Friday, 5 August 2016

Makna Kata, Istilah, dan Ungkapan dalam Teks Editorial


Makna Kata, Istilah, dan Ungkapan dalam Teks Editorial


Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mencari dari berbagai sumber informasi tentang struktur dan kaidah teks editorial/opini.
2. Siswa dapat menginterpretasi makna teks editorial.
3. Siswa dapat menginterpretasi makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks editorial.


Kawan, materi pokok kita sekarang mengenai teks editorial atau opini. Masalahnya, kadang kita malas sekali membaca rubrik opini di koran. Salah satu alasan yang sering muncul yaitu karena bacaannya terlalu banyak dan kita tidak punya cukup waktu untuk itu. Nah, untuk itu coba deh kita ikuti dua teknik membaca cepat berikut ini.
      Teknik pertama adalah dengan cara scanning, yakni membaca bacaan secara meloncat-loncat atau tidak dibaca kata per kata. Kita gunakan imajinasi untuk kata-kata tertentu yang menarik dalam bacaan. Teknik kedua adalah dengan cara skimming, yaitu membaca garis besar sebuah bacaan yang biasanya kalau dalam teks editorial berada pada beberapa paragraf awal dan paragraf akhir.
      Teknik-teknik tersebut dapat kalian praktikkan ketika berhadapan dengan sebuah teks editorial. Coba deh kalian baca contoh teks editorial berikut.


Perhatikan!


Menjawab Tantangan Pendidikan dengan ICT

Di tanah air Indonesia, yang terdiri dari 17,000 pulau lebih, jalur komunikasi efektif dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan masih sulit. Oleh karena itu dibutuhkan lebih dari sekadar sistem kurikulum pendidikan konvensional dalam keberimbangan kemajuan pendidikan secara menyeluruh. Seyogyanya, pemerintah, pendidik, peserta didik, dan masyarakat didik mencari solusi lain, satu di antaranya dengan pendidikan berbasis ICT.
      Pendidikan berbasis ICT ditandai dengan dimanfaatkannya banyak teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuknya yang nyata adalah berkembangnya pembelajaran melalui e-learning atau online course. Tersedianya berbagai tools dan opsi untuk synchronous dan asynchronous learning membuat sekolah dan universitas mudah mengadopsi inovasi tersebut. Meskipun tidak sedikit di antara mereka yang bingung memilih. Contoh pemanfaatan asynchronous tools yang telah berkembang saat ini antara lain dalam bentuk forum diskusi dalam jejaring online, ujian online, mengunggah dan mengunduh.
       Contoh pemanfaatan synchronous presentation tools antara lain melalui audio/video streaming, dan polling. Selain itu masih tersedia teknologi lain yaitu teknologi nirkabel (wireless) dan mobile technologies. Melalui apa yang disebut information superhighway, kini tersedia infrastruktur yang mampu memberikan layanan yang luar biasa kecepatannya. Tersedianya satelit generasi baru dengan orbit bumi yang rendah telah memungkinkan timbulnya frekuensi baru untuk komunikasi terrestrial. Secara wireless pertukaran informasi berupa teks, audio dan video dapat dilakukan dengan mudah.
(dikutip dari “Aplikasi Pemrograman Web Sekolah” oleh Panji Pratama)

