Tuesday, 29 April 2025

Download 50 SOAL DAN KISI-KISI Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia 2024/2025 Kurikulum Merdeka (File Word Bisa Diedit)


Contoh Soal dan Tips Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia 2024/2025 Penilaian Sumatif Tengah Semester (PTS) Genap tahun ajaran 2024/2025 merupakan momen penting untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga pemahaman kontekstual dan kemampuan berpikir kritis. Berikut ini kami sajikan beberapa contoh soal dan tips sukses menghadapi Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia atau PSTS mata pelajaran Bahasa Indonesia.



Download 50 Soal dan Kisi-Kisi Penilaian Sumatif Tengah Semester Genap Bahasa Indonesia 2024/2025 Kurikulum Merdeka (File Word Bisa Diedit) bisa di klik di sini.


Bacalah teks berikut ini dengan cermat!

Omong Serius atau Sekadar Serius Omong?

Siang itu kantin SMA Merdeka Raya riuh rendah, tapi di sudut meja paling pojok, empat siswa tampak serius. Bagas membuka percakapan dengan nada prihatin.

“Kalian masih ingat pemilihan ketua OSIS bulan lalu?” tanyanya sambil menyeruput es teh.

“Iya,” sahut Rina cepat. “Aku masih ingat jelas. Mandra janji ngajarin matematika buat yang kesulitan. Paijo pengin bikin kita lebih disiplin. Tapi yang kepilih malah Alek, yang janji mau undang tentor dari bimbel terkenal dan traktir bakso tiap akhir bulan. Janjinya paling menggiurkan.”

“Tapi sampai sekarang mana buktinya?” timpal Dina kesal. “Tentor nggak ada, bakso juga nggak pernah. Malah katanya mau ngajak iuran!”

Rina melirik tajam ke Bagas. “Dulu kamu yang paling semangat dukung Alek. Jangan sekarang pura-pura kecewa, ya.”

Bagas tersinggung. “Lho, kamu juga milih Alek, kan? Jangan lempar kesalahan ke aku aja!”

Dina segera menengahi. “Sudah, sudah! Nggak ada gunanya saling menyalahkan. Lebih baik kita datangi Alek langsung. Tanyakan baik-baik. Ini soal tanggung jawab.”

Mereka bertiga pun sepakat. Sore harinya, mereka mengetuk pintu ruang OSIS, di mana Alek tampak sedang merapikan dokumen. Ia menyambut mereka dengan ramah.

“Ada apa, teman-teman?” tanya Alek.

Rina membuka pembicaraan. “Kami cuma ingin mengingatkan soal janji kamu saat orasi visi misi pemilihan OSIS. Tentor dari bimbel? Traktiran bakso? Belum ada tanda-tandanya.”

Alek tertunduk. “Aku sadar. Waktu itu aku terlalu semangat. Aku cuma ingin menang, tanpa mikir dampaknya. Sekarang aku sadar, janji itu berat. Biaya tentor dan traktiran besar, aku nggak sanggup sendirian.”

Dina mengernyit. “Tapi kamu nggak bilang begitu saat orasi visi misi. Kamu bilang semua gratis. Jelas-jelas janji itu memengaruhi pilihan kami.”

Alek menelan ludah. “Aku minta maaf. Tapi aku ingin memperbaikinya.”

Bagas menghela napas lalu berkata, “Gimana kalau kita adakan ‘Hari Belajar & Makan Bersama’? Kita belajar bareng guru atau alumni, lalu makan bakso bareng, pakai dana OSIS, ditambah bantuan dari kamu.”

Wajah Alek kembali cerah. “Itu ide bagus! Aku bisa buat proposal dan diskusikan dengan pengurus. Aku juga mau ajak Mandra dan Paijo terlibat. Mereka punya semangat tinggi dan tetap berkarya meski tidak menang.”

Rina tersenyum. “Nah, itu baru pemimpin. Bukan hanya jago janji, tapi juga mau bertanggung jawab.”

“Dan mau merangkul semua pihak,” tambah Dina. “Aku salut kalau kamu beneran mau mewujudkan ini.”

Alek mengangguk mantap. “Mulai sekarang, aku akan lebih berhati-hati dalam berkata. Terima kasih sudah mengingatkan.”

Dari percakapan itu, mereka semua belajar satu hal penting, memilih pemimpin tak boleh hanya karena janji yang menggiurkan, tapi karena niat baik yang disertai logika dan tanggung jawab.

1. Setelah Alek terpilih sebagai ketua OSIS, ia belum merealisasikan janji-janji saat orasi visi misinya. Ketika diingatkan oleh teman-temannya, Alek mengakui kekeliruannya dan menerima usulan solusi dari Bagas. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana komitmen Alek sebagai tokoh utama dalam teks negosiasi tersebut?

A.    Alek menunjukkan komitmen yang lemah karena ia tidak mampu menepati janji dan tidak bersedia mencari jalan keluar.

B.    Alek menunjukkan komitmen setengah hati karena ia mengakui kesalahan tapi tidak melakukan tindakan lanjutan.

C.   Alek bersikap defensif terhadap kritik, sehingga menyulitkan proses negosiasi dan penyelesaian masalah.

D.   Alek menunjukkan komitmen yang baik dengan menerima kritik dan bersedia bekerja sama untuk memperbaiki keadaan.

E.    Alek memilih menghindari tanggung jawab dan menyerahkan urusan pada pengurus OSIS lain.


2. Setelah mendengar keluhan teman-temannya, Alek mengakui bahwa ia tidak mampu memenuhi janji saat orasi visi misinya. Bagas kemudian mengusulkan solusi yang melibatkan kerja sama antara pengurus OSIS dan siswa lain. Usulan ini diterima Alek sebagai bentuk tanggung jawab dan kesediaan memperbaiki kesalahan. Apa evaluasi paling tepat terhadap solusi yang diambil dalam teks tersebut?

