Thursday, 24 March 2016

Manakah yang termasuk teks anekdot?



1.      Berikut ini, yang termasuk teks anekdot adalah….
a.       Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar”itu adalah hewan pemangsa dan pemakan daging. Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan cokelat keemasan-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam.
b.      Saudara-saudara yang saya hormati, Beberapa hari yang lalu, masyarakat sedang merayakan pesta demokrasi—memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.Saya berharap, siapapun yang menjadi presiden dan wakil presiden, kita harus berlapang dada untuk menerima segala kebijakannya.
c.       Pernahkah Anda membuat SIM, misalnya SIM C? Mengurus SIM tentu memerlukan waktu dan biaya. Tulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengurus SIM C dengan jalan yang benar.
d.      Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia.
e.       Ibu-ibu sedang kerja bakti membersihkan jalan desa pada pagi hari. Suasana terkesan ramai, obrolan seputar harga, gosip, dan anak. “Wah, bulan ini banyak pangeluaran. Anak saya masuk kuliah dan adiknya masuk SMA,” kata Bu Tini ,“Semua ternak saya, saya sekolahkan Bu biar pintar,” sambung Bu Tini. “He..he..he,” tawa Bu Romlah renyah. Mereka pun melanjutkan membersihkan rumput di kanan dan kiri.

Jawaban yang benar adalah E.

Tuesday, 23 February 2016

GAYA BAHASA

GAYA BAHASA

1.       Ironi (sindiran halus) : sindiran yang dikatakan, kebalikan dari apa yang sebenarnya
Contoh: Lekas betul abang pulang,  hari baru pukul satu malam (lekas betul=terlambat sekali)

2.       Sinisme : sindiran lebih kasar dari ironi yang bermaksud mencemoohkan
Contoh: “Bersih benar badanmu, ya?” Kata ibu kepada anaknya yang belum mandi

3.       Sarkasme : sindiran yang sangat tajam dan kasar, hingga kadang-kadang menyakitkan hati.
Contoh: Hai, binatang pergi engkau dari sini!

4.       Paradoks : gaya bahasa yang mengemukakan dua pengertian yang bertentangan sehingga sepintas lalu tidak masuk akal
Contoh: Dia sering kesepian di kota besar yang ramai itu

5.       Antitesis : pengungkapan mengenai situasi, benda atau sifat yang keadaannya saling bertentangan, dan menggunakan kata-kata berlawanan arti
Contoh: Besar kecil, tua muda, pria wanita ikut menyaksikan perlombaan itu

6.       Anakronisme : gaya bahasa yang menempatkan tokoh, peristiwa percakapan, dan unsur latar yg tidak sesuai menurut waktu. 
Contoh: Hang Tuah melihat arloji, lalu menghidupkan pesawat televisinya.

7. Majas oksimoron merupakan perluasan dari paradoks. Karakteristik yang membedakannya dengan majas paradoks ialah pada oksimoron pertentangan diucapakan dalam satu frase yang sama.
Contoh:

             a. Ada cinta dalam benci yang kau sematkan padaku.
             b. Pertemuan itu diwarnai dengan isak tangis bahagia.
             c. Selalu ada kemudahan dalam kesulitan akan suatu perjuangan.
             d. Dalam hidup dan matiku hanya Kau sajalah yang aku puja.
             e. Dikala senang ataupun susah kita kan menghadapi hidup bersama-sama. 

8. Kontradiksi interminus adalah salah satu
majas dalam Bahasa Indonesia. Kontradiksi interminus adalah majas yang menggunakan pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Maka dari itu, majas ini termasuk dalam kategori majas pertentangan.
Contoh kalimat yang menggunakan majas kontradiksi interminus adalah:
Semua sudah siap kecuali Ani. (pernyataan "kecuali Ani" menyangkal pernyataan sebelumnya, yaitu "semua sudah siap")
Kamar itu benar-benar kosong dan sunyi. Tak ada suara menggema di dalamnya. Hanya detakan jam dinding saja yang terdengar di sana. (pernyataan terakhir menyangkal situasi sebelumnya)

9.       Inversi : pembalikan susunan bagian kalimat yang berbeda dari susunan yang lazim.
           Contoh: Ia makan roti menjadi makan roti ia.

