Wednesday, 13 January 2016

ABSTRAKSI TEKS EDITORIAL/OPINI

Pada topik kali ini, kita akan belajar tentang mengabstraksi teks editorial atau opini. Abstrak dapat dipahami sebagai ringkasan. Jadi, kita perlu meringkas teks editorial dengan tetap memperhatikan hal-hal penting yang dibahas dalam teks tersebut. Ringkasan dilakukan dengan menyingkat isi tulisan dengan tetap mempertahankan keaslian pikiran pokok dan sistematika penulisan yang dilakukan penulis dari tiap paragraf tanpa ada perubahan sedikit pun.
      Dengan membuat ringkasan, kita akan lebih mudah untuk memahami gagasan utama dan tujuan penulis dengan cepat dan singkat. Ringkasan ditulis dengan memangkas dan memilih bagian pokok dan membuang bagian yang tidak penting dalam tulisan. Bagian pokok dalam tulisan dapat ditemukan pada gagasan setiap paragraf dalam tulisan tersebut.

Langkah-Langkah dalam Meringkas Teks

  1. Membaca seluruh isi teks atau tulisan dengan cermat Bacalah keseluruhan isi tulisan. Jika perlu, tulisan dapat dibaca berulang kali agar kita dapat mengetahui kesan umum tentang tulisan tersebut. Selain itu, temukan pula maksud dan sudut pandang penulis.
  2. Menentukan gagasan utama Jika sudah mendapatkan kesan umum atau sudut pandang dalam teks tersebut, maka kita perlu menemukan hal yang lebih dalam dan konkrit. Hal tersebut ditemukan dengan membaca kembali setiap alinea dan mencatat semua gagasan yang pnting dalam alinea tersebut. Gagasan yang penting itu menjadi bagian pokok untuk menyusun ringkasan.
  3. Menyusun kembali gagasan utama Gagasan atau bagian pokok yang telah dicatat dapat disusun dengan penyusunan baru tetapi masih menggambarkan keseluruhan isi tulisan aslinya.
Di samping itu ada peraturan tambahan dalam membuat ringkasan yaitu sebagai berikut.

  1. Pergunakanlah kalimat tunggal pada kalimat majemuk saat membuat kalimat ringkasan.
  2. Singkatlah setiap kalimat dalam tulisan menjadi frasa dan frasa menjadi kata.
  3. Tidak perlu memasukkan kalimat atau bagian tulisan yang tidak penting untuk dijadikan ide pokok.
  4. Pertahankan struktur, sudut pandang, dan gagasan pada tulisan asli. Hal ini wajib dilakukan dan tidak boleh memasukkan pendapat pribadi dalam ringkasan.
  5. Jika ringkasan diambil dari teks ceramah atau teks pidato, maka sudut pandang yang digunakan perlu diubah. Pengubahan itu terjadi untuk penyebutan sudut pandang orang pertama tunggal menjadi sudut pandang orang ketiga.
  6. Panjang ringkasan dapat ditetapkan oleh keinginan penulis ringkasan. Hal yang penting adalah seluruh isi tulisan asli dapat diringkas dengan baik dan panjang ringsakan pun dapat disesuaikan dengan permintaan.

Perhatikan contoh.

Mafia narkoba sangat rapi dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Aparat BNN mengalami kesulitan untuk mengungkap mafia besar dalam pengedaran narkoba. Namun, hal ini dapat terungkap jika pemerintah terutama BNN yakin untuk memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya termasuk berani tegas terhadap aparat yang diduga turut terlibat dalam peredaran narkoba ini.
      Salah satu wilayah yang memudahkan para pengedar narkoba untuk masuk ke Indonesia adalah melalui wilayah Provinsi Riau. Perairan Riau atau lebih tepatnya daerah perairan Rupat menjadi jalan masuknya narkoba dari negara tetangga terutama Malaysia ke Indonesia. Kawasan perairan tersebut tidak diawasi oleh pihak bea dan cukai serta polisi air sehingga kapal bebas untuk datang ke perairan tersebut.
Setelah membaca teks tersebut, coba buatlah abstrak atau ringkasannya. Perhatikanlah gagasan pokok dalam tulisan tersebut yang dimulai dengan memahami gagasan pokok setiap paragraf.

