perempuan tomboi yang berasal dari keluarga kaya, serta peserta terakhir Laskar Pelangi. | Flo |
|
7. | Anak lelaki tampan yang pintar dan baik hati. Ia sangat mencintai ibunya. | Trapani |
|
8. | Anak lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. | Harun |
|
9. | Satu-satunya tokoh perempuan dalam kelompok ini-sebelum Flo bergabung. Ia adalah gadis yang keras kepala. Ia digambarkan sebagai gadis yang pintar dan ramah. | Sahara |
|
10. | Tokoh lain yang digambarkan sebagai anak nelayan yang ceria. | Syahdan |
|
11. | Ia selalu menjaga citranya sebagai lelaki jantan. | Borek |
|
Sudut Pandang
Sudut pandang penceritaan bisa melalui orang pertama (seperti aku, saya,
atau kami) serta orang ketiga (seperti ia atau dia). Sudut pandang
orang pertama memamparkan kisah berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan,
dan dipikirkan oleh tokoh “aku”, “saya”, atau “kami”. Sudut pandang
pertama bisa mengungkapkan isi hati dan pikiran si tokoh semaksimal
mungkin. Akan tetapi, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama
ini, tidak bisa melukiskan apa yang ada dalam hati atau pikiran karakter
lain. Sementara itu, penceritaan yang menggunakan sudut pandang orang
ketiga bisa menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”. Pada sudut pandang
ini, pencerita bisa melihat semua tindakan tokoh yang dirujuknya, tetapi
ia tidak bisa membaca isi pikiran setiap karakter. Ia hanya bisa
melukiskan segala hal sebatas apa yang ditangkap indra. Sudut pandang
orang ketiga bisa juga digunakan pencerita untuk menggambarkan satu
karakter tertentu dengan menuturkan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dipikirkan, atau diinginkan oleh tokoh “ia” yang
digambarkannya.
Sudut pandang penceritaan dalam novel Laskar Pelangi antara lain sebagai berikut.
No. | Sudut Pandang | Kutipan dari Novel Laskar Pelangi |
---|---|---|
1. | Sudut pandang orang pertama |
|
2. | Sudut pandang orang ketiga |
|
Permasalahan yang kalian temukan dalam novel Laskar Pelangi antara lain.
- Permasalahan pertama yang ditemukan adalah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah karena kekurangan murid.
- Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam.
- Permasalahan pertama yang ditemukan adalah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah karena kekurangan murid. Kemudian, keadaan ini terselamatkan oleh kedatangan Harun yang menjadi murid kesepuluh di SD itu.
- Selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajara-mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga.
Lengkapilah struktur teks novel Laskar Pelangi yang terdapat dalam kolom berikut.
No. | Struktur | Kalimat |
1. | Abstrak | Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu ada hari yang agak penting: hari pertama masuk SD (Laskar Pelangi, 2007:1). |
2. | Orientasi | Tahun
lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak
Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Maka diam-diam dia telah
mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang tua
murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa mereka hanya memerlukan
satu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato ini akan
menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. (Laskar Pelangi, 2007:5-7) ................ Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan meyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras. (Laskar Pelangi, 2007:7-8) |
3. | Komplikasi | Mendengar
keputusan itu Lintang merontak-ronta ingin segera masuk kelas. Ayahnya
berusaha keras menenangnenangkannya, tapi ia memberontak, menepis
pegangan ayahnya, melonjak, dan menghambur ke dalam kelas mencari bangku
kosongnya sendiri. Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke
atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayahnya telah
melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib,
merebut pendidikan.(Laskar Pelangi, 2007:10) ...................... Umumnya Bu Mus mengelompokkan tempat duduk kami berdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kami sama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karena mereka berdua paling tampan. Penampilan mereka seperti para pelantun irama semenanjung idola orang Melayu pedalaman. Trapani tak tertarik dengan kelas, ia mencuricuri pandang ke jendela, melirik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antara kepala orang tua lainnya. Tapi Borek dan Kucai didudukkan berdua bukan karena mereka mirip, tapi karena sama-sama susah diatur. Baru beberapa saat di kelas, Borek sudah mencoreng muka Kucai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Sahara yang sengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anak Hokian itu menangis sejadi-jadinya seperti orang ketakutan dipeluk setan. N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luar biasa. Kejadian ini menandai perseteruan mereka yang akan berlangsung akut bertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusak acara perkenalan yang menyenangkan pagi ini. (Laskar Pelangi, 2007:13-14) |
