Thursday, 14 January 2016

Membuat Dialog “Anekdot Hukum Peradilan”

Anekdot menurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) yang bertuliskan bahwa pengertian anekdot adalah cerita lucu karna menarik dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dengan bentuk dan gambaran yang singkat dan pendek, anekdot mempunyai sifat yang sangat lentur sehingga memiliki banyak pembaca. Sedangkan teks dialog adalah teks yang menampilkan dua orang pembicara atau lebih seperti dalam teks drama. Teks anekdot dapat dibuat menjadi teks dialog.

Cara Mengubah Teks Anekdot ke Dialog

Untuk mengubah teks anekdot menjadi teks dialog dapat dilakukan dengan cara mengubah cara penulisan alinea atau paragraf-paragraf dalam  teks anekdot kedalam bentuk percakapan atau dialog. Dalam kalimat percakapan kalimat langsung ditulis dengan penutur dipisahkan menggunakan tanda titik dua (:), kemudian diikuti dialog. Keterangan yang bersifat informatif dan naratif di dalam anekdot di buat menjadi keterangan penyerta pelaku dalam dialog. Keterangan tersebut di tulis di luar dialog dengan ciri tanda kurung ( . . . ).

Perhatikan contoh teks dialog dari "Anekdot Hukum Peradilan" berikut ini.

Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut. Suatu ketika salah seorang warga merasa dirugikan dan dia pun segera melapor ke meja peradilan.

Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yang rapuh. Setelah itu, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim karena belum ada polisi.
Tukang Pedati:“Yang Mulia Hakim, saya merasa dirugikan karena kejadian kemarin. Saya mohon Si pembuat jembatan itu dituntut dan dihukum karena perbuatanya!”
Hakim:“Baiklah, permintaan anda saya kabulkan. Pengawal ! panggil Si Tukang Pembuat Jembatan dan bawa dia kesini!”
Pengawal:“Baik Yang Mulia Hakim.” (pergi mencari Si Tukang Pembuat Jembatan)

Setelah beberapa jam kemudia pengawal membawa si tukang pembuat jembatan, si Pembuat Jembatan tentu protes dan tidak terima.
Pengawal:“Ini tuan si tukang pembuat jembatan itu.”
Hakim:“Silahkan duduk!”
Pembuat jembatan:”Apa salah hamba Yang Mulia sehingga saya harus datang ke pengadilan dan duduk di kursi terdakwa ini ?”
Hakim:“Kesalahanmu adalah membuat jembatan yang tidak memenuhi standar sehingga telah mengakibatkan si tukang pedati beserta pedati dan barang dagangan mereka jatuh ke sungai.”
Pembuat Jembatan:"Maaf Yang Mulai, hamba membuat jembatan menggunakan kayu yang saya beli dari pedagang kayu. Kayu tersebut kualitasnya jelek Yang Mulia"
Hakim:"Kalau kamu sudah tahu kualitas kayunya jelek, mengapa kayu tersebut tetap kamu gunakan?
Pembuat jembatan:"Begini Yang Mulia, jika saya harus menggunakan kayu yang berkualitas baik maka harganya tinggi sehingga saya hanya mendapat untung yang sedikit. Selain itu tukang kayu tersebut juga merupakan rekanan dari seorang Punggawa Istana sehingga saya tidak bisa menolak ketika ia memberikan kayu yang berkualitas jelek tersebut."
Hakim:"Oh, begitu ceritanya. Kamu saya bebaskan dari tuntutan. Pengawal bawa keluar si pembuat jembatan dan bawa kehadapanku si tukang kayu!"
Pengawal:"Baik Yang Mulia."
Setelah beberapa jam kemudia pengawal membawa si tukang kayu.

Hakim:“Silahkan duduk!”
Tukang kayu:Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil ke persidangan?”
Hakim:"Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga menyebabkan seseorang jatuh dan kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh karena itu, kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si Tukang Pedati.”
Tukang  kayu:"Kalau itu permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, salahkan saja si Penjual Kayu yang menjual kayu yang jelek.”
Hakim:“Benar juga apa yang dikatakan si Tukang Kayu ini. Si Penjual Kayu inilah yang menyebabkan tukang kayu membawa kayu yang jelek untuk si Pembuat Jembatan.”
Pengawal:“Hai pengawal, bawa si Penjual Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!”
Pergilah si Pengawal menjemput si Penjual Kayu. Si Penjual Kayu dibawa oleh pengawal tersebut ke hadapan hakim.
Penjual kayu:“Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?”
Hakim:“Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.”
Penjual kayu:“Kalau itu permasalahannya, jangan menyalahkan saya. Yang salah pembantu saya. Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk dijual. Dialah yang salah memberi kayu yang jelek kepada si Tukang Kayu itu.”
Hakim:(Benar juga apa yang dikatakan si Penjual Kayu itu) “Hai pengawal bawa si Pembantu ke hadapanku!”.

Maka si Pengawal pun menjemput si Pembantu, seperti halnya orang yang telah dipanggil terlebih dahulu oleh hakim.
Pembantu gemuk:“Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang pengadilan ini?”
Hakim:“Kesalahanmu sangat besar karena kamu menyediakan kayu yang bagus kepada si Tukang Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan kuda dan barang dagangannya dalam pedati.”
Pembantu gemuk:"Anu Yang Mulia, anu....., anu....." (penjelasan si pembantu gemuk tidak memuaskan sang hakim)
Hakim:“Hai pengawal bawa si Pembantu ke dalam penjara dan suruh dia mengganti rugi atas kecelakaan yang dialami si tukang pedati !”.
Pengawal:“Baik Yang Mulia” (pengawal membawa pembantu gemuk ke dalam penjara)

Setelah beberapa menit kemudian pengawal kembali memasuki ruang persidangan dan menghadap sang hakim.
Hakim:”Hai, Pengawal apakah hukuman sudah dilaksanakan?”
Pengawal:”Belum, Yang Mulia, sulit sekali untuk melaksanakannya.”
Hakim:“Mengapa sulit? Bukankah kamu sudah biasa memenjarakan dan menyita uang orang?”
Pengawal:“Sulit, Yang Mulia. Si Pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara yang kita punya tidak muat karena terlalu sempit dan si Pembantu itu tidak punya uang untuk disita.”
Hakim:(marah) “Kamu bego amat! Gunakan dong akalmu, cari pembantu si Penjual Kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang!”
Setelah itu, si Pengawal mencari pembantu si Penjual Kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang.
Pembantu kurus:“Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?”
Hakim:(dengan enteng) “Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uaaaaang!!!!”

Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan pengadilan tersebut.
Hakim:”Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?”
Masyarakat:(serempak) “Adiiill!!!”.

Pembantu kurus pun dipenjara dan diminta uangnya untuk ganti rugi sekaligus upah bagi yang mulia hakim. Perkara pun selesai dan semua rakyat pun pulang dengan rasa bahagia kecuali pembantu gemuk yang harus mendekam dalam penjara dan kehilangan uangnya.

Menceritakan Ulang
Seorang kerabat si Tukang Pedati mengadukan seorang pembuat jembatan kepada Yang Mulia Hakim karena jembatan yang dibuatnya runtuh yang menyebabkan si Tukang Pedati terjatuh ke sungai dan kehilangan pedati beserta barang dagangannya. Si Pembuat Jembatan disalahkan karena kayu untuk bahan jembatan itu tidak kuat dan menyebabkan jembatan runtuh. 
Tidak ada yang mengaku bersalah, Si ukang Jembatan menyalahkan si Tukang kayu,si Tukang kayu menyalahkan Si Penjual Kayu,dan si Penjual kayu menyalahkan pembantunya. Meraka saling membela diri.
Akhirnya si pembantu yang berbadan gemuk dan tidak memiliki uang dijadikan korban. Namun, penjara tidak muat untuk si Pembantu yang gemuk, dan dia tidak punya uang untuk disita. Si Hakim menyuruh pengawalnya untuk mencari pembantu yang berbadan kurus, pendek dan punya uang dan memenjarakanya.Akhirnya pembantu yang berbadan pendek, kurus,dan punya uang dimasukan penjara dan disita uangnya. Peradilan pun dianggap adil

Wednesday, 13 January 2016

Menginterpretasi Fungsi Sosial Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Latar belakang pengarang memiliki peran yang besar dalam memberikan nuansa dan nilai dalam proses penciptaan karya sastra. Latar belakang tersebut, di dalamnya merangkum berbagai macam kondisi dimana sang pengarang memijakkan kaki, entah itu kondisi politik yang sedang bergejolak, maupun ideologi pengarang itu sendiri. Karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, kelahirannya di tengah-tengah masyarakat tiada luput dari pengaruh sosial, budaya dan psikologi. Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan relitas sosial kemasyarakatan.

Misalnya saja Andrea Hirata yang dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan.
Pada novel Laskar pelangi banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha mereka.
pengarang novel
Perhatikan penggalan cerita dari novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri berikut ini dengan saksama.
  1. Engkau tahu, aku lahir dan besar di sebuah kampung terisolir yang hingga kini masih seperti itu ketika aku meninggalkannya hampir tujuh tahun yang lalu (NSdI, 2004:18).
  2. Aku merasa, kehidupanku telah mati setelah kembali ke Rimbo Pematang, tak kudapati umi. Setelah abah hanyut dibawa Sungai Indragiri, aku hanya memiliki umi yang kutinggalkan hampir setahun di penjara (NSdI, 2004:62).
  3. Tahun 1986, inilah tahun terburuk dalam sejarah bencana di kampungnya. Dia baru tamat SD ketika itu dan umurnya baru 12 tahun. Meski masih bau ingus, tetapi dia ingat betul semua yang terjadi di kampungnya; panas terik sepanjang tahun, beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air. Penduduk kampung itu akhirnya banyak yang mencari ubi dan talas ke kampung lain untuk sekadar mempertahankan hidup (NSdi, 2004:38).

