Showing posts with label Sastra. Show all posts
Showing posts with label Sastra. Show all posts

Friday 21 April 2017

Ya Nabi Salam - Opick

Cm                          Fm
Ya Nabi Salam ‘Alaika
Bb                             D#
Ya Rasul Salam ‘Alaika
Cm                            Fm
Ya Habib Salam ‘Alaika
Bb                        D#
Shalawatullah ‘Alaika

***
Cm                                Fm
Engkau cahaya menerangi kelam dunia
Bb                                  D#
Engkau pelita dalam gelap jiwa
Cm                                   Fm
Engkau kekasih yang didamba setiap wajah
Bb                                    Cm
Engkau muhammad ya rasulullah

Cm                                       Fm
Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad
Bb                                    Cm
Ya rabbi shalli ‘alai wa salim

Fm                                Cm
Ya nabi Allah pelita hatiku
Bb                                   Cm
penerang jiwa cahaya mataku

back to **
intro : Cm    Fm     Bb     Cm
back to ***
interlude ke Dm

Kunci Gitar Bila Waktu Tlah Berakhir - Opick

Intro: Dm    A7    Bb    F    Gm    A7 (2x)

Dm                   A7                   Bb       F           Gm     A7
Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara
Dm               A7               Bb                F      Gm     F    Em  A7 
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi meninggalkan dirimu

Interlude: Dm     A7

Dm               A7                 Bb        F            Gm     A7
Bagaimanakah bila saatnya waktu terhenti tak kau sadari
Dm               A7                Bb           F    Gm           F        Em  A
Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali mengulang ke masa lalu
Dm  A7    Bb                 Gm  Dm  A7      Bb                Gm       F                     A7
Dunia dipenuhi dengan hiasan semua dan segala yang ada akan kembali kepadaNya

Reff
        Dm     C            Bb        F   Gm                  A7
        Bila waktu telah memanggil, teman sejati hanyalah amal
        Dm     C           Bb     F  Gm                   A7
        Bila waktu telah terhenti, teman sejati tinggallah sepi

Interlude: Fm    Em    Dm    Fm    Gm    Am    Bb    A7

Kembali ke: Reff

Interlude: Dm    C    Bb    F    Gm    A7

Dm     C           Bb     F  Gm                   A7
Bila waktu telah terhenti, teman sejati tinggallah sepi

Coda: Dm    A7    D

Monday 6 June 2016

Analisis Puisi Hujan Bulan Juni miliknya Sapardi Djoko Damono

 Hujan Bulan Juni
Oleh : Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
1989
Hujan dalam puisi tersebut mewakili tokoh dalam Puisi seolah lebih begitu dekat dengan pembaca, bahkan dapat mewakili pembaca dan membawa pembaca masuk kedalam suasana, kemungkinan pembaca memiliki rasa yang sama dengan yang dirasakan oleh hujan bulan Juni yaitu :

-  Hujan bulan Juni yang tabah, yang menahan dirinya (cintanya) untuk tidak turun ke bumi karena belum waktunya. Ini bisa diartikan sebagai seseorang yang menahan perasaannya (rindu atau cintanya) kepada seseorang karena belum waktunya untuk disampaikan.

- Hujan bulan Juni yang bijaksana, karena mampu menahan diri dan rindunya untuk bertemu dengan bunga-bunga (yang dicintainya).

- Hujan bulan Juni yang arif, karena dibiarkannnya (cintanya) yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga.

Puisi tersebut menggambarkan seseorang yang memiliki rasa rindu kepada orang lain, akan tetapi ragu-ragu atau merasa tidak mungkin untuk menyampaikannya, dan berusaha untuk menghilangkan atau menghapuskan rasa yang dimilikinya dan membiarkannya untuk disimpan. Bila dikaitkan dengan kenyataan , dari judulnya saja itu sudah merupakan sesuatu yang hampir tidak mungkin. Karena bulan Juni termasuk dalam musim kemarau, hujan tidak mungkin turun. Apabila dilihat dari tahun tercipta puisinya yaitu tahun 1989, yang pada saat itu musim kemarau dan musim hujan masih berjalan secara teratur, tidak seperti sekarang. Karena itulah hujan harus menahan diri untuk tidak turun ke bumi. Jadi, dapat ditafsirkan bahwa hujan bulan Juni merupakan wakil dari perasaan rindu atau cinta sang penyair kepada seseorang , dan tidak mungkin untuk disampaikan, dan membiarkannya untuk tetap tak tersampaikan.

jika dilihat dari penyairnya bahwa penyair mencintai seseorang dengan ragu-ragu sehingga penyair memilih bahwa persaannya lebih baik disimpannya tanpa orang yang dicintainya mengetahui.selain itu penyair menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca yaitu tentang beberapa aspek etika agar pembaca diharapkan memiliki sifat-sifat yang digambarkan pada puisi hujan bulan juni, yaitu sifat bijak, tabah,  dan arif dalam menghadapi segala hal atau mengambil suatu keputusan.

http://contoh-analisis-puisi.blogspot.co.id/2014/10/puisi-sapardi-djoko-damono-hujan-bulan.html