Bacalah kutipan hikayat berikut!
Maka adapun saudaraku seibu- sebapa itu,
empat orang laki-laki, semuanya itu abangku , maka aku inilah yang bungsu.
Adapun abang-abangku yang tersebut itu semuanya mati tatkala lagi kecil, ada
yang mati umur enam bulan,ada umur setahun, ada yang dua tahun, ada yang tiga
tahun. Demikianlah halnya sehingga bunda pun seperti laku orang gila sebab mati
anak-anaknya itu. Maka senantiasa duduk menangis dan duka cita juga. Maka
beberapa lamanya dalam hal yang demikian, datanglah seorang-orang arab, sayyid
yang bernama Habib Abdullah, bangsa hadad. Maka adalah ia itu aulia. Maka
sangat dipermuliakan orang akan dia dalam malaka; maka segala laki-laki dan
perempuan pergilah berguru kepadanya dari hal-hal perkara agama islam. Maka
bundaku juga yang tiada pergi senantiasa duduk menangis sebab terkenangkan
anak-anaknya yang mati itu maka sehari-hari ia mendengar bundaku menangis :
maka disuruhnya panggil bundaku, diperiksakannya akan bundaku itu duduk
menangis-nangis. Maka oleh bapaku diceritakannyalah segala hal anak-anaknya
habis mati itu. Maka kata tuan itu, “ baiklah engkau katakan kepada istrimu,
janganlah ia menangis, insyAllah nanti diberi Allah kepadanya seorang anak
laki-laki. Maka apabila beranak kelak engkau namakan dengan namaku.
Amanat yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut adalah...
A. Rawatlah anak itu semenjak kecil agar tetap sehat
B. Duka cita berlebihan karena kematian tidaklah baik.
C. Tolonglah tetangga yang mengalami kesulitan.
D. Terimalah takdir yang diberi Tuhan kepada kita.
E Berdoalah kepada Tuhan agar kita diberi keturunan.
Kunci jawaban: B
Pembahasan:
Amanat hikayat di atas adalah B. Duka cita berlebihan karena kematian tidaklah baik. Cara menganalisis tema adalah menemukan terlebih dahulu permasalahan yang terjadi di dalam suatu cerita. Setelah itu kita ambil hikmahnya.
No comments:
Post a Comment