Hasil Abstraksi

Aparat BNN mengalami kesulitan untuk mengungkap mafia besar dalam pengedaran narkoba karena kegiatan bisnis mafia tersebut yang sangat rapi. Narkoba yang beredar di Indonesia ternyata masuk dari wilayah perairan Riau tepatnya perairan Rupat. Perairan ini tidak diawasi sehingga kapal bebas untuk datang dan pergi dari perairan ini.
      Abstrak atau ringkasan membuat teks yang panjang menjadi pendek karena ada penyingkatan dalam penyampaian informasi. Informasi yang dipilih hanya berdasarkan pada gagasan pokok yang ada dalam paragraf atau tulisan tersebut. Dengan mengesampingkan hal yang tidak penting, ringkasan menjadi lebih jelas dan mampu memberikan informasi yang akurat.

Poin Penting

  1. Langkah-langkah dalam mengabstraksi teks atau meringkas teks adalah membaca seluruh isi teks atau tulisan dengan cermat, menentukan gagasan utama, dan menyusun kembali gagasan utama.
  2. Peraturan tambahan dalam membuat ringkasan yaitu sebagai berikut. a. Pergunakanlah kalimat tunggal pada kalimat majemuk saat membuat kalimat ringkasan. b. Singkatlah setiap kalimat dalam tulisan menjadi frasa dan frasa menjadi kata. c. Tidak perlu memasukkan kalimat atau bagian tulisan yang tidak penting. d. Pertahankan struktur, sudut pandang, dan gagasan pada tulisan asli. e. Jika ringkasan diambil dari teks ceramah atau teks pidato, maka sudut pandang yang digunakan perlu diubah. f. Panjang ringkasan dapat ditetapkan oleh keinginan penulis ringkasan.

MENULIS TEKS EDITORIAL

Seorang penulis teks editorial memaparkan fakta dan opini yang dapat mempengaruhi pendapat umum. Pengaruh tersebut diciptakan dari argumen yang diungkapkan penulis untuk membujuk pembaca agar dapat memikirkan hal yang sama dengan argumen tersebut. Penulisan editorial dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik. Karena pengaruh inilah, publik dapat bersikap dan berpikir kritis serta mengambil tindakan terhadap suatu masalah. Ada pula yang menyebutkan bahwa editorial merupakan suara koran. Melalui suara ini, seseorang dapat mengetahui informasi, berpikir, dan tergerak untuk melakukan tindakan.
      Menulis teks editorial tentu perlu memperhatikan langkah-langkah penulisan yang benar. Langkah-langkah penulisan teks editorial sudah dijelaskan pada pembahasantopik sebelumnya. Langkah-langkah tersebut perlu diingat kembali agar kita mudah dalam menulis editorial. Menulis teks editorial tidak hanya memahami langkah-langkah penulisan saja tetapi juga perlu memiliki referensi tentang editorial. Referensi tersebut dapat berupa contoh atau buku materi yang membahas tentang editorial.
      Sebelum membahas lebih jauh tentang menulis teks editorial, coba bacalah teks editorial berikut ini.

