Pages - Menu

Thursday, 11 March 2021

soal pilihan ganda KD 3.13 Sistematika dan Kebahasaan Kritik dan Esai Bahasa Indonesia

 soal pilihan ganda KD 3.13 Sistematika dan Kebahasaan Kritik dan Esai Bahasa Indonesia

 

1.    Cermatilah kutipan cerpen berikut!

Akulah Jibril, yang angin adalah aku, yang embun adalah aku, yang asap adalah aku, yang gemersik adalah aku, yang menghantarkan panas dan dingin. Aku mengirimkan kesejukan, pikiran segar yang mengajak giat belajar. Aku adalah yang menyodorkan keheranan dan sekaligus jawaban. Aku di kebun rimbun, aku di padang pasir, aku di laut, aku di gunung, aku di udara, kukirimkan layang-layangku kepadamu, kepada kalian.

(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat: Danarto) Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan tersebut adalah ...

 

A.      Danarto dikenal sebagai penulis cerpen yang religius, tercermin dalam tokoh cerpen yang telah ditulisnya.

B.      Menuntut pembaca harus lebih cermat untuk memahami isi cerita karena banyak menggunakan kata-kata lambang.

C.       Penggunaan kalimat-kalimat yang unik membuat cerpen ini diminati pembacanya.

 

D.      Cerpen Danarto pada umumnya beraliran religius sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau.

 

E.      Penggunaan kalimat yang sederhana memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita

 

2.    Pahami kutipan kritik sastra berikut!

 

Film “Si Doel The Movie” tidak lagi neko-neko. Film yang disutradarai Rano Karno ini seperti beberapa cerita film masa lalu yang ditulis ulang dengan gaya kekinian. Meskipun menggunakan latar modern, “Si Doel The Movies” tetap menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi. [ . . . . . . . . . . . . ] Meskipun tanpa almarhum Benyamin Sueb, jalan cerita tetap disajikan secara apik. Penyajiannya tidak berlebihan dari cerita sebelumnya.

 

Disadur dari : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180725103911-220-316792/ulasan-film-si-doel-the-movie, 22 November 2018

 

Kalimat yang tepat untuk melengkapi kritik sastra tersebut adalah …

A.    Kisah hidup dalam film “Si Doel The Movie” sangat unik.

B.    Kisah hidup si Doel membuka ruang untuk bernostalgia.

C.    Kehidupan masyarakat Betawi sangat menarik dipelajari.

D.   Film “Si Doel The Movie” mampu mencuri hati penonton.

E.    Tokoh dalam film “Si Doel The Movie” sangat menghibur.

 

 

 

 

 

3.    Perhatikan puisi berikut!

 

Perjamuan Petang

Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya

di gerbang depan rumahnya.

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.

 

Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang.”

 

Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana

yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.

Terpaksa ia pakai celana ayahnya.

Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga. “Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai celanaku hilang.”

Dikutip dari : Joko Pinurbo, Kekasihku, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2004

 

Kalimat kritik yang sesuai dengan puisi tersebut adalah …

A.    Diksi yang digunakan dalam puisi mengandung arti yang menyentuh.

B.    Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut tidak bermakna denotatif.

C.    Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut terlalu lugas dan sederhana.

D.   Diksi yang digunakan mempertimbangkan keindahan citra penglihatan.

E.    Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut tidak berkaitan dengan tema.

 

4.    Perhatikan puisi berikut!

 

Jaring-Jaring

 

Kali ini

Nelayan menebar jaring di laut

 

Menangkap ikan

 

Kali lain

Tuhan menebar jaring maut

 

Menangkap insan


 

Karya

Dikutip dari


: Piek Ardijanto Soeprijadi

 

: Piek Ardijanto Soeprijadi, Biarkan Angin Itu, Jakarta, Grasindo, 1996

Kalimat kritik yang sesuai dengan puisi tersebut adalah …

A.    Piek Ardijanto Soeprijadi sengaja menciptakan puisi yang pendek agar mudah dipahami pembaca.

B.    Penyair terlalu memperhatikan jumlah kata dalam puisinya sehingga ia kurang memperhatikan diksi.

C.    Dalam puisi tersebut, Piek Ardijanto Soeprijadi berpesan agar manusia sewaktu-waktu siap jika dipanggil Tuhan.

D.   Meskipun pendek, puisi Piek Ardijanto Soeprijadi mengandung makna yang sangat dalam mengenai hubungan antara Tuhan dan manusia.

E.    Pengarang membungkus kata-kata dalam puisi menggunakan majas yang mudah dipahami oleh pembaca.


 

 

5.    Perhatikan paragraf berikut!

Masih dengan gaya menulis khas Andrea yang penuh humor dan sindiran sosial, Sirkus Pohon ini secara umum menceritakan soal kehidupan masyarakat di Tanjong Lantai, Belitung dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah. Seorang pemuda bernama Sobri berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, susah baginya sebagai seorang yang tamat SMP saja tidak, untuk mendapat pekerjaan yang sesuai dengan harapannya. Tapi ia tidak lantas menyerah, pertemuannya dengan Dinda membuatnya terus semangat untuk mencari pekerjaan dengan gaji tetap.

