STRUKTUR TEKS EDITORIAL
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian mampu menganalisis struktur teks
editorial dengan kritis dan semangat agar dapat merancang teks editorial yang
kreatif, inovatif, dan bertanggungjawab.
B.
Uraian Materi
Kalian
hebat, sudah dapat mengikuti tahap ini. Pada pembelajaran ini kalian akan
diberikan penjelasan tentang struktur dan kaidah kebahasaannya. Sebelum kalian
memahami struktur, simak dahulu teks editorial berikut.
Dampak Virus Corona di Ranah
Fesyen
(1)
Sebelum Corona menjadi wabah
penyakit di Cina, nasib Riccardo Tisci sedang di atas angin. Tahun lalu
direktur kreatif lini busana premium ikonik asal Inggris Burberry ini membuat
gebrakan dengan melansir logo baru. Tadinya, logo lini busana yang berdiri pada
1856 ini bergambar prajurit perang menunggang kuda dan membawa senjata. Tisci
mengubah logo jadi huruf “B” yang terinspirasi dari inisial nama pendiri lini
busana yaitu Thomas Burberry.
(2)
Respons publik terhadap perubahan
logo ini bisa dikatakan cukup baik. Terlebih lagi respons konsumen di Cina—yang
cenderung menyukai produk fesyen yang memamerkan logo brand dengan jelas pada
produk. Pada Juli 2019, South China Morning Post melaporkan peningkatan
penjualan Burberry di Cina ada di angka dua digit pada kuarter pertama 2019.
(3)
Para milenial kelas menengah ke
atas jadi konsumen mayoritas yang membeli barang lewat media sosial. Setiap
tanggal 17, Burberry melansir koleksi baru di Instagram dan WeChat. Menurut tim
Burberry, penjualan di platform tersebut menghasilkan engagement konsumen yang signifikan.
(4) Hal lain yang mendongkrak penjualan Burberry adalah potongan pajak
impor yang diterapkan pemerintah Cina. Kebijakan diterapkan agar para konsumen
Cina tidak lagi membeli barang di luar negeri.
(5) Sebetulnya bila tidak ada halangan berarti, Burberry dijadwalkan
membuka satu toko baru di Cina. Jing Daily melaporkan proyek cabang baru
tersebut bekerjasama dengan Tencent—perusahaan teknologi asal Cina yang salah
satu produknya adalah aplikasi pesan singkat We Chat—dan akan jadi toko yang
dikhususkan agar konsumen bisa mengeksplorasi berbagai aplikasi fesyen digital
yang dibuat oleh Tencent dan Burberry.
(6) Alih-alih meresmikan bisnis, Burberry malah mesti menutup 24 toko dari
64 toko yang ada di Cina untuk mencegah penyebaran Corona. Sampai sekarang
pihak Burberry belum mempublikasikan jumlah kerugian akibat virus Corona. Yang
jelas penurunan penjualan barang fesyen mewah di Cina itu benar terjadi dan
bukan hanya dialami Burberry.
(7)
Kegoncangan pun dialami lini
produk pakaian dan aksesori olahraga, Nike yang juga terpaksa menutup sejumlah
gerainya di Cina. Padahal menurut laporan Financial Times pada Desember lalu,
CEO Nike Mark Parker menyatakan di hadapan media-media internasional bahwa ia,
“tidak pernah merasa seoptimis ini dalam menghadapi hari depan”.
(8) Perkataan itu muncul setelah ia melihat data penjualan di Cina—dari
produk sepatu, baju, dan aksesori lain—yang terus meningkat. Persentase peningkatan per-Desember lalu mencapai
20% sehingga total pendapatan Nike saat itu adalah $1,12 miliar.
(9) Sebelum corona mewabah, penjualan Nike di Cina tak tergoyahkan meski
ada cerita-cerita miring seperti skandal penyalahgunaan doping yang dilakukan
brand ambassador atau situasi seperti perang dagang antara Cina dan AS.
(10) Pada Maret 2018, Trump menetapkan kebijakan menaikkan tarif impor untuk
berbagai barang dari Cina seperti daging, alat musik, dan sejumlah produk
tekstil agar warga AS memilih membeli produk lokal ketimbang barang impor. Hal
ini pada kenyataannya tidak terlalu mengganggu penjualan Nike.
(11) Selain Nike dan Burberry lini busana lain yang sedang laris-larisnya di
Cina, Levis, Kate Spade, Coach, Stuart Weitzman, Michael Kors, Versace,
H&M, dan Uniqlo pun tutup toko. Tidak semua brand terbuka dengan jumlah
prediksi penurunan akibat penutupan toko. Quartz berupaya merangkum informasi
dari beberapa perusahaan yang sudah mempublikasikan jumlah kerugian. Perusahaan
retail Tapestry yang menaungi lini Kate Spade, Coach, dan Stuart Weitzman
dikabarkan akan merugi sebesar $250 juta dalam beberapa bulan terakhir.