Perlunya Persatuan dan Kesantunan

Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan dan ajakan dalam pidato kenegaraan perayaan ulang tahun ke-70 Indonesia di depan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah yang dilaksanakan pada pada Jumat (14/8). Presiden menyampaikan tiga pidato, yakni pidato di depan Sidang Tahunan Mejelis Permusyawaratan Rakyat, pidato dalam rangka proklamasi, dan pidato tentang keterangan pemerintah mengenai RUU APBN 2016 di depan Dewan Perwakilan Rakyat. Pidato yang disampaikan ini merupakan pidato kenegaraan pertama bagi Presiden Jokowi.
      Presiden Jokowi menyampaikan pidato beberapa hari menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pidato yang hendak disampaikan presiden sudah ditunggu oleh bangsa ini yang ingin mendengarkan narasi dan visi presiden dalam upaya mengisi kemerdekaan. Visi tersebut ditunjukkan dengan implementasi tol laut dan implementasi gagasan revolusi mental.
      Presiden juga menyampaikan pesan penting untuk anak bangsa agar memperkokoh persatuan dengan tetap memperhatikan kesantunan dalam bertata krama. Jika nilai kesantunan dan tata krama hilang, maka akan berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa. Kesantunan perlu diterapkan dalam politik, hukum, ketatanegaraan, dan kedisiplinan ekonomi. Jika tidak diterapkan, maka kita akan lamban dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.
      Persoalan bangsa dapat diatasi dengan persatuan. Hal tersebut ditegaskan oleh presiden dan perlu kita garis bawahi bahwa penyelesaian soal bangsa pun memerlukan soliditas nasional. Bangsa ini tidak boleh mengalami perpecahan yang disebabkan oleh pertentangan politik dan kepentingan jangka pendek yang membuat keadaan politik, ekonomi yang mandiri, dan kepribadian dalam berbudaya tidak dapat teruwujud.
      Ide persatuan itu dipandang sebagai kesatuan gagasan elite bangsa ini terutama dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Kesatuan dapat diperlihatkan dengan kesamaan langkah dalam setiap kebijakan para menteri. Para menteri diharapkan dapat melangkah seirama dan tidak melakukan perdebatan yang akan melemahkan persatuan. Presiden pun perlu memastikan dan bertanggung jawab atas para menterinya yang harus selalu bekerja dengan benar dan tidak memiliki kecenderungan untuk memperluas kekuasaan.
      Bangsa ini akan melihat dan menunggu kepemimpinan presiden yang bekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan presiden bahwa yang ada adalah visi dan misi presiden bukan visi dan misi menteri.
      Setelah membaca teks editorial tersebut, kita dapat melihat cara penulis menyampaikan isu dengan menuliskan opininya yang disertai fakta. Teks editorial tersebut membahas isu tentang pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo. Penulis editorial melihat bahwa pidato presiden ini dapat diangkat ke dalam bagian editorial dengan memperhatikan isi pidato tersebut.
      Pada dua paragraf terakhir, kita dapat menemukan pemikiran penulis mengenai pidato Presiden Jokowi. Penulis memberikan opini berdasarkan fakta yang berkaitan dengan persatuan dan kesantunan yang ada dalam pidato. Penulis memberikan opini bahwa persatuan memerlukan soliditas nasional dan sebagai presiden, Jokowi perlu memastikan kinerja dan bertanggung jawab atas para menterinya.
      Melalui contoh teks editorial tersebut, kita dapat memahami penyampaian opini dan fakta yang seimbang. Selain itu, penulis perlu memperhatikan tiga tujuan editorial yaitu sebagai berikut.
1. Penjelasan dalam editorial bukan berupa penekanan terhadap pengalaman atau penilaian seseorang tetapi pada penyajian fakta dan gagasan yang objektif tanpa prasangka.
2. Menyakinkan pembaca dengan cara yang persuasif.
3. Melakukan penilaian terhadap peristiwa yang terjadi dengan jelas dan meyakinkan.

Poin Penting

  1. Penulis perlu memahami langkah-langkah penulisan teks editorial dengan yang baik.
  2. Ada tiga tujuan editorial yang perlu diperhatikan penulis yaitu sebagai berikut.
    a. penjelasan dalam editorial bukan berupa penekanan terhadap pengalaman atau penilaian seseorang tetapi menyajikan fakta dan gagasan yang objektif
    b. meyakinkan pembaca dengan persuasif

