Sunday, 6 August 2023

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata

 


Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata


Definisi Umum:

Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan tentang perjalanan perjuangan sekelompok anak-anak miskin di desa Gantong, Belitong, untuk meraih pendidikan yang lebih baik. Dalam ceritanya, buku ini membawa pesan inspiratif mengenai tekad, persahabatan, dan semangat dalam menghadapi tantangan kehidupan.


Deskripsi Bagian:


1. Pengenalan Karakter dan Latar Belakang:

   Novel ini dimulai dengan memperkenalkan pembaca pada karakter-karakter utama, termasuk Ikal, Lintang, Mahar, Harun, A Kiong, dan Sahara. Melalui narasi, pembaca diberi gambaran tentang kehidupan mereka di desa Gantong yang sederhana dan kondisi sosial-ekonomi mereka yang minim. Penulis menguraikan lingkungan di sekitar mereka serta kerumitan perasaan dan dinamika hubungan antarkarakter.


2. Perjuangan dalam Pendidikan dan Pertumbuhan Karakter:

   Setiap perbab dalam novel ini menyoroti berbagai rintangan dan tantangan yang dihadapi oleh Laskar Pelangi dalam mengejar pendidikan di SD Muhammadiyah yang terancam ditutup. Bagian-bagian ini menguraikan beragam situasi yang menggambarkan usaha keras mereka untuk tetap bersekolah, termasuk usaha mengumpulkan dana dan mengatasi hambatan dari berbagai pihak. Penulis menggambarkan perubahan dalam karakter mereka seiring dengan pertumbuhan, penemuan identitas diri, serta semangat untuk meraih impian meskipun dalam kondisi yang sulit.


Deskripsi Manfaat:


1. Pentingnya Pendidikan dan Tekad:

   Melalui perjalanan pendidikan para karakter, novel ini menunjukkan bagaimana pendidikan memiliki peran besar dalam mengubah nasib dan memberi harapan baru. Buku ini memberikan pelajaran tentang pentingnya memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan dan meraih keberhasilan meskipun dari latar belakang yang sulit.


2. Dampak Guru dan Hubungan Antara Manusia:

   Penekanan diberikan pada hubungan istimewa antara guru, terutama Bu Mus, dengan murid-muridnya. Cerita ini membuktikan bagaimana seorang guru yang peduli dan inspiratif memiliki potensi untuk mengubah arah hidup siswa. Hubungan manusia yang mendalam dan berdampak positif menjadi salah satu nilai utama dalam novel ini.


3. Nilai Persahabatan dan Keberanian:

   Melalui interaksi antaranggota Laskar Pelangi, pembaca diajak untuk mengamati perkembangan hubungan persahabatan yang kuat. Konflik dan dukungan di antara mereka menggambarkan bagaimana nilai-nilai persahabatan dan keberanian dapat mengatasi segala rintangan. Hal ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya memiliki teman sejati dan berani dalam menghadapi masalah.


Kesimpulan:


Dengan mendetailkan setiap perbab dalam novel, kita dapat memahami lebih dalam tentang perjuangan anak-anak Laskar Pelangi dalam mendapatkan pendidikan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Novel ini memberikan gambaran komprehensif tentang tekad, persahabatan, dan semangat dalam menghadapi tantangan, memberikan pembaca pesan yang menginspirasi dan mengangkat semangat manusia dalam mengatasi kesulitan.

30 soal pilihan ganda yang dibuat berdasarkan teks tentang kunang-kunang beserta dengan pilihan jawaban dan pembahasan:

Bacalah teks berikut ini dengan cermat!



Kunang-Kunang 


Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.


Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.


Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.


Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang bertekstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2 Cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.


Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.


Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.


Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.


(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)


Soal berikut ini adalah 30 soal pilihan ganda yang dibuat berdasarkan teks tentang kunang-kunang beserta dengan pilihan jawaban dan pembahasan:


Soal 1: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar di malam hari?

A. Sinar ultraviolet

B. Sinar inframerah

C. Sinar dingin

D. Sinar matahari

E. Sinar laser


Jawaban: C. Sinar dingin


Pembahasan: Pada teks dijelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan cahaya yang jelas terlihat di malam hari melalui "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 2: Di mana kunang-kunang umumnya ditemukan?