10.       Retoris : kalimat tanya tak bertanya, yang menyatakan kesangsian atau bersifat mengejek
            Contoh: Itukah bukti janji yang Engkau ucapkan?

11.       Koreksio : membetulkan kembali ucapan yang salah, baik dengan sengaja atau tidak
            Contoh: Dia baru saja makan, oh bukan, dia tidur

12.       Repetisi : Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan.
           Contoh:
·                                  (1) Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku.
·                                   (2) Kita telah merdeka, kita telah membangun, kita telah bahagia.

13.      Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama.
          Contoh : Inikah Indahnya Impian?

14.       Paralelisme : perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda.
            Contoh:
Kau berkertas putih
Kau bertinta hitam
Kau beratus halaman
Kau bersampul rapi

15.       Enumerasio : melukiskan suatu peristiwa atau keadaan dengan cara menguraikan satu demi satu situasi/keadaan sehingga merupakan suatu keseluruhan
Contoh:
  • Apa yang Engkau harapkan, saya orang miskin, yang tidak disenangi orang kampung, yang tidak punya rumah tempat tinggal.
  • Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
16.       Klimaks : gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut makin lama makin memuncak. Contoh: Sejak dari kecil sampai dewasa, malah sampai setua ini perangainya tidak pernah berubah.


17.       Antiklimaks : gaya bahasa yang menguraikan suatu keadaan secara berturut-turut makin lama makin menurun. Contoh: Jangankan sejuta, seribu, seratus pun tak mau aku memberikan uang itu kepadamu.



18.       Pleonasme : menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi sebab arti kata tersebut telah terkandung dalam kata yang diterangkannya
Contoh: Ia tidak ingin naik ke atas.



19.   Tautologi : mengulang beberapa kali  sepatah kata dalam sebuah kalimat
Contoh: Tidak, tidak mungkin dia yang mencuri uang itu.



20.   Ekslamasio : gaya bahasa yang di dalamnya memakai kata seru
Contoh: Wah, cantik benar gadis itu!

21.       Asosiasi/ Simile : majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya dengan menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung yang digunakan contohnya seperti, bagaikan, bak, layaknya, laksana, dll.
Contoh: Wajahnya cantik bagaikan bulan purnama.



22.       Alusio : gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan-ungkapan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah lazim dipergunakan orang
Contoh:  Makan hati saya melihat tingkahmu.



33.       Litotes : gaya bahasa yang melukiskan keadaan  sesuatu dengan menyatakan keadaan yang sebaliknya, guna merendahkan diri
Contoh: Terimalah baju jelek ini sebagai kenang-kenangan.



44.       Hiperbola : gaya bahasa yang menggunakan kata-kata untuk melukiskan peristiwa atau keadaan dengan cara berlebihan daripada sesungguhnya.
Contoh: Hatiku rasa terbakar mendengar caci makinya.



25.       Personifikasi : gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati seolah-olah bernyawa sehingga bertindak, berlaku, berpikir, merasa seperti manusia
Contoh: Hatiku berkata, saya harus sukses.



26.       Sinekdoke : gaya bahasa yang mengungkapka sebagian masalah padahal yang dimaksud semuanya, juga menyatakan seluruh masalah sedangkan yang dimaksud hanya sebagian.
Gaya bahasa ini dibagi 2 yaitu:
·         Sinekdoke Pars pro toto (sebagian untuk seluruh)
Contoh: Saya membeli tiga ekor kambing
·         Sinekdoke Totem pro parte  (seluruh untuk sebagian)
Contoh: Desa kami memenangkan lomba gerak jalan.



27.       Metonimia : gaya bahasa yang menggunakan sepatah kata atau sebuah nama yang dapat berasosiasi dengan nama benda, binatang, tempat,untuk menggantikan benda yang dimaksud tadi.
Contoh: Kami pulang pergi naik kijang.



