Monday, 29 November 2021

Kumpulan soal teks anekdot dan cerita rakyat

 

 

 

Cermatilah teks berikut dengan saksama !

(1) Suatu hari, Duta Besar Belanda berkunjung ke Balai Kota Jakarta untuk            memenuhi undangan Pak Gubernur. Di tengah percakapan mereka terjadi obrolan berikut. (2) “Mengingat adanya kedekatan historis, emosionl, dan serasi antara Indonesia dengan          Belanda, sebaiknya Jakarta ganti nama saja yang mirip dengan Ansterdam,” ujar Dubes  

        Belanda

(3)     “Ide bagus, Pak, lalu, nama apa yang pas?” tanya pak Gubernur.

(4)     “Terendam,” jawab Dubes Belanda dengan tegas.

(5)     Sontak, pecahlah tawa mereka berdua.

 

 

1.       Isi sindiran anekdot tersebut adalah Ibu Kota Jakarta … .

A.    yang sering macet

B.    terlalu padat penduduknya

C.    sering banjir

D.    banyak gedung menjulang

E.    suhu udara sangat panas

Cermatilah wacana berikut untuk menjawab soal no.

1

Warna Danau

Suatu hari di sebuah danau, ada 4 orang laki-laki zaman now yang sedang menikmati keindahan dan kesejukan alam danau tersebut.

2

Laki-laki 1: Gila coy, danau ini sejuk sekali ditambah dengan keindahan danau dengan airnya yang berwarna biru

Laki-laki 2: Biru dari mananya itu bro, kan air danau itu warnanya coklat, ah buta warna lu nih

Laki-laki 3: Hahaha kalian ini ngarang-ngarang saja kerjaannya. Kalian salah semua, yang benar itu airnya danau ini berwarna hijau, itu mata apa hiasan?Ke tiga laki-laki tadi pun akhirnya berantem untuk memenangkan pendapatnya masing-masing tentang warna air danau tersebut.

3

Kemudian laki-laki ke 4 pun berbicara setelah merasa kesal dengan ketiga temannya itu. Laki-laki 4: Dasar ya lu pade, warna air danau ini bening bro, biru dari mananya coba, coklat sama hijau apalagi. Coba lu pade buka semua kaca mata gih, huh, dasar ya kalian ini seperti anak kecil saja, kerjaannya bertengkar aja.

4

Lalu ketiga laki-laki itu pun membuka kaca matanya, dan ternyata semuanya nyengir enggak jelas. (Ternyata ketiga laki-laki tersebut memakai kacamata berwarna).

2.       Bagian nomor 3 wacana tersebut sebagai struktur bagian yang berupa … .

A.    koda

B.    abstraksi

C.    orientasi

D.    reaksi 

E.    krisis

 

Cermatilah wacana berikut dengan saksama !

Pak Jono dan Pak Hari merupakan salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan diri untuk menjadi anggota MPR. Suatu ketika saat mereka selesai menyerahkan berkas-berkas pencalonan ke KPU mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin yang berada di dalam gedung.

Pak Jono : “Jika nanti kita terpilih menjadi anggota MPR apa yang akan kamu lakuin?“ Pak Hari : “Saya akan menjadi anggota MPR yang memperjuangkan aspirasi rakyat,  sebab,  dari awal kita telah dititipi aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil rakyat kita harus menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang adil, serta masyarakat yang makmur”.

Pak Jono pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Hari mengenai pertanyaan

yang sebelumnya ia tanyakan. Namun setelah itu Pak Jono melontarkan satu pertanyaan lagi.

Pak Jono : “Kalo pendapatmu tentang korupsi apa?”.

Pak Hari: “Kalo kurupsi itu menurut saya merupakan tindakan yang tak bermoral  yang seharusnya tidak dilakukan oleh siapa pun termasuk kita sebagai wakil rakyat yang telah diberikan amanah oleh rakyat agar kelak kita dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera bersama-sama. Jika saya menjadi anggota MPR nanti saya akan membuat mengenai hukuman yang cocok bagi para pelaku koruptor, yaitu hukuman mati. Dengan cara tersebut akan membuat dampak jera bagi oknum-oknum yang ingin korupsi”.

Mendengar jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah tertawa terbahak-bahak, lalu ia berkata

Pak Jono :” Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim?”