Dari penggalan cerita di atas, dapat diketahui bahwa latar tempat yang digunakan pengarang dalam novelnya adalah sebuah kampung di dekat Sungai Indragiri. Seperti yang kalian ketahui, sungai tersebut berada di Provinsi Riau. Meskipun Desa Rimbo Pematang adalah daerah fiktif yang diangkat pengarang dalam ceritanya, tetapi penggambaran desa ini dapat mewakili gambaran kondisi beberapa daerah Indragiri Hulu, Provinsi Riau.

Dengan membaca kutipan yang ada di atas dapat digambarakan bahwa novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri secara jelas menyingkap kondisi sosial masyarakat Provinsi Riau dewasa ini. Dalam novel tersebut terdapat gambaran keterbelakangan dan kemiskinan yang ada di Provinsi Riau. Keadaan politik yang memburuk menyebabkan harga rupiah yang anjlok, sehingga harga karet dan kayu melambung tinggi. Hal ini menyebabkan PT Riau Maju Timber “merampas” hutan masyarakat Rimbo Pematang. Pendeskripsian latar tempat tersebut membuat pembaca mengetahui secara detail suasana kampung yang dilukiskan pengarang sehingga pembaca seolah-olah bisa turut merasakan suasana tersebut.

Perhatikan pula nukilan cerita dari novel Laskar Pelangi berikut ini dengan cermat.
  1. Tak disangsikan, jika di-zoom out, kampung kami adalah kampung terkaya di Indonesia. Inilah kampung tambang yang menghasilkan timah dengan harga segenggam lebih mahal puluhan kali lipat dibanding segantang padi. Triliunan rupiah aset tertanam di sana, miliaran rupiah uang berputar sangat cepat seperti putaran mesin parut, dan miliaran dolar devisa mengalir deras seperti kawanan tikus terpanggil pemain seruling ajaib Der Rattenfanger von Hameln. Namun, jika di-zoom in, kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbung di dalam batas tembok-tembok tinggi Gedong.
  2. Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok tersaji pemandangan kontras seperti langit dan bumi. Berlebihan jika disebut daerah kumuh tapi tak keliru jika diumpamakan kota yang dilanda gerhana berkepanjangan sejak era pencerahan revolusi industri. Di sana, di luar lingkar tembok Gedong hidup komunitas Melayu Belitong yang jika belum punya enam anak belum berhenti beranak pinak. Mereka menyalahkan pemerintah karena tidak menyediakan hiburan yang memadai sehingga jika malam tiba mereka tak punya kegiatan lain selain membuat anak-anak itu.
  3. Di luar tembok feodal itu berdirilah rumah-rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampung Muhammadiyah. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanya kerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumah panggung yang renta dalam berbagai ukuran. Rumah-rumah asli Malayu ini sudah ditinggalkan zaman keemasannya. Pemiliknya tak ingin merubuhkannya karena tak ingin berpisah dengan kenangan masa jaya, atau karena tak punya uang. (Laskar Pelangi, 2007:49—50)

Secara jelas telah diungkapkan pengarang dalam novel Laskar Pelangi bahwa kehidupan yang kontras terjadi pula di daerah Belitung. Provinsi Riau dan Belitung sebenarnya daerah kaya di republik ini, tetapi ternyata masih terdapat daerah miskin di sana. Lalu, bagaimana tanggapan kalian tentang kehidupan yang seperti ini?
Novel Laskar Pelangi mengangkat kisah kehidupan masyarakat Melayu Belitong yang miskin dan berada di bawah hegemoni pertambangan timah besar, PN Timah. Latar perkampungan Melayu yang diceritakan dalam novel ini adalah Gantong, desa pesisir yang hanya memiliki satu Sekolah Dasar berbasis Islam yang keadaannya sama memprihatinkan dengan kampungnya. Jarang ada orang tua yang mau menyekolahkan anaknya di sana, bahkan sekolah itu akan ditutup apabila tidak bisa memenuhi kuota murid sepuluh orang.
Penggambaran dua sisi kehidupan yang berbeda dalam  novel ini begitu kontras, antara masyarakat miskin Melayu dan orang-orang Gedong yang mayoritas bukan Melayu (pendatang dari Jawa, dan sebagainya) sekaligus penguasa PN Timah. Keberadaan orang-orang Non-Melayu yang justru menguasai perekonomian di Belitong dengan perusahaan timah besar itu juga mencerminkan tingkat pendidikan dan kelas sosial mereka. Orang yang berpendidikan tinggi menguasai perekonomian dan memiliki kelas sosial tinggi pula. Orang yang tidak menguasai perekonomian dan produksi, dalam novel ini masyarakat Melayu Belitong, termasuk dalam kelas sosial rendah karena mereka tidak berpendidikan tinggi.
Mengutip tujuan nasional dari pembentukan pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Kemerdekaan yang telah diraih harus dijaga dan diisi dengan pembangunan yang berkeadilan dan demokratis.
Perhatikan nukilan berikut ini. Uraikan pendapat kalian tentang apa yang digambarkan pengarang pada kutipan itu.
  1. “Banyak anak usia sekolah di kampungku yang tidak sekolah, Fahmi. Aku berharap, beberapa tahun lagi di Rimbo Pematang sudah ada SMP dan SMA sehingga anak-anak di sana dan kampung terdekat tidak harus menyeberang sungai ke sini untuk sekolah... (NSdI, 2004:20).
  2. Dia mau pergi, mengejar dunia dan mimpi masa kanak-kanaknya: ada jalan beraspal dan jembatan yang mengeluarkan kampungnya dan juga kampung sekitarnya dari isolasi. Ada listrik yang menerangi sehingga kampungnya tidak gelap gulita di malam hari, karena hanya lampu teplok yang menyala. Dia juga ingin ada sekolah yang layak dan tidak hanya sebatas SD, agar anak-anak kampungnya tidak harus mengayuh perahu ke seberang ketika ingin berangkat sekolah ke SMP maupun SLTA. Hal inilah yang membuat banyak anak di kampungnya yang akhirnya memilih tidak sekolah dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dilakukan orang dewasa di kampung ini; menakik getah, menjala ikan, dan turun ke sawah (NSdI, 2004:34).
  3. Seminggu hujan tak berhenti dan kampung itu benar-benar menjadi danau baru, mungkin juga puluan kampungl lainnya di sepanjang aliran sungai. Kalid juga masih ingat ketika itu, setelah air surut dan normal, kampung itu dilanda wabah kolera. Penyakit itu datang tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Banyak yang meninggal ketika itu, sekitar pertengahan tahun 1986, karena bantuan obat-obatan dan dokter dari kota terlambat. Transportasi yang susah membuat distribusi bantuan tersendat, ini belum lagi masalah birokrasi yang selalu menjadi penghambat penyaluran bantuan dalam bencana apapun (NSdI, 2004:51).

Apakah kalian setuju bahwa tingkat keterbelakangan suatu kaum dipengaruhi oleh faktor kemiskinan?
Sangat setuju karena kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya. Salah satu penyebab kemiskinan disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensional di Indonesia. Padahal Indonesia adalah sebuah bangsa yang memiliki kekayaan alam berlimpah. Kemiskinan ini tidak hanya ditandai oleh rendahnya pendapatan penduduk, tetapi juga digambarkan oleh rendahnya kualitas kesehatan dan rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Setujukah kalian dengan pernyataan ini?
Sangat setuju karena dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain dari negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan fasilitas umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.

Mengevaluasi Struktur Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang menceritakan tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Kelebihannya buku ini menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.

Dalam novel Laskar Pelangi banyak dijumpai metafora, metonimia, dan simile. Metafora merupakan perumpamaan yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Metonimia merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu sebagai pengganti kata sebenarnya karena memiliki pertalian yang begitu dekat. Sedangkan simile disebut juga persamaan, merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Gaya bahasa simile ini ditandai dengan kata pembanding seperti, seumpama, laksana, selayaknya, dan sebagainya.
laskar pelangi
Kata pembanding tersebut digunakan untuk menggambarkan bahwa satu hal yang sedang dibicarakan mempunyai kesamaan dengan hal lain di luar yang dibicarakan. Perumpamaan atau gaya bahasa yang yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi antara lain sebagai berikut..
No.Kutipan dari Novel Laskar PelangiGaya Bahasa
1.Ibu Muslimah yang beberapa menit lalu sembap, gelisah, dan coreng moreng, kini menjelma menjadi sekuntum crinum gigantium. Sebab tiba-tiba ia mekar sumringah dan posturnya yang jangkung persis tangkai bunga itu. Kerudungnya juga berwarna bunga crinum, demikian pula bau bajunya, persis crinum yang mirip bau vanili (LP, 2007:9).Metafora
2.Kulihat lagi pria cemara angin itu (LP, 2007:13).Metonimia
3.Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas, ia menyalamiku dengan kuat seperti pegangan calon mertua yang menerima pinangan (LP, 2007:12).Simile
4.Para mayoret cantik, bertubuh ramping tinggi, dengan senyum khas yang dijaga keanggunannya, meliuk-liuk laksana burung merak yang sedang memamerkan ekornya (LP, 2007:236).Simile
5.Betapa susahnya menjejalkan ilmu ke dalam kepala alumuniumnya (LP, 2007:68).Metonimia
6.Dalam hatiku, jika berani macam-macam pastilah jemarinya seperti patukan burung bangau menusuk kedua bola mataku dengan gerakan kuntau yang tak terlihat (LP, 2007:204).Metafora
7.Si rapi jali ini adalah maskot kelas kami (LP, 2007:74).Metonimia
8.Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi (LP, 2007:10).Simile
9.Lintang adalah mercu suar. Ia bintang petunjuk bagi pelaut di samudera (LP, 2007:431).Metonimia
10.Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya (LP, 2007:6).Simile
11.Setiap katanya adalah beban berat puluhan kilo yang ia seret satu per satu (LP, 2007:353).Metafora
12.Pak Harfah menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi (LP, 2007:23).Metonomia
13.Kotak kapur dikeluarkan melalui sebuah lubang persegi empat seperti kandang burung merpati (LP, 2007:203).Simile
14.Kami seperti sekawanan tikus yang paceklik di lumbung padi (LP, 2007:39).Simile
15.Sejak seminggu yang lalu aku telah menjadi sekuntum daffodil yang gelisah (LP, 2007:249).Metafora
16.Rupanya si kuku cantik sembrono (LP, 2007:208).Metonomia
17.Di tengah pusaran itu kami bertempur habishabisan dalam sebuah ritual liar Afrika yang kami tarikan seperti binantang buas yang terluka (LP, 2007:245).Simile
18.Surat ini untukmu, rambut ikal (LP, 2007:280).Metonomia
19.Aku kebanjiran salam dari sepupu-sepupuku untuk disampaikan pada laki-laki muda flamboyan ini (LP, 2007:75).Metafora
20.Dunia baginya hitam putih dan hidup adalah sekeping jembatan papan lurus yang harus dititi (LP, 2007:68).Metafora

