Anafora adalah peranti dalam bahasa untuk membuat rujuk silang dengan hal atau kata yang telah dinyatakan sebelumnya. Peranti itu dapat berupa kata ganti persona seperti dia, mereka, nomina tertentu, konjungsi, keterangan waktu, alat, dan cara. Perhatikan contoh yang berikut.
(1) Bu Mastuti belum mendapat pekerjaan, padahal dia memperoleh ijazah sarjananya dua tahun lalu.
(2) Pada tahun 1965 terjadi pemberontakan. Waktu itu Hardi baru berumur sepuluh tahun. Dia masih duduk di kelas tiga sekolah dasar.
(3) Jakarta memang merupakan kota metropolis. Di sana berbagai suku bangsa dapat ditemukan. Mereka hidup bertetangga meskipun sehari-hari memakai bahasa yang berlain-lainan.
Pada contoh (1) kata dia beranafora dengan Bu Mastuti. Pada contoh (2) frasa waktu itu dan tahun 1965 pada kalimat sebelumnya mempunyai hubungan anaforis. Demikian pula dia dan Hardi. Pada contoh (3) di sana secara anaforis berkaitan dengan Jakarta, sedangkan mereka dengan berbagai suku bangsa.
Kebalikan dari anafora adalah katafora, yakni rujuk silang terhadap anteseden yang ada di belakangnya. Perhatikan kalimat berikut.
(4) Setelah dia masuk, langsung Tony memeluk adiknya.
Salah satu interpretasi dari kalimat di atas ialah bahwa dia merujuk pada Tony meskipun ada kemungkinan interpretasi lain. Gejala pemakaian pronomina seperti dia yang merujuk pada anteseden Tony yang berada di sebelah kanannya inilah yang disebut katafora.
No comments:
Post a Comment