 

3.         Sasaran  yang dikritik dalam teks anekdot tersebut adalah....

A.    majelis taklim

B.    anggota MPR 

C.    lembaga MPR

D.    kinerja anggota MPR

E.    calon anggota MPR

 

4.         Makna tersirat yang tampak pada teks anekdot tersebut adalah.... A. Anggota MPR memiliki persamaan dengan majelis taklim

B.    Perbedaan visi sebelum dan sesudah menjdi anggota MPR

C.    Anggota MPR sudah melegalkan perilaku korupsi

D.    Banyak anggota MPR yang tidak mau melakukan korupsi

E.    .Korupsi sudah menjadi budaya para pejabat tinggi 

 

5.         Berdasar teks anekdot tersebut, kalimat berikut ini menggunakan frasa idomatis ...

A.    Mereka menyempatkan diri untuk mengobrol di sebuah kantin.

B.    Saya akan  memperjuangkan aspirasi rakyat.

C.    Menurut saya korupsi merupakan tindakan yang tak bermoral.

D.    Saya akan membuat hukuman yang cocok bagi para pelaku korupsi.

E.    Kamu ini mau menjadi anggota MPR atau majelis ta’lim?

 

6.         Bagian krisis teks anekdot tersebut adalah ....

A.    Pak Jono pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Hari.

B.    Mendengar jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah tertawa terbahak-bahak.

C.    Kamu ini mau menjadi anggota MPR atau majelis ta’lim??”

D.    Menurut saya korupsi merupakan tindakan yang tak bermoral

E.    Saya akan membuat hukuman yang cocok bagi para pelaku korupsi.

 

7.         Bagian reaksi teks anekdot tersebut adalah ....

A.    Pak Jono pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Hari.

B.    Mendengar jawaban dari Pak Hari tersebut entah mengapa Pak Jono malah tertawa terbahak-bahak.

C.    Kamu ini mau menjadi anggota MPR atau majelis ta’lim?”

D.    Menurut saya korupsi merupakan tindakan yang tak bermoral

E.    Saya akan membuat hukuman yang cocok bagi para pelaku korupsi

 

Cermatilah teks berikut dengan saksama

Bu guru pun tersenyum.(1) ”Siapa yang bisa membuat perumpamaan bagi penegakan hukum di negeri kita?” tanya Bu guru di depan kelas.(2) Bu guru bertanya kenapa disebut hukum kantong kresek.(3) Tidak lama kemudian seseorang menjawab dengan lantang.(4) “Hukum kantong kresek, Bu,” kata anak itu.(5) “Hanya bisa menyelesaikan kasus kecil Bu, kalau kasus besar tidak muat.”(6)

 

8.         Urutan kalimat di atas agar menjadi teks anekdot yaitu nomor . . . .

A.    1- 2- 3- 4- 5- 6             

B.    2- 4- 5- 3- 6- 1             

C.    3- 2- 1- 4- 5- 6

D.    1- 2- 4- 5- 3- 6 E. 2- 3- 1- 4- 5- 6

 

Cermatilah wacana berikut untuk menjawab soal no.9 s.d. 11!

Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan Abdillah sama-sama bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Arya dan Abdillah mengobrol sambil meminum kopi di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan yang seru.

Arya : “Di, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”

Abdillah : “Kalau masalah itu Dilah juga sudah tau, Ya!”

Arya : “Sangking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”

Abdillah : “Loh, maksud Arya baju termahal itu apa ?”

Arya : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”

Abdillah : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)

Arya : “Iyalah, coba saja Dilah pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”

Abdillah : “Ooohh, maksud Arya gito toh, baru ngerti Dilah.”

Mereka kemudian memesan kopi lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa memakai baju termahal tersebut.”

 

9.      Isi sindiran yang ada dalam anekdot tersebut  adalah ... . A. Banyaknya politisi yang korupsi

B.    Banyak politisi yang mempunyai tujuan untuk korupsi

C.    Baju KPK yang terlalu mahal

D.    Banyaknya anggota dewan yang kaya

E.    Keinginan seseorang menjadi politisi agar menjadi kaya

 

10.   Pronomina yang digunakan dalam anekdot tersebut menggunakan ... .

A.    Orang pertama tunggal

B.    Orang pertama jamak

C.    Orang kedua tunggal

D.    Orang ketiga tunggal

E.    Orang ketiga jamak

 

11.   Kata kerja mental dalam paragraf tersebut adalah … .

A.    memakai

B.    mengenang

C.    menyerahkan

D.    mengobrol

E.    mencuri

Cermatilah wacana berikut untuk menjawab soal no.12 dan 14 !

Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang Arya bergegas untuk segera pulang.

Di tengah perjalanan pulang Arya mengalami kecelakaan terserempet oleh sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandal Arya putus.