       Seberapa cepat kalian membaca teks di atas? Atau justru teknik-teknik membaca yang tadi ditawarkan tidak bisa dilakukan karena teksnya terlalu banyak istilah-istilah membingungkan? Maka, penting bagi kita untuk mempelajari makna kata, istilah, dan ungkapan dalam teks editorial.
       Seperti telah dijelaskan sebelumnya, teks editorial atau tajuk rencana itu berkenaan dengan artikel, yang muncul di surat kabar, yang mengungkapkan pendirian editor atau penulis opini mengenai beberapa persoalan yang sedang hangat. Masalahnya terkadang penulis memasukkan kata-kata atau peristilahan yang sulit dimengerti oleh orang awam yang membaca. Hal itu karena penulis menyusun teks editorial tersebut sesuai dengan bidang permasalahan yang sedang tren.
       Dalam bahasa kamus, kata-kata atau istilah yang sering muncul dan asing untuk dikenali itu disebut jargon. Jargon dalam teks editorial terkadang berisi kata-kata atau ungkapan yang khusus dipakai dalam bidang kehidupan tertentu.
       Dalam teks di atas muncul istilah jejaring atau jaring-jaring. Dalam bidang teknologi informatika, jejaring bermakna website. Nah, ternyata di bidang lain, jejaring bermakna lain, seperti alat memancing atau jala (bidang perikanan), dan net atau sarana olahraga tenis, dsb. (bidang olahraga).
       Jadi, bagaimana caranya agar kita tidak kebingungan dan salah menafsirkan ketika membaca teks editorial? Di lain sisi kita ingin membaca cepat, sebaliknya di dalam teks terlalu banyak istilah-istilah yang menyulitkan. Maka, tips berikut ini bisa kita lakukan ketika membaca teks dengan kata, istilah, atau ungkapan yang sulit.


Tips ketika menemukan kata, istilah, atau ungkapan yang sulit.

1) Gunakan model membaca line by line (baris per baris)
Model membaca ini berupaya membaca kata-kata atau kalimat yang berisikan materi baru secara berurutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Jadi, untuk bagian yang berisi kata-kata umum kecepatan membaca ditinggikan, sedangkan pada bagian yang berisikan istilah-istilah asing kecepatan bacanya dilambatkan.
2) Gunakan model membaca spiral (zig-zag)
Dalam model membaca ini, kita mengasosiasikan kata-kata sulit yang ditemukan dengan kata-kata sebelumnya atau sesudahnya. Dengan kata lain, kita gunakan hasil pemikiran kita sendiri dari penyimpulan terhadap kata-kata atau istilah asing yang ditemukan.
3) Gunakan model membaca rounded (melingkar)
Pada saat membaca, kita hanya menggarisbawahi kata kunci yang kita kenali saja, selebihnya kita menghubungkan keseluruhan makna bacaan sesuai dengan logika kita.

Apabila, ketiga model membaca ini masih sulit dipakai, kalian cukuplah mencatat istilah-istilah sulit di sisi kosong teks editorial. Setelah kalian selesai membaca teks tersebut, segera cari makna istilah-istilah sulit tersebut dalam kamus yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh kalian.

Poin Penting

Untuk memahami istilah asing dalam teks editorial, amati dahulu judul dan topik bacaan. Gunakan kamus istilah yang tepat sesuai bidang khusus yang dikaji dalam teks.

STRUKTUR TEKS EDITORIAL/OPINI




Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membuat opini berdasarkan strukturnya.


Pernahkah kamu membaca kolom opini di media massa? Sebagaimana namanya, kolom tersebut tentulah berisi argumentasi penulis terhadap suatu hal menarik bahkan yang menjadi polemik menurutnya. Namun, dalam hal ini, penulis opini tidak dapat menulis pendapat semaunya.
      Sebuah teks editorial atau opini memang didominasi oleh pendapat berupa sudut pandang penulis terhadap suatu permasalahan, tetapi penulis pun harus menyampaikan fakta yang terdapat di lapangan mengenai hal tersebut. Berbeda dengan berita yang justru harus berisi fakta dan bebas dari opini penulisnya.
      Teks editorial atau opini memiliki struktur sebagai berikut.
1. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Pernyataan pendapat atau disebut juga tesis merupakan begian yang mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada awal paragraf sebagai pembuka pembahasan.
2. Argumentasi (arguments)
Pada bagian ini, penulis menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Tujuan argumentasi adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Penulis ingin agar segala sesuatu yang disampaikannya dibenarkan oleh pembaca sehingga pembaca pun mengikutinya. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa paragraf.
3. Pernyataan ulang pendapat (reiteration)
Bagian ini merupakan penutup opini yang berisi penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca semakin yakin



Perhatikan contoh opini berikut!

