Pages - Menu

Monday, 21 August 2023

Mengidentifikasi Isi Teks Editorial

 



Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina


Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00.


Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.


Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.


Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.


Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.



Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.


Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.


1. Coba tulis kembali judul tulisan yang kamu baca!


2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut? 


Jawab:


Dari judul "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina," saya memahami bahwa teks ini berkaitan dengan tindakan atau keputusan yang diambil oleh Pertamina pada awal tahun 2014, yang mungkin berkaitan dengan hadiah atau perubahan yang diumumkan atau diberlakukan oleh perusahaan tersebut. "Kado Tahun Baru" bisa diartikan sebagai tindakan atau keputusan yang diambil pada periode awal tahun baru, dan "dari Pertamina" menunjukkan bahwa subjek yang melakukan tindakan ini adalah perusahaan minyak dan gas tersebut. Teks kemungkinan membahas perubahan harga atau kebijakan terkait dengan produk atau layanan yang disediakan oleh Pertamina.




Rumuskan dalam kalimat baru pemahamanmu tersebut!



Jawab:

Judul "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina" mengindikasikan bahwa teks membicarakan tentang langkah atau keputusan yang diambil oleh Pertamina pada awal tahun 2014, mungkin berhubungan dengan perubahan atau pemberian yang diumumkan oleh perusahaan tersebut. Ini menyoroti kemungkinan perubahan harga atau kebijakan terkait produk atau layanan Pertamina.



3. Apa kata kunci paragraf pertama?


Kata kunci dari paragraf tersebut adalah "Pertamina," "kado Tahun Baru 2014," "harga elpiji tabung 12 kg," "50 persen," "tingkat konsumen," "Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00," "lokasi yang relatif jauh," "Rp150.000,00-Rp200.000,00." Paragraf ini menjelaskan bagaimana Pertamina telah melakukan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg yang signifikan pada awal Tahun Baru 2014, lebih dari 50 persen dari harga sebelumnya. Dampak dari kenaikan harga ini adalah naiknya harga elpiji di tingkat konsumen menjadi kisaran Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, bahkan di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan, harga bisa mencapai kisaran Rp150.000,00 hingga Rp200.000,00.


4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum dalam paragraf pertama berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!


Jawab;


Pada awal tahun 2014, Pertamina memberikan "kado" yang tidak menyenangkan kepada masyarakat dengan menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Ini berdampak pada peningkatan harga untuk konsumen, yang bisa mencapai kisaran antara Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan lebih tinggi lagi di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan, yakni sekitar Rp150.000,00 hingga Rp200.000,00.


5. Apa kata kunci dalam paragraf kedua?


Jawab:

Kata kunci dari paragraf ini adalah "kenaikan harga," "kado yang tidak simpatik," "tidak bijak," "tidak logis," "masyarakat," "konsumen," "sosialisasi," "Pertamina," "mutus secara sepihak," "alasan yang terkesan logis," "merugi Rp22 triliun," "6 tahun," "pasar internasional," "melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS." Paragraf ini menggambarkan reaksi masyarakat terhadap kenaikan harga elpiji oleh Pertamina dan menyebutkan alasan serta dampak yang diduga menjadi latar belakang kenaikan harga tersebut.



6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kedua berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!



Jawab:



Kenaikan harga yang terjadi di sini dapat dianggap sebagai pemberian yang kurang disukai, tidaklah bijak, dan terasa tidak masuk akal. Masyarakat sebagai konsumen merasa terkejut karena kenaikan tersebut tidak diberitahukan sebelumnya. Pertamina memutuskan untuk menaikkan harga ini tanpa melibatkan pemberitahuan sebelumnya, tetapi mereka mencoba memberikan alasan yang tampak masuk akal. Mereka mengklaim bahwa kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi latar belakang dari keputusan ini.



7. Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?


Jawaban;


 Kata kunci dari paragraf ini adalah "kenaikan harga," "Presiden Republik Indonesia," "kunjungan kerja," "Jawa Timur," "Wakil Presiden Republik Indonesia," "rapat mendadak," "para menteri terkait," "penjelasan Direksi Pertamina," "pandangan Menko Ekuin," "kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden," "kesimpulan rapat," "keputusan harga elpiji 12 kg," "Minggu kemarin." Paragraf ini menggambarkan bagaimana reaksi atas kenaikan harga elpiji oleh Pertamina mempengaruhi tindakan pemerintah. Presiden Republik Indonesia mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini dengan meminta Wakil Presiden untuk mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait. Di rapat ini, penjelasan dari Direksi Pertamina dan pandangan dari Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Menko Ekuin) didengarkan, dan hasilnya dilaporkan kepada Presiden. Keputusan harga elpiji 12 kg diambil berdasarkan kesimpulan dari rapat ini dan diumumkan pada Minggu sebelumnya.


