Thursday, 3 December 2015

tentang kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir, kalimat terdri dari beberapa unsur seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna apabila memiliki dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Jika tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan frasa.

Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek (S)
   > Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
   > Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
   > Merupakan jawaban dari pertanyaan "Siapa" dan "Apa".
   misalnya:
  Ibu   memasak   nasi  goreng  di dapur
   S            P                   O                K
2. Predikat (P)
   >  Unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan subjek.
   >  Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
   >  Merupakan jawaban pertanyaan "Mengapa" dan "Bagaimana".
   misalnya:
  
   Nina membaca buku  di ruang tamu
      S            P         O              K
3. Objek (O)
   > Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
   > Biasanya terletak di belakang predikat.
   > Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subjek.
   > Berupa nomina atau frasa nominal.
   misalnya:
   Adik menonton  televisi di kamar
     S           P              O          K
4. Keterangan (K)
   > Umumnya merupakan  keterangan tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat.
   > Keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak struktur dan makna kalimat
   > Keterangan diisi oleh adverba, adjektiva, frasa adverbial, frasa adjektiva, dan klausa     terikat.
  > Posisinya dapat di awal, di tengah, ataupun di akhir kalimat.
  > Terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
 * Keterangan tempat
                  Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya
peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan,
seperti di, dari, ke, sampai, dan dalam. 
Contohnya:
Ani menyimpan buku di atas meja belajar
* Keterangan alat
                 Keterangan alat merupakan keterangan yang menyatakan ada atau tidak adanya
alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan. Keterangan alat selalu
diikuti oleh kata depan dengan atau tanpa.
Contohnya:
Ayah memukul batu itu dengan palu
* Keterangan waktu
                  Keterangan waktu memberikan informasi mengenai saat terjadinya suatu
peristiwa.
Contohnya:
Kakak akan pergi ke jogja pada pukul 7 pagi
 * Keterangan tujuan
                  Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau maksud
perbuatan atau kejadian. Keterangan tujuan ditandai oleh kata untuk, demi, bagi,
buat, dan demi.
Contohnya:
Kita harus rajin berolahraga agar sehat
 * Keterangan cara
                  Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan ada pula yang tidak.
Contohnya:
Ami membaca buku pelajaran dengan seksama
 * Keterangan penyerta
                 Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak adanya
orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan.
Contohnya:
Amir bermain playstation bersama Mira
 * Keterangan similatif
                Keterangan similatif adalah keterangan yang menyatakan kesetaraan atau
kemiripan antara suatu keadaan, kejadian, atau perbuatan dengan keadaan,
kejadian, atau perbuatan yang lain.
Contohnya:
Berpikirlah seperti orang dewasa
 * Keterangan sebab
               Keterangan penyebaban atau keterangan sebab adalah keterangan yang menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu peristiwa, keadaan, kejadian atau perbuatan.
Contohnya:
Rani mendapatkan IPK rendah karena kurang belajar
5. Pelengkap (P)
   > Terletak di belakang predikat.
   > Perbedannya terletak pada kalimat pasif, pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif bukan pelengkap.
   > Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi jika predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada di belakang objek.
misalnya:
Ayah membelikan Adik sepeda baru
    S            P             O            Pel
Pola Kalimat Dasar
1.  S-P
Komputernya rusak.
2. S-P-O
Rika makan nasi goreng.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
Adik tidur di kamar.
5. S-P-O-Pel
Ariani memakan sushi buatan Nirma
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi ibu memasak nasi goreng di dapur
7. S-P-O-K
Amel minum susu vanilla setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Mirna tertawa terbahak-bahak ketika Rina terjatuh dari sepeda di taman.   
Kata kerja
             Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan dan perbuatan. jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa.
Kata kerja terbagi atas :
1.) Kata kerja transitif
adalah kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap sebagai penjelas.
Contohnya: Dira makan bakso.
Kata kerja transitif terbagi atas:
a.kata kerja ekatransitif 
        kata kerja ekstransitif adalah kata kerja yang hanya memerlukan objek tanpa diikuti pelengkap dalam kalimat tunggalnya. Contohnya: Saya tidur
b.kata kerja dwitransitif 
        kata kerja dwitransitif adalah kata kerja yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap dalam kalimat tunggalnya. Contohnya: saya memasak mie instan di dapur tadi pagi.
2.) Kata kerja intransitif
          kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek di belakangnya sebagai pelengkap untuk menjelaskan kalimat.
Contohnya :Rudi sedang membaca.
Macam-macam Kalimat
A.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. 
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
*  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyi
.                   S          P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin
.               S          P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
.                    S             P
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  
Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
 Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:
2.1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
-  Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi,sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
-  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kataatau.
Contoh:
-  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-  Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan katabahkan.
Contoh:
-  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
-  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2.  Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3.  Akibat: hingga, sehingga, maka
4.  Syarat: jika, asalkan, apabila
5.  Perlawanan: meskipun, walaupun
6.  Pengandaian: andaikata, seandainya
7.  Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8.  Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9.  Pembatasan: kecuali, selain
10.  Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat
11.  Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
-  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3  Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
-   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
.          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
-  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
B.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2.  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-  Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
-  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-  Bukan main, eloknya.
 

No comments:

Post a Comment