A. Gurun pasir

B. Gunung berapi

C. Daerah perkotaan

D. Rawat rawa

E. Kutub utara


Jawaban: D. Rawa-rawa


Pembahasan: Teks mengatakan bahwa kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan.


---


Soal 3: Berapa jumlah telur kunang-kunang yang biasanya diletakkan dalam satu tempat bertelur?

A. 10-50 butir

B. 50-100 butir

C. 100-500 butir

D. 500-1000 butir

E. Lebih dari 1000 butir


Jawaban: C. 100-500 butir


Pembahasan:Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang bertelur pada hari gelap dan meletakkan telur-telurnya, yang bisa berjumlah antara 100 hingga 500 butir, di berbagai tempat seperti tanah, ranting, rumput, dan daun-daunan.


---


Soal 4: Apa tujuan kunang-kunang betina memancarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk mencari makanan

B. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

C. Untuk menarik pasangan

D. Untuk berburu mangsa

E. Untuk mengusir serangga lain


Jawaban: C. Untuk menarik pasangan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang betina menggunakan cahaya yang dipancarkan saat berkelap-kelip untuk menarik pejantan dan pasangan.


---


Soal 5: Apa peran kunang-kunang sebagai bioindikator?

A. Membantu dalam proses penyerbukan

B. Menjadi pembasmi hama alami

C. Memberi peringatan kepada pemangsa

D. Menilai kebersihan dan kealamian suatu daerah

E. Menghasilkan cahaya ultraviolet


Jawaban: D. Menilai kebersihan dan kealamian suatu daerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang berfungsi sebagai penanda kesehatan ekosistem (bioindikator) yang membantu manusia menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar.


---


Soal 6: Apa yang menjadi makanan utama kunang-kunang?

A. Nectar bunga

B. Ikan dan plankton

C. Serangga dan cacing

D. Daging burung

E. Tumbuhan berdaun lebar


Jawaban: C. Serangga dan cacing


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa makanan kunang-kunang meliputi cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing.


---


Soal 7: Bagaimana kunang-kunang menghasilkan cahaya?

A. Dari sinar ultraviolet

B. Dari panas tubuhnya

C. Dari reaksi kimia dalam tubuhnya

D. Dari panas matahari

E. Dari sinar inframerah


Jawaban: C. Dari reaksi kimia dalam tubuhnya


Pembahasan: Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam teks, cahaya kunang-kunang dihasilkan melalui reaksi kimia yang dikenal sebagai bioluminesensi.


---


Soal 8: Apa yang menjadi peran cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang?

A. Memikat mangsa

B. Mengusir pemangsa

C. Menyediakan panas bagi kunang-kunang

D. Memancing hujan

E. Mencairkan salju di sekitarnya


Jawaban: B. Mengusir pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 9: Apa peran kunang-kunang dalam penyerbukan?

A. Menjaga tanah tetap subur

B. Membantu pertumbuhan tumbuhan air

C. Menghasilkan madu

D. Membantu penyerbukan tumbuhan

E. Membantu menghasilkan oksigen


Jawaban: D. Membantu penyerbukan tumbuhan


Pembahasan: Teks tidak secara langsung membahas tentang peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini tidak benar-benar sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 10: Di mana kunang-kunang umumnya tidak ditemukan?

A. Rawa-rawa

B. Hutan bakau

C. Ranting pohon

D. Daerah yang banyak pepohonan

E. Gurun pasir


Jawaban: E. Gurun pasir


Pembahasan: Teks mengatakan bahwa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah dengan banyak pepohonan, bukan di gurun pasir.


---


Soal 11: Apa yang dilakukan kunang-kunang betina setelah pejantan mendekat saat ia berkelap-kelip?

A. Ia menghindar dan bersembunyi

B. Ia terbang menjauh dari pejantan

C. Ia memeriksa kondisi pejantan terlebih dahulu

D. Ia memangsa pejantan

E. Ia merangkul pejantan


Jawaban: D. Ia memangsa pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa setelah pejantan mendekat saat kunang-kunang betina berkelap-kelip, sang betina memangsanya.


---


Soal 12: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar terlihat?

