Thursday, 17 April 2025

20+ Kumpulan Soal Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025

20+ Kumpulan Soal Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025


Selamat datang di www.kumpulansoalbahasa.blogspot.com, sumber terpercaya bagi guru dan siswa dalam menghadirkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang lengkap dan relevan. Pada halaman ini, kami menyajikan 20 soal pilihan terbaru tentang teks negosiasi yang disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka Tahun 2025. Soal-soal ini dirancang untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam menyimak, membaca, berbicara, dan menulis teks negosiasi secara kritis, logis, dan kreatif sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21.

Temukan berbagai bentuk soal — mulai dari pilihan ganda, isian singkat, hingga uraian — yang dapat digunakan sebagai bahan latihan, evaluasi harian, maupun asesmen formatif. Dengan pendekatan kontekstual dan berbasis kompetensi, kumpulan soal ini mendukung pengembangan kemampuan komunikasi peserta didik dalam situasi negosiasi yang nyata dan bermakna.

 

[Setting: Ruang guru, jam istirahat. Aroma sayur lodeh menggoda. Guru-guru sedang makan bersama.]

Bu Lastri:
(Berbicara pelan ke Pak Darto sambil mengunyah kerupuk)
Tuh tuh, lihat... Raden Ngarso datang pas makanan udah dibuka. Kaya hantu lapar. Tiap bulan ikut makan, tapi giliran iuran, pura-pura jadi arca Majapahit. 😒

Pak Darto:
(Senyum)
Bu Lastri... ngomongnya pelan tapi nadanya tajam, lho. Arca aja kalau dengar bisa nangis di candi.

Bu Lastri:
Lha piye, Pak. Ini bukan kali pertama. Udah kaya tradisi keraton kecil. Hadir, makan, pulang, lenyap. 😅

[Raden Ngarso masuk dengan santai, langsung ambil piring dan menuju nasi.]

Raden Ngarso:
Wah, aroma lodeh mengingatkanku pada masa kecil di kadipaten. Bolehkah saya mencicipi kenangan?

Pak Darto:
Silakan, Raden... Tapi ingat, kenangan yang manis itu kalau kita juga ikut berbagi. Jangan sampai dikenang sebagai ‘Raden Tukang Numpang Makan’. 😄

Raden Ngarso:
(Tertawa kaku)
Lho, saya ini menjaga silaturahmi, Pak Darto. Bukankah bersilaturahmi itu melapangkan rezeki?

Bu Lastri:
(Tiba-tiba nyeletuk)
Tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk, ya, Ra... 😏

[Semua guru tertawa kecil. Pak Darto mencoba menengahi dengan gaya diplomatis.]

Pak Darto:
Gini lho, Ra. Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi. Traktiran sederhana ini bukan soal makanan, tapi tentang rasa syukur dan rasa hormat. Kalau bulan ini ikut makan, bulan depan ya gantian nyuguh. Gitu adilnya.

Raden Ngarso:
(Mengangguk sambil tersenyum—namun dalam hati membatin)
"Halah... gaya banget mentraktir sayur lodeh aja sok pahlawan. Padahal rumah sendiri aja belum punya, masih ngontrak. Yang satu lagi, tiap bulan ngeluh soal cicilan koperasi, tapi sok dermawan... Nggak tahu malu. Tapi ya sudahlah, pura-pura saja setuju, biar aman."
(Lalu menjawab dengan suara lantang)
Wah, iya juga ya... Kadang saya mikirnya pendek. Tapi tenang, bulan depan saya ikut iuran, bareng Bu Sari. Asal jangan sayur asem ya, saya alergi nostalgia pahit.

Bu Lastri:
(Lunak)
Wah, akhirnya sadar juga. Saya janji nggak ngomongin Raden lagi... asal beneran iuran ya!

Pak Darto:
Nah, itu baru tim kerja yang solid. Tidak hanya berbagi kerja, tapi juga berbagi rasa.

Di balik tawa ringan dan sindiran halus di ruang guru itu, tersimpan pelajaran penting: bahwa hidup bukan hanya tentang menikmati, tapi juga tentang menghargai dan berbagi. Raden Ngarso, yang selama ini lihai bersembunyi di balik senyum dan nostalgia, mulai tersadar bahwa kelicikan kecil yang terus diulang perlahan membangun jarak—bukan hanya antara dirinya dan teman-teman, tapi juga antara dirinya dan keberkahan rezeki. Karena dalam kebersamaan, kejujuran dan ketulusan adalah mata uang yang paling berharga.
Siapa yang culas, akan kehilangan kepercayaan.
Siapa yang licik, akan dijauhi.
Dan siapa yang enggan memberi, perlahan akan dijauhkan dari limpahan rezeki Illahi

 

 

Berikut ini adalah 20 soal pilihan ganda berdasarkan teks negosiasi. Soal-soal ini dirancang untuk menguji pemahaman, evaluasi, dan kemampuan kreasi peserta didik dalam memahami teks negosiasi, baik secara lisan maupun tulisan, dengan memperhatikan norma kesopanan:


Soal 1

Dalam percakapan antara Bu Lastri dan Pak Darto, Bu Lastri menyebut bahwa Raden Ngarso datang hanya untuk makan, tetapi tidak ikut iuran. Apa yang ingin disampaikan oleh Bu Lastri dengan ungkapan tersebut dalam konteks teks negosiasi ini?

A. Bu Lastri merasa bahwa Raden Ngarso tidak menghargai usaha bersama.
B. Bu Lastri ingin mengkritik kebiasaan Raden Ngarso yang hanya datang saat ada makanan.
C. Bu Lastri merasa Raden Ngarso selalu menyumbang banyak uang.
D. Bu Lastri ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi yang baik.
E. Bu Lastri ingin menawarkan solusi agar Raden Ngarso tidak datang jika tidak ikut iuran.

Kunci Jawaban: B


Soal 2

Pada bagian dialog, Pak Darto mencoba menengahi dengan mengatakan bahwa traktiran ini adalah tentang rasa syukur dan rasa hormat. Apa tujuan Pak Darto mengatakan ini dalam negosiasi?

A. Pak Darto ingin mengalihkan perhatian Raden Ngarso dari topik iuran.
B. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa kebersamaan lebih penting daripada soal uang.
C. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk memahami bahwa iuran adalah kewajiban.
D. Pak Darto ingin memberi contoh bagaimana cara bernegosiasi secara sopan.
E. Pak Darto ingin membuat Raden Ngarso merasa bersalah.

Kunci Jawaban: B


Soal 3

Dalam teks ini, Raden Ngarso mengatakan bahwa dia menjaga silaturahmi. Apa yang dimaksud dengan silaturahmi dalam konteks teks ini?

A. Silaturahmi adalah kegiatan sosial yang harus dilakukan untuk mempererat hubungan.
B. Silaturahmi mengacu pada kewajiban untuk berbagi dalam setiap kesempatan.
C. Silaturahmi menunjukkan bahwa seseorang tidak perlu iuran selama mereka hadir.
D. Silaturahmi mengajarkan bahwa kedatangan tanpa kontribusi tidak bisa diterima.
E. Silaturahmi hanya dapat dilakukan jika seseorang membawa makanan atau sumbangan.

Kunci Jawaban: A


Soal 4

Apa yang dimaksud dengan "Raden Tukang Numpang Makan" yang disampaikan oleh Pak Darto dalam teks tersebut?

A. Sebuah sindiran bahwa Raden Ngarso datang hanya untuk makan tanpa berkontribusi.
B. Sebuah julukan yang menunjukkan Raden Ngarso sebagai orang yang dermawan.
C. Sebuah cara Pak Darto menghibur Raden Ngarso agar tidak merasa tersinggung.
D. Sebuah kritik langsung terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang selalu makan bersama.
E. Sebuah cara untuk mengingatkan Raden Ngarso tentang pentingnya menjaga silaturahmi.

Kunci Jawaban: A


Soal 5

Bagaimana cara Raden Ngarso merespons sindiran Bu Lastri mengenai iuran yang tidak dia bayar?

A. Raden Ngarso marah dan menanggapi sindiran Bu Lastri dengan keras.
B. Raden Ngarso membalas sindiran Bu Lastri dengan kalimat yang menyenangkan hati.
C. Raden Ngarso mengabaikan sindiran Bu Lastri dan tetap melanjutkan makan.
D. Raden Ngarso setuju dengan sindiran Bu Lastri dan berjanji untuk membayar iuran.
E. Raden Ngarso memberi tanggapan defensif dan menyalahkan situasi.

Kunci Jawaban: D


Soal 6

Apa yang dapat dipelajari dari cara Pak Darto menanggapi Raden Ngarso yang tidak ikut iuran dalam teks ini?

A. Pak Darto menggunakan pendekatan yang keras untuk mengoreksi perilaku Raden Ngarso.
B. Pak Darto mengajarkan pentingnya berbagi dengan cara yang bijaksana dan tidak menghakimi.
C. Pak Darto lebih memilih untuk tidak menanggapi masalah tersebut.
D. Pak Darto mendukung kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran.
E. Pak Darto meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut menyumbang.

Kunci Jawaban: B


Soal 7

Apa yang dimaksud dengan ungkapan "silaturahmi itu melapangkan rezeki" yang disampaikan oleh Raden Ngarso?

A. Silaturahmi dapat membantu seseorang untuk mendapatkan lebih banyak uang.
B. Silaturahmi akan membuka peluang bagi seseorang untuk menerima bantuan dari orang lain.
C. Silaturahmi harus dibayar dengan uang agar rezeki menjadi lancar.
D. Silaturahmi dapat mempererat hubungan antar individu dengan cara berbagi.
E. Silaturahmi akan memberikan keuntungan finansial jika dilakukan dengan ikhlas.

Kunci Jawaban: D


Soal 8

Apa yang ingin disampaikan oleh Bu Lastri melalui sindiran "tapi jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk, ya, Ra..."?

A. Bu Lastri mengingatkan bahwa silaturahmi bukan hanya soal makan, tetapi juga berbagi.
B. Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso untuk selalu datang dengan membawa makanan.
C. Bu Lastri menyarankan agar Raden Ngarso selalu hadir di setiap acara.
D. Bu Lastri merasa kecewa dengan sikap Raden Ngarso yang tidak berkontribusi.
E. Bu Lastri ingin menunjukkan bahwa silaturahmi adalah kewajiban, bukan pilihan.

Kunci Jawaban: A


Soal 9

Bagaimana reaksi Raden Ngarso setelah mendengar pesan Pak Darto tentang berbagi dalam kebersamaan?

A. Raden Ngarso tetap merasa tidak perlu ikut iuran.
B. Raden Ngarso merasa tertekan dan tidak mau datang lagi.
C. Raden Ngarso akhirnya setuju dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
D. Raden Ngarso merasa bahwa Pak Darto tidak tahu bagaimana cara berbagi dengan benar.
E. Raden Ngarso marah dan membalas kritik Pak Darto dengan keras.

Kunci Jawaban: C


Soal 10

Apa tujuan Pak Darto ketika mengatakan, "Kita ini semua pengabdi negara, bukan pengabdi nasi"?

A. Pak Darto ingin mengatakan bahwa kebersamaan adalah hal yang lebih penting daripada materi.
B. Pak Darto ingin menjelaskan bahwa tidak ada yang perlu diurus soal iuran.
C. Pak Darto ingin menyarankan agar semua makanan dibagikan merata.
D. Pak Darto ingin menunjukkan bahwa nasi adalah simbol utama dalam kebersamaan.
E. Pak Darto ingin mengingatkan bahwa berbagi tidak harus selalu berbentuk uang.

Kunci Jawaban: A


Soal 11

Bagaimana cara Bu Lastri menyampaikan kritik terhadap kebiasaan Raden Ngarso yang tidak ikut iuran?

A. Bu Lastri menyampaikan kritik dengan cara yang langsung dan kasar.
B. Bu Lastri memberikan kritik dengan sindiran yang tajam namun tetap ringan.
C. Bu Lastri meminta Raden Ngarso untuk tidak datang jika tidak ikut iuran.
D. Bu Lastri memberikan kritik dengan cara yang lembut dan penuh pengertian.
E. Bu Lastri memilih untuk diam dan tidak mengomentari masalah tersebut.

Kunci Jawaban: B


Soal 12

Dalam teks ini, apa yang ingin dicapai oleh Bu Lastri dan Pak Darto melalui percakapan tersebut?

A. Mereka ingin membuat Raden Ngarso merasa tertekan.
B. Mereka berusaha agar Raden Ngarso sadar akan pentingnya berbagi dalam kebersamaan.
C. Mereka mencoba membuat Raden Ngarso merasa bersalah atas kebiasaannya.
D. Mereka berharap Raden Ngarso berhenti datang untuk menghindari masalah.
E. Mereka ingin menegur Raden Ngarso dengan cara yang memalukan.

Kunci Jawaban: B


Soal 13

Apa yang disarankan oleh Pak Darto terkait kebiasaan berbagi dalam acara makan bersama di ruang guru?

A. Pak Darto menyarankan agar setiap orang membawa makanan untuk dibagi.
B. Pak Darto menyarankan agar semua guru menyumbang uang untuk acara makan bersama.
C. Pak Darto menyarankan agar kebersamaan dalam makan di ruang guru dilaksanakan dengan saling berbagi dan menghargai.
D. Pak Darto mengingatkan agar semua orang makan secara teratur dan tidak bergantung pada yang lain.
E. Pak Darto mengajak Raden Ngarso untuk membawa makanan terbaik agar bisa dihargai.

Kunci Jawaban: C


Soal 14

Apa yang dapat disimpulkan dari sikap Raden Ngarso setelah mendapat kritik dari Bu Lastri dan Pak Darto?

A. Raden Ngarso tetap tidak peduli dengan kritik yang disampaikan.
B. Raden Ngarso merasa malu dan berjanji untuk ikut iuran bulan depan.
C. Raden Ngarso marah dan berhenti mengikuti acara makan bersama.
D. Raden Ngarso merasa tidak perlu mengubah perilakunya.
E. Raden Ngarso menjadi semakin egois dan tidak peduli dengan kebersamaan.

Kunci Jawaban: B


Soal 15

Dalam percakapan tersebut, apa yang menjadi inti dari pesan moral yang ingin disampaikan kepada Raden Ngarso?

A. Raden Ngarso harus belajar untuk tidak makan tanpa berbagi.
B. Raden Ngarso harus berhenti ikut acara makan bersama jika tidak bisa menyumbang.
C. Raden Ngarso harus mengingat bahwa kebersamaan membutuhkan partisipasi yang seimbang.
D. Raden Ngarso harus belajar untuk lebih banyak bicara tentang masalah iuran.
E. Raden Ngarso harus merasa bebas untuk hanya makan tanpa memberi kontribusi.

Kunci Jawaban: C


Soal 16

Apa alasan Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso agar jangan sampai silaturahmi sambil nguras lauk?

A. Karena Bu Lastri ingin mengajak Raden Ngarso berbagi dengan cara yang lebih ikhlas.
B. Karena Bu Lastri tidak setuju dengan kebiasaan Raden Ngarso yang hanya datang untuk makan.
C. Karena Bu Lastri merasa bahwa lauk yang disediakan terlalu sedikit.
D. Karena Bu Lastri ingin semua orang membawa lauk untuk acara makan bersama.
E. Karena Bu Lastri berharap Raden Ngarso lebih banyak berbicara daripada makan.

Kunci Jawaban: B


Soal 17

Apa yang dapat dipelajari dari cara Raden Ngarso menyikapi kritik dan sindiran dari Bu Lastri dan Pak Darto?

A. Raden Ngarso belajar untuk selalu membela diri.
B. Raden Ngarso belajar untuk lebih peduli terhadap rasa kebersamaan.
C. Raden Ngarso belajar untuk mengabaikan kritik dari orang lain.
D. Raden Ngarso belajar untuk lebih egois dalam setiap acara.
E. Raden Ngarso belajar untuk lebih sering makan tanpa harus membayar.

Kunci Jawaban: B


Soal 18

Dalam konteks teks ini, apakah yang dimaksud dengan "berbagi rasa"?

A. Berbagi makanan dengan orang lain.
B. Berbagi tanggung jawab dalam setiap kegiatan.
C. Berbagi cerita kehidupan dengan teman-teman.
D. Berbagi perasaan dan perhatian dalam kebersamaan.
E. Berbagi uang untuk kegiatan sosial.

Kunci Jawaban: D


Soal 19

Bagaimana Bu Lastri menunjukkan ketegasan dalam menyampaikan pesan tentang iuran dan kebersamaan?

A. Bu Lastri menggunakan sindiran tajam untuk mengingatkan Raden Ngarso.
B. Bu Lastri memberi kritik yang langsung dan tegas tanpa memberi kesempatan untuk tanggapan.
C. Bu Lastri memilih untuk tidak berbicara agar tidak menyinggung perasaan Raden Ngarso.
D. Bu Lastri berusaha untuk berdiplomasi dengan Raden Ngarso tanpa memberi kritik langsung.
E. Bu Lastri menunjukkan ketegasan melalui tindakan nyata, bukan kata-kata.

Kunci Jawaban: A


Soal 20

Apa yang bisa kita pelajari dari percakapan ini terkait dengan pentingnya komunikasi yang efektif dalam negosiasi?

A. Komunikasi yang efektif adalah tentang berbicara tanpa peduli dengan perasaan orang lain.
B. Dalam negosiasi, penting untuk berbicara dengan bijak dan memperhatikan norma kesopanan.
C. Negosiasi yang baik selalu mengarah pada keuntungan satu pihak.
D. Komunikasi dalam negosiasi harus dilakukan dengan cara yang langsung dan tegas tanpa berbasa-basi.
E. Komunikasi yang efektif dalam negosiasi tidak membutuhkan kejujuran.

Kunci Jawaban: B

 

5 Soal Esai Teks Negosiasi Terbaru Sesuai Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka 2025


Soal 1

Jelaskan mengapa Pak Darto menggunakan pendekatan yang lebih bijaksana untuk menyelesaikan masalah terkait iuran yang tidak dibayar oleh Raden Ngarso!