28.       Majas Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan mengunakan kiasan atau penggambaran.Secara sekilas alegori akan nampak sama dengan majas simile yang seringkali menggunakan kata-kata umpama, seperti atau bagai. Bedanya, majas alegori selalu dikemas dalam sebuah cerita atau uraian yang tentunya akan lebih komplek dari kalimat majas simile.

Contoh Majas Alegori.

    Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu menakjubkan. Namun tak jarang  kuatnya ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
    Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya musnah.
    Otak manusia bagaikan mata pisau yang tajam.Semakin diasah ia akan semakin tajam dan membuatnya semakin disegani orang. Namun tatkala ia dibiarkan begitu saja tergeletak, ia akan berkarat dan mulai tumpul dengan sendirinya.
    Perjalanan hidup anak adam layaknya sungai yang mengalir dari hulu menyusuri tebing-tebing, melewati anak sungai yang tak terduga kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
    Anak yang baru terlahir layaknya kertas kosong yang masih bersih.Tidak ada tinta apalagi noda. Maka jagalah ia dengan baik, torehkanlah tinta emas pada tiap-tiap lembarnya dan warnailah ia dengan warna yang indah.
    Bagi seorang muslim, Al qur'an adalah rambu-rambu yang akan menunjuki ia jalan menuju Rabbnya. Selama ia patuh dan mengikuti semua rambu dengan baik, maka ia akan selamat sampai tujuan akhir.
    Waktu bagaikan pedang yang tajam yang terhunus. Jika seseorang bisa memainkannya dengan baik, maka pedang itu akan berguna bagi dirinya. Namun   jika ia ceroboh dan tidak pandai  menggunaknnya, pedang itu hanya akan mendatangkan musibah bagi dirinya sendiri dan orang lain.
    Kita hidup dunia ini seperti musafir yang sedang singgah di sebuah kampung untuk berbekal. Waktu kita tidak lama sedangkan perjalanan masih sangat jauh dan melelahkan. Jika kita kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka bersiaplah menderita di tengah perjalanan.
     Kata Rosululloh wanita itu baikan tulang rusuk yang bengkok. Tidak mudah untuk menjadikannya lurus. Jika kau paksa dengan otot kekarmu, maka tulang itu akan patah  dan hancur berantakan. Namun jika engkau biarkan saja, maka tulang itu selamanya akan bengkok.
    Seorang yang berderma karena Alloh bagaikan menanam sebuah biji pada tanah yang subur. Biji itu akan tumbuh menjadi sebuah pohon yang memiliki tujuh cabang yang kokoh. Dan dari setiap cabangnya ia dapat memanen seratus biji.


29.       Metafora : gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain yang mempunyai sifat yang sama
Contoh: Dewi malam telah pergi ke peraduannya (bulan).



30.   Eufemisme : gaya bahasa perbandingan mempergunakan kata yang mengandung arti memperlembut atau memperhalus yang dimaksudkan untuk menghindarkan pantang (hal yang tabu) atau sopan santun
Contoh: Permisi Pak Guru, saya mau ke belakang, mau cuci tangan. (padahal mau izin pipis di kamar mandi)

Wednesday, 10 February 2016

Menganalisis Teks Negosiasi baik melalui lisan ataupun tulisan.

Menganalisis Teks Negosiasi baik melalui lisan ataupun tulisan.

Sebuah perundingan tidak akan berhasil jika dilakukan secara kaku dan egois, dapat dipastikan tidak akan terjadi kesepakatan. Padahal, tujuan sebuah negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan pihak-pihak yang bernegosiasi. Negosiasi umumnya dilakukan dalam bentuk dialog-dialog, dilakukan secara sopan dan menghargai pihak lain. Kata-kata sopan yang digunakan misalnya, tolong, silakan, cobalah, percayalah, bolehkah. Kata - kata tersebut sebenarnya kata – kata yang bersifat perintah tetapi disampaikan secara persuasif. Dengan demikian, terkesan sopan dan sulit ditolak oleh lawan bicara. Selain itu, kalimat perundingan dalam bentuk dialog biasanya pendek- pendek, menggunakan ragam bahasa nonbaku, dan banyak menggunakan kata- kata percakapan sehingga terkesan santai. Kata nonbaku bukan hanya kata- kata yang berasal dari bahasa daerah tetapi dapat juga kata serapan dari bahasa asing. Penggunaan bahasa dan kata-kata tersebut karena dirasa lebih efisien dalam melakukan perundingan.