A. Cahaya matahari

B. Panas tubuhnya

C. Cahaya bulan

D. Sinar ultraviolet

E. Bioluminesensi


Jawaban: E. Bioluminesensi


Pembahasan: Meskipun istilah "bioluminesensi" tidak disebutkan secara langsung dalam teks, itu adalah proses yang menjelaskan mengapa kunang-kunang mengeluarkan cahaya.


---


Soal 13: Apa manfaat dari kemampuan kunang-kunang berkelap-kelip bagi betina?

A. Menarik perhatian manusia

B. Mengusir serangga lain

C. Melindungi diri dari pemangsa

D. Menarik perhatian pejantan

E. Memangsa mangsa lebih mudah


Jawaban: D. Menarik perhatian pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang betina menggunakan cahaya berkelap-kelip untuk menarik perhatian pejantan.


---


Soal 14: Bagaimana kunang-kunang memperingatkan pemangsa potensial?

A. Melolong seperti serigala

B. Mengeluarkan bau tak sedap

C. Berteriak keras

D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa

E. Mengeluarkan racun dari tubuhnya


Jawaban: D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa mereka tidak enak dimakan.


---


Soal 15: Apa yang membuat kunang-kunang berbeda dari serangga lainnya?

A. Warna terang dan mencolok

B. Kemampuan terbang cepat

C. Kemampuan berbicara dengan manusia

D. Kemampuan melihat di malam hari

E. Cahaya yang dihasilkan


Jawaban: E. Cahaya yang dihasilkan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa yang membedakan kunang-kunang adalah kemampuannya menghasilkan cahaya.


---


Soal 16: Bagaimana kunang-kunang membantu dalam proses penyerbukan?

A. Mencium bunga untuk menarik serangga lain

B. Menjaga tanah tetap subur

C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

D. Menciptakan angin yang membantu penyerbukan

E. Menyebarkan spora tumbuhan


Jawaban: C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara langsung membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini tidak sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 17: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus menyebutkan bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 18: Mengapa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab?

A. Karena suka berendam di air

B. Karena lebih mudah bersembunyi dari pemangsa

C. Karena cahaya lebih terlihat di tempat lembab

D. Karena banyak mangsa di daerah lembab

E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Jawaban: E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang ditemukan di tempat lembab seperti rawa-rawa dan hutan bakau, karena tempat-tempat tersebut cocok untuk meletakkan telur dan perkembangan kunang-kunang.


---


Soal 19: Apa yang dimaksud dengan "sinar dingin" yang dihasilkan oleh kunang-kunang?

A. Sinar matahari di pagi hari

B. Sinar inframerah

C. Sinar ultraviolet

D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah

E. Sinar sinar-X


Jawaban: D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 20: Apa tujuan kunang-kunang mengeluarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk berburu mangsa

B. Untuk menghangatkan tubuhnya

C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

D. Untuk menunjukkan kecantikannya

E. Untuk memancing ikan


Jawaban: C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 21: Apa yang dilakukan kunang-kunang betina setelah pejantan mendekat saat ia berkelap-kelip?

A. Ia menghindar dan bersembunyi

B. Ia terbang menjauh dari pejantan

C. Ia memeriksa kondisi pejantan terlebih dahulu

D. Ia memangsa pejantan

E. Ia merangkul pejantan


Jawaban: D. Ia memangsa pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa setelah pejantan mendekat saat kunang-kunang betina berkelap-kelip, sang betina memangsanya.


---


Soal 22: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar terlihat?

A. Cahaya matahari

B. Panas tubuhnya

C. Cahaya bulan

D. Sinar ultraviolet

E. Bioluminesensi


Jawaban: E. Bioluminesensi


Pembahasan: Meskipun istilah "bioluminesensi" tidak disebutkan secara langsung dalam teks, itu adalah proses yang menjelaskan mengapa kunang-kunang mengeluarkan cahaya.


---


Soal 23: Bagaimana kunang-kunang memperingatkan pemangsa potensial?

A. Melolong seperti serigala

B. Mengeluarkan bau tak sedap

C. Berteriak keras

D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa

E. Mengeluarkan racun dari tubuhnya


Jawaban: D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa mereka tidak enak dimakan.


---


Soal 24: Apa peran kunang-kunang dalam penyerbukan?

A. Menjaga tanah tetap subur

B. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

C. Menyebarkan spora tumbuhan

D. Menghasilkan madu

E. Menarik perhatian pemangsa


Jawaban: B. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 25: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 26: Mengapa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab?