4. | Evaluasi | Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal, maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. (Laskar Pelangi, 2007:17-18) |
5. | Resolusi | Pak
Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus
setenang embusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihan kata dan
gerak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruh yang lembut dan baik
terpancar darinya. Ia mengesankan sebagai pria yang kenyang akan pahit
getir perjuangan dan kesusahan hidup, berpengetahuan seluas samudra,
bijak, berani mengambil risiko, dan menikmati daya tarik dalam
mencari-cari bagaimana cara menjelaskan sesuatu agar setiap orang
mengerti. (Laskar Pelangi, 2007:23) 14) Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yang paling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir dengan lancar ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikir seperti kekasih merindu, indah sekali. (Laskar Pelangi, 2007:23-24) |
6. | Koda | Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apa pun. Pak Harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, tentang kerukunan, tentang keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya. (Laskar Pelangi, 2007:23-24) |
Idiom
Dalam novel Laskar Pelangi ini terdapat banyak idiom, yaitu konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Menurut Gorys Keraf, idiom merupakan pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa umum dan biasanya berbentuk frasa. Sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.
Dalam novel Laskar Pelangi ini terdapat banyak idiom, yaitu konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Menurut Gorys Keraf, idiom merupakan pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa umum dan biasanya berbentuk frasa. Sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.
Berikut ini terdapat beberapa idiom yang dikutip dari novel Laskar
Pelangi (LP) beserta maknanya. Hanya saja idiom (yang dicetak miring)
dan maknanya tersebut dipasangkan secara acak pada kolom
di bawah ini.No. | Kutipan Idiom | Makna Idiom |
---|---|---|
1. | Senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas (LP, 2007:2). | ‘senyum yang lahir dari rasa hati yang kecewa’ |
2. | Ia juga diperhatikan ibunya layaknya anak emas. Mungkin karena ia satusatunya laki-laki di antara lima saudara perempuan lainnya (LP, 2007:74). | ‘orang yang paling disayangi’ |
3. | Sebagian yang lain diam terpaku, mulutnya ternganga, ia diselubungi kabut dengan tatapan mata yang kosong dan jauh (LP, 2007:104). | ‘tidak bisa berkata apa-apa’ |
4. | Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh orang, maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup (LP, 2007:4). | ‘keadaan yang menegangkan atau berbahaya’ |
5. | Yang berhasil dibawa pulang hanya tubuh yang remuk redam.... (LP, 2007:264). | ‘hancur sama sekali’ |
6. | Ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat datang penuh atmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana (LP, 2007, 21—22). | ‘mulai bicara’ |
7. | Intonasinya lembut membelai-belai kalbu dan Mahar memaku hati kami dalam rasa pukau menyaksikannya menyanyi sambil menitikkan air mata (LP, 2007:137). | ‘menciptakan rasa yang mendalam dalam hati’ |
8. | Tak mengapa tujuan tak tercapai asal tak jatuh nama dalam debat kusir (LP, 2007:264). | ‘debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal’ |
9. | Kami menanti liku demi liku cerita dalam detikdetik menegangkan dengan dada berkobar-kobar ingin membela perjuangan para penegak Islam (LP, 2007:23). | ‘semangat yang menyala-nyala dengan hebatnya’ |
10. | Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka, tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak pernah segan mencakar (LP, 2007:75). | ‘tidak mau mengikuti nasihat orang lain’ |
Terimakasih sangat membantu (y)
ReplyDeleteterimakasih :) sangat membantu tugas saya
ReplyDelete