A.    Solusi tersebut kurang tepat karena tidak menepati janji awal dan malah membebani siswa lain untuk ikut membantu Alek.

B.    Solusi tersebut keliru karena seharusnya Alek diberhentikan dari jabatan ketua OSIS agar tidak mengulangi kesalahan serupa.

C.   Solusi tersebut tepat karena menciptakan kegiatan yang realistis dan melibatkan kerja sama banyak pihak secara tanggung jawab.

D.   Solusi tersebut kurang efektif karena tidak mampu mengembalikan kepercayaan siswa yang sudah terlanjur kecewa.

E.    Solusi tersebut tidak relevan karena mengubah visi misi awal Alek dan menurunkan kualitas kepemimpinan yang dijanjikan.


3. Setelah mendengar kekecewaan teman-temannya atas janji orasi visi misi yang belum terealisasi, Alek memilih untuk menerima kritik dengan terbuka. Ia kemudian menyetujui usulan kegiatan ‘Hari Belajar & Makan Bersama’ sebagai solusi. Menurutmu, bagaimana cara mengevaluasi keputusan Alek dalam merespons situasi tersebut?

A.    Alek menunjukkan sikap defensif terhadap kritik dan tidak ingin mengakui kesalahan.
Ia cenderung menghindar dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Hal ini menunjukkan kurangnya sikap kepemimpinan yang baik.

B.    Keputusan Alek menolak usulan kegiatan belajar bersama mencerminkan kurangnya kreativitas.
Ia juga menolak bekerja sama dengan Mandra dan Paijo yang sebelumnya menjadi rivalnya.
Ini membuatnya tidak layak dipilih sebagai ketua OSIS sejak awal.

C.   Alek justru menyalahkan teman-temannya karena dianggap tidak sabar menunggu hasil kerjanya.
Ia menegaskan bahwa janjinya akan tetap dijalankan tanpa kompromi.
Sikap seperti ini bisa menimbulkan konflik baru dalam organisasi.

D.   Alek bersikap terbuka terhadap kritik dan mengakui kesalahan saat orasi visi misinya.
Ia menerima usulan Bagas untuk membuat kegiatan yang realistis dan bisa dijalankan bersama.
Keputusannya menunjukkan tanggung jawab dan kemampuan menyatukan semua pihak.

E.    Alek tetap bertahan pada janjinya dan tidak mau mengubah rencana awal.
Ia menolak ide baru karena takut dianggap lemah dalam memimpin.
Ini memperlihatkan ketidakmatangan dalam mengambil keputusan penting.

4. Berdasarkan teks di atas, apabila Alek tetap merasa kesulitan untuk memenuhi janjinya, solusi alternatif apa yang paling tepat yang bisa dia lakukan?

A.    Mengabaikan semua janji dan fokus pada kegiatan lainnya tanpa memberitahu teman-temannya.

B.    Mengajak teman-temannya untuk membuat acara yang lebih sederhana dan terjangkau, seperti belajar bersama dan makan bersama.

C.   Menunda acara sampai ia dapat mengumpulkan dana yang cukup dan berharap teman-temannya tidak kecewa.

D.   Membatalkan semua janji dan tidak melibatkan teman-temannya sama sekali dalam kegiatan OSIS.

E.    Menyalahkan dana yang terbatas sebagai alasan tidak dapat melaksanakan janji yang telah dibuat.


5. Berdasarkan teks di atas, bagaimana sikap Alek dalam menanggapi janji-janji yang disampaikan selama orasi visi misi pemilihan OSIS?

A.    Alek tetap mempertahankan janji-janji yang telah dibuatnya meskipun sulit untuk dilaksanakan.

B.    Alek mengakui kesalahan dan berusaha mencari solusi yang lebih realistis agar janji-janji tersebut dapat terwujud.

C.   Alek merasa tidak perlu meminta maaf karena tidak ada yang salah dengan janjinya.

D.   Alek mengabaikan kritikan teman-temannya dan tidak berusaha mewujudkan janji tersebut.

E.    Alek memutuskan untuk tidak melibatkan teman-temannya dalam proses perbaikan janji-janji yang telah dibuat.


6. Berdasarkan cerita "Omong Serius atau Sekadar Serius Omong?" berikut, apa pelajaran penting yang dapat diambil tentang janji dalam konteks kepemimpinan?

A.    Janji dalam kepemimpinan tidak perlu dipenuhi selama tidak merugikan banyak orang.

B.    Seorang pemimpin harus bisa membuat janji yang muluk agar dapat memenangkan pemilihan.

C.   Janji seorang pemimpin harus realistis, dan jika tidak bisa dipenuhi, harus ada niat untuk memperbaikinya dengan cara yang lebih memungkinkan.

D.   Pemimpin yang tidak menepati janji harus segera mengundurkan diri agar tidak merusak reputasinya.

E.    Janji pemimpin hanya penting saat orasi visi misi, setelahnya tidak perlu dipertanggungjawabkan.



Bacalah teks berikut ini dengan cermat!

Latihan Pentas Musik

 

Pak Joko: “Selamat siang, Pak Ade.”

Pak Ade: “Oh, Pak Joko rupanya. Selamat siang juga Pak.”

Pak Joko: “Saya amati putra Pak Ade dan teman-temannya sering latihan musik di rumah ya?”

Pak Ade: “Oh, iya nih, Pak. Maklum sebentar lagi putra saya mau ikut pentas musik di sekolahnya, Pak.”

Pak Joko: “Oh, ya. Sebelumnya saya minta maaf nih, Pak Ade. Sebagai tetangga, saya harus menyampaikan hal ini karena sudah beberapa hari saya dan keluarga merasa terganggu. Jujur saja, suara yang ditimbulkan oleh latihan musik putra Pak Ade dan teman-temannya terlalu berisik. Saya dan keluarga jadi sulit istirahat. Apalagi istri saya sekarang kan sedang punya anak bayi.”