A. Karena suka berendam di air

B. Karena lebih mudah bersembunyi dari pemangsa

C. Karena cahaya lebih terlihat di tempat lembab

D. Karena banyak mangsa di daerah lembab

E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Jawaban: E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur**


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang ditemukan di tempat lembab seperti rawa-rawa dan hutan bakau, karena tempat-tempat tersebut cocok untuk meletakkan telur dan perkembangan kunang-kunang.


---


Soal 27: Apa yang dimaksud dengan "sinar dingin" yang dihasilkan oleh kunang-kunang?

A. Sinar matahari di pagi hari

B. Sinar inframerah

C. Sinar ultraviolet

D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah

E. Sinar sinar-X


Jawaban: D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 28: Apa tujuan kunang-kunang mengeluarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk berburu mangsa

B. Untuk menghangatkan tubuhnya

C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

D. Untuk menunjukkan kecantikannya

E. Untuk memancing ikan


Jawaban: C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa


Pembahasan:Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 29: Bagaimana kunang-kunang membantu dalam proses penyerbukan?

A. Mencium bunga untuk menarik serangga lain

B. Menjaga tanah tetap subur

C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

D. Menciptakan angin yang membantu penyerbukan

E. Menyebarkan spora tumbuhan


Jawaban: C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 30: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


Saturday, 5 August 2023

Contoh teks laporan hasil observasi kota Sleman

Teks laporan hasil observasi adalah jenis teks yang berisi informasi yang diperoleh melalui pengamatan sistematis terhadap suatu fenomena atau objek. Tujuan dari teks ini adalah untuk menyajikan data yang telah dikumpulkan selama observasi dan menganalisisnya dengan cara yang sistematis dan obyektif. Laporan hasil observasi dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti penelitian ilmiah, studi lapangan, analisis sosial, atau evaluasi kinerja suatu proses atau objek.



struktur teks laporan hasil observasi yang terdiri dari definisi umum, deskripsi-deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat:


Definisi Umum: Definisi umum adalah bagian pembuka dalam laporan hasil observasi. Di sini, penulis memberikan gambaran umum tentang topik yang akan diamati dan dijelaskan dalam laporan. Definisi umum ini berfungsi untuk memberikan latar belakang kepada pembaca mengenai apa yang akan dibahas dalam laporan observasi. Dalam definisi umum, penulis dapat menjelaskan tujuan observasi, mengidentifikasi fenomena atau objek yang diamati, dan memberikan konteks mengenai mengapa observasi tersebut dilakukan.


Deskripsi-Deskripsi Bagian: Bagian ini merupakan inti dari laporan hasil observasi. Di sini, penulis akan memberikan detail tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati selama proses observasi. Setiap bagian atau aspek ini akan dijelaskan secara terperinci, menyajikan data yang dikumpulkan selama observasi. Deskripsi-deskripsi ini harus objektif, jelas, dan rinci agar pembaca dapat memahami dengan baik apa yang telah diamati oleh penulis.


Misalnya, jika observasi dilakukan terhadap suatu lingkungan alam, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup detail mengenai flora dan fauna yang ada, kondisi cuaca, morfologi tanah, dan sebagainya. Jika observasi dilakukan pada manusia atau perilaku sosial, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup perilaku, interaksi, ekspresi, dan sejenisnya.


Deskripsi Manfaat: Setelah memberikan deskripsi rinci tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati, bagian terakhir dari laporan hasil observasi adalah deskripsi manfaat. Di sini, penulis menjelaskan mengapa observasi ini memiliki nilai atau relevansi penting. Deskripsi ini dapat merujuk pada tujuan awal observasi dan menguraikan bagaimana temuan dari observasi dapat memberikan wawasan baru, informasi bermanfaat, atau kontribusi terhadap pengetahuan atau praktik di bidang yang terkait.


Deskripsi manfaat juga bisa merujuk pada potensi implikasi praktis dari hasil observasi, seperti dalam pengambilan keputusan, perencanaan, atau perbaikan proses. Bagian ini seharusnya memperkuat alasan mengapa observasi ini bernilai dan relevan untuk dibahas.