Perhatikanlah!

Bu Evi bertugas mengawas ulangan umum dari hari Rabu sampai hari Sabtu. padahal, pada hari Sabtu itu bu Evi harus menghadiri manten adik sepupunya di Solo.Supaya bisa ke Solo, Bu Evi harus bertukar jadwal dengan Bu Titi.
(1) Bu Evi : Bu, boleh aku minta tolong?

(2) Bu Teti : Ada apa,sih?

(3) Bu Evi : Hari Sabtu tukar jadwal denganku. Aku harus jagong ke Solo.

(4) Bu Teti : Kalau aku nggak bisa?

(5)Bu Evi : Tidak ada jadwalmu mengawas hari sabtu. Tolonglah, Bu. Nanti pasti ada oleh- olehnya.
(6) Bu Teti : Benar? Boleh kalau begitu.

(7) Bu Evi : Siip!. Terima kasih.

Contoh teks negoiasasi tersebut memperlihatkan penggunaan kalimat- kalimat pendek (2, 4, 6,7 ). juga adanya penggunaan kata- kata nonbaku ( sih, nggak, siip ). Sedangkan kata yang bersifat imperatif seperti bolehkah, tolonglah. Selain itu, ada penawaran adanya oleh- oleh/ buah tangan yang sangat persuasif.
Kalimat- kalimat dalam negosiasi tidak perlu dibuat dalam kalimat- kalimat panjang sebab biasanya dilakukan secara lisan oleh kedua pihak. Penggunaan kalimat pendek sebenarnya lebih tepat guna.Hal ini karena dalam bentuk lisan sangat terbantu dengan adanya gestur tubuh atau rona wajah saat berunding.

menganalisis isi teks negosiasi

menganalisis isi teks negosiasi



Negosiasi sering disebut juga adu penawaran atau adu perundingan. Dalam berunding tentu ada sesuatu yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang berunding tentu tidak mau merugi. Dalam perundingan selalu ada tawar –menawar sehingga nanti terjadi kesepakatan. Sebuah perundingan yang telah mencapai kesepakatan mempunyai kepastian yang tegas. Kesepakatan ini harus ditaati oleh kedua pihak yang berunding.Kesepakatan menandakan keberhasilan. Sebaliknya, sebuah perundingan yang tidak mencapai kesepakatan berarti perundingan itu gagal. Oleh sebab itu, sebuah negosiasi harus memperhatikan unsur tujuan, penawaran, alasan-alasan, solusi , dan akhirnya kesepakatan.
Tujuan harus diperhatikan sebab dalam sebuah perundingan tentu ada target/ sasaran yang ingin dicapai bersama. Supaya tujuan ini tercapai, diperlukan penawaran- penawaran dengan alasan- alasan dari kedua pihak yang berunding. Bila alasan-alasan ini masuk akal, tentu akan tercapai kesepakatan. Selain itu, penyampaian dengan gaya persuasif akan memudahkan tercapainya target tadi.



Perhatikan!

Ibu Min ingin membeli sprei batik di Pasar Besar Beringharjo.
Di pasar itu banyak pedagang grosir aneka macam batik.
(1)Bu Min : Ada sprei batik dengan model terakhir,Bu?

(2)Pedagang : Ada. Model kombinasi dengan kain polos atu model tambal sulam?

(3)Bu Min : Model yang pertama saja.

(4)Pedagang : Ini, Bu. Silahkan pilih.

(beberapa model sprei kombinasi, sudah ada di depan pedagang).
(5)Bu Min : Berapa harganya?

(6)Pedagang : Seratus dua puluh ribu per potong.

(7)Bu Min : Kok mahal? Seratus ribu, ya?

(8)Pedagang: Aduh, itu belum balik modal.

(9)Bu Min : Saya tambah lima ribu rupiah.

(10)Pedagang: Maaf, masih rugi. Tambah lima ribu lagi, Bu.

