Wednesday, 22 December 2021

Anafora dan Katafora

 


Anafora adalah peranti dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan hal atau kata yang telah dinyatakan sebelumnya. Peranti itu dapat berupa kata ganti persona seperti dia, mereka, nomina tertentu, konjungsi, keterangan waktu, alat, dan cara. Perhatikan contoh yang berikut.


(1) Bu Mastuti belum mendapat pekerjaan, padahal dia memperoleh ijazah sarjananya dua tahun lalu.


(2) Pada tahun 1965 terjadi pemberontakan. Waktu itu Hardi baru berumur sepuluh tahun. Dia masih duduk di kelas tiga sekolah dasar.


(3) Jakarta memang merupakan kota metropolis. Di sana berbagai suku bangsa dapat ditemukan. Mereka hidup bertetangga meskipun sehari-hari memakai bahasa yang berlain-lainan.


Pada contoh (1) kata dia beranafora dengan Bu Mastuti. Pada contoh (2) frasa waktu itu dan tahun 1965 pada kalimat sebelumnya mempunyai hubungan anaforis. Demikian pula dia dan Hardi. Pada contoh (3) di sana secara anaforis berkaitan dengan Jakarta, sedangkan mereka dengan berbagai suku bangsa.


Kebalikan dari anafora adalah katafora, yakni rujuk silang terhadap anteseden yang ada di belakangnya. Perhatikan kalimat berikut.


 (4) Setelah dia masuk, langsung Tony memeluk adiknya.


Salah satu interpretasi dari kalimat di atas ialah bahwa dia merujuk pada Tony meskipun ada kemungkinan interpretasi lain. Gejala pemakaian pronomina seperti dia yang merujuk pada anteseden Tony yang berada di sebelah kanannya inilah yang disebut katafora.

Yang benar memanasi susu atau memanaskan susu?

 Penggunaan kata bahasa Indonesia memiliki perbedaan makna yang halus. Perbedaan makna itu dapat kita pahami dengan cara yang mencermatinya. Misalnya sebagai contoh sebagai berikut:

(1) Ibu harus memanasi susu Adik.

(2) Ibu harus memanaskan susu Adik.


Dari contoh di atas kita tahu bahwa hasil perbuatan dari kata kerja adalah sama, yaitu susunya menjadi panas. 

Perbedaan makna kata kerja dari dua contoh tersebut adalah proses pemanasannya. Kata kerja memanasi memberikan kesan seolah-olah kita menaruh alat pemanas pada susu, sehingga susu menjadi panas. Sebaliknya kata kerja memanaskan dapat bermakna perbuatan seseorang menaruh susu ke dalam panci kemudian dipanasi dengan air yang panas sehingga susu tadi menjadi panas.


CONTOH SOAL AKM

CONTOH SOAL AKM

LITERASI
A. Menentukan gagasan utama/ide pokok paragraf 
1. Bacalah teks berikut!

Pemerintah kota (Pemkot) Salatiga bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PT  Pertamina MOR IV berkoordinasi terkait penambahan stok hingga dua kali lipat elpiji tiga kilogram pada Juni 2016. Upaya tersebut sebagai langkah antisipasi dini supaya tidak terjadi kelangakaan elpiji di Kota Salatiga. Selama Ramadan hingga menjelang Lebaran diperkirakan kelangkaan elpiji tidak akan terjadi. Bulan sebelumnya, stok elpiji melon di Kota Salatiga hanya 2.240 tabung. Per Juni 2016 stok elpiji tiga kilogram bertambah menjadi 4.480.

Ide pokok paragraf tersebut adalah . . .

A. kerjasama pemerintah Salatiga dengan Pemprov Jawa Tengah

B. upaya menggulangi kelangkaan elpiji di Kota Salatiga

C. stok elpiji di Kota Salatiga

D. penambahan stok elpiji per Juni 2016

E. stok elpiji melon di Kota Salatiga

Kunci Jawaban: D

Pembahasan

Ide pokok paragraf di atas adalah penambahan stok elpiji per Juni 2016. Ide pokok paragraf tersebut terdapat pada kalimat pertama atau awal paragraf sehingga termasuk paragraf deduktif. Ide pokok bersifat umum dan dijelaskan dengan ide penjelas. Kalimat nomor 2. 3, 4, dan 5 berisi penjelasan mengenai tujuan dan alasan penambahan stok elpiji per Juni 2016.