Dengan mengikuti struktur ini, teks laporan hasil observasi akan menjadi lebih terorganisir, informatif, dan memungkinkan pembaca untuk memahami secara menyeluruh apa yang telah diamati dan apa implikasinya.



Berikut contoh teks laporan hasil observasi:


Teks Laporan Hasil Observasi: Kota Sleman, Yogyakarta




1. Definisi Umum:

Kota Sleman merupakan salah satu wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Dikenal dengan keindahan alamnya dan keberagaman budayanya, Kota Sleman memiliki perpaduan antara kemajuan perkotaan dan pesona alam yang menarik. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam tentang aspek-aspek yang membangun identitas kota ini, mulai dari lingkungan fisik, kehidupan masyarakat, hingga aspek budaya yang melekat di dalamnya.


2. Deskripsi Bagian:

a. Lingkungan Fisik:Dalam observasi ini, berbagai aspek lingkungan fisik Kota Sleman diamati. Ditemukan bahwa kota ini memiliki iklim tropis dengan cuaca yang cenderung hangat sepanjang tahun. Keberagaman topografi terlihat dari dataran rendah hingga pegunungan, mempengaruhi pola penanaman dan pemanfaatan lahan. Selain itu, sungai-sungai seperti Kali Gajahwong dan Kali Code memainkan peran penting dalam tata air dan kehidupan masyarakat.


b. Kehidupan Masyarakat: Observasi juga melibatkan pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Sleman. Terlihat bahwa masyarakat memiliki semangat gotong royong yang kuat, terlihat dari kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dan mengadakan kegiatan sosial bersama. Kehidupan pedesaan dan perkotaan berdampingan, dengan masyarakat yang menjaga tradisi sambil tetap mengadopsi inovasi modern.


c. Aspek Budaya: Aspek budaya sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Kota Sleman. Observasi menunjukkan bahwa seni dan budaya lokal seperti tari-tarian tradisional dan pertunjukan seni daerah tetap dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi. Pameran kerajinan tangan lokal dan festival budaya menjadi wadah bagi masyarakat untuk merayakan warisan budaya mereka.


3. Deskripsi Manfaat:

Observasi ini memberikan wawasan mendalam tentang keunikan dan kekayaan Kota Sleman. Hasil pengamatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program pelestarian lingkungan, mempromosikan pariwisata berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal. Informasi dari observasi ini juga dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dan memperkuat identitas kota dalam konteks nasional dan internasional.


Dengan demikian, observasi ini bukan hanya memberikan gambaran lebih mendalam tentang Kota Sleman, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan pelestarian kota ini dalam jangka panjang.



Bahasa yang Digunakan dalam Laporan Hasil Observasi


Bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi umumnya bersifat ilmiah. Ini karena laporan hasil observasi merupakan bagian dari komunikasi ilmiah yang digunakan untuk menyampaikan temuan, data, dan informasi yang diperoleh dari observasi atau penelitian tertentu. Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari bahasa sehari-hari atau bahasa populer. Beberapa ciri bahasa ilmiah yang umumnya ditemukan dalam laporan hasil observasi meliputi:

berikut adalah penjelasan lengkap tentang ciri-ciri bahasa ilmiah dalam teks laporan hasil observasi beserta contoh-contohnya:


Ketepatan dan Kehati-hatian: Bahasa ilmiah menggunakan kata-kata yang tepat dan hati-hati untuk menghindari ambiguitas atau interpretasi yang salah. Kata-kata digunakan dengan cermat untuk menjelaskan konsep atau temuan secara akurat.

Contoh: "Peningkatan suhu rata-rata global sebesar 1 derajat Celsius selama dua dekade terakhir telah menghasilkan perubahan signifikan dalam pola cuaca di seluruh dunia."


Objektivitas: Bahasa ilmiah cenderung netral dan tidak emosional. Penyampaian informasi didasarkan pada data dan fakta yang dapat diverifikasi.

Contoh: "Data analisis menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat polusi udara dan prevalensi masalah pernapasan pada populasi yang diteliti."


Jelas dan Terstruktur: Bahasa ilmiah memprioritaskan kejelasan dan struktur. Kalimat-kalimat cenderung lebih panjang dan kompleks, namun tetap teratur untuk memastikan informasi disampaikan dengan baik.

Contoh: "Hasil uji coba menunjukkan bahwa kelompok yang terpapar cahaya intensitas tinggi selama periode waktu yang lebih lama mengalami peningkatan produksi hormon melatonin yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol."