8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf ketiga berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!



Jawaban:


Kenaikan harga tersebut mengakibatkan situasi di mana Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur merasa perlu meminta Wakil Presiden Republik Indonesia untuk mengadakan rapat mendadak bersama para menteri terkait. Dalam rapat tersebut, mereka mendengarkan penjelasan dari Direksi Pertamina serta pandangan dari Menko Ekuin. Hasil kesimpulan dari rapat tersebut kemudian dilaporkan kepada Presiden. Berdasarkan kesimpulan rapat inilah Presiden akhirnya mengambil keputusan mengenai harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu yang lalu.


9. Apa kata kunci dalam paragraf keempat?


Jawab:


Kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg, apresiasi terhadap langkah cekatan pemerintah, rencana kenaikan harga oleh Pertamina, pengelolaan minyak dan gas bumi oleh Pertamina, peran Menko Ekuin dan Menteri BUMN, pandangan dan pertimbangan pemerintah.



10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keempat berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!


Jawaban:


Kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg telah diapresiasi sebagai langkah cekatan dari pemerintah. Namun, muncul pertanyaan mengenai apakah pemerintah sebenarnya tidak mengetahui atau tidak diinformasikan terlebih dahulu tentang rencana kenaikan harga ini oleh Pertamina. Sebagai perusahaan negara yang memiliki tugas mengelola minyak dan gas bumi untuk kemakmuran rakyat, sulit dipercaya jika pemerintah, termasuk Menko Ekuin dan Menteri BUMN, tidak memiliki pengetahuan atau tidak diminta pendapat mereka mengenai hal ini.


11.Apa kata kunci dalam paragraf kelima?



Jawaban:


Dugaan mengenai reaksi semu pemerintah, kekagetan atas reaksi keras DPR RI dan DPD RI, respons terhadap masyarakat, politisi yang mengategorikan sebagai pencitraan, perhatian pemerintah terhadap kesulitan dan kebutuhan rakyat.



12.  Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kelima berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.



Jawaban:


Kemungkinan bahwa reaksi pemerintah hanyalah semu dapat timbul, terutama karena tanggapan ini muncul setelah reaksi keras dari pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat secara luas. Beberapa bahkan berpendapat bahwa langkah ini dapat dikategorikan sebagai upaya pencitraan politik, yang menciptakan kesan bahwa pemerintah peduli terhadap kesulitan rakyat dan berupaya melindungi kebutuhan mereka.


13. Apa kata kunci dalam paragraf kelima?


Jawab:


Alasan merugi Pertamina, kenaikan harga elpiji, peran dan tugas Pertamina, harga pasar dunia, keputusan berdasarkan harga pasar dunia, keuntungan Pertamina, tambang minyak dan gas, eksploitasi sumber daya alam Indonesia.



14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keenam berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.



Jawaban:


Alasan kenaikan harga elpiji oleh Pertamina yang didasarkan pada kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun, sebagai regulator elpiji, tidak dapat diterima begitu saja. Peran mulia Pertamina sebagai regulator tidak boleh hanya mengambil harga pasar dunia sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Perlu diingat bahwa Pertamina juga memperoleh keuntungan yang signifikan dari eksploitasi sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia.


15. Apa saja fakta dalam teks tersebut?



Jawaban:


a. Kenaikan Harga Elpiji: Pada Tahun Baru 2014, Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Harga di tingkat konsumen menjadi sekitar Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan bisa mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00 di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan.


b. Kenaikan Harga tanpa Sosialisasi: Kenaikan harga elpiji tersebut dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat, sehingga menyebabkan kekagetan di kalangan konsumen.


c. Alasan Kenaikan Harga oleh Pertamina: Pertamina mengambil keputusan kenaikan harga elpiji dengan alasan kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.