LANGKAH-LANGKAH MENULIS TEKS EDITORIAL

Teks editorial akan selalu berhubungan dengan isu yang sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Isu tersebut menjadi perhatian utama untuk publik. Melalui isu itu pula, kita dapat melihat sudut pandang yang berbeda dan solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan suatu masalah.
      Isu dalam teks editorial dipilih oleh pihak media karena editorial menjadi salah satu bentuk sikap media terhadap publik. Walaupun teks editorial ini ditulis oleh pihak redaksi tetapi sebagai wawasan dan cara untuk melatih kemampuan menulis, kita perlu mempelajarinya. Selain itu, kita juga menjadi paham bahwa media massa tidak hanya menginformasikan tentang berita saja tetapi juga media massa perlu menyatakan pandangannya terhadap berbagai hal yang terjadi dalam masyarakat.
      Adapun langkah-langkah menulis teks editorial dapat dilakukan dengan cara memilih (selecting), mengumpulkan (collecting), mengaitkan (connecting), dan memperbaiki (correcting) yang dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Memilih topik
Pemilihan topik menjadi langkah pertama dalam penulisan teks editorial. Pemilihan topik berkaitan dengan isu yang akan menjadi dasar penulisan editorial. Isu yang akan diangkat perlu dipertimbangkan dan hal ini sesuai dengan kebijakan kita sebagai penulis dan pihak redaksi media. Selain itu, pilihlah isu dengan topik yang menarik minat baca masyarakat dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas seperti tentang kekeringan yang dialami oleh berbagai daerah di Indonesia, kenaikan harga BBM, pembentukan kabinet dalam pemerintahan, dan sebagainya.
2. Mengumpulkan data
Opini yang ditulis dalam editorial perlu disertai dengan data pendukung berupa fakta yang berkaitan dengan isu yang ditulis dalam editorial. Data pendukung tersebut dapat menjadi penguat opini dan memberikan penilaian yang objektif terhadap editorial yang kita tulis. Jadi, isi tulisan tidak hanya sekadar opini saja. Selain itu, teori dan pendapat ahli pun perlu dipaparkan agar pendapat yang kita tulis lebih berbobot.
3. Mengaitkan bagian-bagian editorial dan mengembangkannya
Penyusunan editorial dapat dirembukkan dengan anggota redaksi. Rembukan tersebut perlu dilakukan agar dapat menghubungkan antara isu atau topik yang ditulis dengan sikap media. Tidak hanya isu yang perlu disepakati bersama tetapi juga detail dan contoh yang akan diungkapkan dalam editorial tersebut. Setelah itu, diskusikan pula tentang opini yang akan disampaikan dan solusi yang akan diberikan dalam editorial. Lalu, kembangkanlah teks editorial dengan memperhatikan hal-hal yang sudah didiskusikan tersebut.
4. Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaannya
Perbaikilah secara menyeluruh hasil tulisan yang telah ditulis. Editorial tersebut harus berisi kejelasan dan disampaikan dengan akurat serta tidak menyerang pihak lain. Selain itu, penyampaian opini dalam editorial tidak terkesan mengajari kepada pembaca.
Paragraf disusun dengan menggunakan kalimat yang efektif dan kata-kata yang lugas. Penggunaan contoh dan ilustrasi akan sangat bermanfaat. Apalagi jika tulisan disertai dengan kutipan yang memiliki nilai untuk menguatkan opini yang akan ditulis dan hal yang penting adalah menyampaikan opini dengan jujur dan akurat.

Poin Penting

  1. Editorial menjadi salah satu cara untuk menyampaikan sikap media terhadap isu atau masalah yang ada dalam masyarakat.
  2. Langkah-langkah menulis teks editorial dilakukan dengan cara berikut ini.
    a. memilih topik
    b. mengumpulkan data
    c. mengaitkan bagian-bagian editorial dan mengembangkannya
    d. Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaannya

Kaidah Teks Editorial/Opini

Tujuan Pembelajaran:
Siswa memahami kaidah teks editorial.

Sebelumnya kalian sudah paham akan struktur teks editorial. Dalam materi ini, kita akan mempelajari kaidah teks editorial. Kaidah-kaidah dalam teks editorial adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf. Dalam setiap paragraf selalu ada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mewakili gagasan utama. Contoh pada teks berjudul Perekonomian Indonesia Memprihatinkan pada paragraf satu, Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan.
2. Menggunakan adverbial frekuensi. Adverbia frekuensi adalah kata keterangan yang menunjukkan intensitas kegiatan, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap. Contoh, Hal ini tentu seringkali membuat pusing masyarakat.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan urutan dari sebuah peristiwa, seperti pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya. Contohnya, kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan tambahan argumen dari argumen sebelumnya, seperti bahkan, juga, selain itu, dan lagi pula, dan justru. Contohnya, Selain itu, cabai dan bawang pun ikut-ikutan naik.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan. Konjungsi ini terdiri dua bagian kalimat. Kalimat yang pertama berisi pernyataan sedangkan kalimat kedua berisi tujuan atau harapan. Contohnya, Pemerintah mencari strategi-strategi jitu untuk mengatasi masalah ekonomi agar ekonomi Indonesai tidak semakin parah.
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
Kata kerja material adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, seperti berlari, atau mencuci. Contohnya, Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang mengandung pengertian A adalah B. Kata kerja ini biasanya digunakan untuk menjabarkan sebuah definisi. Contohnya, Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras. Selain itu, adapula kata kerja relasional atributif. Kata kerja relasional atributif adalah kata kerja yang menyatakan milik. A memiliki B, contoh Budi memiliki tiga buah mobil.
Kata kerja mental adalah kata kerja ini terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera, contoh melihat, mendengar, mencium. Contohnya, Pemerintah harus melihat kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara real. Sedangkan kata kerja afeksi adalah kata kerja yang berkaitan dengan perasaan psikologis seseorang,seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Contohnya, masyarakat Indonesia khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Selain itu, ada pula kata kerja kognisi. Kata kerja kognisi adalah kata kerja yang berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, dan memahami. Contohnya, Saya memahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini dipengaruhi oleh merosotnya nilai tukar rupiah.