Pak Ade: “Wah, begitu ya. Maaf saya tidak tahu jika suaranya terdengar sampai rumah Pak Joko. Tapi mau bagaimana lagi ya. Kalau tidak latihan, kasihan juga sama anak saya.”

Pak Joko: “Iya, tapi apa tidak bisa diatur agar suaranya tidak terlalu keras dan hanya dibunyikan pada waktu tertentu saja?”

Pak Ade: “Mohon pengertiannya, Pak. Ini hanya sementara. Mungkin hanya sampai minggu depan. Saya juga tidak ingin mengecewakan anak saya yang akan tampil pentas musik minggu depan.”

Pak Joko: “Kalau memang Pak Ade bersikeras, terpaksa saya harus menyampaikan hal ini pada Pak RT. Nah, itu Pak RT kebetulan lewat. Saya akan membawanya ke sini.”

(Pak Joko menghampiri Pak RT dan menyampaikan keluhannya. Pak RT pun mendatangi Pak Ade)

Pak RT: “Selamat siang, Pak Ade.”

Pak Ade: “Selamat siang juga Pak.”

Pak RT: “Saya mendengar keluhan Pak Joko tentang putra Pak Ade dan teman-temannya yang bermain musik dan mengganggu waktu istirahat tetangga sekitar. Apakah kita bisa mencari solusi terbaik atas masalah ini, Pak?”

Pak Ade: “Iya, Pak RT. Saya akui, putra saya dan teman-temannya sering bermain musik di rumah, tapi itu hanya sementara sampai minggu depan karena mereka akan pentas musik, Pak. Mohon pengertiannya.”

Pak Joko: “Tidak bisa, Pak Ade. Saya sudah cukup bersabar selama beberapa hari terganggu. Suara putra Pak Ade dan teman-temannya yang bermain musik terlalu bising sehingga saya sulit untuk tidur siang. Selain itu, kebetulan juga saya kan lagi punya anak bayi sekarang. Kasihan juga bayi saya sering menangis karena ada musik yang keras.”

Pak RT: “Mohon bersabar Bapak-Bapak. Jangan emosi dulu ya. Begini saja, kebetulan RT kita memiliki fasilitas ruang musik tidak jauh dari sini yang mungkin bisa digunakan untuk latihan putra Pak Ade dan teman-temannya. Tempatnya cukup layak dan memiliki peredam suara. Dengan demikian, putra Pak Ade dan teman-temannya masih bisa latihan musik dan Pak Joko beserta keluarga tidak lagi terganggu. Bagaimana Bapak-Bapak?”

Pak Ade: “Oh, begitu. Kalau memang ada tempat lain yang cocok, dekat, dan bisa digunakan, saya sih tidak keberatan, Pak.”

Pak Joko: “Oh, syukurlah kalau begitu. Kalau memang bisa latihan di tempat lain, saya dan keluarga bisa tenang.”

Pak RT: “Syukurlah, kalau Pak Ade dan Pak Joko bisa menerima. Nanti Pak Ade silakan minta putra Pak Ade dan teman-temannya tuk memindahkan alat-alat musiknya. Saya akan menyiapkan dulu tempatnya.”

Pak Ade: “Baik. Pak RT. Segera saya laksanakan. Terima kasih banyak atas bantuan Bapak.”

Pak Joko: “Saya juga terima kasih Pak RT atas solusinya. Terima kasih juga Pak Ade atas pengertiannya.”

Pak Ade: “Iya, Pak Joko. Saya juga mohon maaf ya, sudah membuat keluarga Pak Joko tidak nyaman.”

Pak RT: “Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu ya, Bapak-Bapak. ”

Pak Ade dan Pak Joko: “Ya, Pak. Silakan.”


7. Pak Joko mengeluhkan suara latihan musik dari rumah Pak Ade. Suara tersebut mengganggu istirahatnya, terutama karena ada bayi di rumah. Apa yang menjadi alasan utama keluhan Pak Joko?

A.    Suara musik terlalu keras dan mengganggu waktu istirahat Pak Ade.

B.    Suara musik terlalu keras dan mengganggu waktu istirahat Pak Joko, terutama karena istri Pak Joko sedang memiliki bayi.

C.   Pak Joko merasa bahwa latihan musik itu tidak perlu dilakukan.

D.   Pak Joko merasa bahwa latihan musik di rumah Pak Ade sudah terlalu lama.

E.    Pak Joko tidak setuju dengan pilihan musik yang dimainkan oleh anak-anak Pak Ade.


8. Pak Ade tidak langsung mengurangi volume suara musik meskipun ada keluhan. Ia merasa putranya perlu berlatih untuk pentas musik yang akan datang. Mengapa Pak Ade merasa tidak bisa mengurangi volume suara musik?

A.    Karena ia tidak tahu bahwa suara musik terdengar sampai rumah Pak Joko.

B.    Karena ia merasa putranya harus tetap berlatih untuk pentas musik yang akan diadakan.

C.   Karena ia sudah mengatur waktu latihan sehingga tidak mengganggu orang lain.

D.   Karena ia merasa bahwa suara musik tersebut tidak terlalu keras.

E.    Karena ia tidak percaya bahwa musik tersebut mengganggu waktu istirahat Pak Joko.

 

Bacalah teks berikut ini dengan cermat!

Maafku di Ujung Luka

Paijo mogok sekolah. Ia marah karena ayahnya membelikan motor tua, bukan motor sport yang ia impikan.

"Aku malu, Yah. Teman-temanku motornya keren. Kenapa Ayah malah belikan motor tua?" bentaknya.

Ayah menghela napas. "Maaf, Nak. Ayah belum sanggup beli motor mahal. Tapi motor ini masih layak dan aman."

"Aku nggak mau sekolah sebelum dapat motor baru!" Paijo bersikeras.