Dengan terpaksa Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Tapi apa daya uangnya tidak mencukupi.

Karena uangnya tidak mencukupi, Arya pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.

Sambil duduk diteras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi ketika targetnya sibuk beribadah ia segera mengambil sandal tersebut.

Ternyata aksinya berjalan dengan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tidak diduga sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya.

Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Apes sekali Arya, perutnya yang buncit membuat ia tidak bisa berlari kencang. Arya pun dibawa ke kantor polisi.

Setelah dilakukan penyelidikan, Arya di vonis dengan pasal pencurian dan kasusnya akan disidangkan satu minggu lagi. Sial sekali bagi Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.

Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.

Hakim : “Baiklah, Arya, umur 24 tahun, telah terbukti telah mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Dengan ini anda dihukum selama 5 tahun penjara.”

Arya : “loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor ?”

Kemudian hakim memberikan penjelasan kepada Arya, bahwa ia mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Sedangkan para koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.

 

12.           Berdasarkan kaidah kebahasaannya, teks tersebut memiliki karakteristik sebagai anekdot karena ....

A.    mengandung kalimat langsung

B.    banyak menggunakan kata benda

C.    adanya humor dan sindiran

D.    menggunakan kata bermakna penyebaban

E.    diakhiri dengan suatu koda

 

13.           Konjungsi bermakna urutan waktu di dalam cuplikan anekdot tersebut adalah ....

A.    kemudian        

B.    kepada           

C.    dengan

D.    adalah

E.    sehingga

 

14.           Frasa yang mengandung makna  idomatis dalam cuplikan anekdot tersebut adalah ....

A.    sandal terbaik             

B.    kantor polisi   

C.    wajah tertunduk 

D.    pasal pencurian

E.    meja hijau

  Cermatilah wacana berikut untuk menjawab soal no.15 dan 16 !

Dahulu  kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang putri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana, tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya. Karena itu ia tidak mampu mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi di antara mereka.

.................................................................

“Hikayat Bunga Kemuning”

 

15.           Berdasarkan penggalan hikayat tersebut, salah satu ciri hikayat adalah ....

A.    latar cerita ada di dalam istana

B.    banyak menggunakan kata arkais (maka)

C.    adanya cerita yang mustahil

D.    memuculkan hal kesaktian

E.    tokohnya adalah hewan

 

16.           Nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut adalah ....

A.    raja yang mempunyai banyak puteri yang cantik-cantik

B.    puteri-puteri yang suka bermain di danau

C.    isteri raja yang meninggal saat melhirkan puterinya yang bungsu

D.    raja yang memimpin dengan bijaksana

E.    pendidikan puteri-puteri raja yang diasuh oleh inang pengasuh

 

Cermatilah wacana berikut sengan saksama !

        Maka si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak. Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya.

Maka orang banyak itupun ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu.

                                                                                                         Hikayat Si Miskin

 

17.           Gaya bahasa yang digunakan dalam kutipan hikayat dan cerpen tersebut adalah... . 

A.    hiperbola

B.    personifikasi

C.    simile  

D.    antonomasia

E.    metafora

 

18.           Kata arkais yang terdapat dalam hikayat tersebut adalah … .

A.    Si miskin

B.    maka

C.    setelah

D.    penghadapan

E.    dimamah 

 

19.           Cermatilah wacana berikut!

     Inilah suatu kisah yang diceritakan oleh orang tua-tua, asal raja yang berbuat negeri Patani Darussalam itu. Adapun raja di Kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana. Maka Paya Tu Kerub Mahajana pun beranak seorang laki-laki, maka dinamai anakanda baginda itu Paya Tu Antara. Hatta berapa lamanya maka Paya Tu Kerub Mahajana pun matilah. Syahdan maka Paya Tu Antara pun kerajaanlah menggantikan ayahanda baginda itu. Ia menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama Paya Tu Naqpa kerajaan itu sentiasa ia pergi berburu.

                                                                                                “Hikayat Patani”

Nilai yang terdapat dalam penggal hikayat tersebut adalah … .

A.    pendidikan

B.    religius

C.    kesehatan D. lingkungan

E. budaya.

 

20.           Perhatikan paragraf berikut!

 

 Maka anak anda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji,  mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya  diketahuinya.

 

             

Nilai yang terkandung dalam penggalan hikayat tersebut adalah ….

A.    nilai religius   

B.    nilai edukatif    

C.    nilai moral  

D.    nilai sosial    

E.    nilai budaya