7. Kaya akan kosakata. Dalam teks editorial/opini biasanya banyak dijumpai kata-kata yang jarang digunakan dalam keseharian, seperti dianalogikan, subsidi, imbas, dan kewirausahaan.

Perhatikan Cuplikan Teks Editorial berikut.

Perekonomian Indonesia Memprihatinkan
(1) Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan. Mungkin jika dapat dianalogikan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang dalam keadaan lampu merah (warning). Akibatnya kehidupan masyarakat kelas bawah yang pas-pasan semakin menjadi korban. Mereka tidak kuasa menghadapi kenyataan ekonomi yang kian pahit saja.

(2) Di awali dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada masa awal pemerintahan baru. Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal. Kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa. Harga-harga bahan makanan semakin melambung tinggi. Beras contohnya, harga beras yang notabene adalah makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya, harganya kian melambung. Kenaikannya mencapai hingga 30 persen. Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras.
Setelah kamu memahami isi teks editorial di atas, marilah kita analisis teks tersebut berdasarkan kaidahnya.



Poin Penting

Dalam penulisan teks editorial/ opini ada beberapa kaidah yang harus diikuti. Kaidah-kaidah yang terdapat pada teks tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf.
2. Menggunakan adverbial frekuensi.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
7. Kaya akan kosakata.

STRUKTUR TEKS EDITORIAL/OPINI

Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu membuat opini berdasarkan strukturnya.
Pernahkah kamu membaca kolom opini di media massa? Sebagaimana namanya, kolom tersebut tentulah berisi argumentasi penulis terhadap suatu hal menarik bahkan yang menjadi polemik menurutnya. Namun, dalam hal ini, penulis opini tidak dapat menulis pendapat semaunya.
      Sebuah teks editorial atau opini memang didominasi oleh pendapat berupa sudut pandang penulis terhadap suatu permasalahan, tetapi penulis pun harus menyampaikan fakta yang terdapat di lapangan mengenai hal tersebut. Berbeda dengan berita yang justru harus berisi fakta dan bebas dari opini penulisnya.
      Teks editorial atau opini memiliki struktur sebagai berikut.
1. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Pernyataan pendapat atau disebut juga tesis merupakan begian yang mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada awal paragraf sebagai pembuka pembahasan.
2. Argumentasi (arguments)
Pada bagian ini, penulis menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Tujuan argumentasi adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Penulis ingin agar segala sesuatu yang disampaikannya dibenarkan oleh pembaca sehingga pembaca pun mengikutinya. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa paragraf.
3. Pernyataan ulang pendapat (reiteration)
Bagian ini merupakan penutup opini yang berisi penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca semakin yakin

Perhatikan contoh opini berikut!

PENGGUSURAN LAHAN SALAH SIAPA?

