Wednesday, 15 April 2015

Menyusun Abstraksi Teks Negosiasi Berdasarkan Struktur Teks Tersebut



Siswa mampu menyusun abstraksi teks negosiasi berdasarkan struktur teks tersebut.
Pada materi kali ini, kita akan melanjutkan materi tentang teks negosiasi, yaitu mengabstraksi teks negosiasi berdasarkan strukturnya.

Langkah Mengabstraksi Teks Negosiasi
Mengabstraksi atau meringkas adalah menyusun kembali sebuah teks menjadi lebih singkat tanpa menghilangkan inti teks tersebut. Setiap teks memiliki bentuk inti yang berbeda, misalnya, dalam sebuah teks berbentuk paragraf, inti teks tersebut ada pada gagasan utamanya. Bentuk seperti itu biasanya akan lebih mudah untuk diringkas. Sementara itu, teks negosiasi lazimnya berbentuk dialog yang penyimpulannya tidak semudah seperti menyimpulkan paragraf. Kita perlu melakukan beberapa langkah awal, seperti mencari inti permasalahan lalu mengubah dialog tersebut ke dalam bentuk kalimat deklaratif.
Contoh:
Budi : Saya minta harganya turun ya, Bang! Saya beli banyak.
Penjual : Ya sudah, untuk Bapak boleh lah.
Perubahan: Budi meminta penurunan harga dengan alasan membeli banyak. Alasan ini diterima oleh pihak penjual dan sepakat untuk menurunkan harga sesuai keinginan Budi.
Selain itu, karena negosiasi bertujuan untuk menyelesaikan masalah, jangan lupa untuk ikut menyertakan penjelasan bagaimana masalah dapat terselesaikan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kita akan menyusun kembali inti berdasarkan urutan struktur. Agar lebih jelasnya, marilah kita amati contoh negosiasi singkat berikut!
Perhatikan
Perundingan Hooge Veluwe
(dialog dengan penggubahan tanpa mengubah sejarah asli)
14-24 April 1946, Hooge Velue, Belanda
Clark Kerr : Pihak Belanda harus segera bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan
sengketa. Kami tidak ingin kejadian yang dialami Jenderal Mallaby di Surabaya terulang.(1)
Soewandi : Kami selalu siap. Mr. Sjahrir sudah berulang kali menyampaikan usul kepada Tuan Van
Mook. Usulan tersebut adalah kami ingin menjadi negara yang berdaulat atas Jawa, Madura, dan Sumatera, serta ditambah daerah-daerah bekas jajahan Sekutu.(2)
Van Mook : Pihak Belanda menolak usulan itu. Kami menginginkan Indonesia menjadi
gemeenebest, suatu negara persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda. Hal ini berdasarkan perjanjian Civil Affairs Agreement dengan Inggris bahwa Sekutu akan mengembalikan Indonesia ke dalam pangkuan Belanda.(3)
Clark Kerr : Tolong jangan sangkut pautkan Inggris. CAA bukan berarti melegitimasi kekuasaan
Belanda di Hindia Belanda. CAA muncul untuk mengembalikan kondisi keamanan. (4)
Soedarsono : Bagaimana dengan janji Ratu Wilhelmina yang menyatakan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah perang?(5)
Van Mook : ya merdeka tapi sebagai persemakmuran, bukan vrij-staat. Dan kami hanya mengakui Jawa dan Madura secara de facto dan dikurangi oleh daerah yang diduduki sekutu.(6)
Soewandi : Maaf, tetapi itu usulan lama Anda Tuan Van Mook. Usulan itu sudah lama kami tolak.
. Anda telah mengabaikan perjanjian yang sebelumnya telah disepakati dengan Mr. Sjahrir (7)
Van Mook : Dengan berat hati saya harus katakan bahwa usulan yang saya kemukakan adalah rancangan saya sendiri. Mengenai perjanjian internasional, kabinet Belanda ternyata menolak hal tersebut. Belanda adalah negara pemegang kedaulatan Indonesia.(8)
Mari Mengabstraksi!
  1. Menganalisis Permasalahan dan Menyusunnya Kembali Menjadi Bentuk Deklaratif Teks negosiasi di atas terdiri atas tiga bagian: pembuka ^ isi ^ penutup. Bagian pembuka ditandai oleh tuturan No. 1, isi di tuturan No. 2 – 6, dan bagian penutup di tuturan No. 7 dan 8. Masing-masing bagian akan kita analisis untuk dicari inti permasalahannya. Hal ini dilakukan agar abstraksi yang kita buat tetap mampu menunjukkan alur negosiasi. Mari kita perhatikan! Pada bagian pembuka terdapat tuturan penengah dari Inggris, Clark Kerr. Tuturan tersebut berisi permintaan untuk segera melakukan perundingan agar peristiwa 10 November 45 yang menewaskan Jenderal Mallaby tidak terulang. Pada bagian isi terdapat beberapa usulan yang ditawarkan, baik dari pihak Indonesia maupun Belanda. Pihak Indonesia meminta kedaulatan atas Jawa, Madura, Sumatera, dan daerah-daerah bekas pendudukan Sekutu. Pihak Indonesia juga menolak pembentukan negara serikat/federasi (gemeenebest) di bawah Belanda. Usul ditolak belanda karena pihak Belanda menawarkan kedaulatan atas Jawa dan Madura dan dikurangi oleh daerah yang telah diduduki sekutu, tetapi dalam bentuk federasi bukan negara merdeka. Bagian penutup menunjukkan bahwa perundingan mengalami kegagalan karena Belanda tidak menghiraukan perundingan sebelumnya. Bahkan, Belanda tidak mau mengadakan perjanjian internasional dengan Indonesia karena Belanda masih merasa sebagai pemegang kedaulatan. Dengan demikian, perundingan mengalami kegagalan.
  2. Menyusun Inti Permasalahan yang Didapat Sesuai dengan Urutan Struktur Teks Negosiasi Inti-inti permasalahan yang telah kita temukan tadi harus kita susun berdasarkan struktur pembuka ^ isi ^ penutup. Dalam perundingan Hooge Velue, Inggris meminta Belanda dan Indonesia untuk segera melakukan perundingan. Pihak Indonesia meminta kedaulatan atas Jawa, Madura, Sumatera, dan daerah-daerah bekas pendudukan Sekutu, serta menolak pembentukan negara serikat/federasi (gemeenebest) di bawah Belanda.Usul ini ditolak Pihak Belanda. Perundingan mengalami kegagalan karena Belanda tidak menghiraukan perundingan sebelumnya dan tidak mau mengadakan perjanjian internasional dengan Indonesia
Poin Penting
Terdapat beberapa langkah dalam mengabstraksi teks negosiasi.
1. Mencari inti permasalahan dalam setiap bagian struktur teks negosiasi
2. Mengubah dialog negosiasi menjadi kalimat deklaratif
3. Menyusun kembali inti permasalahan yang telah diubah sesuai dengan urutan struktur.

No comments:

Post a Comment