Siswa mampu mengevaluasi/ melakukan penilaian terhadap teks negosiasi berdasarkan kaidah dan ciri kebahasaannya.
Pada materi sebelumnya, kita telah mengetahui struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi. Sebuah teks negosiasi memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan bahasa persuasif, interogatif, argumentatif, dan bersifat santun. Hal-hal tersebut memang sangat dibutuhkan jika kita ingin negosiasi yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Ciri-ciri kebahasaan itulah yang akan menjadi dasar aturan pada materi kita kali ini, yaitu mengevaluasi teks negosiasi. Mengapa kita perlu melakukan evaluasi? Evaluasi dibutuhkan agar kita memeroleh pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang bagaimana bentuk negosiasi, hal apa yang harus kita lakukan dalam bernegosiasi, dan bahasa seperti apa yang tepat dalam bernegosiasi?
Perhatikan!
Malam hari. Seorang ibu menunggu bus yang tak kunjung datang. Ia memutuskan untuk menghentikan sebuah taksi di daerah Slipi karena semakin malam dan khawatir.
Ibu : Pake argo, Pak?(1)
Supir : Tidak, Bu.Memang Ibu mau ke mana? (2)
Ibu : Kebon Nanas Tangerang, Pak. (3)
Supir : 150 mau, Bu?(4)
Ibu : Wah kemahalan, Pak. Saya biasa gak nyampe seratus. Gak masuk perumahan kok, Pak. (5)
Supir : seratus tiga puluh bagaimana? (6)
Ibu : seratus aja, ya, Pak!(7)
Supir : Seratus dua puluh, Bu. Gimana, Bu? Kalau tidak mau, cari taksi lain yang mau seratus! (8)
Ibu : Ya sudah, boleh, daripada tidak ada taksi lagi. (9)
Mari Evaluasi!
Menurut kalian, apakah teks di atas sudah termasuk ke dalam negosiasi yang baik? Struktur teks di atas termasuk ke dalam bentuk negosiasi yang muncul akibat tawar-menawar. Teks negosiasi tawar-menawar biasanya memiliki bagian orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup. Namun, karena tawar-menawar di atas berkaitan dengan jasa, bagian pembelian dan penutup tidak disertakan. Berikut adalah penjabaran struktur teks tersebut.
Bagian orientasi terdapat pada tuturan No. 1 – 2, bagian permintaan ada pada tuturan No. 3, bagian pemenuhan ada pada No. 4, bagian penawaran pada No. 5 – 8, dan persetujuan pada No. 9.
Pada bagian orientasi (1), seorang ibu menanyakan penggunaan argo pada supir yang dijawab oleh supir bahwa ia tidak menggunakan argo. Ini merupakan bentuk inisiasi akan terjadinya tawar-menawar. Dalam bagian ini, terdapat kalimat interogativa/kalimat tanya. Bentuk kalimat interogativa juga terdapat pada tuturan No. 2, 4, 6, dan 8. Banyaknya kalimat interogativa menunjukkan bahwa jenis kalimat ini adalah jenis dan ciri yang dominan dalam teks negosiasi setelah persuasi. Selain kalimat interogativa, ciri negosiasi yang lain adalah adanya bentuk persuasif: suatu jenis teks yang sangat dibutuhkan dalam bernegosiasi . Dalam teks di atas, jenis kalimat ini muncul pada tuturan No. 5 dan 7. Ciri yang lain adalah kalimat argumentasi pada tuturan No. 8, sayangnya argumentasi yang diberikan tidak dengan menggunakan bahasa santun.
CATATAN:
Untuk mengevaluasi teks negosiasi perhatikanlah latar belakang/alasan terjadinya negosiasi, apakah karena konflik atau tawar-menawar? Setiap jenis negosiasi akan menghasilkan struktur yang berbeda. Setelah itu, analisislah ciri-ciri kebahasaannya, seperti penggunaan persuasi, interogativa, ataupun argumentasi.
Pada materi sebelumnya, kita telah mengetahui struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi. Sebuah teks negosiasi memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan bahasa persuasif, interogatif, argumentatif, dan bersifat santun. Hal-hal tersebut memang sangat dibutuhkan jika kita ingin negosiasi yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Ciri-ciri kebahasaan itulah yang akan menjadi dasar aturan pada materi kita kali ini, yaitu mengevaluasi teks negosiasi. Mengapa kita perlu melakukan evaluasi? Evaluasi dibutuhkan agar kita memeroleh pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang bagaimana bentuk negosiasi, hal apa yang harus kita lakukan dalam bernegosiasi, dan bahasa seperti apa yang tepat dalam bernegosiasi?
Perhatikan!
Malam hari. Seorang ibu menunggu bus yang tak kunjung datang. Ia memutuskan untuk menghentikan sebuah taksi di daerah Slipi karena semakin malam dan khawatir.
Ibu : Pake argo, Pak?(1)
Supir : Tidak, Bu.Memang Ibu mau ke mana? (2)
Ibu : Kebon Nanas Tangerang, Pak. (3)
Supir : 150 mau, Bu?(4)
Ibu : Wah kemahalan, Pak. Saya biasa gak nyampe seratus. Gak masuk perumahan kok, Pak. (5)
Supir : seratus tiga puluh bagaimana? (6)
Ibu : seratus aja, ya, Pak!(7)
Supir : Seratus dua puluh, Bu. Gimana, Bu? Kalau tidak mau, cari taksi lain yang mau seratus! (8)
Ibu : Ya sudah, boleh, daripada tidak ada taksi lagi. (9)
Mari Evaluasi!
Menurut kalian, apakah teks di atas sudah termasuk ke dalam negosiasi yang baik? Struktur teks di atas termasuk ke dalam bentuk negosiasi yang muncul akibat tawar-menawar. Teks negosiasi tawar-menawar biasanya memiliki bagian orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup. Namun, karena tawar-menawar di atas berkaitan dengan jasa, bagian pembelian dan penutup tidak disertakan. Berikut adalah penjabaran struktur teks tersebut.
Bagian orientasi terdapat pada tuturan No. 1 – 2, bagian permintaan ada pada tuturan No. 3, bagian pemenuhan ada pada No. 4, bagian penawaran pada No. 5 – 8, dan persetujuan pada No. 9.
Pada bagian orientasi (1), seorang ibu menanyakan penggunaan argo pada supir yang dijawab oleh supir bahwa ia tidak menggunakan argo. Ini merupakan bentuk inisiasi akan terjadinya tawar-menawar. Dalam bagian ini, terdapat kalimat interogativa/kalimat tanya. Bentuk kalimat interogativa juga terdapat pada tuturan No. 2, 4, 6, dan 8. Banyaknya kalimat interogativa menunjukkan bahwa jenis kalimat ini adalah jenis dan ciri yang dominan dalam teks negosiasi setelah persuasi. Selain kalimat interogativa, ciri negosiasi yang lain adalah adanya bentuk persuasif: suatu jenis teks yang sangat dibutuhkan dalam bernegosiasi . Dalam teks di atas, jenis kalimat ini muncul pada tuturan No. 5 dan 7. Ciri yang lain adalah kalimat argumentasi pada tuturan No. 8, sayangnya argumentasi yang diberikan tidak dengan menggunakan bahasa santun.
CATATAN:
Untuk mengevaluasi teks negosiasi perhatikanlah latar belakang/alasan terjadinya negosiasi, apakah karena konflik atau tawar-menawar? Setiap jenis negosiasi akan menghasilkan struktur yang berbeda. Setelah itu, analisislah ciri-ciri kebahasaannya, seperti penggunaan persuasi, interogativa, ataupun argumentasi.