Ibu mencoba menengahi, "Paijo, motor bukan segalanya. Ayah sudah berusaha yang terbaik. Jangan sakiti hatinya hanya karena gengsi."

Namun, Paijo tetap pergi dengan kesal, mengendarai motornya tanpa helm. Di jalan, sebuah mobil menabraknya. Ia dilarikan ke rumah sakit dengan kaki patah.

Di ruang perawatan, dokter mendekat. "Nak, hidup ini terlalu singkat untuk dibenci dan disesali. Orang tua tak selalu bisa menuruti, tapi mereka selalu mencintai."

Paijo menangis. "Aku salah, Dok. Aku ingin minta maaf..."

Beberapa hari kemudian, Ayah dan Ibu datang menjenguk.

"Ayah... Ibu... maafkan aku. Aku egois. Aku janji akan sekolah lagi dan jadi anak yang berbakti."

Ayah menggenggam tangannya. "Kami selalu memaafkanmu, Nak."

Kesepakatan lahir dari luka. Kini Paijo tahu: kasih sayang lebih berarti daripada motor sport

 

9. Bacalah kutipan berikut dengan saksama!

"Aku malu, Yah. Teman-temanku motornya keren. Kenapa Ayah malah belikan motor tua?" bentaknya. Ayah menghela napas. "Maaf, Nak. Ayah belum sanggup beli motor mahal. Tapi motor ini masih layak dan aman."
(Teks: Maafku di Ujung Luka)

Dalam kutipan tersebut, terjadi percakapan antara anak dan ayah yang mengandung unsur negosiasi. Jika dilihat dari isi dan makna tersurat dalam bagian ini, pernyataan manakah yang paling tepat menggambarkan posisi dan tujuan negosiasi kedua tokoh tersebut?

A.    Paijo ingin menunjukkan bahwa motor tua membahayakan keselamatan, dan ayahnya berusaha membela diri.

B.    Ayah menolak memberi motor baru karena ingin mengajari Paijo hidup hemat, meskipun sanggup membeli.

C.   Paijo menuntut motor baru demi gengsi, sementara ayah menolak karena alasan keterbatasan ekonomi dan keamanan.

D.   Ayah sebenarnya menyetujui keinginan Paijo tetapi sengaja menunda pembelian untuk menguji kesabaran anaknya.

E.    Percakapan ini tidak menunjukkan adanya unsur negosiasi, melainkan hanya kemarahan sepihak dari Paijo. 


      10. "Paijo mogok sekolah. Ia marah karena ayahnya membelikan motor tua, bukan motor sport yang ia impikan. 'Aku malu, Yah. Teman-temanku motornya keren. Kenapa Ayah malah belikan motor tua?' bentaknya. Ayah menghela napas. 'Maaf, Nak. Ayah belum sanggup beli motor mahal. Tapi motor ini masih layak dan aman.' Ibu mencoba menengahi, 'Paijo, motor bukan segalanya. Ayah sudah berusaha yang terbaik. Jangan sakiti hatinya hanya karena gengsi.'”

        

        Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk negosiasi yang terjadi menunjukkan adanya konflik batin dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Berdasarkan hal itu, manakah pernyataan berikut yang paling tepat untuk menggambarkan **makna tersurat dari interaksi negosiasi dalam kutipan tersebut?

      A.    Orang tua harus memenuhi semua keinginan anak agar anak tidak merasa kecewa dan mogok sekolah.

        B.    Negosiasi akan gagal jika orang tua tidak mampu memenuhi tuntutan materi anaknya.

    C.   Konflik dalam keluarga tidak akan pernah selesai karena adanya kesenjangan antara keinginan dan kenyataan.

    D.   Proses negosiasi antara orang tua dan anak menampilkan adanya perbedaan kepentingan, yang dapat diatasi jika anak bersedia mendengarkan dan memahami alasan orang tuanya.

    E.    Ketika negosiasi tidak berjalan sesuai keinginan anak, maka pemberontakan menjadi satu-satunya pilihan untuk mengungkapkan ketidakpuasan.

 




Friday, 18 April 2025

5 Puisi Perpisahan Sekolah yang Bikin Nangis, Cocok untuk Momen Kelulusan

 Perpisahan bukanlah akhir, melainkan awal dari kisah baru.

Setiap akhir tahun ajaran, ada satu momen yang membuat hati campur aduk: perpisahan sekolah. Di sanalah kita melepas teman, guru, dan kenangan yang tak akan pernah terulang.

Melalui puisi, kita bisa menuangkan rasa haru, sedih, dan syukur atas perjalanan yang telah dilewati bersama. Berikut ini adalah kumpulan puisi perpisahan sekolah paling menyentuh yang bisa kamu baca, bagikan, atau bacakan di acara kelulusan. Siapkan tisu, ya!



  1. Terima Kasih, Sekolahku

Terima kasih, sekolahku tercinta  

Di sinilah aku tumbuh dan belajar  

Tawa canda menghiasi langkah  

Goresan ilmu menuntunku cerah


Guruku, pelita dalam gelap  

Mengajariku tanpa lelah  

Kini aku harus melangkah pergi  

Namun namamu tetap abadi di hati


2. Sahabat Sejatiku
Kita dulu bertemu tanpa tahu  
Kini berpisah dengan air mata  
Sahabat, kau adalah cahaya  
Dalam hari-hariku yang kelabu

Meski waktu memisahkan kita  
Janji setia tetap kujaga  
Sampai jumpa di masa depan  
Dalam pelukan kenangan yang hangat

3. Pamit dari Ruang Kelas
Papan tulis, bangku kayu, dan jendela  
Semua menyimpan kisah lama  
Teriakan guru, canda tawa  
Kini hanya tinggal cerita

Hari ini aku pamit pergi  
Membawa mimpi yang menanti  
Namun ruang ini tak akan kulupa  
Karena di sinilah aku mulai percaya

