20+ Kumpulan Soal Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025
Selamat datang di www.kumpulansoalbahasa.blogspot.com, sumber
terpercaya bagi guru dan siswa dalam menghadirkan materi pembelajaran Bahasa
Indonesia yang lengkap dan relevan. Pada halaman ini, kami menyajikan 20
soal pilihan terbaru tentang teks negosiasi yang disusun berdasarkan Capaian
Pembelajaran Kurikulum Merdeka Tahun 2025. Soal-soal ini dirancang untuk
mengasah kemampuan peserta didik dalam menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis teks negosiasi secara kritis, logis, dan kreatif sesuai dengan tuntutan
pembelajaran abad ke-21.
Temukan berbagai bentuk soal — mulai
dari pilihan ganda, isian singkat, hingga uraian — yang dapat digunakan sebagai
bahan latihan, evaluasi harian, maupun asesmen formatif. Dengan pendekatan
kontekstual dan berbasis kompetensi, kumpulan soal ini mendukung pengembangan
kemampuan komunikasi peserta didik dalam situasi negosiasi yang nyata dan
bermakna.
[Setting: Ruang guru, jam istirahat.
Aroma sayur lodeh menggoda. Guru-guru sedang makan bersama.]
Bu Lastri:
(Berbicara pelan ke Pak Darto sambil mengunyah kerupuk)
Tuh tuh, lihat... Raden Ngarso datang pas makanan udah dibuka. Kaya hantu
lapar. Tiap bulan ikut makan, tapi giliran iuran, pura-pura jadi arca
Majapahit. 😒
Pak Darto:
(Senyum)
Bu Lastri... ngomongnya pelan tapi nadanya tajam, lho. Arca aja kalau dengar
bisa nangis di candi.
Bu Lastri:
Lha piye, Pak. Ini bukan kali pertama. Udah kaya tradisi keraton kecil. Hadir,
makan, pulang, lenyap. 😅
[Raden Ngarso masuk dengan santai,
langsung ambil piring dan menuju nasi.]
Raden Ngarso:
Wah, aroma lodeh mengingatkanku pada masa kecil di kadipaten. Bolehkah saya
mencicipi kenangan?
Pak Darto:
Silakan, Raden... Tapi ingat, kenangan yang manis itu kalau kita juga ikut
berbagi. Jangan sampai dikenang sebagai ‘Raden Tukang Numpang Makan’. 😄
Raden Ngarso:
(Tertawa kaku)
Lho, saya ini menjaga silaturahmi, Pak Darto. Bukankah bersilaturahmi itu
melapangkan rezeki?
Bu Lastri:
(Tiba-tiba nyeletuk)
Tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk, ya, Ra... 😏
[Semua guru tertawa kecil. Pak Darto
mencoba menengahi dengan gaya diplomatis.]
Pak Darto:
Gini lho, Ra. Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi. Traktiran
sederhana ini bukan soal makanan, tapi tentang rasa syukur dan rasa hormat.
Kalau bulan ini ikut makan, bulan depan ya gantian nyuguh. Gitu adilnya.
Raden Ngarso:
(Mengangguk sambil tersenyum—namun dalam hati membatin)
"Halah... gaya banget mentraktir sayur lodeh aja sok pahlawan. Padahal
rumah sendiri aja belum punya, masih ngontrak. Yang satu lagi, tiap bulan
ngeluh soal cicilan koperasi, tapi sok dermawan... Nggak tahu malu. Tapi ya
sudahlah, pura-pura saja setuju, biar aman."
(Lalu menjawab dengan suara lantang)
Wah, iya juga ya... Kadang saya mikirnya pendek. Tapi tenang, bulan depan saya
ikut iuran, bareng Bu Sari. Asal jangan sayur asem ya, saya alergi nostalgia
pahit.
Bu Lastri:
(Lunak)
Wah, akhirnya sadar juga. Saya janji nggak ngomongin Raden lagi... asal beneran
iuran ya!
Pak Darto:
Nah, itu baru tim kerja yang solid. Tidak hanya berbagi kerja, tapi juga
berbagi rasa.
Di balik tawa ringan dan sindiran
halus di ruang guru itu, tersimpan pelajaran penting: bahwa hidup bukan hanya
tentang menikmati, tapi juga tentang menghargai dan berbagi. Raden Ngarso, yang
selama ini lihai bersembunyi di balik senyum dan nostalgia, mulai tersadar
bahwa kelicikan kecil yang terus diulang perlahan membangun jarak—bukan hanya
antara dirinya dan teman-teman, tapi juga antara dirinya dan keberkahan rezeki.