2. Bacalah paragraf berikut!

Seseorang akan diuji dengan apa yang dia miliki. Ketika memiliki ilmu, dia akan diuji dengan seberapa jauh kemampuannya memanfaatkan ilmu. Ketika mempunyai harta, dia akan diuji dengan keikhlasannya mendistribusikan hartanya untuk orang lain. Di saat menduduki jabatan, ia akan diuji dengan seberapa jauh kemampuannya mempertanggungjawabkan wewenang yang diembannya.

Ide pokok paragraf tersebut adalah….

A. ujian hidup seseorang

B. kebahagiaan keluarga

C. seseorang memiliki harta

D. tanggung jawab wewenang

Kunci jawaban: A

Pembahasan

Ide pokok atau gagasan pokok adalah gagasan utama atau gagasan yang paling penting dalam paragraf.

Ide pokok paragraf di atas adalah ujian hidup seseorang. Ide pokok paragraf tersebut terdapat pada kalimat pertama atau awal paragraf sehingga termasuk paragraf deduktif. Ide pokok bersifat umum dan dijelaskan dengan ide penjelas. Kalimat nomor 2. 3, dan 4 berisi penjelasan mengenai macam-macam ujian hidup seseorang.

B. Menentukan simpulan paragraf

Bacalah teks berikut!

Bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan. Selain itu, bermain dapat digunakan untuk melatih otak si kecil agar siap belajar. Belajar pun bisa menangani emosi. Hal ini dapat diibaratkan otot, kalau tidak dilatih tidak akan terbentuk. Permainan memiliki banyak manfaat bagi anak dalam usia perkembangan.

Simpulan isi teks tersebut adalah ….

A. Bermain tak punya kaitan dengan kecerdasan anak.

B. Setiap anak usia perkembangan perlu diberikan permainan.

C. Permainan dapat mempengaruhi kondisi emosional anak.

D. Permainan hanya membuat anak menjadi senang semata.

Kunci Jawaban: B

Pembahasan

Kalimat simpulan adalah pendapat terakhir yang didapatkan dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya. Simpulan dapat diperoleh dari keseluruhan isi bacaan yang ada pada paragraf.

Kalimat simpulan yang tepat sesuai isi teks tersebut adalah Setiap anak usia perkembangan perlu diberikan permainan.  (opsi B). Hal ini, berdasarkan isi pernyataan-pernyataan sebelumnya yang berisi penjelasan mengenai manfaat permainan untuk hiburan dan sebagai sarana belajar.

Opsi A dan D tidak sesuai dengan isi teks. Opsi C merupakan salah satu pernyataan yang terdapat dalam teks. 

Tuesday, 21 December 2021

Apakah yang dimaksud dengan kalimat tunggal?

 Kalimat Tunggal


Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal itu berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan. Di samping itu, tidak mustahil ada pula unsur manasuka seperti keterangan tempat, waktu, dan alat. Dengan demikian, kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek, tetapi juga dapat panjang seperti terlihat pada contoh berikut.

(1) Dia akan pergi.

(2) Kami mahasiswa Atma Jaya.

(3) Guru matematika kami akan dikirim ke luar negeri.

(4) Pekerjaan dia mengawasi semua narapidana di sini.


Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baku?

Kita sebagai pemakai bahasa Indonesia, pernah berpikir, "Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baku?