 

Bisa dikatakan Sirkus Pohon ini novel yang “ramai”. Banyak tokoh yang dimunculkan. Banyak humor dan sindiran sosial yang diangkat, dan bisa membuat pembaca tertawa sekaligus terharu ketika mengikuti kisah masing-masing tokohnya. It’s a good novel to read.

 

Kalimat kritik sastra yang mengungkapkan kelebihan novel sesuai penjelasan tersebut adalah …

 

A. Novel Sirkus Pohon menyajikan cerita dengan latar kehidupan dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah.

 

B.    Novel Sirkus Pohon memunculkan banyak tokoh, penuh humor dan sindiran sosial sehingga membuat pembaca tertawa dan terharu.

 

C.    Novel Sirkus Pohon menceritakan tokoh yang semangat untuk mendapatkan pekerjaan sejak pertemuannya dengan Dinda.

 

D.   Pembaca akan terus mengikuti alur cerita Novel Sirkus Pohon karena menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti.

 

E.    Andrea Hirata selalu mengambil latar daerah Belitung karena ia sangat paham latar belakang budaya yang akan ditampilkan dalam tokoh-tokohnya.

 

6.    Bacalah kutipan esai berikut dengan saksama!

 

Beberapa tahun belakangan ini kesenjangan di Indonesia cenderung naik. Kesenjangan tersebut terlihat dengan adanya berbagai perubahan di negeri ini. Pertama, adanya peningkatan kesenjangan pemilikan lahan dalam sektor pertanian. Kedua, adanya kesenjangan akses untuk bergabung dalam aktivitas ekonomi sebagai sumber pendapatan. Misalnya saja di sektor pertanian, banyak petani kecil yang merasa kesulitan untuk mendapatkan kredit. Ketiga, adanya kesenjangan untuk mendapatkan akses pelayanan dasar bagi masyarakat, contohnya seperti mendapatkan pendidikan dan kesehatan.

 

Hal yang diungkapkan dalam esai di atas adalah …

A.    Kesenjangan merupakan salah satu pokok persoalan ekonomi kita akhir-akhir ini.

B.    Pendidikan dan kesehatan semakin tidak dijangkau oleh petani.

C.    Petani kecil selalu mendapatkan kesulitan untuk memperoleh kredit dari pemerintah.

D.   Kesenjangan yang terjadi antara petani dengan pemerintah Indonesia.

 

E.    Petani semakin sulit hidupnya sehingga lahan pertaniannya semakin menipis.

 

 

7.    Bacalah kutipan esai berikut dengan saksama!

Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan organisme hidup yang dalam konsentrasi rendah dapat membunuh organisme lain nya. Dengan kata lain, antibiotik adalah obat yang berfungsi untuk menanggulangi infeksi bakteri. Antibiotik memiliki peran yang sangat penting untuk melindungi tubuh dari penyakit karena infeksi bakteri dapat menyerang di bagian tubuh mana pun. Jika infeksi bakteri sampai menyerang otak, maka akan menjadi penyakit meningitis, sedangkan jika terkena paru-paru, maka akan menjadi penyakit bronkitis.

 

Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai tersebut adalah … A. Infeksi yang mengenai paru-paru manusia

 

B. Infeksi yang menyerang otak manusia

C. Kegunaan antibiotik bagi tubuh manusia

 

D. Antibiotik yang diproduksi dari tumbuhan tingkat tinggi E. Infeksi bakteri yang menyerang bagian tubuh tertentu

 

8.    Perhatikan kutipan cerpen berikut!

 

“Semua ini karena kau terlambat bangun pagi,” kata Wina. Ia mendesah panjang dan mengundurkan perlahan-lahan punggungnya pada bantalan kursi.

 

“Siapa yang tahu kalau akan hujan?” kataku membela diri. Aku dapat mencium bau napasku yang tak sedap. Selepas bangun pagi, aku hanya mencuci muka, berganti baju, membawa tas dan ransel yang sudah penuh dengan barang-barang ke kios. Semua kulakukan terburu-buru karena takut terlambat. Tetapi, pagi itu, jam sepuluh, Wina sudah membuka kios dan menggeser kursi yang biasa ia duduki saat menunggu pelanggan ke depan pintu geser.

 

“Bukan masalah hujannya, Nak,” katanya, “kita mungkin bisa sampai ke terminal lebih cepat dan tidak harus menunggu hujan reda.”

Aku melihat ke luar. Hujan semakim lebat. Rinai hujan itu seperti membentuk selimut tebal yang sukar ditembus. Aku tidak dapat melihat tokoh di seberang kios kami. Barangkali, hujan ini akan berlangsung terus sampai sore.

 

“Maafkan, Nyonya …..”