Dalam novel Laskar Pelangi banyak terdapat bahasa asing yang telah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Tugas kalian adalah mencari padanan kata dari bahasa asing yang diberikan dalam bahasa Indonesia.
No.Kutipan dari Novel Laskar PelangiPadanan Kata
1.Hasil akhirnya adalah sebuah drama seru pertarungan massal antara manusia melawan binatang dalam alam Afrika yang liar, sebuah karya yang memukau, master piece Mahar (LP, 2007:229).‘karya
kebanggaan’
2.Aku memiliki minat besar pada seni, akan membuat sebuah performing art bersama para sahabat karib (LP, 2007:64).'seni pertunjukkan'
3.Bahkan para kuli panggul yang memikul karung jengkol tiba-tiba bergerak penuh wibawa, santun, lembut, dan berseni, seolah mereka sedang memperagakan busana Armani yang sangat mahal di atas catwalk (LP, 2007:212).'pentas peraga'
4.Ia tidak punya sense of fashion sama sekali (LP, 2007:67).'kepekaan busana'
5.Sebagai Mollen Bas beliau sanggup mengendalikan shift ribuan karyawan, memperbaiki kerusakan kapal keruk yang tenaga-tenaga ahli asing sendiri sudah menyerah, dan mengendalikan aset produksi miliaran dolar (LP, 2007:47).'penggeseran'
6.Ia tampil laksana para event organizer atau para seniman, atau mereka yang menyangka dirinya seniman (LP, 2007:229).'penyelenggara acara'
7.Jika makan, orang urban ini tidak mengenal appetizer sebagai perangsang selera, tak mengenal main course, ataupun dessert (LP, 2007:53).'pembangkit selera', 'makanan utama', 'pencuci mulut'
8.Wilayah ini merupakan blank spot untuk frekuensi walky talky sehingga suara “kemerosok” yang sedikit menghibur dari alat itu sekarang mati dan tempat ini segera menjadi mencekam (LP, 2007:326).'radio dua arah'
9.Seorang penyanyi pop yang melakukan konser khusus untuk para ibu single parent (LP, 2007:134).'orang tua tunggal'
10.Mereka semuanya seolah bergerak seperti dalam slow motion, demikian indah, demikian anggun (LP, 2007:212).'gerak lambat'
Dalam kutipan novel Laskar Pelangi, pengarang menggunakan istilah asing yang sesungguhnya telah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
(a) Apakah fungsi istilah asing yang telah ada padanan katanya tersebut digunakan pengarang dalam karyanya?
Pengarang ingin menarik minat pembaca dalam karyanya dengan menggunakan bahasa yang semenarik mungkin. Seperti yang kita tahu, saat ini semakin banyak ditemukan penggunaan kata-kata atau istilah asing pada beberapa karya sastra seperti novel. Penulis lebih mementingkan segi kepraktisan dan penyajian tulisan yang menarik.
(b) Bagaimana pula dengan fungsi penggunaan bahasa daerah?
Bahasa merupakan alat utama bagi pengarang untuk mengekspresikan pengamatannya terhadap kehidupan dalam bentuk karya seni (sastra).  Untuk merealisasikan gagasan, pikiran, dan perasaannya bahasa diolah dan disajikannya sedemikian rupa melalui proses kreatif hingga tercipta karya sastra yang imajinatif dengan unsur estetis yang dominan.  Ragam bahasa dalam karya sastra dikenal penuh dengan asosiasi, irasional, dan ekspresif untuk menunjukkan sikap pengarangnya sehingga menimbulkan efek tetentu bagi pembaca, seperti memengaruhi, membujuk, dan mengubah sikap pembacanya.

Perhatikan beberapa kutipan berikut yang memperlihatkan pengimbuhan pada istilah asing.
  1. Tak disangsikan, jika di-zoom out, kampung kami adalah kampung terkaya di Indonesia (LP, 2007:49).
  2. Namun, jika di-zoom in, kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggi Gedong (LP, 2007:49).
  3. Caranya ber-make up jelas memperlihatkan dirinya sedang bertempur mati-matian melawan usia... (LP, 2007:60).
Novel merupakan cerminan kehidupan sosial suatu masyarakat yang diceritakan dalam bentuk bahasa tulis. Di dalam novel digambarkan berbagai macam bentuk masyarakat yang berbeda, dengan watak yang berbeda pula sehingga menimbulkan konflik yang membuat cerita menjadi menarik. Bahasa dalam novel sangat bervariasai, sehingga menjadikan novel semakin menarik dan terlihat lebih lugas. 
Pengimbuhan pada istilah asing atau campur kode adalah kegiatan mencampur dua bahasa atau lebih dalam suatu tindakan berbahasa. Campur kode ini sering terjadi, baik dalam perakapan sehari-hari maupun dalam sebuah wacana tulis. Biasanya peristiwa campur kode ini hanya sering kita lihat dalam bentuk lisan saja, namun kenyataannya campur kode ini juga terdapat dalam bentuk tulisan yaitu novel yang seiring dinyatakan dengan mencetak miring ungkapan bahasa asing yang terdapat dalam dialog antar tokoh yang menyisip dalam bahasa tertentu. 
Biasanya dalam novel terdapat penyisipan bahasa asing dalam bahaas tertentu, sehingga peristiwa yang demikian disebut dengan campur kode ke luar (outer code mixing), sedangkan penyisipan unsur bahasa daerah ke dalam bahasa utama yang sedang digunakan, maka bahasa tersebut disebut dengan campur kode dalam (inner code mixing)

Munculnya kata sapaan dalam sebuah komunikasi selalu ditentukan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan penutur, kawan bicara, dan situasi penuturan. Faktor tersebut antara lain situasi (resmi atau tidak resmi), etnik, kekerabatan, status (lebih tinggi, sederajat, atau lebih rendah, usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan daerah asal).

Dalam novel Laskar Pelangi terlihat beberapa kata saapan, seperti pamanda, ananda, ayahanda, ibunda, pak cik, cicik, dan sebagainya. Carilah bentuk kata sapaan yang sering kalian temukan dalam keseharian dan sebutkan kepada siapa kata sapaan itu ditujukan. Kemudian buatlah kalimat yang menggunakan kata sapaan tersebut, seperti pada tabel di bawah ini.
No.Kata SapaanOrang yang
Dituju
Contoh dalam Kalimat
1.Ayah/Abi/Abah‘orang tua laki-laki’Ayah pergi ke sawah tadi pagi.
2.Ibu/Umi/Ambu‘orang tua perempuan’Ibu sedang menonton sinetron.
3.Paman'adik laki-laki dari ayah/ibu'Paman bekerja sebagai sopir bus.
4.Bibi'adik perempuan dari ayah/ibu'Bibi sering datang ke rumahku.
5.Kakek/Opa'orang tua laki-laki dari ayah/ibu'Kakek tinggal di Kota Padang.
6.Nenek/Oma'orang tua perempuan dari ayah/ibu'Nenek selalu hadir di hari ulang tahunku.
7.Om'kakak/adik laki-laki dari ayah/ibu'Om Budi gemar berolah raga
8.Tante'kakak/adik perempuan dari ayah/ibu'Tante Irma bekerja sebagai penata busana.
9.Mas/Aa'kakak laki-laki'Mas Sugeng datang terlambat.
10.Mba/Teteh'kakak perempuan'Mba Mawar jatuh sakit.

Menganalisis Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Pada dasarnya, teks cerita fiksi tidak berbeda dengan teks sejarah, filsafat, atau sosiologi. Semuanya mengangkat bahan yang sama, yaitu manusia dan kemanusiaan. Hal yang membedakannya adalah bagaimana bahan yang sama itu diolah, disajikan, dan diberi penekanan lewat sudut pandang masingmasing. Secara hakiki, yang membedakan teks cerita fiksi dengan nonfiksi adalah adanya dominasi imajinasi. Dalam teks cerita fiksi, dominasi imajinasi sangat penting. Oleh karena itu, dalam teks cerita fiksi semua fakta cenderung diperlakukan fiksi. Itu pula sebabnya penilaian terhadap teks cerita fiksi tidak berkaitan dengan benar-salah, tetapi berkaitan dengan kesanggupan menyajikan keindahan estetik.