(12) Di samping itu, Business of Fashion mencatat bahwa nilai saham
perusahaan retail besar seperti Louis Vuitton Moet Hennessy dan Kering Group—di
antaranya menaungi label Gucci, Saint Laurent, Alexander McQueen—masing-masing
menurun 1,9% dan 3%. Meski mengalami kerugian di awal tahun, beberapa petinggi
perusahaan retail besar tidak terlalu khawatir terhadap goncangan ini. Vogue
Business memuat pandangan Chief Financial Officer Louis Vuitton, Jean Jacques
Giony yang menyebut bahwa corona tidak akan mempengaruhi pendapatan secara
signifikan bila wabah bisa ditanggulangi pada akhir Maret. Dampak baru akan
terasa bila wabah terus terjadi sampai dua atau tiga tahun ke depan.
(13) Manajer investasi Sweta Ramachandran juga mengatakan kepada Vogue
Business bahwa perusahaan retail besar biasanya sudah mempersiapkan diri dalam
menghadapi goncangan singkat jangka pendek seperti yang tengah terjadi saat ini
sehingga bisnisnya tidak hancur begitu saja.
(14) Beberapa lini fesyen / aksesori di AS masih menggantungkan produksi di
Cina. Pada Mei 2019 lalu, South China Morning Post melaporkan bahwa salah satu penyebab ketergantungan produksi di Cina
karena belum ada negara yang mampu menyaingi
kemampuan produksi barang di negara tersebut baik dari sisi kualitas maupun
kuantitas. Salah satu penyebabnya, negara-negara tersebut belum memiliki alat
produksi secanggih Cina.
(15) Selain itu, dari sisi konsumsi, konsumen Cina adalah pembeli paling
potensial. Tahun lalu, lembaga riset Fung Business Intelligence melansir
laporan China Apparel Market Update (PDF). Hasil studi menunjukkan tahun 2019
adalah titik puncak peningkatan penjualan busana sejak 2014. Peningkatan daya
beli disebabkan oleh kestabilan kondisi perekonomian konsumen. Sebagian dari mereka mengalami peningkatan
penghasilan dan ingin meningkatkan standar hidup.
(16) Golongan terbesar konsumen di Cina adalah para perempuan dan jenis
barang yang paling banyak dibeli adalah pakaian olahraga (sportswear). Beberapa
hal yang melatari larisnya penjualan sportswear adalah rencana pemerintah yang
ingin memajukan tingkat kesehatan dan industri olahraga di Cina. Pemerintah
Cina bahkan membuat beberapa panduan seperti “2016-2020 National Fitness Plan”,
“13 Five Year Plan for the Development of Sports Industry,”, “Guiding Opinions
of the State Council on Speeding up the Development of the Competitive Sports Industry.”
(17) Konsumen Cina adalah orang-orang yang ingin tampil beda dan dianggap
memiliki selera tinggi. Oleh karena itu mereka tak segan mengeluarkan banyak
uang untuk barang-barang prestisius. Kini rutinitas untuk belanja barang mewah
mesti tertunda akibat corona. Satu-satunya barang yang paling laris di Cina
saat ini adalah masker.
(sumber :pahamify, Tirto. Diakses
tanggal 14 Februari 2020)
Bagaimana, kalian sudah membaca teks di atas? Apakah
kalian menemukan strukturnya? Untuk kejelasannya, mari kita pelajari satu
persatu strukturnya. Dalam hal ini akan diberikan penjelasan singkat melalui
keberadaan bagian struktur tersebut dalam tabel.
Bagian Struktur teks editorial
Struktur teks |
Paragraf ke - |
Pengenalan isu/
Tesis |
1, 2, 3, 4, dan 5 |
Penyampaian
pendapat/ argumen |
6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, dan 16 |
Penegasan |
17 |
Untuk lebih jelasnya
Editorial termasuk ke dalam jenis teks eksposisi, seperti halnya ulasan dan teks-teks sejenis diskusi. Dengan demikian, struktur umum dari teks editorial meliputi pengenalan isu (tesis), argumentasi,
dan penegasan.
1.
Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan teks editorial. Fungsinya adalah mengenalkan isu atau permasalahan yang akan
dibahas dalam bagian berikutnya.
Pada bagian pengenalan isu disajikan peristiwa persoalan aktual, fenomenal, dan
kontrovesial. Pernyataan pendapat/tesis yang
berisi sudut pandang
penulis tentang masalah yang
dibahas. Biasanya tesis merupakan teori yang diperkuat dengan argumen.
2.
Penyampaian pendapat/argumen
Bagian ini merupakan bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya. Argumentasi, berupa alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat
pernyataan umum atau data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang dapat dipercaya.
3.
Penegasan
Penegasan dalam teks editorial berupa
simpulan, saran atau rekomendasi. Di dalamnya juga terselip harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan yang terjadi dalam isu tersebut. Pernyataan/penegasan ulang
pendapat, berisi penegasan ulang pendapat yang didukung oleh fakta untuk
memperkuat atau menegaskan keseluruhan isi teks editorial.
C.
Rangkuman
Struktur
Teks Editorial terdiri dari; (1) Pernyataan
pendapat/tesis yang berisi
sudut pandang penulis tentang masalah yang
dibahas. Biasanya tesis merupakan teori yang
diperkuat dengan argumen.
(2) Argumentasi, berupa alasan atau
bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan umum atau data
hasil penelitian, pernyataan para ahli,
maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang dapat dipercaya. (3) Pernyataan/penegasan ulang pendapat, berisi penegasan ulang pendapat yang didukung oleh fakta untuk memperkuat atau menegaskan keseluruhan isi teks
editorial.