Kekhususan Istilah: Bahasa ilmiah menggunakan istilah-istilah teknis dan spesifik yang memiliki arti khusus dalam konteks ilmiah tertentu. Ini membantu menghindari kebingungan dan memastikan pemahaman yang akurat.

Contoh: "Klorofill-a merupakan pigmen fotosintesis utama pada tanaman dan alga yang berperan dalam menyerap energi cahaya untuk menghasilkan glukosa."


Referensi dan Sumber: Laporan hasil observasi dalam bahasa ilmiah sering mengandung referensi ke penelitian sebelumnya atau sumber-sumber yang mendukung temuan yang dijelaskan dalam laporan.

Contoh: "Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Smith et al. (2018), yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara signifikan mempengaruhi tingkat stres."


Satuan dan Pengukuran: Keterangan data dan hasil observasi dilengkapi dengan satuan pengukuran yang jelas untuk menghindari kerancuan.

Contoh: "Kecepatan reaksi kimia ini meningkat seiring peningkatan konsentrasi zat pengkatalis."


Tidak Mengandung Argumen Pribadi: Bahasa ilmiah berbasis pada fakta dan bukti yang dapat diuji, bukan pada opini atau argumen pribadi.

Contoh: "Meskipun beberapa penelitian mendukung hipotesis X, analisis kami tidak menghasilkan bukti yang cukup kuat untuk mendukung kesimpulan tersebut."


Netralitas dan Kehati-hatian dalam Pernyataan: Bahasa ilmiah mencerminkan netralitas dalam pernyataan dan menghindari overgeneralisasi atau klaim yang tidak dapat dibuktikan sepenuhnya.

Contoh: "Terdapat kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil ini, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut."


Dengan memahami dan menerapkan ciri-ciri bahasa ilmiah ini, laporan hasil observasi Anda akan lebih tepat, jelas, dan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca yang berkepentingan dalam bidang yang sama.



Monday, 31 July 2023

Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

 Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara


Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini. Maklum sebagai sang Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan bidadari.


"Mirip cerita Jaka Tarub saja," gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri sendiri. "Lagi pula, setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan."


Lebih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu. Namun, merata di seluruh negara, menyebabkan Prabu Airlangga dan Patih Narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada Empu Barada untuk meredam sepak terjang wanita menakutkan itu. Empu Barada benar-benar sakti. Empu itu menebas pelepah daun keluwih yang melayang terbang ketika dibacakan japa mantra. Beralaskan pelepah daun itulah Empu Barada terbang membubung ke langit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit. Empu Barada melihat, ampak-ampak pedhut itu memang sangat luas dan menelan luas negara dari ujung ke ujung. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara yang datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikit pun.


"Hanya sebuah dongeng," gumam Gajah Mada untuk diri sendiri. Kabut tebal itu memang mengurangi jarak pandang dan mengganggu siapa pun untuk mengetahui keadaan di sekitarnya. Ketika sebelumnya siapa pun tak sempat memikirkan, itulah saatnya siapa pun mendadak merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa. Pada wilayah yang kabutnya benar-benar tebal, untuk mengenali benda-benda di sekitarnya harus dengan meraba-raba.


Akan tetapi, tidak demikian dengan anjing yang menggonggong sahut- sahutan ramai sekali. Apa yang dilakukan anjing itu laporannya akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gajah Enggon yang meminta izin untuk bertemu segera melepas warastra, sanderan dengan ciri-ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang sama melalui isyarat khusus pula. Dari jawaban anak panah itu Gajah Enggon dan Gagak Bongol mengetahui di mana Gajah Mada berada. Gagak Bongol dan Enggon segera melaporkan temuannya.


"Ditemukan mayat lagi, Kakang Gajah," Gajah Enggon melaporkan. Gajah Mada memandangi wajah samar-samar di depannya. "Mayat siapa?"


"Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah menancap tepat di tenggorokannya. Tak ada jejak perkelahian apa pun, sasaran menjadi korban tanpa menyadari arah bidikan anak panah tertuju kepadanya."


Gajah Mada merasa tak nyaman memperoleh laporan itu. Orang yang. mampu melepas anak panah dengan sasaran sulit pastilah orang yang sangat menguasai sifat gendewa dan anak panahnya. Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Adakah prajurit Bhayangkara yang terlibat?"