Dalam menganalisis teks cerita fiksi, bisa menguraikan berbagai unsur yang membangun teks tersebut. Pada tugas ini, yang menjadi teks model adalah novel Laskar Pelangi. Untuk menganalisis sebuah teks cerita fiksi, bisa dimulai dengan mencari tahu tema ceritanya, sebab tema merupakan ide dasar sebuah cerita. Dari ide dasar itulah kemudian dibangun oleh pengarang rangkaian peristiwa dengan memanfaatkan unsur intrinsik lainnya, seperti tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sebagainya. Salah satu cara untuk mengetahui tema sebuah cerita kalian dapat menguraikan peristiwa yang dibangun pengarang.
Tema
Setelah mencari dan membaca berbagai informasi dari banyak sumber tentang novel Laskar Pelangi, tema yang ada dalam novel tersebut adalah bertemakan tentang perjuangan anak-anak yang ingin menggapai cita-cita dengan berbagai cara untuk bisa mencapai cita-cita yang diimpikan meskipun banyak rintangan, cobaan, dan permasalahan yang harus dihadapi oleh sang tokoh supaya mencapai cita-cita yang diimpikan.
laskar pelangi
Amanat
Berbagai amanat telah disampaikan oleh pengarang melalui cerita yang disuguhkannya dalam novel Laskar Pelangi. Berikut akan diberikan beberapa kutipan yang bisa dimanfaatkan untuk menggali amanat yang disampaikan oleh pengarang. Bacalah kutipan berikut secara cermat. Kemudian temukan amanat apa yang disampaikan pengarang melalui beberapa kutipan tersebut.
  1. Mendobrak kemiskinan melalui pendidikan menjadi cita-cita tokoh yang dibangun pengarang dalam novelnya. Pendidikan itu sangat penting, sebab akan menaikkan derajat seseorang, meskipun dengan segala keterbatasan. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor 3) Ayahnya telah melepaskan belut licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pendidikan (Laskar Pelangi, 2007:10), dan nomor 4) Agaknya selama turun-temurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya. Lintang akan duduk di samping pria kecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulang pergi setiap hari naik sepeda (Laskar Pelangi, 2007:11).
  2. Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa). Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor 1)  Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Kutipan nomor 2)  “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana.
  3. Hidup ini dapat kita lalui dengan bahagia apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam menghadapi cobaan. Hal ini dapat terlihat dari kutipan nomor nomor 6) Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Kutipan nomor 7) Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi.

Penokohan
Berikut akan diberikan penokohan yang terdapat dalam novel. Tugas selanjutnya adalah menyebutkan nama tokoh yang dimaksud, serta temukanlah bukti pendukungnya dari novel Laskar Pelangi tersebut. Kalian juga dapat menambahkan penokohan dari sebelas tokoh anggota Laskar Pelangi jika kalian menemukannya, tentu saja beserta bukti kutipannya.
No.PenokohanNama TokohKutipan Pendukung
1.Anak lelaki yang menunjukkan minat besar untuk bersekolah-karena harus menempuh jarak 80 kilometer setiap hari agar bisa bersekolah. Ia adalah seorang anak yang genius dan menjadi teman sebangku Ikal Ia memiliki citacita menjadi ahli matematika. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin dan harus menanggung 14 jiwa anggota keluarganya.Lintang
  1. Nelayan, biarkan jalan kerikil batu merah empat puluh kilometer mematahkan semangatnya (Laskar Pelangi, 2007:13).
  2. Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa semi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah membolos. Delapan puluh kilo meter pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. (Hirata, 2008: 90) 
  3. Anak pengumpul kerang ini pintar sekali. Matanya menyala-nyala memancarkan intelegensi, keingintahuan menguasai dirinya seperti orang kesurupan. Jarinya tak pernah berhenti mengacung tanda ia bisa menjawab. Kalau melipat dia paling cepat, kalau membaca dia paling hebat. (Hirata, 2008: 105-106)
2.Anak lelaki bertubuh
kurus dan berminat
besar pada seni.
Mahar
  1. ....Mahar memulai intro lagunya dengan memainkan melodi ukulele yang mendayu-dayu, ukulele itu dipeluknya dengan sendu, matanya terpejam, dan wajahnya syahdu penuh kesedihan yang mengharu biru, pias menahankan rasa. (Hirata, 2008: 136) 
  2. Mahar memiliki hampir setiap aspek kecerdasan seni yang tersimpan seperti persediaan amunisi kretivitas dalam lokus-lokus kepalanya. (Hirata, 2008: 139)
3.Anak lelaki keturunan
Tionghoa yang menganggap Mahar adalah guru baginya.
A Kiong
  1. Tapi jika melihat A Kiong...wajahnya seperti baru keluar dari bengkel ketok magic, alias menyerupai frankenstein. Mukanya lebar dan berbentuk kotak, rambutnya serupa landak...(hirata 53-54)
  2. Ia sangat naif dan tidak perduli seperti jalak kerbau.... Namun, meskipun wajahnya horor, hatinya baik luar biasa. Ia penolong dan ramah, kecuali pada Sahara. (Hirata, 2008: 68-69)
4.Anak lelaki ini digambarkan sebagai tokoh “aku” dalam cerita. Ia berminat pada sastra dan selalu mendapat peringkat kedua setelah Lintang.Ikal
  1. Aku dan Lintang sebangku karena kami sama-sama berambut ikal. (Hirata, 2008: 13) 
  2. Sejak kecil aku tertarik untuk menjadi pengamat kehidupan dan sekarang aku menemukan kenyataan yang memesona dalam sosiologi lingkungan kami yang ironis. (Hirata, 2008: 84) 
  3. .....pesona yang memabukkan dan menyadarkan aku bahwa aku telah jatuh cinta. (Hirata, 2008: 211)
5.Sang ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar
Pelangi yang menderita rabun jauh.
Kucai
  1. .......ternyata lemot bukan main, namanya kucai. Kucai sedikik tak beruntung. Kekurangan gizi yang parah ketika kecil mungkin menyebabkan ia menderita miopia alias rabun jauh.......(Hirata : 54)
  2. Sebaliknya, ia memiliki kepribadian populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori, dan sok tahu. (Hirata, 2008: 69)
6.Seorang anak perempuan tomboi yang berasal dari keluarga kaya, serta
peserta terakhir Laskar Pelangi.
Flo
  1. Setiap hari beliah berusaha memperempuankan Flo antara lain dengan memaksanya kursus piano. (Hirata, 2008: 47) 
  2. Bapak Flo adalah orang hebat,.....Ia adalah salah satu segelintir orang Melayu asli Belitong yang berhak tinggal di Gedong.(Hirata : 39-40)
7.Anak lelaki tampan yang pintar dan baik hati. Ia sangat mencintai ibunya.Trapani
  1. Si rapi jali ini adalah maskot kelas kami. Seorang perfeksionis berwajah seindah rembulan...Meskipun rumahnya dekat dengan sekolah tapi sampai kelas tiga ia masih diantar jemput ibunya. Ibu adalah pusat gravitasi hidupnya. Trapani agak pendiam, otaknya lumayan, dan selalu menduduki peringkat ketiga. (Hirata, 2008: 74-75)
  2. Pada saat itu rupanya Trapani telah mengambil keputusan lain. Ia tak datang ke dermaga karena ia tak mampu meninggalkan ibunya. (hirata : 360)
8.Anak lelaki yang memiliki
keterbelakangan mental.
Harun 
  1. Harun adalah seorang pria santun, pendiam, dan murah senyum. Ia juga merupakan teman yang menyenangkan. (Hirata, 2008: 76)
  2. Pria tersebut adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. (Hirata : 14)
9.Satu-satunya tokoh perempuan dalam kelompok
ini-sebelum Flo bergabung. Ia adalah gadis yang keras kepala. Ia digambarkan sebagai gadis yang pintar dan ramah.
Sahara
  1. Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami....sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu......Sahara sangat tempramental, tapi ia pintar......Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. (Hirata, 2008: 75)
  2. N. A. Sahara Aulia Fadhillah binti K.A. Muslim Ramdhani, Gadi skecil berkerudung itu memang keras kepala luar biasa. (Hirata : 19)
10.Tokoh lain yang digambarkan sebagai anak nelayan yang ceria.Syahdan
  1. Lalu Syahdan pun, yang memang berpembawaan ceria, kali ini terlihat sangat gembira. (Hirata, 2008: 67) 
  2. Syahdan selalu riang menerima tugas apa pun, termasuk menyiram bunga, asalkan dirinya dapat menghindarkan diri dari pelajaran di kelas. (Hirata, 2008: 197) 
11.Ia selalu menjaga citranya sebagai lelaki jantan.Borek
  1. Aku paham apa yang terjadi. Samson malu mengakui bahwa ia bersembunyi di bawah ketiak Syahdan. Ia tak ingin citranya sebagai proa macho hancur karena ketakutan nonton sebuah film (Hirata : 314)
  2. Sejak saat itu borek tidak tertarik lagi dengan hal lain dalam hidup ini selain ssesuatu yang berhubungan dengan upaya membesarkan ototnya. Karena latihan keras ia berhasil mendapat julukan Samson. (Hirata : 61)