Karena dalam kebersamaan, kejujuran dan ketulusan adalah mata uang yang paling
berharga.
Siapa yang culas, akan kehilangan kepercayaan.
Siapa yang licik, akan dijauhi.
Dan siapa yang enggan memberi, perlahan akan dijauhkan dari limpahan rezeki Illahi
Berikut ini adalah 20 soal pilihan
ganda berdasarkan teks negosiasi. Soal-soal ini
dirancang untuk menguji pemahaman, evaluasi, dan kemampuan kreasi peserta didik
dalam memahami teks negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan, dengan
memperhatikan norma kesopanan:
Soal
1
Dalam percakapan antara Bu Lastri
dan Pak Darto, Bu Lastri menyebut bahwa Raden Ngarso datang hanya untuk makan,
tetapi tidak ikut iuran. Apa yang ingin disampaikan oleh Bu Lastri dengan
ungkapan tersebut dalam konteks teks negosiasi ini?
A. Bu Lastri merasa bahwa Raden
Ngarso tidak menghargai usaha bersama.
B. Bu Lastri ingin mengkritik kebiasaan Raden Ngarso yang hanya datang saat ada
makanan.
C. Bu Lastri merasa Raden Ngarso selalu menyumbang banyak uang.
D. Bu Lastri ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi yang baik.
E. Bu Lastri ingin menawarkan solusi agar Raden Ngarso tidak datang jika tidak
ikut iuran.
Kunci Jawaban: B
Soal
2
Pada bagian dialog, Pak Darto
mencoba menengahi dengan mengatakan bahwa traktiran ini adalah tentang rasa
syukur dan rasa hormat. Apa tujuan Pak Darto mengatakan ini dalam negosiasi?
A. Pak Darto ingin mengalihkan
perhatian Raden Ngarso dari topik iuran.
B. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa kebersamaan lebih penting daripada soal
uang.
C. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk memahami bahwa iuran adalah kewajiban.
D. Pak Darto ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi secara sopan.
E. Pak Darto ingin membuat Raden Ngarso merasa bersalah.
Kunci Jawaban: B
Soal
3
Dalam teks ini, Raden Ngarso
mengatakan bahwa dia menjaga silaturahmi. Apa yang dimaksud dengan silaturahmi
dalam konteks teks ini?
A. Silaturahmi adalah kegiatan
sosial yang harus dilakukan untuk mempererat hubungan.
B. Silaturahmi mengacu pada kewajiban untuk berbagi dalam setiap kesempatan.
C. Silaturahmi menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu iuran selama mereka
hadir.
D. Silaturahmi mengajarkan bahwa kedatangan tanpa kontribusi tidak bisa
diterima.
E. Silaturahmi hanya dapat dilakukan jika seseorang membawa makanan atau
sumbangan.
Kunci Jawaban: A
Soal
4
Apa yang dimaksud dengan "Raden
Tukang Numpang Makan" yang disampaikan oleh Pak Darto dalam teks tersebut?
A. Sebuah sindiran bahwa Raden
Ngarso datang hanya untuk makan tanpa berkontribusi.
B. Sebuah julukan yang menunjukkan Raden Ngarso sebagai orang yang dermawan.
C. Sebuah cara Pak Darto menghibur Raden Ngarso agar tidak merasa tersinggung.
D. Sebuah kritik langsung terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang selalu makan
bersama.
E. Sebuah cara untuk mengingatkan Raden Ngarso tentang pentingnya menjaga
silaturahmi.
Kunci Jawaban: A
Soal
5
Bagaimana cara Raden Ngarso
merespons sindiran Bu Lastri mengenai iuran yang tidak dia bayar?
A. Raden Ngarso marah dan menanggapi
sindiran Bu Lastri dengan keras.
B. Raden Ngarso membalas sindiran Bu Lastri dengan kalimat yang menyenangkan
hati.
C. Raden Ngarso mengabaikan sindiran Bu Lastri dan tetap melanjutkan makan.
D. Raden Ngarso setuju dengan sindiran Bu Lastri dan berjanji untuk membayar
iuran.
E. Raden Ngarso memberi tanggapan defensif dan menyalahkan situasi.
Kunci Jawaban: D
Soal
6
Apa yang dapat dipelajari dari cara
Pak Darto menanggapi Raden Ngarso yang tidak ikut iuran dalam teks ini?
A. Pak Darto menggunakan pendekatan
yang keras untuk mengoreksi perilaku Raden Ngarso.
B. Pak Darto mengajarkan pentingnya berbagi dengan cara yang bijaksana dan
tidak menghakimi.
C. Pak Darto lebih memilih untuk tidak menanggapi masalah tersebut.
D. Pak Darto mendukung kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran.
E. Pak Darto meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut
menyumbang.
Kunci Jawaban: B
Soal
7
Apa yang dimaksud dengan ungkapan
"silaturahmi itu melapangkan rezeki" yang disampaikan oleh Raden
Ngarso?
A. Silaturahmi dapat membantu
seseorang untuk mendapatkan lebih banyak uang.
B. Silaturahmi akan membuka peluang bagi seseorang untuk menerima bantuan dari
orang lain.
C. Silaturahmi harus dibayar dengan uang agar rezeki menjadi lancar.
D. Silaturahmi dapat mempererat hubungan antar individu dengan cara berbagi.
E. Silaturahmi akan memberikan keuntungan finansial jika dilakukan dengan
ikhlas.
Kunci Jawaban: D
Soal
8
Apa yang ingin disampaikan oleh Bu
Lastri melalui sindiran "tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras
lauk, ya, Ra..."?
A. Bu Lastri mengingatkan bahwa
silaturahmi bukan hanya soal makan, tetapi juga berbagi.
B. Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso untuk selalu datang dengan membawa
makanan.
C. Bu Lastri menyarankan agar Raden Ngarso selalu hadir di setiap acara.
D. Bu Lastri merasa kecewa dengan sikap Raden Ngarso yang tidak berkontribusi.
E. Bu Lastri ingin menunjukkan bahwa silaturahmi adalah kewajiban, bukan
pilihan.
Kunci Jawaban: A
Soal
9
Bagaimana reaksi Raden Ngarso
setelah mendengar pesan Pak Darto tentang berbagi dalam kebersamaan?
A. Raden Ngarso tetap merasa tidak
perlu ikut iuran.
B. Raden Ngarso merasa tertekan dan tidak mau datang lagi.
C. Raden Ngarso akhirnya setuju dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
D. Raden Ngarso merasa bahwa Pak Darto tidak tahu bagaimana cara berbagi dengan
benar.
E. Raden Ngarso marah dan membalas kritik Pak Darto dengan keras.
Kunci Jawaban: C
Soal
10
Apa tujuan Pak Darto ketika
mengatakan, "Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi"?
A. Pak Darto ingin mengatakan bahwa
kebersamaan adalah hal yang lebih penting daripada materi.
B. Pak Darto ingin menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu diurus soal iuran.
C. Pak Darto ingin menyarankan agar semua makanan dibagikan merata.
D. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa nasi adalah simbol utama dalam
kebersamaan.
E. Pak Darto ingin mengingatkan bahwa berbagi tidak harus selalu berbentuk
uang.
Kunci Jawaban: A
Soal
11
Bagaimana cara Bu Lastri
menyampaikan kritik terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran?
A. Bu Lastri menyampaikan kritik
dengan cara yang langsung dan kasar.
B. Bu Lastri memberikan kritik dengan sindiran yang tajam namun tetap ringan.
C. Bu Lastri meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut iuran.
D. Bu Lastri memberikan kritik dengan cara yang lembut dan penuh pengertian.
E. Bu Lastri memilih untuk diam dan tidak mengomentari masalah tersebut.
Kunci Jawaban: B
Soal
12
Dalam teks ini, apa yang ingin
dicapai oleh Bu Lastri dan Pak Darto melalui percakapan tersebut?
A. Mereka ingin membuat Raden Ngarso
merasa tertekan.
B. Mereka berusaha agar Raden Ngarso sadar akan pentingnya berbagi dalam
kebersamaan.
C. Mereka mencoba membuat Raden Ngarso merasa bersalah atas kebiasaannya.
D. Mereka berharap Raden Ngarso berhenti datang untuk menghindari masalah.
E. Mereka ingin menegur Raden Ngarso dengan cara yang memalukan.
Kunci Jawaban: B
Soal
13
Apa yang disarankan oleh Pak Darto
terkait kebiasaan berbagi dalam acara makan bersama di ruang guru?
A. Pak Darto menyarankan agar setiap
orang membawa makanan untuk dibagi.
B. Pak Darto menyarankan agar semua guru menyumbang uang untuk acara makan
bersama.
C. Pak Darto menyarankan agar kebersamaan dalam makan di ruang guru
dilaksanakan dengan saling berbagi dan menghargai.
D. Pak Darto mengingatkan agar semua orang makan secara teratur dan tidak bergantung
pada yang lain.
E. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk membawa makanan terbaik agar bisa
dihargai.
Kunci Jawaban: C
Soal
14
Apa yang dapat disimpulkan dari
sikap Raden Ngarso setelah mendapat kritik dari Bu Lastri dan Pak Darto?