4. Tangis Kelulusan

Tepuk tangan menggema di aula  
Namun hatiku penuh duka  
Aku lulus, tapi juga kehilangan  
Teman, guru, dan masa muda

Tangis ini bukan kesedihan  
Tapi ucapan terima kasih dalam diam  
Sebab aku tahu,  
Tanpamu aku bukan siapa-siapa

5. Selamat Tinggal, Tapi Tidak Lupa

Selamat tinggal, bukan selamanya  
Karena kenangan tetap ada  
Aku pergi untuk kembali  
Dengan cerita yang lebih berarti

Guru, terima kasih atas cahaya  
Teman, terima kasih atas warna  
Semoga takdir mempertemukan kita  
Di titik bahagia yang sama



Puisi adalah cara hati berbicara tanpa suara.
Semoga puisi-puisi perpisahan di atas bisa menggambarkan isi hatimu yang sedang menghadapi momen kelulusan. Jangan lupa bagikan puisi ini kepada teman sekelas, guru tercinta, atau bahkan bacakan di hari perpisahanmu.

📌 Kamu punya puisi perpisahan versi kamu sendiri? Kirimkan lewat kolom komentar, ya! Siapa tahu puisimu akan kami tampilkan di artikel selanjutnya.

Thursday, 17 April 2025

20+ Kumpulan Soal Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025

20+ Kumpulan Soal Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025


Selamat datang di www.kumpulansoalbahasa.blogspot.com, sumber terpercaya bagi guru dan siswa dalam menghadirkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang lengkap dan relevan. Pada halaman ini, kami menyajikan 20 soal pilihan terbaru tentang teks negosiasi yang disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka Tahun 2025. Soal-soal ini dirancang untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam menyimak, membaca, berbicara, dan menulis teks negosiasi secara kritis, logis, dan kreatif sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21.

Temukan berbagai bentuk soal — mulai dari pilihan ganda, isian singkat, hingga uraian — yang dapat digunakan sebagai bahan latihan, evaluasi harian, maupun asesmen formatif. Dengan pendekatan kontekstual dan berbasis kompetensi, kumpulan soal ini mendukung pengembangan kemampuan komunikasi peserta didik dalam situasi negosiasi yang nyata dan bermakna.

 

[Setting: Ruang guru, jam istirahat. Aroma sayur lodeh menggoda. Guru-guru sedang makan bersama.]

Bu Lastri:
(Berbicara pelan ke Pak Darto sambil mengunyah kerupuk)
Tuh tuh, lihat... Raden Ngarso datang pas makanan udah dibuka. Kaya hantu lapar. Tiap bulan ikut makan, tapi giliran iuran, pura-pura jadi arca Majapahit. 😒

Pak Darto:
(Senyum)
Bu Lastri... ngomongnya pelan tapi nadanya tajam, lho. Arca aja kalau dengar bisa nangis di candi.

Bu Lastri:
Lha piye, Pak. Ini bukan kali pertama. Udah kaya tradisi keraton kecil. Hadir, makan, pulang, lenyap. 😅

[Raden Ngarso masuk dengan santai, langsung ambil piring dan menuju nasi.]

Raden Ngarso:
Wah, aroma lodeh mengingatkanku pada masa kecil di kadipaten. Bolehkah saya mencicipi kenangan?

Pak Darto:
Silakan, Raden... Tapi ingat, kenangan yang manis itu kalau kita juga ikut berbagi. Jangan sampai dikenang sebagai ‘Raden Tukang Numpang Makan’. 😄

Raden Ngarso:
(Tertawa kaku)
Lho, saya ini menjaga silaturahmi, Pak Darto. Bukankah bersilaturahmi itu melapangkan rezeki?

Bu Lastri:
(Tiba-tiba nyeletuk)
Tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk, ya, Ra... 😏

[Semua guru tertawa kecil. Pak Darto mencoba menengahi dengan gaya diplomatis.]

Pak Darto:
Gini lho, Ra. Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi. Traktiran sederhana ini bukan soal makanan, tapi tentang rasa syukur dan rasa hormat. Kalau bulan ini ikut makan, bulan depan ya gantian nyuguh. Gitu adilnya.

Raden Ngarso:
(Mengangguk sambil tersenyum—namun dalam hati membatin)
"Halah... gaya banget mentraktir sayur lodeh aja sok pahlawan. Padahal rumah sendiri aja belum punya, masih ngontrak. Yang satu lagi, tiap bulan ngeluh soal cicilan koperasi, tapi sok dermawan... Nggak tahu malu. Tapi ya sudahlah, pura-pura saja setuju, biar aman."
(Lalu menjawab dengan suara lantang)
Wah, iya juga ya... Kadang saya mikirnya pendek. Tapi tenang, bulan depan saya ikut iuran, bareng Bu Sari. Asal jangan sayur asem ya, saya alergi nostalgia pahit.

Bu Lastri:
(Lunak)
Wah, akhirnya sadar juga. Saya janji nggak ngomongin Raden lagi... asal beneran iuran ya!

Pak Darto:
Nah, itu baru tim kerja yang solid. Tidak hanya berbagi kerja, tapi juga berbagi rasa.

Di balik tawa ringan dan sindiran halus di ruang guru itu, tersimpan pelajaran penting: bahwa hidup bukan hanya tentang menikmati, tapi juga tentang menghargai dan berbagi. Raden Ngarso, yang selama ini lihai bersembunyi di balik senyum dan nostalgia, mulai tersadar bahwa kelicikan kecil yang terus diulang perlahan membangun jarak—bukan hanya antara dirinya dan teman-teman, tapi juga antara dirinya dan keberkahan rezeki. Karena dalam kebersamaan, kejujuran dan ketulusan adalah mata uang yang paling berharga.
Siapa yang culas, akan kehilangan kepercayaan.
Siapa yang licik, akan dijauhi.
Dan siapa yang enggan memberi, perlahan akan dijauhkan dari limpahan rezeki Illahi

 

 

Berikut ini adalah 20 soal pilihan ganda berdasarkan teks negosiasi. Soal-soal ini dirancang untuk menguji pemahaman, evaluasi, dan kemampuan kreasi peserta didik dalam memahami teks negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan, dengan memperhatikan norma kesopanan:


Soal 1

Dalam percakapan antara Bu Lastri dan Pak Darto, Bu Lastri menyebut bahwa Raden Ngarso datang hanya untuk makan, tetapi tidak ikut iuran. Apa yang ingin disampaikan oleh Bu Lastri dengan ungkapan tersebut dalam konteks teks negosiasi ini?