PENGGUSURAN LAHAN SALAH SIAPA?

Sumber: http://i853.photobucket.com/albums/ab100/wajahtanpanarkoba/eksekusibowo.jpg
(1)Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan dimaklumi. Harus ada solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasinya sebelum Jakarta benar-benar tenggelam. Salah satu solusi yang diusung Pemkot DKI Jakarta adalah program normalisasi sungai. Program tersebut berupa pengosongan lahan di sekitar sungai-sungai yang ada di Jakarta. Pengosongan lahan pun akan berimbas pada seluruh warga yang tinggal di permukiman sekitar sungai. Dengan demikian, akan banyak relokasi yang dilakukan Pemkot DKI. Namun, relokasi ke rusunawa ternyata bukanlah kabar gembira bagi warga sekitar bantaran sungai sebab itu artinya mereka harus menata kembali hidup mereka dari awal sehingga tidak sedikit warga yang melakukan aksi menolak penggusuran.
       (2)Masih segar dalam ingatan kita semua tragedi Kampung Pulo pada 20 Agustus 2015 kemarin. Tiga hari setelah rakyat Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke-70 ternyata menjadi momen mengerikan bagi warga Kampung Pulo. Mereka harus bersitegang dengan petugas yang hendak menggusur permukiman mereka. Bahkan, bentrokan fisik yang memakan korban luka pun tak terelakan dalam kejadian nahas itu. Hal ini sebenarnya membuat saya dilema sekaligus kesal karena dalang dari semua keributan ini bukanlah pemerintah bukan juga rakyat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung. Lalu siapakah yang sebenarnya salah?
       (3)Jika kita telusuri, akar permasalahan ini adalah pihak yang mengizinkan orang-orang untuk membuat perkemahan di bantaran sungai. Menurut masyarakat sekitar, mereka telah membayar uang sewa kepada sejumlah oknum. Entah kita harus menyebut mereka apa? Entah preman, entah yang lainnya. Yang pasti mereka itulah yang mengaku bahwa daerah tersebut, yang berplang milik pemerintah, merupakan wilayah kekuasaannya sehingga mereka yang ingin membuat bangunan harus meminta izin dan menyerahkan sejumlah uang untuk dapat memiliki lahan di tempat tersebut.
       (4)Sayangnya, oknum tersebut tidak pernah muncul setiap pemerintah melakukan penggusuran. Mereka (oknum) tidak pernah bertanggung jawab, dan mereka pun tidak pernah ditindak tegas oleh pemerintah bahkan aparat keamanan. Keberadaannya hanya muncul ketika hendak menerima keuntungan, sedangkan selanjutnya mereka tak mau menanggung kerugian yang diterima warga bantaran sungai.
       (5)Dengan demikian, jelaslah siapa otak yang seharusnya digusur dan dibasmi. Para oknum tak bertanggung jawab yang mengaku sebagai penguasa, sebab rakyat bantaran sungai tentu tidak akan mendirikan bangunan jika tidak ada yang memberi izin sebab mereka pasti mengerti maksud plang yang dipasang di sepanjang bantaran sungai. Pemerintah pun tidak akan melakukan penggusuran jika tidak ada bangunan yang didirikan di pinggir sungai yang menyebabkan penyempitan area sungai sehingga banjir selalu menimpa Jakarta yang notabene ibu kota negara. Jika normalisasi sungai tidak dilakukan, seluruh penduduk Jakartalah yang rugi. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama pahami maksud pemerintah yang hendak merelokasi semua penghuni bantaran ke rusunawa yang pemerintah siapkan. Tujuannya tiada lain agar tidak ada pihak yang kembali dirugikan.
       (6)Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan dimaklumi. Begitu pun pihak-pihak yang mendatangkan orang-orang yang menyebabkan kebanjiran tersebut harus ditindak tegas oleh seluruh aparat.