d. Tanggapan Pemerintah: Presiden Republik Indonesia terpaksa mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait, termasuk Direksi Pertamina dan Menko Ekuin, untuk membahas kenaikan harga elpiji. Hasil rapat ini kemudian digunakan oleh Presiden untuk membuat keputusan harga elpiji.


e. Reaksi Terhadap Kenaikan Harga: Ada reaksi keras dari pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas terhadap kenaikan harga elpiji, yang menyebabkan respons pemerintah.


f. Pertanyaan Terhadap Reaksi Pemerintah: Ada pertanyaan mengenai apakah reaksi pemerintah hanya bersifat semu dan merupakan respons atas reaksi keras dari berbagai pihak.


g. Peran Pertamina: Pertamina adalah perusahaan negara yang diamanati oleh undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk kepentingan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


h. Keuntungan Pertamina: Pertamina memperoleh keuntungan besar dari hasil eksploitasi minyak dan gas di Indonesia, yang seharusnya digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


i. Usulan Subsidi: Ada usulan agar sebagian keuntungan Pertamina digunakan untuk mensubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.


16. Apa yang menjadi opini redaktur atas fakta tersebut?

Opini redaktur terhadap fakta tersebut tampaknya adalah bahwa kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg yang dilakukan oleh Pertamina sebagai kado Tahun Baru 2014 merupakan langkah yang tidak disambut baik oleh masyarakat. Kenaikan harga yang mencapai lebih dari 50 persen telah berdampak signifikan pada konsumen, dengan harga yang melonjak menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan lebih tinggi di lokasi yang lebih terpencil.


Opini tersebut juga menyoroti bahwa kenaikan harga tersebut dianggap tidak simpatik, bijak, dan logis, terutama karena tidak ada sosialisasi sebelumnya kepada masyarakat. Pertamina mengambil keputusan ini dengan alasan kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, penulis mengkritik bahwa alasan tersebut tidak dapat diterima begitu saja.


Selanjutnya, redaktur menyoroti bahwa presiden Republik Indonesia terpaksa harus melakukan rapat mendadak dengan para menteri terkait dan mendengarkan penjelasan dari Direksi Pertamina serta pandangan Menko Ekuin sebelum membuat keputusan harga elpiji 12 kg. Opini ini juga mencermati bahwa ada dugaan reaksi semu dari pemerintah terhadap kenaikan harga ini, yang dianggap sebagai respons terhadap reaksi keras dari DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas.


Terakhir, redaktur menyuarakan ketidaksetujuan terhadap alasan Pertamina yang merugi sebagai regulator elpiji untuk menaikkan harga secara mendadak. Pendapat ini merujuk pada peran mulia Pertamina sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk kemakmuran rakyat. Redaktur menekankan bahwa keuntungan besar yang diperoleh oleh perusahaan seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, mungkin melalui subsidi bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.


17. Menurutmu, tanggapan redaktur tersebut ditujukan kepada siapa? Masyarakat atau pemerintah?



Jawaban:


Tanggapan redaktur tersebut lebih ditujukan kepada pemerintah daripada kepada masyarakat. Redaktur mengekspresikan kekritisan terhadap langkah-langkah dan alasan yang diambil oleh pemerintah, khususnya Pertamina, dalam konteks kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg. Opini tersebut mengajukan pertanyaan mengenai ketidakbijakan dan ketidaksimpatikan dalam tindakan pemerintah serta meragukan alasan yang diberikan oleh Pertamina.


Redaktur menyoroti reaksi dan langkah-langkah pemerintah, seperti rapat mendadak dan keputusan harga, serta menggugat kebijakan yang diambil oleh Pertamina sebagai badan negara yang memiliki tanggung jawab untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, tanggapan ini lebih mengarah pada kritik terhadap keputusan dan tindakan pemerintah daripada hanya mengomentari pandangan masyarakat.


18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak, atau netral?


Berdasarkan tulisan yang diberikan, sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut adalah kritis dan menunjukkan ketidaksetujuan terhadap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan Pertamina terkait kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg. Redaktur secara tegas mengkritik tindakan tersebut dengan menyebutnya "pahit," "tidak simpatik," "tidak bijak," dan "tidak logis."


Opini redaktur juga mengungkapkan keraguan terhadap alasan kerugian yang diberikan oleh Pertamina sebagai justifikasi kenaikan harga, serta menggambarkan reaksi pemerintah sebagai mungkin "reaksi semu" yang dipicu oleh tekanan dari berbagai pihak, termasuk pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat. Redaktur juga mengajukan alternatif pendekatan untuk menggunakan keuntungan besar yang diperoleh oleh perusahaan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.