A. Bu Lastri merasa bahwa Raden Ngarso tidak menghargai usaha bersama.
B. Bu Lastri ingin mengkritik kebiasaan Raden Ngarso yang hanya datang saat ada makanan.
C. Bu Lastri merasa Raden Ngarso selalu menyumbang banyak uang.
D. Bu Lastri ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi yang baik.
E. Bu Lastri ingin menawarkan solusi agar Raden Ngarso tidak datang jika tidak ikut iuran.

Kunci Jawaban: B


Soal 2

Pada bagian dialog, Pak Darto mencoba menengahi dengan mengatakan bahwa traktiran ini adalah tentang rasa syukur dan rasa hormat. Apa tujuan Pak Darto mengatakan ini dalam negosiasi?

A. Pak Darto ingin mengalihkan perhatian Raden Ngarso dari topik iuran.
B. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa kebersamaan lebih penting daripada soal uang.
C. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk memahami bahwa iuran adalah kewajiban.
D. Pak Darto ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi secara sopan.
E. Pak Darto ingin membuat Raden Ngarso merasa bersalah.

Kunci Jawaban: B


Soal 3

Dalam teks ini, Raden Ngarso mengatakan bahwa dia menjaga silaturahmi. Apa yang dimaksud dengan silaturahmi dalam konteks teks ini?

A. Silaturahmi adalah kegiatan sosial yang harus dilakukan untuk mempererat hubungan.
B. Silaturahmi mengacu pada kewajiban untuk berbagi dalam setiap kesempatan.
C. Silaturahmi menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu iuran selama mereka hadir.
D. Silaturahmi mengajarkan bahwa kedatangan tanpa kontribusi tidak bisa diterima.
E. Silaturahmi hanya dapat dilakukan jika seseorang membawa makanan atau sumbangan.

Kunci Jawaban: A


Soal 4

Apa yang dimaksud dengan "Raden Tukang Numpang Makan" yang disampaikan oleh Pak Darto dalam teks tersebut?

A. Sebuah sindiran bahwa Raden Ngarso datang hanya untuk makan tanpa berkontribusi.
B. Sebuah julukan yang menunjukkan Raden Ngarso sebagai orang yang dermawan.
C. Sebuah cara Pak Darto menghibur Raden Ngarso agar tidak merasa tersinggung.
D. Sebuah kritik langsung terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang selalu makan bersama.
E. Sebuah cara untuk mengingatkan Raden Ngarso tentang pentingnya menjaga silaturahmi.

Kunci Jawaban: A


Soal 5

Bagaimana cara Raden Ngarso merespons sindiran Bu Lastri mengenai iuran yang tidak dia bayar?

A. Raden Ngarso marah dan menanggapi sindiran Bu Lastri dengan keras.
B. Raden Ngarso membalas sindiran Bu Lastri dengan kalimat yang menyenangkan hati.
C. Raden Ngarso mengabaikan sindiran Bu Lastri dan tetap melanjutkan makan.
D. Raden Ngarso setuju dengan sindiran Bu Lastri dan berjanji untuk membayar iuran.
E. Raden Ngarso memberi tanggapan defensif dan menyalahkan situasi.

Kunci Jawaban: D


Soal 6

Apa yang dapat dipelajari dari cara Pak Darto menanggapi Raden Ngarso yang tidak ikut iuran dalam teks ini?

A. Pak Darto menggunakan pendekatan yang keras untuk mengoreksi perilaku Raden Ngarso.
B. Pak Darto mengajarkan pentingnya berbagi dengan cara yang bijaksana dan tidak menghakimi.
C. Pak Darto lebih memilih untuk tidak menanggapi masalah tersebut.
D. Pak Darto mendukung kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran.
E. Pak Darto meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut menyumbang.

Kunci Jawaban: B


Soal 7

Apa yang dimaksud dengan ungkapan "silaturahmi itu melapangkan rezeki" yang disampaikan oleh Raden Ngarso?

A. Silaturahmi dapat membantu seseorang untuk mendapatkan lebih banyak uang.
B. Silaturahmi akan membuka peluang bagi seseorang untuk menerima bantuan dari orang lain.
C. Silaturahmi harus dibayar dengan uang agar rezeki menjadi lancar.
D. Silaturahmi dapat mempererat hubungan antar individu dengan cara berbagi.
E. Silaturahmi akan memberikan keuntungan finansial jika dilakukan dengan ikhlas.

Kunci Jawaban: D


Soal 8

Apa yang ingin disampaikan oleh Bu Lastri melalui sindiran "tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk, ya, Ra..."?

A. Bu Lastri mengingatkan bahwa silaturahmi bukan hanya soal makan, tetapi juga berbagi.
B. Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso untuk selalu datang dengan membawa makanan.
C. Bu Lastri menyarankan agar Raden Ngarso selalu hadir di setiap acara.
D. Bu Lastri merasa kecewa dengan sikap Raden Ngarso yang tidak berkontribusi.
E. Bu Lastri ingin menunjukkan bahwa silaturahmi adalah kewajiban, bukan pilihan.

Kunci Jawaban: A


Soal 9

Bagaimana reaksi Raden Ngarso setelah mendengar pesan Pak Darto tentang berbagi dalam kebersamaan?

A. Raden Ngarso tetap merasa tidak perlu ikut iuran.
B. Raden Ngarso merasa tertekan dan tidak mau datang lagi.
C. Raden Ngarso akhirnya setuju dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
D. Raden Ngarso merasa bahwa Pak Darto tidak tahu bagaimana cara berbagi dengan benar.
E. Raden Ngarso marah dan membalas kritik Pak Darto dengan keras.

Kunci Jawaban: C


Soal 10

Apa tujuan Pak Darto ketika mengatakan, "Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi"?

A. Pak Darto ingin mengatakan bahwa kebersamaan adalah hal yang lebih penting daripada materi.
B. Pak Darto ingin menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu diurus soal iuran.
C. Pak Darto ingin menyarankan agar semua makanan dibagikan merata.
D. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa nasi adalah simbol utama dalam kebersamaan.
E. Pak Darto ingin mengingatkan bahwa berbagi tidak harus selalu berbentuk uang.

Kunci Jawaban: A


Soal 11

Bagaimana cara Bu Lastri menyampaikan kritik terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran?

A. Bu Lastri menyampaikan kritik dengan cara yang langsung dan kasar.
B. Bu Lastri memberikan kritik dengan sindiran yang tajam namun tetap ringan.
C. Bu Lastri meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut iuran.
D. Bu Lastri memberikan kritik dengan cara yang lembut dan penuh pengertian.
E. Bu Lastri memilih untuk diam dan tidak mengomentari masalah tersebut.

Kunci Jawaban: B


Soal 12

Dalam teks ini, apa yang ingin dicapai oleh Bu Lastri dan Pak Darto melalui percakapan tersebut?

A. Mereka ingin membuat Raden Ngarso merasa tertekan.
B. Mereka berusaha agar Raden Ngarso sadar akan pentingnya berbagi dalam kebersamaan.
C. Mereka mencoba membuat Raden Ngarso merasa bersalah atas kebiasaannya.
D. Mereka berharap Raden Ngarso berhenti datang untuk menghindari masalah.
E. Mereka ingin menegur Raden Ngarso dengan cara yang memalukan.

Kunci Jawaban: B


Soal 13

Apa yang disarankan oleh Pak Darto terkait kebiasaan berbagi dalam acara makan bersama di ruang guru?

A. Pak Darto menyarankan agar setiap orang membawa makanan untuk dibagi.
B. Pak Darto menyarankan agar semua guru menyumbang uang untuk acara makan bersama.
C. Pak Darto menyarankan agar kebersamaan dalam makan di ruang guru dilaksanakan dengan saling berbagi dan menghargai.
D. Pak Darto mengingatkan agar semua orang makan secara teratur dan tidak bergantung pada yang lain.
E. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk membawa makanan terbaik agar bisa dihargai.

Kunci Jawaban: C


Soal 14

Apa yang dapat disimpulkan dari sikap Raden Ngarso setelah mendapat kritik dari Bu Lastri dan Pak Darto?

A. Raden Ngarso tetap tidak peduli dengan kritik yang disampaikan.
B. Raden Ngarso merasa malu dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
C. Raden Ngarso marah dan berhenti mengikuti acara makan bersama.
D. Raden Ngarso merasa tidak perlu mengubah perilakunya.
E. Raden Ngarso menjadi semakin egois dan tidak peduli dengan kebersamaan.

Kunci Jawaban: B


Soal 15

Dalam percakapan tersebut, apa yang menjadi inti dari pesan moral yang ingin disampaikan kepada Raden Ngarso?

A. Raden Ngarso harus belajar untuk tidak makan tanpa berbagi.
B. Raden Ngarso harus berhenti ikut acara makan bersama jika tidak bisa menyumbang.
C. Raden Ngarso harus mengingat bahwa kebersamaan membutuhkan partisipasi yang seimbang.
D. Raden Ngarso harus belajar untuk lebih banyak bicara tentang masalah iuran.
E. Raden Ngarso harus merasa bebas untuk hanya makan tanpa memberi kontribusi.

Kunci Jawaban: C


Soal 16

Apa alasan Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso agar jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk?

A. Karena Bu Lastri ingin mengajak Raden Ngarso berbagi dengan cara yang lebih ikhlas.
B. Karena Bu Lastri tidak setuju dengan kebiasaan Raden Ngarso yang hanya datang untuk makan.
C. Karena Bu Lastri merasa bahwa lauk yang disediakan terlalu sedikit.
D. Karena Bu Lastri ingin semua orang membawa lauk untuk acara makan bersama.
E. Karena Bu Lastri berharap Raden Ngarso lebih banyak berbicara daripada makan.

Kunci Jawaban: B


Soal 17

Apa yang dapat dipelajari dari cara Raden Ngarso menyikapi kritik dan sindiran dari Bu Lastri dan Pak Darto?

A. Raden Ngarso belajar untuk selalu membela diri.
B. Raden Ngarso belajar untuk lebih peduli terhadap rasa kebersamaan.
C. Raden Ngarso belajar untuk mengabaikan kritik dari orang lain.
D. Raden Ngarso belajar untuk lebih egois dalam setiap acara.
E. Raden Ngarso belajar untuk lebih sering makan tanpa harus membayar.

Kunci Jawaban: B


Soal 18

Dalam konteks teks ini, apakah yang dimaksud dengan "berbagi rasa"?

A. Berbagi makanan dengan orang lain.
B. Berbagi tanggung jawab dalam setiap kegiatan.
C. Berbagi cerita kehidupan dengan teman-teman.
D. Berbagi perasaan dan perhatian dalam kebersamaan.
E. Berbagi uang untuk kegiatan sosial.

Kunci Jawaban: D


Soal 19

Bagaimana Bu Lastri menunjukkan ketegasan dalam menyampaikan pesan tentang iuran dan kebersamaan?