Struktur pada teks editorial di atas adalah sebagai berikut.




Poin Penting


  1. Teks editorial atau opini berisi pendapat berupa sudut pandang penulis terhadap suatu permasalahan disertai fakta yang terdapat di lapangan.
  2. Teks editorial atau opini memiliki struktur sebagai berikut. a. Pernyataan pendapat (thesis statement), yaitu bagian yang mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada awal paragraf sebagai pembuka pembahasan. b. Argumentasi (arguments), yaitu penulis menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Tujuan argumentasi adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Penulis ingin agar segala sesuatu yang disampaikannya dibenarkan oleh pembaca sehingga pembaca pun mengikutinya. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa paragraf. c. Pernyataan ulang pendapat (reiteration), yaitu penutup opini yang berisi penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca semakin yakin.

Kaidah Teks Editorial/Opini





Tujuan Pembelajaran:Siswa memahami kaidah teks editorial.




Sebelumnya kalian sudah paham akan struktur teks editorial. Dalam materi ini, kita akan mempelajari kaidah teks editorial. Kaidah-kaidah dalam teks editorial adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf. Dalam setiap paragraf selalu ada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mewakili gagasan utama. Contoh pada teks berjudul Perekonomian Indonesia Memprihatinkan pada paragraf satu, Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan.
2. Menggunakan adverbial frekuensi. Adverbia frekuensi adalah kata keterangan yang menunjukkan intensitas kegiatan, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap. Contoh, Hal ini tentu seringkali membuat pusing masyarakat.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan urutan dari sebuah peristiwa, seperti pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya. Contohnya, kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan tambahan argumen dari argumen sebelumnya, seperti bahkan, juga, selain itu, dan lagi pula, dan justru. Contohnya, Selain itu, cabai dan bawang pun ikut-ikutan naik.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan. Konjungsi ini terdiri dua bagian kalimat. Kalimat yang pertama berisi pernyataan sedangkan kalimat kedua berisi tujuan atau harapan. Contohnya, Pemerintah mencari strategi-strategi jitu untuk mengatasi masalah ekonomi agar ekonomi Indonesai tidak semakin parah.
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
Kata kerja material adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, seperti berlari, atau mencuci. Contohnya, Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang mengandung pengertian A adalah B. Kata kerja ini biasanya digunakan untuk menjabarkan sebuah definisi. Contohnya, Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras. Selain itu, adapula kata kerja relasional atributif. Kata kerja relasional atributif adalah kata kerja yang menyatakan milik. A memiliki B, contoh Budi memiliki tiga buah mobil.
Kata kerja mental adalah kata kerja ini terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera, contoh melihat, mendengar, mencium. Contohnya, Pemerintah harus melihat kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara real. Sedangkan kata kerja afeksi adalah kata kerja yang berkaitan dengan perasaan psikologis seseorang,seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Contohnya, masyarakat Indonesia khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Selain itu, ada pula kata kerja kognisi. Kata kerja kognisi adalah kata kerja yang berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, dan memahami. Contohnya, Saya memahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini dipengaruhi oleh merosotnya nilai tukar rupiah.

7. Kaya akan kosakata. Dalam teks editorial/opini biasanya banyak dijumpai kata-kata yang jarang digunakan dalam keseharian, seperti dianalogikan, subsidi, imbas, dan kewirausahaan.




Perhatikan Cuplikan Teks Editorial berikut.

Perekonomian Indonesia Memprihatinkan
(1) Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan. Mungkin jika dapat dianalogikan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang dalam keadaan lampu merah (warning). Akibatnya kehidupan masyarakat kelas bawah yang pas-pasan semakin menjadi korban. Mereka tidak kuasa menghadapi kenyataan ekonomi yang kian pahit saja.

(2) Di awali dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada masa awal pemerintahan baru. Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal. Kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa. Harga-harga bahan makanan semakin melambung tinggi. Beras contohnya, harga beras yang notabene adalah makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya, harganya kian melambung. Kenaikannya mencapai hingga 30 persen. Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras.