Sudut Pandang
Sudut pandang penceritaan bisa melalui orang pertama (seperti aku, saya, atau kami) serta orang ketiga (seperti ia atau dia). Sudut pandang orang pertama memamparkan kisah berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan oleh tokoh “aku”, “saya”, atau “kami”. Sudut pandang pertama bisa mengungkapkan isi hati dan pikiran si tokoh semaksimal mungkin. Akan tetapi, dengan menggunakan sudut pandang orang pertama ini, tidak bisa melukiskan apa yang ada dalam hati atau pikiran karakter lain. Sementara itu, penceritaan yang menggunakan sudut pandang orang ketiga bisa menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”. Pada sudut pandang ini, pencerita bisa melihat semua tindakan tokoh yang dirujuknya, tetapi ia tidak bisa membaca isi pikiran setiap karakter. Ia hanya bisa melukiskan segala hal sebatas apa yang ditangkap indra. Sudut pandang orang ketiga bisa juga digunakan pencerita untuk menggambarkan satu karakter tertentu dengan menuturkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dipikirkan, atau diinginkan oleh tokoh “ia” yang digambarkannya.
Sudut pandang penceritaan dalam novel Laskar Pelangi antara lain sebagai berikut.
No.Sudut PandangKutipan dari Novel Laskar Pelangi
1.Sudut pandang orang pertama
  1. Dalam perjalanan pulang aku dengan sengaja melanggar perjanjian. Setelah kuburan Tionghoa, aku tak meminta Syahdan menggantikanku. (Laskar Pelangi, 2007:213).
  2. Sedangkan aku dan agaknya anak-anak yang lain merasa amat pedih: pedih pada orang tua kami yang tak mampu, pedih menyaksikan detik-detik terakhir sebuah sebuah sekolah tua yang tutup justru pada hari pertama kami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk belajar tapi tinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan satu murid.(Laskar Pelangi, 2007:5-7)
  3. Aku dan Lintang sebangku karena kami sama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karena mereka berdua paling tampan.(Laskar Pelangi, 2007:13-14)
  4. N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri).(Laskar Pelangi, 2007:29-30).
  5. Tekad itu memberinya kesulitan hidup tak terkira, karena kami kekurangan guru-lagi pula siapa yang rela diupah beras 15 kilo setiap bulan?(Laskar Pelangi, 2007:29-30). Tak susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen, bisa rubuh berantakan.(Laskar Pelangi, 2007:17-18)
2.Sudut pandang orang ketiga
  1. Ia memperlihatkan bakat kalkulus yang amat besar dan keahliannya tidak hanya sebatas menghitung guna menemukan solusi, tetapi ia memahami filosofi operasi-operasi matematika dalam hubungannya dengan aplikasi seperti yang dipelajari para mahasiswa tingkat lanjut dalam subjek metodolgi riset (Laskar Pelangi, 2007:119).
  2. Di punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan slang yang menjalar ke sana ke mari. Ia akan berangkat ke bulan.(Laskar Pelangi, 2007:17-18). 
  3. Feodalisme di Belitong adalah sesuatu yang unik, karena ia merupakan konsekuensi dari adanya budaya korporasi, bukan karena tradisi paternalistik dari silsilah, subkultur, atau priviliese yang dianugerahkan.(Laskar Pelangi, 2007:41-43) 
  4. Ia terisolasi tembok tinggi berkeliling dengan satu akses keluar masuk seperti konsep cul de sac dalam konsep pemukiman modern.(Laskar Pelangi, 2007:41-43).
  5. Lagi pula lebih baik kutitipkan dia di sekolah ini daripada di rumah ia hanya mengejar-ngejar anak-anak ayamku....” (Laskar Pelangi, 2007:7-8).
  6. Maka diam-diam dia telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang tua murid pada kesempatan pagi ini.(Laskar Pelangi, 2007:5-7)

Permasalahan yang kalian temukan dalam novel Laskar Pelangi antara lain.
  1. Permasalahan pertama yang ditemukan adalah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah karena kekurangan murid.
  2. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam.
Solusi Permasalahan
  1. Permasalahan pertama yang ditemukan adalah hampir ditutupnya SD Muhammadiyah karena kekurangan murid. Kemudian, keadaan ini terselamatkan oleh kedatangan Harun yang menjadi murid kesepuluh di SD itu.
  2. Selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajara-mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga.


Lengkapilah struktur teks novel Laskar Pelangi yang terdapat dalam kolom berikut.
No.StrukturKalimat
1.AbstrakPagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu ada hari yang agak penting: hari pertama masuk SD (Laskar Pelangi, 2007:1).
2.OrientasiTahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Maka diam-diam dia telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di depan para orang tua murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa mereka hanya memerlukan satu siswa lagi untuk memenuhi target itu menyebabkan pidato ini akan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati. (Laskar Pelangi, 2007:5-7)

................

Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak. Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan meyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras. (Laskar Pelangi, 2007:7-8)
3.KomplikasiMendengar keputusan itu Lintang merontak-ronta ingin segera masuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangnenangkannya, tapi ia memberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, dan menghambur ke dalam kelas mencari bangku kosongnya sendiri. Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayahnya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pendidikan.(Laskar Pelangi, 2007:10)

......................

Umumnya Bu Mus mengelompokkan tempat duduk kami berdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kami sama-sama berambut ikal. Trapani duduk dengan Mahar karena mereka berdua paling tampan. Penampilan mereka seperti para pelantun irama semenanjung idola orang Melayu pedalaman. Trapani tak tertarik dengan kelas, ia mencuricuri pandang ke jendela, melirik kepala ibunya yang muncul sekali-sekali di antara kepala orang tua lainnya.

Tapi Borek dan Kucai didudukkan berdua bukan karena mereka mirip, tapi karena sama-sama susah diatur. Baru beberapa saat di kelas, Borek sudah mencoreng muka Kucai dengan penghapus papan tulis. Tingkah ini diikuti Sahara yang sengaja menumpahkan air minum A Kiong sehingga anak Hokian itu menangis sejadi-jadinya seperti orang ketakutan dipeluk setan. N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, gadis kecil berkerudung itu, memang keras kepala luar biasa. Kejadian ini menandai perseteruan mereka yang akan berlangsung akut bertahun-tahun. Tangisan A Kiong nyaris merusak acara perkenalan yang menyenangkan pagi ini.
(Laskar Pelangi, 2007:13-14)
4.EvaluasiKami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal, maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. (Laskar Pelangi, 2007:17-18)
5.ResolusiPak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi. Kami terpesona pada setiap pilihan kata dan gerak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruh yang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankan sebagai pria yang kenyang akan pahit getir perjuangan dan kesusahan hidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambil risiko, dan menikmati daya tarik dalam mencari-cari bagaimana cara menjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti. (Laskar Pelangi, 2007:23) 14)

Ketika mengajukan pertanyaan beliau berlari-lari kecil mendekati kami, menatap kami penuh arti dengan pandangan matanya yang teduh seolah kami adalah anak-anak Melayu yang paling berharga. Lalu membisikkan sesuatu di telinga kami, menyitir dengan lancar ayat-ayat suci, menantang pengetahuan kami, berpantun, membelai hati kami dengan wawasan ilmu, lalu diam, diam berpikir seperti kekasih merindu, indah sekali. (Laskar Pelangi, 2007:23-24)
6.KodaBeliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apa pun. Pak Harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, tentang kerukunan, tentang keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya. (Laskar Pelangi, 2007:23-24)

Idiom
Dalam novel Laskar Pelangi ini terdapat banyak idiom, yaitu konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Menurut Gorys Keraf, idiom merupakan pola struktural yang menyimpang dari kaidah bahasa umum dan biasanya berbentuk frasa. Sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna kata yang membentuknya.

Berikut ini terdapat beberapa idiom yang dikutip dari novel Laskar Pelangi (LP) beserta maknanya. Hanya saja idiom (yang dicetak miring) dan maknanya tersebut dipasangkan secara acak pada kolom
di bawah ini.
No.Kutipan IdiomMakna Idiom
1.Senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas (LP, 2007:2).‘senyum yang lahir dari rasa hati yang kecewa’
2.Ia juga diperhatikan ibunya layaknya anak emas. Mungkin karena ia satusatunya laki-laki di antara lima saudara perempuan lainnya (LP, 2007:74).‘orang yang paling disayangi’
3.Sebagian yang lain diam terpaku, mulutnya ternganga, ia diselubungi kabut dengan tatapan mata yang kosong dan jauh (LP, 2007:104).‘tidak bisa berkata apa-apa’
4.Guru-guru yang sederhana ini berada dalam situasi genting karena Pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah memperingatkan bahwa jika SD Muhammadiyah hanya mendapat murid baru kurang dari sepuluh orang, maka sekolah paling tua di Belitong ini harus ditutup (LP, 2007:4).‘keadaan yang menegangkan atau berbahaya’
5.Yang berhasil dibawa pulang hanya tubuh yang remuk redam.... (LP, 2007:264).‘hancur sama sekali’
6.Ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara-mutiara nan puitis sebagai prolog penerimaan selamat datang penuh atmosfer sukacita di sekolahnya yang sederhana (LP, 2007, 21—22).‘mulai bicara’
7.Intonasinya lembut membelai-belai kalbu dan Mahar memaku hati kami dalam rasa pukau menyaksikannya menyanyi sambil menitikkan air mata (LP, 2007:137).‘menciptakan rasa yang mendalam dalam hati’
8.Tak mengapa tujuan tak tercapai asal tak jatuh nama dalam debat kusir (LP, 2007:264).‘debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal’
9.Kami menanti liku demi liku cerita dalam detikdetik menegangkan dengan dada berkobar-kobar ingin membela perjuangan para penegak Islam (LP, 2007:23).‘semangat yang menyala-nyala dengan hebatnya’
10.Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka, tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak pernah segan mencakar (LP, 2007:75).‘tidak mau mengikuti nasihat orang lain’

Membandingkan Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Bahasa merupakan wahana utama penghasil teks. Bahasa adalah sarana bagi pengarang agar leluasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaannya. Bahasa dalam novel pada umumnya penuh makna dan menimbulkan efek estetik. Seorang pengarang harus mampu memilih dan menggunakan kata-kata yang dapat memperkaya makna, menggambarkan objek dan peristiwa secara imajinatif, serta memberikan efek emotif bagi pembacanya. Melalui penggunaan gaya bahasa yang tepat, diksi atau pilihan kata yang dilakukan pengarang akan memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan cerita yang disuguhkan.

Sebagai pembanding novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri, kalian diminta membaca novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Untuk dapat memahami jalan cerita yang disajikan Andrea Hirata melalui novelnya tersebut, kalian bisa mencari novelnya di toko buku atau internet. Dengan membaca novel ini, tentu saja kalian akan lebih mudah menganalisisnya. Perbandingan permasalahan yang terdapat dalam novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri dan Laskar Pelangi:
Laskar PelangiNyanyi Sunyi dari Indragiri
  1. N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong-untuk terus mengobarkan pendidikan Islam. 
  2. Karena kami kekurangan guru  beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran
  3. Sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini. 
  4. Sekolah lami kekurangan guru sehingga sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama.
  5. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak dicuri.
  6. Pulau Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari tanah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Melayu yang tua. 
  7. Ketika korporasi secara sistematis mengeksploitasi timah, kebudayaan bersahaja itu mulai hidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnya mencerminkan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkan status berkasta-kasta
  8. Kampung kami adalah kampung terkaya di Indonesia. Inilah kampung tambang yang menghasilkan timah dengan harga segenggam lebih mahal puluhan kali lipat dibanding segantang padi.  
  9. Di luar tembok feodal itu berdirlah rumah-rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampung Muhammadiyah.
  10. Kekuatan ekonomi Belitung dipimpin oleh orang staf PN dan para cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasi timah.  
  11. Hanya beberapa jengkal di luar lingkaran tembok tersaji pemandangan kontras seperti langit dan bumi.
  1. Persoalan dimulai pada April 1998, saat keadaan politik memburuk akibat jatuhnya harga rupiah. Keadaan tersebut menyebabkan harga getah karet dan kayu melambung tinggi.
  2. PT Riau Maju Timber melakukan penebangan kayu hampir sampai perbatasan kampung sehingga mengakibatkan beberapa hutan di kampung sebelah sudah lenyap.
  3. Panas terik sepanjang tahun mengakibatkan beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air.
  4. Penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pembakaran yang dilakukan membuat bencana itu selalu datang.
  5. Dampak penebangan hutan menyebakan banjir tiap tahun dan kemarau membakar dan mengeringkan sawah ladang. Hingga suatu ketika banjir bandang menerjang rumah dan menghanyutkan abah Kalid. Kematian seorang ayah semakin menyalakan api dendam yang tumbuh di dada Kalid. 
  6. Kalid membakar base camp milik PT Riau Maju Timber yang menyebabkan masyarakat banyak menderita akibat eksplorasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 
  7. Khalid bersama teman-teman kemudian masuk penjara yang mungkin membuat umi tertekan batin karena anak satusatunya berurusan dengan masalah kriminal dan peristiwa tersebut mengakibatkan umi meninggal hanya beberapa hari sebelum khalid keluar dari penjara.
  8. Khalid datang ke kantor Dinas Kehutanan di Rengat ketika libur kuliah dan mengatakan kepada mereka bahwa aktivitas PT Riau Maju Timber di kampung kami harus dihentikan. Aktivitas tersebut menyebabkan hutan habis dan banjir selalu datang menenggelamkan kampung.
  9. Ketika hakim selesai membaca keputusan, kembali, mereka kalap dan mengatakan bahwa hukuman itu tidak adil untuk Kalid.
  10. Khalid mulai memahami pedihnya menjadi orang miskin adalah bagaimana supaya kami semua di kampung diperhatikan; sekolah dibangun dengan layak, jalan dan jembatan dibuat dan orang-orang di kampung kami tidak bermental terbelakang seperti itu.

Membandingkan bisa dengan mencari persamaan maupun perbedaan hal yang dibandingkan. Seperti halnya teks cerita pada novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri terdapat beberapa struktur teks lain di dalamnya, sehingga novel ini disebut juga dengan genre makro. Salah satunya adalah teks eksplanasi seperti di bawah ini.
StrukturNyanyi Sunyi dari Indragiri, 2004,
(Halaman 38-41)
Pernyataan
Umum
Tahun 1986, inilah tahun terburuk dalam sejarah bencana di kampungnya. Dia baru tamat SD ketika itu dan umurnya baru 12 tahun. Meski masih bau ingus, tetapi dia ingat betul semua yang terjadi di kampungnya; panas terik sepanjang tahun, beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air. Penduduk kampung ini akhirnya banyak yang mencari ubi dan talas ke kampung lain untuk sekadar mempertahankan hidup.
Urutan Sebab-AkibatTahun 1986, inilah tahun terburuk dalam sejarah bencana di kampungnya. Dia baru tamat SD ketika itu dan umurnya baru 12 tahun. Meski masih bau ingus, tetapi dia ingat betul semua yang terjadi di kampungnya; panas terik sepanjang tahun, beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air. Penduduk kampung ini akhirnya banyak yang mencari ubi dan talas ke kampung lain untuk sekadar mempertahankan hidup.
UrutanSebab-
Akibat
 “Ini cobaan dari Tuhan, Anakku....” kata abahnya ketika itu. Tapi mungkin juga peringatan dari Tuhan karena selama ini kita lalai dan tidak menjalankan apa yang diperintahkan,” sambung abahnya lagi.

 “Apo nak kito buat, Abah?” katanya dalam bahasa kampung, campuran antara logat dusun Jambi dan Indragiri.

“Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah agar bencana kekeringan ini berakhir.”

“Apakah Allah mau dengar doa dan permintaan kita?”

“Jika ini memang ujian, Allah tak akan memberi ujian yang tidak bisa diterima oleh manusia....”

Setiap malam, Kalid pergi ke surau untuk mengaji bersama teman-teman sebayanya.

Setiap pulang dari surau, Kalid langsung bercerita kepada abah dan uminya, bahwa dia ingin sekolah tinggi dan tidak hanya sekadar pandai mengaji. “Saya ingin jadi insinyur, Abah, biar saya membangun jembatan di atas Sungai Indragiri ini,” katanya suatu kali. Abah dan uminya hanya tersenyum mendengar itu.

Di lain kesempatan, juga ketika pulang dari surau, dia mengatakan bahwa lebih baik menjadi guru, agar bisa menjadikan orang insinyur atau pejabat. “Kalau jadi insinyur saya hanya sendirian, tetapi kalau jadi guru, saya bisa menciptakan banyak insinyur,” katanya. Lagi, abah dan uminya hanya tertawa mendengar itu.

Panas terik masih terus memanggang kampungnya, juga kampung-kampung lain di pinggir sungai itu. Asap mengepul dari hutan-hutan di pinggir kampung yang sudah banyak terbakar. Hampir setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi baik berbentuk papan maupun batangan segi empat, dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari hutan.
Urutan Sebab-
Akibat
Sesampai di pinggir sungai, ada orang yang mengikatnya dengan tali atau kawat dan kemudian dalam jumlah besar dialirkan ke arah hilir sungai dan dikendalikan oleh pompong bermesin diesel. Hampir setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti ini terjadi; kayu yang ditarik kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke arah hilir.

Kalid bertanya kepada abahnya, apakah mereka yang bekerja itu adalah orang kampungnya. “Mereka bekerja kepada seorang pengusaha dari kota yang dibeking aparat untuk menebang hutan di sekitar kampung kita. Mereka sudah menghabiskan hutan di daerah hulu, dan sekarang giliran kampung kita dan kampung-kampung lain yang akan dihabiskan kayunya....”

“Apakah upah mereka mahal, Abah?”

“Harga kayu itu yang mahal, upah untuk mereka yang menebang, menggergaji, dan semuanya itu sangat kecil. Padahal mereka mempertaruhkan nyawa. Tidak sedikit dari mereka yang mati ketika menebang kayu.”
“Tapi mereka mau bekerja?”

“Kita semua butuh uang...”

 “Ayah tidak bekerja bersama mereka?”

“Ayah masih bisa mencari pekejaan lain.”

 “Banyak orang kampung kita yang bekerja seperti itu, kan Bah?”

“Suatu saat kamu akan tahu, merekalah yang sebenarnya membuat bibit bencana untuk kampung kita.”

“Kenapa, Abah?”

 “Karena mereka menghancurkan hutan yang menyerap dan menyimpan air saat musim hujan dan mengeluarkannya "

“Apakah upah mereka mahal, Abah?”

“Harga kayu itu yang mahal, upah untuk mereka yang menebang, menggergaji, dan semuanya itu sangat kecil. Padahal mereka mempertaruhkan nyawa. Tidak sedikit dari mereka yang mati ketika menebang kayu.”

 “Tapi mereka mau bekerja?”

“Kita semua butuh uang...”

“Ayah tidak bekerja bersama mereka?”

“Ayah masih bisa mencari pekejaan lain.”

“Banyak orang kampung kita yang bekerja seperti itu, kan Bah?”

“Suatu saat kamu akan tahu, merekalah yang sebenarnya membuat bibit bencana untuk kampung kita.”

“Kenapa, Abah?”

“Karena mereka menghancurkan hutan yang menyerap dan menyimpan air saat musim hujan dan mengeluarkannya

Kalid kecil ketika itu belum paham benar apa itu ekosistem. Kelak, ketika dia besar, dia baru paham dan marah semarah-marahnya.
laskar pelangi
Dalam novel Laskar Pelangi juga ditemukan teks eksplanasi seperti pada contoh di bawah ini.
StrukturLaskar Pelangi, 2007
Pernyataan
Umum
N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri). Namun, beliau bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya-K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong-untuk terus mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya kesulitan hidup tak terkira, karena kami kekurangan guru- lagi pula siapa yang rela diupah beras 15 kilo setiap bulan? Maka, selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajara-mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya. (Laskar Pelangi, 2007:29-30)
Urutan Sebab-AkibatTak susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen, bisa rubuh berantakan.

Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu.

Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. (Laskar Pelangi, 2007:17—18)
UrutanSebab-
Akibat
Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan slang yang menjalar ke sana ke mari. Ia akan berangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatan yang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepul seperti kebakaran hebat, kami pun bersorak-sorak kegirangan.

Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat lonceng. Lonceng kami adalah besi bulat berlubang-lubang bekas tungku. Di papan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis SD MD (Sekolah Dasar Muhammadiyah). (Laskar Pelangi, 2007:17-18)

Memahami Ciri Kebahasaan Teks Cerita Fiksi dalam Novel

Nyanyi Sunyi dari Indragiri karya Hary B. Kori’un secara jelas menyingkap kondisi sosial masyarakat Provinsi Riau dewasa ini. Dalam novel tersebut terdapat gambaran keterbelakangan dan kemiskinan yang ada di Provinsi Riau. Dengan gaya yang khas dari pengarang dalam menyampaikan
ide dan pikirannya, membuat novel ini sangat menarik untuk dianalisis secara mendalam. Novel peraih penghargaan utama Ganti Award 2004-nama sebuah penghargaan penulisan novel yang diselenggarakan oleh Yayasan Bandar Serai di Pekanbaru, Provinsi Riau (Ensiklopedia Sastra Riau, 2011)-ini diterbitkan oleh Gurindam Press pada Desember 2004. Novel dengan tebal 102 halaman ini terdiri dari empat bagian, yaitu (1) Prolog, (2) Alia, (3) Sarah, dan (4) Epilog.
 
Novel adalah salah satu karya fiksi berbentuk prosa. Novel memiliki ciri ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk menggambarkan suasana; bersifat realistis, artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya; bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari 10.000 kata; dan alur ceritanya cukup kompleks.Agar lebih memahami berbagai unsur yang membangun novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri (NSdI), seperti tema, tokoh dan penokohan, latar, konflik, alur, dan sebagainya, berikut akan diberikan cuplikan isi novel tersebut. Setelah mengetahui berbagai unsur yang membangun novel tersebut, kalian akan dengan mudah mengurai komplikasi yang ada di dalam novel.
novel
Tema
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal  tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

Untuk menemukan tema, terlebih dahulu harus diidentifikasi berbagai masalah yang ditemukan dalam cerita. Masalah inilah yang kemudian akan menggiring pada penemuan tema sebuah novel. Maka identifikasikanlah berbagai masalah yang kalian temukan dalam novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri.
  1. Persoalan dimulai pada April 1998, saat keadaan politik memburuk akibat jatuhnya harga rupiah. Keadaan tersebut menyebabkan harga getah karet dan kayu melambung tinggi.
  2. PT Riau Maju Timber melakukan penebangan kayu hampir sampai perbatasan kampung sehingga mengakibatkan beberapa hutan di kampung sebelah sudah lenyap.
  3. Panas terik sepanjang tahun mengakibatkan beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air.
  4. Penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pembakaran yang dilakukan membuat bencana itu selalu datang.
  5. Dampak penebangan hutan menyebakan banjir tiap tahun dan kemarau membakar dan mengeringkan sawah ladang. Hingga suatu ketika banjir bandang menerjang rumah dan menghanyutkan abah Kalid. Kematian seorang ayah semakin menyalakan api dendam yang tumbuh di dada Kalid. 
  6. Kalid membakar base camp milik PT Riau Maju Timber yang menyebabkan masyarakat banyak menderita akibat eksplorasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 
  7. Khalid bersama teman-teman kemudian masuk penjara yang mungkin membuat umi tertekan batin karena anak satusatunya berurusan dengan masalah kriminal dan peristiwa tersebut mengakibatkan umi meninggal hanya beberapa hari sebelum khalid keluar dari penjara.
  8. Khalid datang ke kantor Dinas Kehutanan di Rengat ketika libur kuliah dan mengatakan kepada mereka bahwa aktivitas PT Riau Maju Timber di kampung kami harus dihentikan. Aktivitas tersebut menyebabkan hutan habis dan banjir selalu datang menenggelamkan kampung.
  9. Ketika hakim selesai membaca keputusan, kembali, mereka kalap dan mengatakan bahwa hukuman itu tidak adil untuk Kalid.
  10. Khalid mulai memahami pedihnya menjadi orang miskin adalah bagaimana supaya kami semua di kampung diperhatikan; sekolah dibangun dengan layak, jalan dan jembatan dibuat dan orang-orang di kampung kami tidak bermental terbelakang seperti itu.

Tema sifatnya mengikat keseluruhan masalah yang ada dalam cerita. Setelah semua permasalahan teridentifikasi dengan baik, novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri karya Hary B Kori’un ini merupakan karya besar yang mampu menampilkan tema lingkungan dengan penggambaran yang dahsyat. Setidaknya pembaca diajak untuk melihat realitas di tengah masyarakat Riau dengan kaca mata fiksi.

Hubungan Kausalitas
Jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian polah para tokoh yang berusaha memecahkan konflik dalam sebuah cerita disebut alur. Alur, yang merupakan perpaduan semua unsur pembangun cerita sehingga menjadi kerangka utama, mempunyai penekanan pada hubungan kausalitas tiap peristiwa yang ada. Setelah kalian mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam cerita,  hubungan kausalitas dapat dilihat dalam kalimat seperti di bawah ini.
  1. Keadaan politik yang memburuk menyebabkan harga rupiah yang anjlok, sehingga harga karet dan kayu melambung tinggi. Hal ini menyebabkan PT Riau Maju Timber “merampas” hutan masyarakat Rimbo Pematang.
  2. Eksplorasi hutan yang berlebihan menyebabkan kekeringan di musim panas dan banjir di musim hujan.
  3. PT Riau Maju Timber melakukan penebangan kayu hampir sampai perbatasan kampung sehingga mengakibatkan beberapa hutan di kampung sebelah sudah lenyap.
  4. Panas terik sepanjang tahun mengakibatkan beras menjadi langka, pohon karet tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air.
  5. Penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pembakaran yang dilakukan membuat bencana itu selalu datang.
  6. Dampak penebangan hutan menyebakan banjir tiap tahun dan kemarau membakar dan mengeringkan sawah ladang. Hingga suatu ketika banjir bandang menerjang rumah dan menghanyutkan abah Kalid. Kematian seorang ayah semakin menyalakan api dendam yang tumbuh di dada Kalid. 
  7. Kalid membakar base camp milik PT Riau Maju Timber yang menyebabkan masyarakat banyak menderita akibat eksplorasi hutan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. 
  8. Khalid bersama teman-teman kemudian masuk penjara yang mungkin membuat umi tertekan batin karena anak satusatunya berurusan dengan masalah kriminal dan peristiwa tersebut mengakibatkan umi meninggal hanya beberapa hari sebelum khalid keluar dari penjara.
  9. Khalid datang ke kantor Dinas Kehutanan di Rengat ketika libur kuliah dan mengatakan kepada mereka bahwa aktivitas PT Riau Maju Timber di kampung kami harus dihentikan. Aktivitas tersebut menyebabkan hutan habis dan banjir selalu datang menenggelamkan kampung.

Alur
Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.

Untuk mengetahui bentuk alur sebuah cerita, perlu disimak rangkaian peristiwa yang terdapat dalam karya tersebut. Berbagai bentuk alur dalam cerita rekaan, seperti alur progresif atau alur lurus, dan alur regresif (flashback) atau sorot balik, bahkan ada alur yang bolak-balik. Baik cerpen maupun novel, memiliki salah satu bentuk alur tersebut. Berikut ini adalah beberapa cuplikan tambahan yang akan membantu melihat alur cerita yang terdapat dalam novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri. Bacalah cuplikan berikut secara cermat dan perhatikan nomor halaman setiap kutipan, karena akan membantu kalian menyusun alur cerita dalam novel NSdI.
  1. Guntingan koran itu masih ada di mejanya. Tidak semua koran menulis tentang peristiwa itu, hanya beberapa. Dan yang beberapa itulah yang membuatnya tersentak. Ada yang nyeri dalam dadanya, ada yang hampa dalam jiwanya. Benarkah berita itu? Tidakkah salah koran-koran itu menulis tentang hilangnya lelaki itu terbawa arus Sungai Indragiri yang menenggelamkan beberapa kampung di Indragiri? (NSdI, 2004:1).
  2. Ketika kemudian aku mendengar berita itu: engkau hilang terseret arus sungai dan mayatmu tak ditemukan dalam sebuah banjir bandang yang melanda kampungmu, aku sudah kehabisan air mata, Kalid. Aku yakin dan percaya, seperti kejadian-kejadian sebelumnya, engkau selalu lolos dari apa yang diperkirakan orang. Entahlah, entah kapan lelaki sepertimu akan mati, atau engkau memang memiliki ilmu yang membuatmu tak mati, tak terdeteksi aparat, bisa membuat semua orang mencintaimu dan segala ilmu lainnya? (NSdI, 2004:97—98)
  3. Aku tak yakin, meski aku mempercayainya: kamu bisa melakukan segalanya seperti yang engkau inginkan. Benarkah engaku telah mati? (NSdI: 2004:98)
Kesimpulan : Novel tersebut menggunakan alur mundur. Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut.

Pada umumnya, bagian awal teks cerita fiksi berisikan paparan dan sedikit ajakan yang akan mengantarkan pada permasalahan sebenarnya. Pada bagian tengah tekslah komplikasi terjadi. Setelah komplikasi berhasil diuraikan dan dievaluasi, pada bagian akhir cerita biasanya ditutup dengan penyelesaian.

Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.