A. Raden Ngarso tetap tidak peduli
dengan kritik yang disampaikan.
B. Raden Ngarso merasa malu dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
C. Raden Ngarso marah dan berhenti mengikuti acara makan bersama.
D. Raden Ngarso merasa tidak perlu mengubah perilakunya.
E. Raden Ngarso menjadi semakin egois dan tidak peduli dengan kebersamaan.
Kunci Jawaban: B
Soal
15
Dalam percakapan tersebut, apa yang
menjadi inti dari pesan moral yang ingin disampaikan kepada Raden Ngarso?
A. Raden Ngarso harus belajar untuk
tidak makan tanpa berbagi.
B. Raden Ngarso harus berhenti ikut acara makan bersama jika tidak bisa
menyumbang.
C. Raden Ngarso harus mengingat bahwa kebersamaan membutuhkan partisipasi yang
seimbang.
D. Raden Ngarso harus belajar untuk lebih banyak bicara tentang masalah iuran.
E. Raden Ngarso harus merasa bebas untuk hanya makan tanpa memberi kontribusi.
Kunci Jawaban: C
Soal
16
Apa alasan Bu Lastri mengingatkan
Raden Ngarso agar jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk?
A. Karena Bu Lastri ingin mengajak
Raden Ngarso berbagi dengan cara yang lebih ikhlas.
B. Karena Bu Lastri tidak setuju dengan kebiasaan Raden Ngarso yang hanya
datang untuk makan.
C. Karena Bu Lastri merasa bahwa lauk yang disediakan terlalu sedikit.
D. Karena Bu Lastri ingin semua orang membawa lauk untuk acara makan bersama.
E. Karena Bu Lastri berharap Raden Ngarso lebih banyak berbicara daripada
makan.
Kunci Jawaban: B
Soal
17
Apa yang dapat dipelajari dari cara
Raden Ngarso menyikapi kritik dan sindiran dari Bu Lastri dan Pak Darto?
A. Raden Ngarso belajar untuk selalu
membela diri.
B. Raden Ngarso belajar untuk lebih peduli terhadap rasa kebersamaan.
C. Raden Ngarso belajar untuk mengabaikan kritik dari orang lain.
D. Raden Ngarso belajar untuk lebih egois dalam setiap acara.
E. Raden Ngarso belajar untuk lebih sering makan tanpa harus membayar.
Kunci Jawaban: B
Soal
18
Dalam konteks teks ini, apakah yang
dimaksud dengan "berbagi rasa"?
A. Berbagi makanan dengan orang
lain.
B. Berbagi tanggung jawab dalam setiap kegiatan.
C. Berbagi cerita kehidupan dengan teman-teman.
D. Berbagi perasaan dan perhatian dalam kebersamaan.
E. Berbagi uang untuk kegiatan sosial.
Kunci Jawaban: D
Soal
19
Bagaimana Bu Lastri menunjukkan
ketegasan dalam menyampaikan pesan tentang iuran dan kebersamaan?
A. Bu Lastri menggunakan sindiran
tajam untuk mengingatkan Raden Ngarso.
B. Bu Lastri memberi kritik yang langsung dan tegas tanpa memberi kesempatan
untuk tanggapan.
C. Bu Lastri memilih untuk tidak berbicara agar tidak menyinggung perasaan
Raden Ngarso.
D. Bu Lastri berusaha untuk berdiplomasi dengan Raden Ngarso tanpa memberi
kritik langsung.
E. Bu Lastri menunjukkan ketegasan melalui tindakan nyata, bukan kata-kata.
Kunci Jawaban: A
Soal
20
Apa yang bisa kita pelajari dari
percakapan ini terkait dengan pentingnya komunikasi yang efektif dalam
negosiasi?
A. Komunikasi yang efektif adalah
tentang berbicara tanpa peduli dengan perasaan orang lain.
B. Dalam negosiasi, penting untuk berbicara dengan bijak dan memperhatikan
norma kesopanan.
C. Negosiasi yang baik selalu mengarah pada keuntungan satu pihak.
D. Komunikasi dalam negosiasi harus dilakukan dengan cara yang langsung dan
tegas tanpa berbasa-basi.
E. Komunikasi yang efektif dalam negosiasi tidak membutuhkan kejujuran.
Kunci Jawaban: B
5 Soal Esai Teks Negosiasi
Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025
Soal
1
Jelaskan mengapa Pak Darto
menggunakan pendekatan yang lebih bijaksana untuk menyelesaikan masalah terkait
iuran yang tidak dibayar oleh Raden Ngarso!