Dengan demikian, sikap redaksi dalam hal ini adalah kritis dan menunjukkan penolakan terhadap langkah-langkah pemerintah dan Pertamina dalam kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg, serta mengemukakan pandangan alternatif terhadap pengelolaan keuntungan dan dampaknya terhadap rakyat.


19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam teks editorial tersebut?


Jawaban:


a. Pemerintah dan Pertamina:

   - Transparansi dan Komunikasi: Disarankan agar pemerintah dan Pertamina meningkatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat. Sosialisasi dan komunikasi yang lebih baik mengenai rencana kenaikan harga sebelumnya bisa membantu mengurangi kejutan dan keresahan di kalangan masyarakat.

   - Pertimbangan Dampak Sosial: Direkomendasikan agar pihak terkait lebih mempertimbangkan dampak sosial dari kenaikan harga, terutama terhadap kelompok masyarakat yang lebih rentan terhadap dampak ekonomi negatif. Pertimbangan tersebut harus melampaui pertimbangan keuangan semata.

   - Alternatif Solusi:Pemerintah dan Pertamina sebaiknya mempertimbangkan alternatif solusi untuk mengatasi tantangan ekonomi, seperti subsidi terarah bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan atau strategi lain yang mengurangi beban ekonomi masyarakat.


b. Pimpinan DPR RI, DPD RI, dan Politisi:

   - Kolaborasi Konstruktif: Disarankan agar pimpinan DPR RI, DPD RI, dan politisi lainnya menjalin dialog yang lebih konstruktif dan terbuka dengan pemerintah dan Pertamina. Kolaborasi ini dapat membantu mencari solusi bersama yang lebih akomodatif terhadap kepentingan masyarakat.


c. Masyarakat:

   - Keterlibatan Aktif: Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan mengawasi keputusan yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan negara. Keterlibatan masyarakat dapat membantu mendorong transparansi dan pertimbangan yang lebih komprehensif.


d. Pertamina:

   - Keseimbangan Antara Profit dan Kesejahteraan: Pertamina disarankan untuk mempertimbangkan dengan cermat keseimbangan antara tujuan keuntungan perusahaan dengan tanggung jawabnya sebagai pengelola minyak dan gas bumi demi kesejahteraan rakyat.


e. Pemerintah:

   - Pertimbangan Kebijakan Jangka Panjang: Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ekonomi, termasuk kenaikan harga energi, terhadap stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat.


f. Seluruh Pihak:

   - Dialog Terbuka: Disarankan agar semua pihak terlibat dalam dialog terbuka dan saling mendengarkan untuk mencapai pemahaman bersama dan solusi yang lebih baik.


Semoga ini membantu!




20. Buatlah ringkasan dengan menggunakan jawaban-jawabanmu sebelumnya!



Jawaban:


Ringkasan dari jawaban-jawaban sebelumnya:


Dalam konteks kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg oleh Pertamina, teks editorial mengekspresikan kritik dan ketidaksetujuan terhadap tindakan dan alasan pemerintah serta Pertamina. Kenaikan harga yang signifikan tanpa sosialisasi lebih awal dianggap tidak simpatik dan tidak bijak. Editorial meragukan alasan kerugian yang diberikan oleh Pertamina dan mengkritik reaksi pemerintah sebagai mungkin semu, sebagai tanggapan terhadap tekanan dari DPR RI, DPD RI, dan masyarakat.


Saran atau rekomendasi yang diajukan adalah transparansi dan komunikasi yang lebih baik, pertimbangan yang lebih komprehensif terhadap dampak sosial, dan pertimbangan alternatif terhadap solusi ekonomi. Redaktur juga menginginkan Pertamina untuk menjaga keseimbangan antara profit dan kesejahteraan rakyat, sambil mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ekonomi. Pimpinan DPR RI, DPD RI, dan politisi disarankan untuk menjalin dialog konstruktif, dan masyarakat diundang untuk keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan.


Semua saran ini bertujuan untuk mencapai transparansi, pertimbangan yang lebih baik, dan solusi yang lebih inklusif terhadap kenaikan harga elpiji dan dampaknya pada masyarakat.


No comments:

Post a Comment