“Jangan panggil aku Nyonya!” bentaknya. Ia menoleh padaku. Aku tidak melihat siratan kemarahan dalam sorot matanya yang tajam. Aku memperhatikan matanya yang sembab dan merah. Ia terlihat seperti orang yang habis menangis atau kurang tidur.

Kalimat esai yang sesuai kutipan cerpen tersebut adalah …

 

A.      Pengarang cerpen “Petang di Taman” ingin menghadirkan cerita yang biasa dialami orang. Cerita tersebut didukung oleh penggambaran latar dan konflik yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

 

B.      Pengarang cerpen “Petang di Taman” memiliki kekuatan menulis cerita kehidupan seseorang. Tema cerita diangkat berdasarkan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari meskipun terdapat unsur fantasi.

 

C.       Pengarang cerpen “Petang di Taman” menyuguhkan cerita ringan yang dapat dialami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembaca harus meluangkan banyak waktu untuk memahami maksud cerita tersebut.

 

D.      Pengarang cerpen “Petang di Taman” menampilkan sifat tokoh cerita yang dimiliki pada zaman sekarang. Penggambaran peristiwa cerita tersebut sesuai dengan peristiwa yang dialami orang pada zaman sekarang.

 

E.      Pengarang cerpen “Petang di Taman” menghadirkan cerita yang kompleks. Peristiwa dalam cerita berkisah masalah-masalah hidup yang rumit dan tidak dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

9.    Cermatilah kutipan novel berikut!

“Semua, kenalkan, ini Suipah, atau panggil saja Ipah,” ujarku. Ibu menatap Ipah dari atas sampai bawah. Kemudian, ia melenguh dan membalikkan badan. Mei-mei yang selalu senang melihat wajah lain selain keluarganya, langsung menjulurkan tangan.

 

“Lucunya,” ujar Ipah dengan mata membelalak. Reaksi spontan yang kusuka, karena itu yang kuharap, bahwa ia menyukai anak kecil. Boy memandangku seperti protes. Aku melotot.

 

“Boy,” katanya singkat.

“Suruh dia panggil Bagus dan Meita,” sahut Ibu dari ruang tengah.

 

“Nama mereka Bagus dan Meita, panggilannya Boy dan Mei-mei,” ujarku menjelaskan pada Ipah yang terlihat bingung.

 

“Tapi Mummy masih mengurus Boy, kan?” katanya kritis.

Aku memeluk Boy, untuk menenangkan anak permataku itu.

 

Mas Set tersenyum dan mengangguk. Karena Mas Set tidak menjulurkan tangan, Ipah seperti tahu diri untuk cuma tersenyum dan mengangguk.

 

Kalimat tanggapan yang sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah …

A.        Tokoh Ipah sangat percaya diri bekerja di keluarga baru karena majikannya sama-sama berasal dari Indonesia.

B.        Tokoh Ibu dan Mas Set menganggap dirinya berstatus lebih tinggi sehingga mereka menjaga jarak dengan tidak mengulurkan tangannya pada Ipah.

C.         Tokoh Ipah cepat bisa menyesuaikan diri di tempat kerja yang baru karena anggota keluarga tersebut ramah dan bisa menerima Ipah apa adanya.

D.        Tokoh Ipah menyukai pekerjaan barunya sebagai asisten rumah tangga dan mengurus anak-anak meskipun tinggal di apartemen.

E.        Tokoh Ipah kurang bisa menerima tempat tinggal majikannya karena mereka tinggal di apartemen yang sempit, tidak seperti rumah pada umumnya.

 

10.    Perhatikan kutipan puisi berikut!

 

Tanah Air

 

-Kumbokarno-

Akulah ksatria Pangeburgangsa

 

Satu wilayah kerajaan Alengka

Di bawah kekuasaan prabu Dasamuka

 

Abangku, raja berilmu Pancasona

 

Meskipun wujudku gandarwa

Kutrima wujud, kupunya budi

Dan pada setiap cobaan hidup;

sedumuk bathuk sanyari bumi


 

. . .

Karya


: Linus Suryadi

Dikutip dari     : Suminto A. Sayuti, Berkenalan dengan Puisi, Yogyakarta, Gama Media, 2010

 

Kalimat esai yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah . . .

 

A.      Linus menggunakan kata-kata yang mudah dibaca penikmat sastra.

B.      Linus menggambarkan kehidupan yang dialami sangat menakutkan.

C.       Pesan puisi karya Linus Suryadi mengungkap cerita menyedihkan.

D.      Diksi dalam puisi “Tanah Air” karya Linus sulit dipahami pembaca.

E.      Linus menggambarkan peristiwa sesuai dengan pengalaman pembaca.

 

 

 

 

 

 

 

Kunci Jawaban Evaluasi

1.   B

2.   B

3.   C

4.   D

5.   B

6.   A

7.   C

8.   A

9.   B

10. D

 


No comments:

Post a Comment