(11)Bu Min : Ya, sudah, seratus sepuluh ribu. Saya beli satu saja.

(12)Pedagang: Supaya Ibu tidak rugi, sebaiknya beli dua, Bu. Satu dicuci, satu untuk ganti. Dua warna ini bagus, Bu.

(pedagang menyodorkan warna ungu dan biru muda)
(13)Bu Min : Ibu ini pintar merayu. Oke, saya ambil dua.


Mari kita analisis!

Contoh negosiasi tersebut berisi tujuan (1), penawaran (2-6), alasan- alasan (7-10) dan kesepakatan (11,13). Pembeli ingin membeli sprei kombinasi di pasar besar. Bu Min melakukan penawaran karena harga yang semula dirasa mahal. Akhirnya, terjadi kesepakatan harga Rp 110.000, setelah tawar menawar. Berkat penawaran yang persuasif dari pedagang (12) ,Bu Min akhirnya membeli dua buah sprei.



Poin penting

Menganalisis isi teks berarti menyelidiki isi teks. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan memperhatikan struktur teks yang kita analisis. Kesesuaian struktur teks yang dianalisis dengan struktur teks baku. Khusus pada teks negosiasi kita dapat menganalisisnya dalam bagian judul, tujuan, model penawaran, kesepakatan, dan penutup.

langkah-langkah penulisan teks negosiasi sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa.

langkah-langkah penulisan teks negosiasi sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa.

Proses perundingan dalam suatu kegiatan oleh beberapa pihak disebut negosiasi. Disebut pula dengan perundingan untuk menyelesaikan perselisihan secara damai. Negosiasi merupakan salah satu bentuk kegiatan di masyarakat yang penting untuk dikuasai. Apalagi dalam era globalisasi ini, kemampuan negosiasi yang dimiliki oleh seseorang akan membantu keberhasilan menjalani hidup. Sebab, negosiasi diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Misalnya berdagang, mencari pekerjaan, berwirausaha, mencari pinjaman di bank, jual beli benda- benda bergerak maupun tak bergerak. Hampir seluruh kegiatan manusia memerlukan aktivitas negosiasi untuk menyelesaikannya.
Negosiasi baik lisan maupun tulisan mempunyai ciri sebagai berikut.
- melibatkan beberapa pihak
- berupa bentuk langsung ( dialog)
- ada problem / konflik
- ada solusi dengan perundingan/ penawaran
- ada kesepakatan
Ciri-ciri tersebut merupakan ciri dalam bentuk lisan tetapi untuk membangun teks negosiasi tertulis pun harus memperhatikan ciri-ciri tersebut.

Perhatikan!

Perhatikan contoh teks negosiasi berikut!
Nina : Ibu, boleh saya minta ulangan susulan besok pagi?
Guru : Besok pagi tidak ada pelajaran saya di kelasmu, kan?
Nina : Benar, Bu. Maksud saya, ikut di kelas lain yang ulangan besok pagi.
Guru :Lalu kamu membolos dari kelasmu?
Nina : Iya, Bu. Saya mohon izin dari guru yang bersangkutan.
Guru : Itu kalau diizinkan.
Nina : Beliau sudah mengizinkan. Tadi, saya sudah menghadap.
Guru : Kalau tidak ada kursi kosong di kelas itu?
Nina : Saya siap pinjam dari Laboratorium Fisika, Bu.
Guru : Baiklah, besok kamu ikut di kelas XII IPA 2.

Mari kita ulas!

Dari contoh negosiasi tersebut ada dua pihak yang bernegoiasasi yaitu Nina dan ibu guru. Keduanya berdialog langsung. Permasalahannya, Nina minta ulangan susulan pada guru tersebut. Solusinya diizinkan dengan catatan jika tak ada kursi , Nina siap mencari kursi dari tempat lain. Bentuk kesepakatannya, guru mengizinkan Nina ikut ulangan di kelas XII IPA 2.

Poin Penting

Langkah-langkah penulisan teks negosiasi sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
3. Menentukan konflik
4. Menentukan solusi dalam penawaran
5 Menentukan model kesepakatan