A. Bu Lastri menggunakan sindiran tajam untuk mengingatkan Raden Ngarso.
B. Bu Lastri memberi kritik yang langsung dan tegas tanpa memberi kesempatan untuk tanggapan.
C. Bu Lastri memilih untuk tidak berbicara agar tidak menyinggung perasaan Raden Ngarso.
D. Bu Lastri berusaha untuk berdiplomasi dengan Raden Ngarso tanpa memberi kritik langsung.
E. Bu Lastri menunjukkan ketegasan melalui tindakan nyata, bukan kata-kata.

Kunci Jawaban: A


Soal 20

Apa yang bisa kita pelajari dari percakapan ini terkait dengan pentingnya komunikasi yang efektif dalam negosiasi?

A. Komunikasi yang efektif adalah tentang berbicara tanpa peduli dengan perasaan orang lain.
B. Dalam negosiasi, penting untuk berbicara dengan bijak dan memperhatikan norma kesopanan.
C. Negosiasi yang baik selalu mengarah pada keuntungan satu pihak.
D. Komunikasi dalam negosiasi harus dilakukan dengan cara yang langsung dan tegas tanpa berbasa-basi.
E. Komunikasi yang efektif dalam negosiasi tidak membutuhkan kejujuran.

Kunci Jawaban: B

 

5 Soal Esai Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025


Soal 1

Jelaskan mengapa Pak Darto menggunakan pendekatan yang lebih bijaksana untuk menyelesaikan masalah terkait iuran yang tidak dibayar oleh Raden Ngarso!

Kunci Jawaban:
Pak Darto menggunakan pendekatan bijaksana untuk menjaga agar hubungan sosial tetap harmonis. Dalam negosiasi, Pak Darto berusaha tidak membuat Raden Ngarso merasa tersudut atau malu. Ia memilih untuk menggunakan kata-kata yang mendorong kesadaran Raden Ngarso tanpa menyudutkan atau mempermalukannya. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya menjaga perasaan orang lain dalam proses negosiasi, serta memperlihatkan sikap pengertian terhadap situasi yang dihadapi Raden Ngarso. Pak Darto juga mengajak Raden Ngarso untuk memahami pentingnya kebersamaan dan berbagi dalam acara makan bersama tanpa mengedepankan materi atau uang.


Soal 2

Apa yang dimaksud dengan "silaturahmi melapangkan rezeki" dalam teks ini? Jelaskan maknanya dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi!

Kunci Jawaban:
Ungkapan "silaturahmi melapangkan rezeki" mengandung makna bahwa hubungan yang baik antar sesama, seperti melalui silaturahmi, dapat membuka peluang yang lebih luas dalam hidup, baik dari segi spiritual maupun material. Dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi, hal ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan yang positif dan saling mendukung dapat membawa berkah, baik dalam bentuk rezeki yang lebih lancar, maupun manfaat sosial lainnya. Dalam teks ini, Raden Ngarso menggunakan ungkapan tersebut untuk menegaskan bahwa berhubungan dengan orang lain dengan tulus akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga dalam kebersamaan dan keharmonisan.


Soal 3

Dalam percakapan tersebut, apa yang bisa kita pelajari mengenai sikap yang tepat dalam bernegosiasi, terutama terkait dengan berbagi dalam kebersamaan?

Kunci Jawaban:
Dalam percakapan ini, kita belajar bahwa sikap yang tepat dalam bernegosiasi adalah mengedepankan rasa saling menghargai dan kebersamaan. Berbagi dalam kebersamaan bukan hanya soal materi atau uang, tetapi juga soal memberikan perhatian dan menjaga hubungan yang baik antar sesama. Sikap tegas namun penuh pengertian, seperti yang ditunjukkan oleh Pak Darto, dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk saling berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang adil dan bijaksana. Selain itu, penting untuk selalu menjaga norma kesopanan dan memperhatikan perasaan orang lain dalam setiap langkah negosiasi agar tidak menyinggung atau merusak hubungan.


Soal 4

Apa yang menjadi pesan moral yang dapat dipetik dari percakapan antara Bu Lastri, Pak Darto, dan Raden Ngarso dalam hal berbagi dan iuran bersama? Jelaskan!

Kunci Jawaban:
Pesan moral yang dapat dipetik adalah pentingnya partisipasi dalam kebersamaan, terutama dalam hal iuran dan kontribusi. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mendukung acara atau kegiatan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk keberlanjutan dan keharmonisan kelompok. Dalam percakapan ini, Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso bahwa berbagi bukan hanya soal materi, tetapi juga soal menghargai usaha bersama. Pak Darto juga mengingatkan bahwa kebersamaan dan berbagi adalah dasar dari sebuah hubungan yang baik, dan iuran atau kontribusi adalah cara untuk mendukung kegiatan tersebut secara adil. Pesan moral ini mengajarkan kita tentang pentingnya partisipasi aktif dalam kebersamaan dan tanggung jawab sosial dalam kelompok.


Soal 5

Bagaimana cara Raden Ngarso menangani kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto? Jelaskan sikap yang tepat dalam menghadapi kritik yang membangun dalam situasi seperti ini!

Kunci Jawaban:
Raden Ngarso menunjukkan sikap yang cukup bijak dalam menghadapi kritik. Alih-alih marah atau membela diri, ia mencoba untuk mendengarkan dan memahami kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto. Sikap yang tepat dalam menghadapi kritik yang membangun adalah dengan tetap tenang, menerima kritik tersebut dengan lapang dada, dan berusaha melihatnya sebagai kesempatan untuk perbaikan diri. Raden Ngarso bisa belajar dari kritik yang diberikan untuk menjadi lebih bertanggung jawab dalam berpartisipasi dalam kegiatan bersama. Sikap terbuka dan siap untuk berubah adalah kunci dalam menghadapi kritik secara konstruktif.