Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir, kalimat terdri dari beberapa unsur seperti
subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan
sempurna apabila memiliki dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Jika tidak
memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan frasa.
Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek (S)
> Disebut juga pokok kalimat, karena
merupakan unsur inti suatu kalimat.
> Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata
lain yang dibendakan.
> Merupakan jawaban dari pertanyaan
"Siapa" dan "Apa".
misalnya:
Ibu memasak
nasi goreng di dapur
S
P O
K
2. Predikat (P)
> Unsur inti pada kalimat yang
berfungsi untuk menjelaskan subjek.
> Biasanya berupa kata kerja (KK) atau
kata sifat (KS).
> Merupakan jawaban pertanyaan "Mengapa"
dan "Bagaimana".
misalnya:
Nina membaca buku di ruang tamu
S
P O
K
3. Objek (O)
> Keterangan predikat yang memiliki hubungan
erat dengan predikat.
> Biasanya terletak di belakang predikat.
> Dalam kalimat pasif, objek akan menempati
posisi subjek.
> Berupa nomina atau frasa nominal.
misalnya:
Adik menonton televisi di kamar
S P
O
K
4. Keterangan (K)
> Umumnya merupakan keterangan
tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat.
> Keterangan dapat berpindah tempat tanpa
merusak struktur dan makna kalimat
> Keterangan diisi oleh adverba, adjektiva,
frasa adverbial, frasa adjektiva, dan klausa terikat.
> Posisinya dapat di awal, di tengah, ataupun di
akhir kalimat.
> Terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
* Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat
terjadinya
peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu didahului
oleh kata depan,
seperti di, dari, ke, sampai, dan dalam.
Contohnya:
Ani menyimpan buku di atas meja belajar
* Keterangan alat
Keterangan alat merupakan keterangan yang menyatakan ada atau tidak
adanya
alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Keterangan alat selalu
diikuti oleh kata depan dengan atau tanpa.
Contohnya:
Ayah memukul batu itu dengan palu
* Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat terjadinya
suatu
peristiwa.
Contohnya:
Kakak akan pergi ke jogja pada pukul 7 pagi
* Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau
maksud
perbuatan atau kejadian. Keterangan tujuan ditandai oleh
kata untuk, demi, bagi,
buat, dan demi.
Contohnya:
Kita harus rajin berolahraga agar sehat
* Keterangan cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu
peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan ada pula
yang tidak.
Contohnya:
Ami membaca buku pelajaran dengan seksama
* Keterangan penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak
adanya
orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan.
Contohnya:
Amir bermain playstation bersama Mira
* Keterangan similatif
Keterangan similatif adalah keterangan yang menyatakan kesetaraan
atau
kemiripan antara suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan
dengan keadaan,
kejadian, atau perbuatan yang lain.
Contohnya:
Berpikirlah seperti orang dewasa
* Keterangan sebab
Keterangan
penyebaban atau keterangan sebab adalah keterangan yang menyatakan sebab atau
alasan terjadinya suatu peristiwa, keadaan, kejadian atau perbuatan.
Contohnya:
Rani mendapatkan IPK rendah karena kurang belajar
5. Pelengkap (P)
> Terletak di belakang predikat.
> Perbedannya terletak pada kalimat pasif,
pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan
pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif bukan
pelengkap.
> Dalam kalimat, jika tidak ada objek,
pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi jika predikat diikuti
oleh objek, pelengkap berada di belakang objek.
misalnya:
Ayah membelikan Adik sepeda baru
S
P O
Pel
Pola Kalimat Dasar
1. S-P
Komputernya rusak.
2. S-P-O
Rika makan nasi goreng.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
Adik tidur di kamar.
5. S-P-O-Pel
Ariani memakan sushi buatan Nirma
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi ibu memasak nasi goreng di dapur
7. S-P-O-K
Amel minum susu vanilla setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Mirna tertawa terbahak-bahak ketika Rina terjatuh dari
sepeda di taman.
Kata kerja
Kata kerja
adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan dan perbuatan. jenis kata
ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa.
Kata kerja terbagi atas :
1.) Kata kerja transitif
adalah kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap
sebagai penjelas.
Contohnya: Dira makan bakso.
Kata kerja transitif terbagi atas:
a.kata kerja ekatransitif
kata kerja ekstransitif adalah
kata kerja yang hanya memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap dalam kalimat
tunggalnya. Contohnya: Saya tidur
b.kata kerja dwitransitif
kata kerja dwitransitif adalah
kata kerja yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap dalam kalimat
tunggalnya. Contohnya: saya memasak mie instan di dapur tadi pagi.
2.) Kata kerja intransitif
kata kerja intransitif
adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek di belakangnya sebagai pelengkap
untuk menjelaskan kalimat.
Contohnya :Rudi sedang membaca.
Macam-macam Kalimat
A. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola
(klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal
merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat
dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri p0la-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud
adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
.
S
P
Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan
menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu,
unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat
diperluas menjadi dua puluh atau lebih.
Perluasan kalimat tesebut terdiri
atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan
tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00,
tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan
linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali,
seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja),
seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya,
supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa,
lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya
menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas,
pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal
yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk
dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman
rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan
oleh kata tetapi,sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat
tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang
termasuk negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kataatau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu
depan.
- Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan
dengan katabahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik
hati.
- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan
dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu
kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat
SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas
dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola
hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting
(inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih
rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan
oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat
modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data
komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan
alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan
langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
. Kami
langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena
tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
B. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan
perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya
diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk
lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong,
silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan
sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam
pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang
untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang
tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?)
dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata
tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan
disainnya?
- Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk
mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya
ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda
seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.