Setelah kamu memahami isi teks editorial di atas, marilah kita analisis teks tersebut berdasarkan kaidahnya.






Poin Penting

Dalam penulisan teks editorial/ opini ada beberapa kaidah yang harus diikuti. Kaidah-kaidah yang terdapat pada teks tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf.
2. Menggunakan adverbial frekuensi.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
7. Kaya akan kosakata.

Tuesday, 2 August 2016

Lampiran Surat Lamaran Pekerjaan


Nah berkas surat lamaran apa saja yang harus diserahkan pada saat mengirim surat lamaran? Berikut daftarnya:

1. Surat Lamaran Pekerjaan.
Berisikan surat permohonan melamar kerja, anda bisa melihatnya contohnya surat lamaran diartikel: Contoh surat lamaran Terbaru". Anda tinggal edit sesuai dengan kebutuhan.

2. CV
Berisikan daftar riwayat hidup anda mulai dari nama sesuai KTP kemudian riwayat pendidikan, rimayat pekerjaan dan keahlian yang dimiliki. Anda bisa melihat Contoh CV Terbaru.

http://www.infooku.com/wp-content/uploads/2015/01/Contoh-CV-Daftar-Riwayat-Hidup1.jpg




3. Foto Copy KTP (Kartu Tanda Penduduk)

4. Foto Copy Ijazah Terakhir berserta dengan transkip nilai.

5. Sertifikat keahlian, seminar dan lain sebagainya.

6. Foto terbaru ukuran 4x6 atau 3x4.

Sebenarnya sudah cukup 6 poin diatas, anda gak perlu memasukan beberapa berkas lainnya seperti SKCK, Akte Lahir, atau lain sebagainya. Namun jika perusahaan yang anda tuju termasuk perusahaan besar atau perusahaan BUMN biasanya diminta melampirkan SKCK. Surat tersebut kemudian disusun dengan urutan foto terbaru dibagian atas, disusul oleh Foto Copy KTP, kemudian surat lamaran pekerjaan anda dan dibelakangnya CV. Paling belakang adalah Ijazah dan Tramskip Nilai berserta berkas lampiran lainnya.

Jika anda diminta mengirimkannnya secara online melalui email, maka anda harus melampirkan dokumen dari scan atau soft file yang sebelumnya telah anda email kan ke perusahaan. Itulah daftar berkas lampiran surat lamaran yang harus diserahkan. Semoga bisa bermanfaat bagi anda. Dari pengalaman yang saya alami, semuanya selalu sukses mendapat respon dari perusahaan hingga berkali-kali saya ikut test psikotes dan Wawancara. Semoga bermanfaat dan beruntung.

Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif


 Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif :

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesepadanan Struktur

Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

1. Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Contoh:

Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.       (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour.              (Efekti)

Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

2. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.

Contoh:

Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.                       (Tidak Efekti)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.     (Efektif)

B. Kepararelan Bentuk

Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh:

Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif.       (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)

C. Kehematan Kata

Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:

1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk

Contoh:

Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren.        (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan duren.                                    (Efektif)

2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat

Contoh:

Saya hanya memiliki 3 buah buku saja.          (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah buku.                   (Efektif)

3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak

Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.    (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.                          (Efektif)

D. Kecermatan

Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

Contoh:

Guru baru pergi ke ruang guru.            (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.   (Efektif)

E. Ketegasan

Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

1. Meletakan kata kunci di awal kalimat

Contoh:

Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)

2. Mengurutkan kata secara bertahap.

Contoh:

Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

F. Kepaduan

Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:

Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.   (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya.                   (Efekti)

G. Kelogisan

Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.

Contoh:

Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efekti)

Demikianlah prinsip-prinsip dalam kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada pendengar atau pembacanya.

Contoh-contoh kalimat efektif:

    Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.
    Dia memakai baju merah.
    Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
    Tugas itu bagi saya sangat mudah.
    Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
    Saya sedang membuat nasi goreng.
    Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan.