menganalisis isi teks negosiasi
Negosiasi sering disebut juga adu penawaran atau adu perundingan. Dalam berunding tentu ada sesuatu yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang berunding tentu tidak mau merugi. Dalam perundingan selalu ada tawar –menawar sehingga nanti terjadi kesepakatan. Sebuah perundingan yang telah mencapai kesepakatan mempunyai kepastian yang tegas. Kesepakatan ini harus ditaati oleh kedua pihak yang berunding.Kesepakatan menandakan keberhasilan. Sebaliknya, sebuah perundingan yang tidak mencapai kesepakatan berarti perundingan itu gagal. Oleh sebab itu, sebuah negosiasi harus memperhatikan unsur tujuan, penawaran, alasan-alasan, solusi , dan akhirnya kesepakatan.
Tujuan harus diperhatikan sebab dalam sebuah perundingan tentu ada target/ sasaran yang ingin dicapai bersama. Supaya tujuan ini tercapai, diperlukan penawaran- penawaran dengan alasan- alasan dari kedua pihak yang berunding. Bila alasan-alasan ini masuk akal, tentu akan tercapai kesepakatan. Selain itu, penyampaian dengan gaya persuasif akan memudahkan tercapainya target tadi.
Ibu Min ingin membeli sprei batik di Pasar Besar Beringharjo.
Di pasar itu banyak pedagang grosir aneka macam batik.
(1)Bu Min : Ada sprei batik dengan model terakhir,Bu?
(2)Pedagang : Ada. Model kombinasi dengan kain polos atu model tambal sulam?
(3)Bu Min : Model yang pertama saja.
(4)Pedagang : Ini, Bu. Silahkan pilih.
(beberapa model sprei kombinasi, sudah ada di depan pedagang).
(5)Bu Min : Berapa harganya?
(6)Pedagang : Seratus dua puluh ribu per potong.
(7)Bu Min : Kok mahal? Seratus ribu, ya?
(8)Pedagang: Aduh, itu belum balik modal.
(9)Bu Min : Saya tambah lima ribu rupiah.
(10)Pedagang: Maaf, masih rugi. Tambah lima ribu lagi, Bu.
(11)Bu Min : Ya, sudah, seratus sepuluh ribu. Saya beli satu saja.
(12)Pedagang: Supaya Ibu tidak rugi, sebaiknya beli dua, Bu. Satu dicuci, satu untuk ganti. Dua warna ini bagus, Bu.
(pedagang menyodorkan warna ungu dan biru muda)
(13)Bu Min : Ibu ini pintar merayu. Oke, saya ambil dua.
Contoh negosiasi tersebut berisi tujuan (1), penawaran (2-6),
alasan- alasan (7-10) dan kesepakatan (11,13). Pembeli ingin membeli
sprei kombinasi di pasar besar. Bu Min melakukan penawaran karena harga
yang semula dirasa mahal. Akhirnya, terjadi kesepakatan harga Rp
110.000, setelah tawar menawar. Berkat penawaran yang persuasif dari
pedagang (12) ,Bu Min akhirnya membeli dua buah sprei.
Menganalisis isi teks berarti menyelidiki isi teks. Hal tersebut
dapat kita lakukan dengan memperhatikan struktur teks yang kita
analisis. Kesesuaian struktur teks yang dianalisis dengan struktur teks
baku. Khusus pada teks negosiasi kita dapat menganalisisnya dalam bagian
judul, tujuan, model penawaran, kesepakatan, dan penutup.
Negosiasi sering disebut juga adu penawaran atau adu perundingan. Dalam berunding tentu ada sesuatu yang ingin dicapai. Pihak-pihak yang berunding tentu tidak mau merugi. Dalam perundingan selalu ada tawar –menawar sehingga nanti terjadi kesepakatan. Sebuah perundingan yang telah mencapai kesepakatan mempunyai kepastian yang tegas. Kesepakatan ini harus ditaati oleh kedua pihak yang berunding.Kesepakatan menandakan keberhasilan. Sebaliknya, sebuah perundingan yang tidak mencapai kesepakatan berarti perundingan itu gagal. Oleh sebab itu, sebuah negosiasi harus memperhatikan unsur tujuan, penawaran, alasan-alasan, solusi , dan akhirnya kesepakatan.
Tujuan harus diperhatikan sebab dalam sebuah perundingan tentu ada target/ sasaran yang ingin dicapai bersama. Supaya tujuan ini tercapai, diperlukan penawaran- penawaran dengan alasan- alasan dari kedua pihak yang berunding. Bila alasan-alasan ini masuk akal, tentu akan tercapai kesepakatan. Selain itu, penyampaian dengan gaya persuasif akan memudahkan tercapainya target tadi.
Perhatikan!
Di pasar itu banyak pedagang grosir aneka macam batik.
(1)Bu Min : Ada sprei batik dengan model terakhir,Bu?
(2)Pedagang : Ada. Model kombinasi dengan kain polos atu model tambal sulam?
(3)Bu Min : Model yang pertama saja.
(4)Pedagang : Ini, Bu. Silahkan pilih.
(beberapa model sprei kombinasi, sudah ada di depan pedagang).
(5)Bu Min : Berapa harganya?
(6)Pedagang : Seratus dua puluh ribu per potong.
(7)Bu Min : Kok mahal? Seratus ribu, ya?
(8)Pedagang: Aduh, itu belum balik modal.
(9)Bu Min : Saya tambah lima ribu rupiah.
(10)Pedagang: Maaf, masih rugi. Tambah lima ribu lagi, Bu.
(11)Bu Min : Ya, sudah, seratus sepuluh ribu. Saya beli satu saja.
(12)Pedagang: Supaya Ibu tidak rugi, sebaiknya beli dua, Bu. Satu dicuci, satu untuk ganti. Dua warna ini bagus, Bu.
(pedagang menyodorkan warna ungu dan biru muda)
(13)Bu Min : Ibu ini pintar merayu. Oke, saya ambil dua.