"Dan kami temukan mayat kedua," Gagak Bongol menambahkan. "Pelaku pembunuhan menggunakan anak panah itu mati dipatuk ular.


Mayatnya dicabik-cabik beberapa ekor anjing. Pembunuh yang terbunuh ini, menyisakan jejak rasa kecewa di hati kita, Kakang. Aku tahu, Kakang Gajah pasti kecewa mengetahui siapa dia?"


Gajah Mada menengadah memandang langit. Namun, tak ada apa pun yang tampak kecuali warna pedhut yang makin menghitam legam.


"Bhayangkara?"


"Ya," jawab Gagak Bongol. "Siapa?" lanjut Gajah Mada.


Gagak Bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Patih Daha Gajah Mada untuk menemukan sendiri jawabnya. Nama pembunuh yang mati dipatuk ular itu tentu berada di barisan yang tersisa dari nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya. Nama-nama itu adalah Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Gajah Enggon, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Panji Saprang yang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti mati dibunuh Gajah Mada di terowongan bawah tanah ketika pontang-panting menyelamatkan Sri Jayanegara. Bhayangkara Risang Panjer Lawang gugur di Mojoagung, dibunuh dengan cara licik oleh pengkhianat kaki tangan Ra Kuti. Selanjutnya, Mahisa Kingkin terbunuh oleh Gagak Bongol sebagai korban fitnah di Hangawiyat. Terakhir, Singa Parepen atau Bango Lumayang yang berkhianat mati dibunuhnya di Bedander ketika kamanungsan sebagai pengkhianat.


(Sumber: Gajah Mada Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara karya Langit Kresna Hariadi, halaman 109-111).


Setelah membaca kutipan novel tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.


1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat?


Jawab:


Latar waktu cerita dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" tidak secara eksplisit disebutkan dalam kutipan tersebut. Namun, dengan referensi tokoh dan peristiwa sejarah yang disebutkan, serta lokasi cerita yang berpusat di Kerajaan Majapahit, dapat disimpulkan bahwa latar waktu cerita ini berada pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.


Sejarah Kerajaan Majapahit mencakup periode dari awal pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) pada tahun 1293 hingga akhir pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun 1389. Pada masa ini, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di wilayah Nusantara.


Meskipun kutipan tersebut tidak memberikan tanggal atau periode waktu yang spesifik, namun dengan referensi pada tokoh-tokoh sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kerajaan Majapahit, latar waktu cerita dapat diasumsikan berada pada masa tersebut, yaitu sekitar abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.



2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?


Jawab:


Dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, latar tempat cerita dibuat di Kerajaan Majapahit. Beberapa tempat yang disebutkan dalam kutipan tersebut adalah:


(1)Kerajaan Majapahit: Merupakan pusat cerita dan tempat di mana sebagian besar peristiwa terjadi. Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan bersejarah yang berlokasi di Pulau Jawa, Indonesia, pada abad ke-13 hingga ke-15.


(2)Mojoagung: Merupakan tempat di mana salah satu pembunuh ditemukan mati karena dipatuk ular dan dicabik-cabik anjing. Mojoagung adalah sebuah kota di Jawa Timur, Indonesia.


(3) Bedander: Tempat di mana salah satu prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan menjadi pembunuh akhirnya mati karena tindakannya. Lokasi Bedander dalam konteks sejarah tidak secara jelas diidentifikasi, namun dapat dikaitkan dengan wilayah Majapahit.


Kerajaan Majapahit dan beberapa tempat di dalamnya adalah latar tempat di mana peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut berlangsung. Latar ini mengacu pada periode sejarah Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Sri Jayanegara.



3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, beberapa peristiwa yang dikisahkan dalam cerita antara lain:


(1) Kabut Tebal dan Bidadari: Kabut tebal yang disebabkan oleh para bidadari turun dari kayangan melalui pelangi. Kabut ini membuat wajah cantik para bidadari tersembunyi agar tidak dipergoki manusia. Namun, Gajah Mada meragukan kebenaran cerita tersebut dan menganggapnya sebagai dongeng.


(2)Calon Arang dan Kabut Tebal: Peristiwa di mana penyihir bernama Calon Arang marah dan menyebabkan kabut tebal dengan menebar tenung. Kabut ini menyebabkan penyakit menyebar di seluruh negara, dan Prabu Airlangga dan Patih Narottama meminta bantuan Empu Barada untuk mengatasi masalah tersebut.


(3)Temuan Mayat: Gajah Mada menerima laporan tentang temuan dua mayat prajurit. Mayat pertama adalah Klabang Gendis, yang tewas akibat ditusuk anak panah tepat di tenggorokannya. Mayat kedua adalah seorang pembunuh yang tewas karena dipatuk ular dan dicabik-cabik oleh anjing.


(4) Investigasi dan Penyelidikan: Gajah Mada, Gagak Bongol, dan Gajah Enggon melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pembunuh-pembunuh tersebut. Mereka mencurigai prajurit Bhayangkara karena keahlian anak panah dan kecakapan khususnya.


(5)Penyebutan Nama-nama Prajurit Bhayangkara: Dalam kutipan tersebut disebutkan beberapa nama prajurit Bhayangkara, yaitu Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Mereka adalah prajurit yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan beberapa di antaranya telah terlibat dalam kasus pembunuhan.


Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa cerita "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" menyoroti peristiwa kehidupan Gajah Mada, investigasi atas pembunuhan, dan konflik di lingkungan kerajaan Majapahit.


4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi, berikut adalah beberapa tokoh yang terlibat dalam penceritaan:


(1)Gajah Mada: Merupakan tokoh utama dan pahlawan dalam cerita. Dia adalah Patih Daha di Kerajaan Majapahit, yang dikenal karena ambisinya untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.


(2) Gajah Enggon dan Gagak Bongol: Merupakan dua senopati di bawah pimpinan Gajah Mada yang membantu dalam investigasi pembunuhan yang terjadi di dalam cerita.


(3)Patih Daha: Sebutan lain untuk Gajah Mada, yang menandakan bahwa dia adalah pejabat tinggi di Kerajaan Majapahit.


(4)Bhayangkara: Merupakan kelompok pasukan elit di Kerajaan Majapahit yang dilatih untuk keahlian khusus seperti memanah.


(5) Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol: Nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan terlibat dalam investigasi pembunuhan.


(6) Panji Saprang dan Bhayangkara Risang Panjer Lawang: Dua prajurit Bhayangkara yang telah berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatan mereka.


(7) Mahisa Kingkin: Prajurit Bhayangkara lainnya yang juga akhirnya terbunuh karena fitnah.


(8) Singa Parepen atau Bango Lumayang: Prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatannya.


Dari kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa novel ini menggambarkan konflik, pengkhianatan, dan investigasi yang melibatkan Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara di Kerajaan Majapahit.



5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, tidak terdapat indikasi atau penanda eksplisit yang secara jelas menyebutkan bahwa novel tersebut tergolong sebagai "novel sejarah." Namun, ada beberapa elemen yang menunjukkan bahwa cerita ini memiliki latar sejarah dan mengandung referensi dari masa lalu:


(1)Penggunaan nama-nama tokoh bersejarah: Dalam kutipan tersebut, terdapat penampilan beberapa tokoh bersejarah, seperti Gajah Mada, Sri Jayanegara, dan Bhayangkara Lembu Pulung, yang merupakan tokoh-tokoh nyata dalam sejarah Kerajaan Majapahit.


(2)Latar tempat bersejarah: Tempat-tempat yang disebutkan dalam cerita, seperti Kerajaan Majapahit, Mojoagung, dan Bedander, merujuk pada lokasi-lokasi yang bersejarah dan terkait dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.


(3)Referensi pada peristiwa sejarah: Novel ini mencantumkan beberapa peristiwa bersejarah, seperti pengkhianatan dan pembunuhan yang terjadi di dalam istana Kerajaan Majapahit.


Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan sebagai "novel sejarah," namun dengan adanya referensi pada tokoh-tokoh bersejarah, latar tempat bersejarah, dan peristiwa bersejarah, novel ini kemungkinan besar termasuk ke dalam genre "novel sejarah" atau "novel berlatar sejarah." Hal ini menandakan bahwa cerita menggunakan latar belakang sejarah 

dan mungkin menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta sejarah untuk menciptakan cerita naratif yang menarik.