Ragam bahasa orang yang berpendidikan, yakni bahasa dunia pendidikan, merupakan pokok yang sudah agak banyak ditelaah orang. Ragam itu jugalah yang kaidah-kaidahnya paling lengkap diperikan jika dibandingkan dengan ragam bahasa yang lain. Ragam itu tidak saja ditelaah dan diperikan, tetapi juga diajarkan di sekolah. Apa yang dahulu disebut bahasa Melayu Tinggi dikenal juga sebagai bahasa sekolah. Sejarah umum perkembangan bahasa menunjukkan bahwa ragam itu memperoleh gengsi dan wibawa yang tinggi karena ragam itu juga yang dipakai oleh kaum yang berpendidikan dan kemudian dapat menjadi pemuka di berbagai bidang kehidupan yang penting. Pemuka masyarakat yang berpendidikan umumnya terlatih dalam ragam sekolah itu. Ragam itulah yang dijadikan tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar. Fungsinya sebagai tolok menghasilkan nama bahasa baku atau bahasa standar baginya.


Proses tersebut terjadi di dalam banyak masyarakat bahasa yang terkemuka seperti Prancis, Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, dan Italia. Di Indonesia keadaannya agak berlainan: pejabat tinggi, pemuka, dan tokoh masyarakat kita dewasa ini berusia antara 50 dan 70 tahun dan tidak semuanya memperoleh kesempatan memahiri ragam à bahasa sekolah dengan secukupnya. Peristiwa revolusi kemerdekaan kita agaknya yang menjadi musababnya. Karena itu, mungkin tidak amat tepat menyamakan bahasa Indonesia yang baku dengan bahasa golongan pemimpin masyarakat secara menyeluruh. Masalahnya di Indonesia ialah kemahiran berbahasa yang benar, walaupun dihargai, belum menjadi prasyarat untuk kedudukan yang terkemuka di dalam masyarakat kita. Mengingat kenyataan tersebut di atas kita perlu kembali ke dunia pendidikan yang menurut adat menjadi persemaian para pemimpin. Ragam bahasa yang diajarkan dan dikembangkan di dalam lingkungan itulah yang akan menjadi ragam bahasa calon pemimpin kita sehingga pada suatu saat bahasa Indonesia yang baku memang dapat disamakan dengan ragam bahasa golongan pemuka yang memancarkan gengsi dan wibawa kemasyarakatan. Oleh sebab itu, di Indonesia, semua proses pembakuan hendaknya bermula pada ragam bahasa pendidikan dengan berbagai coraknya dari sudut pandangan sikap, bidang, dan sarananya. 


Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang memunculkan bentuk perasa dan perumus dengan taat asas harus dapat menghasilkan bentuk perajin dan perusak, bukan pengrajin dan pengrusak. Kehomoniman yang timbul akibat penerapan kaidah itu bukan alasan yang cukup kuat untuk menghalalkan penyimpangan itu. Bahasa mana pun tidak dapat luput dari kehomoniman. Di pihak lain, keman tapan itu tidak kaku, tetapi cukup luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosakata dan peristilahan serta meng izinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan di dalam kehidupan modern. Misalnya, di bidang peristilahan muncul keperluan untuk membeda kan pelanggan 'orang yang berlanggan(an)' dan langganan 'orang yang tetap menjual barang kepada orang lain; hal menerima terbitan atau jasa atas pesanan secara teratur'. Ragam baku yang baru, antara lain, dalam penulisan laporan, karangan ilmiah, undangan, dan percakapan telepon perlu dikembangkan lebih lanjut.


Ciri kedua yang menandai bahasa baku ialah sifat kecendekiaan-nya Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Proses pencendekiaan bahasa itu amat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber pada bahasa asing, harus dapat dilangsungkan lewat buku bahasa Indonesia. Akan tetapi, karena proses bernalar secara cendekia bersifat semesta dan bukan monopoli suatu bangsa semata-mata, pencendekiaan bahasa Indonesia tidak perlu diartikan sebagai pembaratan bahasa.


Baku atau standar berpraanggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa. Itulah ciri ketiga ragam bahasa yang baku. Setelah mengenali ketiga ciri umum yang melekat pada ragam standar bahasa kita, baiklah kita beralih ke pembicaraan tentang lajunya proses pembakuan di bidang ejaan, lafal, kosakata, dan tata bahasa sampai kini.