Kunci Jawaban:
Pak Darto menggunakan pendekatan bijaksana untuk menjaga agar hubungan sosial
tetap harmonis. Dalam negosiasi, Pak Darto berusaha tidak membuat Raden Ngarso
merasa tersudut atau malu. Ia memilih untuk menggunakan kata-kata yang
mendorong kesadaran Raden Ngarso tanpa menyudutkan atau mempermalukannya.
Pendekatan ini mencerminkan pentingnya menjaga perasaan orang lain dalam proses
negosiasi, serta memperlihatkan sikap pengertian terhadap situasi yang dihadapi
Raden Ngarso. Pak Darto juga mengajak Raden Ngarso untuk memahami pentingnya
kebersamaan dan berbagi dalam acara makan bersama tanpa mengedepankan materi
atau uang.
Soal
2
Apa yang dimaksud dengan
"silaturahmi melapangkan rezeki" dalam teks ini? Jelaskan maknanya
dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi!
Kunci Jawaban:
Ungkapan "silaturahmi melapangkan rezeki" mengandung makna bahwa
hubungan yang baik antar sesama, seperti melalui silaturahmi, dapat membuka
peluang yang lebih luas dalam hidup, baik dari segi spiritual maupun material.
Dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi, hal ini menunjukkan bahwa menjaga
hubungan yang positif dan saling mendukung dapat membawa berkah, baik dalam
bentuk rezeki yang lebih lancar, maupun manfaat sosial lainnya. Dalam teks ini,
Raden Ngarso menggunakan ungkapan tersebut untuk menegaskan bahwa berhubungan
dengan orang lain dengan tulus akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak,
tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga dalam kebersamaan dan keharmonisan.
Soal
3
Dalam percakapan tersebut, apa yang
bisa kita pelajari mengenai sikap yang tepat dalam bernegosiasi, terutama
terkait dengan berbagi dalam kebersamaan?
Kunci Jawaban:
Dalam percakapan ini, kita belajar bahwa sikap yang tepat dalam bernegosiasi
adalah mengedepankan rasa saling menghargai dan kebersamaan. Berbagi dalam
kebersamaan bukan hanya soal materi atau uang, tetapi juga soal memberikan
perhatian dan menjaga hubungan yang baik antar sesama. Sikap tegas namun penuh
pengertian, seperti yang ditunjukkan oleh Pak Darto, dapat menciptakan suasana
yang kondusif untuk saling berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara
yang adil dan bijaksana. Selain itu, penting untuk selalu menjaga norma
kesopanan dan memperhatikan perasaan orang lain dalam setiap langkah negosiasi
agar tidak menyinggung atau merusak hubungan.
Soal
4
Apa yang menjadi pesan moral yang
dapat dipetik dari percakapan antara Bu Lastri, Pak Darto, dan Raden Ngarso
dalam hal berbagi dan iuran bersama? Jelaskan!
Kunci Jawaban:
Pesan moral yang dapat dipetik adalah pentingnya partisipasi dalam kebersamaan,
terutama dalam hal iuran dan kontribusi. Setiap individu memiliki tanggung
jawab untuk mendukung acara atau kegiatan bersama, bukan hanya untuk
kepentingan pribadi, tetapi juga untuk keberlanjutan dan keharmonisan kelompok.
Dalam percakapan ini, Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso bahwa berbagi bukan
hanya soal materi, tetapi juga soal menghargai usaha bersama. Pak Darto juga
mengingatkan bahwa kebersamaan dan berbagi adalah dasar dari sebuah hubungan
yang baik, dan iuran atau kontribusi adalah cara untuk mendukung kegiatan
tersebut secara adil. Pesan moral ini mengajarkan kita tentang pentingnya
partisipasi aktif dalam kebersamaan dan tanggung jawab sosial dalam kelompok.
Soal
5
Bagaimana cara Raden Ngarso
menangani kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto? Jelaskan sikap
yang tepat dalam menghadapi kritik yang membangun dalam situasi seperti ini!
Kunci Jawaban:
Raden Ngarso menunjukkan sikap yang cukup bijak dalam menghadapi kritik.
Alih-alih marah atau membela diri, ia mencoba untuk mendengarkan dan memahami
kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto. Sikap yang tepat dalam
menghadapi kritik yang membangun adalah dengan tetap tenang, menerima kritik
tersebut dengan lapang dada, dan berusaha melihatnya sebagai kesempatan untuk
perbaikan diri. Raden Ngarso bisa belajar dari kritik yang diberikan untuk
menjadi lebih bertanggung jawab dalam berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
Sikap terbuka dan siap untuk berubah adalah kunci dalam menghadapi kritik
secara konstruktif.
No comments:
Post a Comment