Kunci Jawaban:
Pak Darto menggunakan pendekatan bijaksana untuk menjaga agar hubungan sosial tetap harmonis. Dalam negosiasi, Pak Darto berusaha tidak membuat Raden Ngarso merasa tersudut atau malu. Ia memilih untuk menggunakan kata-kata yang mendorong kesadaran Raden Ngarso tanpa menyudutkan atau mempermalukannya. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya menjaga perasaan orang lain dalam proses negosiasi, serta memperlihatkan sikap pengertian terhadap situasi yang dihadapi Raden Ngarso. Pak Darto juga mengajak Raden Ngarso untuk memahami pentingnya kebersamaan dan berbagi dalam acara makan bersama tanpa mengedepankan materi atau uang.


Soal 2

Apa yang dimaksud dengan "silaturahmi melapangkan rezeki" dalam teks ini? Jelaskan maknanya dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi!

Kunci Jawaban:
Ungkapan "silaturahmi melapangkan rezeki" mengandung makna bahwa hubungan yang baik antar sesama, seperti melalui silaturahmi, dapat membuka peluang yang lebih luas dalam hidup, baik dari segi spiritual maupun material. Dalam konteks hubungan sosial dan negosiasi, hal ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan yang positif dan saling mendukung dapat membawa berkah, baik dalam bentuk rezeki yang lebih lancar, maupun manfaat sosial lainnya. Dalam teks ini, Raden Ngarso menggunakan ungkapan tersebut untuk menegaskan bahwa berhubungan dengan orang lain dengan tulus akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga dalam kebersamaan dan keharmonisan.


Soal 3

Dalam percakapan tersebut, apa yang bisa kita pelajari mengenai sikap yang tepat dalam bernegosiasi, terutama terkait dengan berbagi dalam kebersamaan?

Kunci Jawaban:
Dalam percakapan ini, kita belajar bahwa sikap yang tepat dalam bernegosiasi adalah mengedepankan rasa saling menghargai dan kebersamaan. Berbagi dalam kebersamaan bukan hanya soal materi atau uang, tetapi juga soal memberikan perhatian dan menjaga hubungan yang baik antar sesama. Sikap tegas namun penuh pengertian, seperti yang ditunjukkan oleh Pak Darto, dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk saling berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang adil dan bijaksana. Selain itu, penting untuk selalu menjaga norma kesopanan dan memperhatikan perasaan orang lain dalam setiap langkah negosiasi agar tidak menyinggung atau merusak hubungan.


Soal 4

Apa yang menjadi pesan moral yang dapat dipetik dari percakapan antara Bu Lastri, Pak Darto, dan Raden Ngarso dalam hal berbagi dan iuran bersama? Jelaskan!

Kunci Jawaban:
Pesan moral yang dapat dipetik adalah pentingnya partisipasi dalam kebersamaan, terutama dalam hal iuran dan kontribusi. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mendukung acara atau kegiatan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk keberlanjutan dan keharmonisan kelompok. Dalam percakapan ini, Bu Lastri mengingatkan Raden Ngarso bahwa berbagi bukan hanya soal materi, tetapi juga soal menghargai usaha bersama. Pak Darto juga mengingatkan bahwa kebersamaan dan berbagi adalah dasar dari sebuah hubungan yang baik, dan iuran atau kontribusi adalah cara untuk mendukung kegiatan tersebut secara adil. Pesan moral ini mengajarkan kita tentang pentingnya partisipasi aktif dalam kebersamaan dan tanggung jawab sosial dalam kelompok.


Soal 5

Bagaimana cara Raden Ngarso menangani kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto? Jelaskan sikap yang tepat dalam menghadapi kritik yang membangun dalam situasi seperti ini!

Kunci Jawaban:
Raden Ngarso menunjukkan sikap yang cukup bijak dalam menghadapi kritik. Alih-alih marah atau membela diri, ia mencoba untuk mendengarkan dan memahami kritik yang disampaikan oleh Bu Lastri dan Pak Darto. Sikap yang tepat dalam menghadapi kritik yang membangun adalah dengan tetap tenang, menerima kritik tersebut dengan lapang dada, dan berusaha melihatnya sebagai kesempatan untuk perbaikan diri. Raden Ngarso bisa belajar dari kritik yang diberikan untuk menjadi lebih bertanggung jawab dalam berpartisipasi dalam kegiatan bersama. Sikap terbuka dan siap untuk berubah adalah kunci dalam menghadapi kritik secara konstruktif.

 

No comments:

Post a Comment