Sebuah teks cerita fiksi terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan, sehingga dapat terlihat ide yang disampaikan pengarang kepada pembacanya. Teks cerita fiksi ini merupakan karya sastra berbentuk prosa. Mengingat hakikat prosa adalah narasi (cerita), maka di dalamnya ada pelaku cerita (tokoh), rangkaian cerita (alur), pokok masalah yang diceritakan (tema), siapa yang menyampaikan cerita (pencerita), serta tempat, waktu, dan suasanan seperti apa cerita itu berlangsung (latar). Itulah yang kemudian disebut unsur intrinsik prosa atau teks cerita fiksi. Berikut akan diberikan nukilan novel yang menggambarkan penokohan Kalid.
  1. Dia senang bisa memandang lelaki itu; melihat dari dekat wajahnya yang tidak terlalu halus-pori-porinya terlihat dan rahangnya yang menyembul.... (NSdI, 2004:4)
  2. Kubiarkan cambang, kumis, dan jenggotku memanjang, juga rambutku, supaya tak ada orang yang mengenaliku, meskipun aku yakin tak ada orang yang mengenaliku di kota ini meski kasusku dimuat di beberapa koran. (NSdI, 2004:63)
  3. Rambutnya gondrong awut-awutan, hampir seluruh mukanya ditutupi bulu lebat.... (NSdI, 2004:75)
  4. Tetapi aku sadar sesadar-sadarnya, bahwa tatapan matanya yang sangat tajam ketika kami pertama kali bertemu-bukan bertemu, aku yang memandangnya dari kejauhan-menjelang senja beberapa waktu sebelum huru hara itu, telah mengubah seluruh tatanan pemikiranku selama ini. (NSdI, 2004:60)
  5. Aku juga pergi tanpa kata-kata, tetapi sekilas aku bisa melihat ekspresi Kalid yang dingin. Betul-betul dingin dan beku. (NSdI, 2004:6)
  6. “Begitu dong. Sekali-kali tersenyum dan tertawa. Jangan menjadi Mr. Cool, aku kan jadi kikuk terus kalau kamu selalu diam...” katanya lagi. (NSdI, 2004:83)
  7. Dia ingat lelaki itu, lelaki pemberani dan misterius. Lelaki yang mau melawan badai, membun*h beruang bahkan ketika usianya sendiri belum sepuluh tahun dan melawan kekuatan apapun yang dianggapnya salah dan merugikan orang lain. (NSdI, 2004:1-2)
  8. Dan inilah yang ingin kuceritakan di sini. Tentang laki-laki misterius yang telah merampas separuh hidupku, yang membuat aku merasa hidup dan meninggalkan banyak hal yang selama ini kumiliki. Meski untuk itu, aku juga kehilangan banyak hal... (NSdI, 2004:61)
  9. Namun dia tetap ngotot agar bisa tetap sekolah yang jaraknya sekitar 15 kilometer ke kota kecamatan. Dan untuk sampai ke sana, dia harus naik perahu ke arah hilir selama setengah jam, menyambung lagi dengan angkutan pedesaan ke arah kota kecamatan. Pulangnya, dia juga harus menempuh rute yang sama ketika pergi. (NSdI, 2004:35)
  10. Yang penting dia berangkat dulu, melihat kondisi. Kalau memang tak memungkinkan, dia akan mencari pekerjaan dulu, mengumpulkan uang, dan setelah itu baru kuliah. Dia bisa istirahat setahun tak kuliah, ini banyak dilakukan mahasiswa yang kesulitan dana. (NSdI, 2004:37)

Berdasarkan berbagai nukilan yang dberikan, diskusikanlah penokohan Kalid menurut kalian, baik ciri fisiknya maupun sifat dan sikap yang digambarkan pengarang.
  1. Kalid adalah seorang yang berperawakan keras dengan pori wajah yang agak kasar dan rahang yang menyembul.
  2. Khalid memiliki kumis, cambang, dan jenggot yang panjang.
  3. Khalid berambut gondrong dan awut-awutan dan hampir seluruh mukanya tertutup bulu.
  4. Khalid memiliki tatapan mata yang sangat tajam.
  5. Khalid memiliki ekspresi yang dingin.
  6. Khlaid adalah lelaki pemberani dan misterius.
  7. Kalid sebagai seorang lelaki yang tidak pernah menyerah menghadapi prahara kehidupan. Seorang sarjana hukum yang akhirnya menjadi korban ketidakadilan. Kalid sebagai lelaki yang tak pernah ‘mati’ hingga akhir cerita.

Perhatikan kutipan berikut dengan teliti.
Panas terik masih terus memanggang kampungnya, juga kampung-kampung lain di pinggir sungai itu. Asap mengepul dari hutan-hutan di pinggir kampung yang sudah banyak terbakar. Hampir setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi baik berbentuk papan maupun batangan segi empat dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari hutan. Sesampai di pinggir sungai, ada orang yang mengikatnya dengan tali atau kawat dan kemudian dalam jumlah besar dialirkan ke arah hilir sungai dan dikendalikan oleh kepompong bermesin diesel. Hampir setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti itu terjadi; raungan gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke arah hilir. (NSdI, 2004:39—40)
Kutipan di atas berisikan gambaran suasana yang dilukiskan pengarang. Pendeskripsian suasana tersebut membuat kalian mengetahui secara detail suasana kampung yang dilukiskan pengarang sehingga pembaca seolah-olah bisa turut merasakan suasana tersebut. Berdasarkan kutipan Nyanyi Sunyi dari Indragiri halaman 39—40 di atas, tentukanlah apakah pernyataan berikut ini benar (B), salah (S), atau tidak terbukti benar salahnya (TT) dengan membubuhkan tanda centang (√) pada pilihan kalian. Untuk menentukan jawaban, kalian tidak perlu berpedoman pada pengetahuan umum atau pengetahuan yang telah kalian miliki, tetapi cukup berpedoman pada informasi yang disajikan dalam teks tersebut.
No.PernyataanBSTT
1.Hutan-hutan di pinggir kampung banyak yang terbakar.--
2.Kampung di sana menjadi panas akibat hutan yang terbakar.--
3.Kampung tersebut berada jauh dari sungai.--
4.Mesin penebang kayu hanya terdengar di siang hari.--
5.Setelah ditebang, kayu-kayu dirajang berbentuk papan maupun batangan segi empat.--
6.Orang-orang yang bekerja menebang kayu itu bekerja untuk seorang pengusaha yang dilindungi aparat.--
7.Untuk mengeluarkan kayu yang sudah dipotong dari hutan menggunakan jasa kerbau.--
8.Kerbau-kerbau membawa kayu tersebut hingga ke pinggir sungai.--
9.Setelah sampai dipinggir sungai, kemudian kayu tersebut dialirkan begitu saja ke arah hilir.--
10.Banyak orang kampung yang bekerja untuk perusahaan itu.--

Untuk melukiskan sosok dan watak tokoh, serta suasana latar belakang cerita, baik waktu maupun tempat, kalian bisa melihat pengarang menggunakan perumpamaan, yang dikenal dengan sebutan majas atau gaya bahasa. Perhatikan beberapa kutipan berikut. Tentu saja kalian masih ingat tentang gaya bahasa. Temukan dan tentukanlah gaya bahasa yang terdapat di dalamnya.

No.Kutipan Nyanyi Sunyi dari IndragiriGaya Bahasa
1.Hampir setiap hari pula, dia selalu mendengar suara mesin penebang kayu meraung-raung tidak siang tidak malam dan beberapa hari kemudian kayu-kayu, yang sudah dirajang dengan rapi baik berbentuk papan maupun batangan segi empat dikeluarkan oleh serombongan kerbau dari hutan (NSdI, 2004:40).Antitesis adalah majas yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
2.Semuanya seperti musim kering; kemarau datang dan angin gersang menusuk-nusuk. Semuanya seperti musim basah; hujan dan badai adalah nyanyian dalam sedih dan ngilu. Semuanya seperti perih, ketika langit tak menyisakan cerita apa-apa. Semuanya menjadi sepi... (NSdI, 2004:1).Antiklimaks adalah melukiskan keadaan dari puncak kejadian sampai awalnya
3.Angin senja yang hampir habis membuat rambutnya berkibar-kibar, dan sinar matahari yang hampir tenggelam membuat rambutnya tampak hanya bayangan, seperti siluet (NSdI, 2004:100).Repetisi
Pengulangan kata-kata tertentu
4.Hampir setiap hari, dalam panas yang memanggang kampung itu, hal seperti itu terjadi; raungan gergaji sepanjang hari, suara gedblar kayu tumbang, kayu yang ditarik kerbau keluar dari hutan menuju pinggir sungai, dan rombongan aliran kayu ke arah hilir (NSdI, 2004:40).Pleonasme adalah melebihkan suatu kata meskipun sebenarnya tidak perlu
5.Tetapi aku sadar sesadar-sadarnya, bahwa tatapan matanya yang sangat tajam ketika kami pertama kali bertemu-bukan bertemu, aku yang memandangnya dari kejauhan-menjelang senja beberapa waktu sebelum huru hara itu, telah mengubah seluruh tatanan pemikiranku selama ini (NSdI, 2004:60).Sinestesia adalah metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indera untuk dikenakan pada indera lain.
6.Aku diam menahan perih. Perlahan air mataku mengalir dan aku tak bisa terisak. Memang tak ada isak, yang ada dalam diriku adalah pedih, ngilu, dan nyeri (NSdI, 2004:21—22).Klimaks adalah melukiskan keadaan secara berurutan sampai pada puncaknya

Dalam sebuah novel, untuk melukiskan sesuatu, kerap menggunakan kata sifat yang meluas, agar dapat memberikan penggambaran yang lebih jelas. Misalnya, untuk menggambarkan wanita itu menangis sedih, pembaca tidak mengetahui seberapa dalam kesedihan yang dialami si wanita. Akan tetapi, jika digambarkan: wanita itu tak dapat menahan isak tangisnya dengan terus mengucurkan air mata, pembaca bisa membayangkan kesedihan seperti apa yang dialami si wanita.

Berikut akan diberikan beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata sifat yang meluas tersebut. Tugas kalian adalah mencari contoh lain yang boleh kalian buat sendiri.
  1. Alia, wanita itu, masih menangis tanpa suara, hanya isakan (NSdI, 2004:1).
  2. Dia senang memandang lelaki tu; melihat dari dekat wajahnya yang tidak terlalu halus-dengan pori-pori yang terlihat dan rahang yang menyembul (NSdI, 2004:4).
  3. Dan sebelum perusahaan itu datang, tak pernah ada banjir besar yang menghancurkan kampung kami setiap tahun (NSdI, 2004:7).
  4. Aku sakit hati dan selalu memendam perasaan ingin menghancurkannya suatu saat nanti kalau ketemu dia, atau siapapun orang dekatnya.(NSdI, 2004: 86).
  5. Kebencian yang berasal dari kekecewaan karena ketidakadilan: kepemilikan yang tercabut dan diambil dengan paksa. (NSdI, 2004:58)