Sumber: http://i853.photobucket.com/albums/ab100/wajahtanpanarkoba/eksekusibowo.jpg
(1)Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan dimaklumi. Harus ada solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasinya sebelum Jakarta benar-benar tenggelam. Salah satu solusi yang diusung Pemkot DKI Jakarta adalah program normalisasi sungai. Program tersebut berupa pengosongan lahan di sekitar sungai-sungai yang ada di Jakarta. Pengosongan lahan pun akan berimbas pada seluruh warga yang tinggal di permukiman sekitar sungai. Dengan demikian, akan banyak relokasi yang dilakukan Pemkot DKI. Namun, relokasi ke rusunawa ternyata bukanlah kabar gembira bagi warga sekitar bantaran sungai sebab itu artinya mereka harus menata kembali hidup mereka dari awal sehingga tidak sedikit warga yang melakukan aksi menolak penggusuran.
       (2)Masih segar dalam ingatan kita semua tragedi Kampung Pulo pada 20 Agustus 2015 kemarin. Tiga hari setelah rakyat Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke-70 ternyata menjadi momen mengerikan bagi warga Kampung Pulo. Mereka harus bersitegang dengan petugas yang hendak menggusur permukiman mereka. Bahkan, bentrokan fisik yang memakan korban luka pun tak terelakan dalam kejadian nahas itu. Hal ini sebenarnya membuat saya dilema sekaligus kesal karena dalang dari semua keributan ini bukanlah pemerintah bukan juga rakyat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung. Lalu siapakah yang sebenarnya salah?
       (3)Jika kita telusuri, akar permasalahan ini adalah pihak yang mengizinkan orang-orang untuk membuat perkemahan di bantaran sungai. Menurut masyarakat sekitar, mereka telah membayar uang sewa kepada sejumlah oknum. Entah kita harus menyebut mereka apa? Entah preman, entah yang lainnya. Yang pasti mereka itulah yang mengaku bahwa daerah tersebut, yang berplang milik pemerintah, merupakan wilayah kekuasaannya sehingga mereka yang ingin membuat bangunan harus meminta izin dan menyerahkan sejumlah uang untuk dapat memiliki lahan di tempat tersebut.
       (4)Sayangnya, oknum tersebut tidak pernah muncul setiap pemerintah melakukan penggusuran. Mereka (oknum) tidak pernah bertanggung jawab, dan mereka pun tidak pernah ditindak tegas oleh pemerintah bahkan aparat keamanan. Keberadaannya hanya muncul ketika hendak menerima keuntungan, sedangkan selanjutnya mereka tak mau menanggung kerugian yang diterima warga bantaran sungai.
       (5)Dengan demikian, jelaslah siapa otak yang seharusnya digusur dan dibasmi. Para oknum tak bertanggung jawab yang mengaku sebagai penguasa, sebab rakyat bantaran sungai tentu tidak akan mendirikan bangunan jika tidak ada yang memberi izin sebab mereka pasti mengerti maksud plang yang dipasang di sepanjang bantaran sungai. Pemerintah pun tidak akan melakukan penggusuran jika tidak ada bangunan yang didirikan di pinggir sungai yang menyebabkan penyempitan area sungai sehingga banjir selalu menimpa Jakarta yang notabene ibu kota negara. Jika normalisasi sungai tidak dilakukan, seluruh penduduk Jakartalah yang rugi. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama pahami maksud pemerintah yang hendak merelokasi semua penghuni bantaran ke rusunawa yang pemerintah siapkan. Tujuannya tiada lain agar tidak ada pihak yang kembali dirugikan.
       (6)Banjir yang selalu melanda Ibu Kota Jakarta sudah tidak bisa ditoleransi dan dimaklumi. Begitu pun pihak-pihak yang mendatangkan orang-orang yang menyebabkan kebanjiran tersebut harus ditindak tegas oleh seluruh aparat.
Struktur pada teks editorial di atas adalah sebagai berikut.


Poin Penting

  1. Teks editorial atau opini berisi pendapat berupa sudut pandang penulis terhadap suatu permasalahan disertai fakta yang terdapat di lapangan.
  2. Teks editorial atau opini memiliki struktur sebagai berikut. a. Pernyataan pendapat (thesis statement), yaitu bagian yang mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada awal paragraf sebagai pembuka pembahasan. b. Argumentasi (arguments), yaitu penulis menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Tujuan argumentasi adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca. Penulis ingin agar segala sesuatu yang disampaikannya dibenarkan oleh pembaca sehingga pembaca pun mengikutinya. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa paragraf. c. Pernyataan ulang pendapat (reiteration), yaitu penutup opini yang berisi penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca semakin yakin.