Sunday 27 October 2019

kalimat fakta dan opini pada artikel

Halo sobat pelajar Indonesia yang baik hatinya. Apakabar?
Alkhamdulillah sehat, ya.

Saya akan menerangkan kalimat fakta dan opini pada artikel. 
Di dalam teks artikel biasanya terdapat kalimat fakta dan kalimat opini.

Fakta akan memuat semua hal-hal benar-benar ada, dan sedang terjadi, atau telah terjadi.

Sedangkan opini adalah pendapat seseorang ataupun sekelompok orang yang menyatakan suatu hal yang masih belum tentu kebenarannya.

Opini bisa saja benar, tetapi bisa saja salah alias wrong.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai fakta dan opini ....


Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi.

Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek,
atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang di dalamnya terdapat sebuah informasi
yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan opini terdiri dari 3 pengertian yakni;
1. pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat, pikiran seseorang
yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya.
2. Opini merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat.
3. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.

advertise

Advertise

Monday 21 October 2019

Penggunaan Tanda Baca pada PUEBI

Cermatilah kalimat-kalimat berikut!

(1)   Warna pakaian gadis itu  ke-merah-merahan.
(2)   Andi berhasil meraih peringkat ke-3 pada semester ini.
(3)   Kami mengadakan  lomba pidato se-Indonesia.
(4)   S-I-M-nya  sudah lama berakhir masa berlakunya.
(5)   Moh.Yamin S.H. pelopor soneta Indonesia.

Pernyataan yang benar sehubungan dengan penggunaan tanda baca pada kalimat-kalimat tersebut adalah .…
A. Tanda hubung pada kalimat (1) salah karena menghubungkan awalan.
B. Tanda hubung pada kalimat (3) benar karena menghubungkan awalan.
C. Tanda hubung pada kalimat (4) benar karena menghubungkan singkatan.
D. Penulisan nama pada kalimat (5) sudah benar karena menggunakan tanda titik.
E. Tanda hubung pada kalimat (2) benar karena menghubungkan bilangan tingkat.




Kunci Jawaban                  :  E

Pembahasan                       : 

Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-JawBarat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan a(tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Kata kunci                         :  Jawaban E sesuai dengan cara penulisan tanda hubung dalam EBI (lihat b)

Sunday 20 October 2019

Penulisan nama kota dalam PUEBI

Soal 

     Cermatilah kalimat-kalimat berikut!
   1. Siswa baru itu berasal dari Surabaya.
2.  Minuman itu menggunakan gula Jawa.
3.  Kami mendapatkan oleh-oleh pisang Ambon dari tetangga.
4.  Zaki memutuskan untuk tinggal di Jakarta agar dekat dengan keluarga.
5.  Ibu menambahkan sedikit garam inggris pada masakannya.



Penggunaan ejaan pada nama daerah yang tepat dari kalimat tersebut adalah nomor….
A.    1, 2, 3
B.     1, 4, 5
C.     2, 3, 4
D.    2, 3, 5
E.     3, 4, 5


advertise

Advertise


Kunci Jawaban                  :  B

PEMBAHASAN: Jawaban B sesuai dengan PUEBI/ Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut ini penjelasannya.



Penulisan nama kota diatur dalam PUEBI sebagai berikut.

1.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama kota.

Contoh:
Semarang
Bogor
Ambon

1. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama kota yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
kacang bogor
pisang ambon
mangga darmayu

3.    Nama kota yang menggunakan kata sifat ditulis serangkai.

Contoh:
(dalam bahasa setempat banda dan bandar berarti "kota")

4.    Nama kota menggunakan kata penunjuk arah atau waktu ditulis terpisah.

Contoh:
Kotamubago Selatan
Kapuk Muara
Meruya Ilir
Panyabungan Tonga
Pagarutang Jae
Kemang Utara
Durentiga Selatan
Kebayoran Lama

5.    Nama kota yang  terdiri atas kata ulang ditulis sebagai satu kata.

Contoh:
Bagansiapiapi
Siringoringo
Sigiringgiring
Tolitoli
Mukomuko

6.    Nama kota terdiri atas gabungan dua kata benda ditulis sebagai satu kata.

Contoh:
Pintupadang
Pagergunung
Pondoksungai
Pelabuhanratu
Kayulaut

7.    Nama kota yang berasal dari daerah setempat tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Contoh:
Banyuasin (bukan Airasin)
Kalianyar (bukan Sungaibaru)
Tanahabang (bukan Tanahmerah)

8.    Nama kota yang ditulis dengan bilangan sebagai penomoran (bukan keterangan jumlah) ditulis dengan huruf dan terpisah.

Contoh:
Depok Satu
Depok Timur Satu
Jembatan Lima
Koto Ampek
kecuali Durentiga, Kelapadua

9.    Nama kota yang memuat gunung, bukit, tanjung, ujung, selat, lembah, atau lainnya ditulis serangkai.
Contoh:
Gunungsitoli
Cimahi
Bukittinggi
Muarajambi
Tanjungpinang
Tanjungpriok
Kruengraya
Sungailiat
Bandarlampung
Airmadidi
Sungaipenuh
Kualasimpang
Torlukmuaradolok
Muarabatangangkola

Cara Penulisan Gelar Menurut PUEBI:

Cara Penulisan Gelar Menurut PUEBI:

1.    Singkatan nama gelar diikuti dengan tanda titik (Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, Bab III, Pasal A, ayat 1).

Misalnya:
M.B.A            master of business administration
M.Sc.              master of science
S.E.                 sarjana ekonomi
S.Kar.             sarjana karawitan
S.K.M.            sarjana kesehatan masyarakat

2.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan gelar (Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, Bab II, Pasal A, ayat 13).
Misalnya:
Dr.                  doktor
M.A.               master of art
S.H.                sarjana hukum
S.S                  sarjana sastra
Prof.                profesor

3.    Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga (Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan, Bab V, Pasal B, ayat 6).

Misalnya:
 C. Ratulangi, S.E.
 Ny. Khadijah, M.A.

4.    Jika di belakang nama orang terdapat lebih dari satu gelar, di antara gelar-gelar tersebut disisipi tanda koma.
Contoh:


SALAH
BENAR
Sugembus, S.H. S.E. M.M.
Sugembus, S.H., S.E., M.M.
Sugembus, S.Ag. M.E.I. Ph.D.
Sugembus, S.Ag., M.E.I., Ph.D.