ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL
KD 3.4
Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel
A.
Pandangan
dan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Novel
1.
Menafsir Pandangan Pengarang dalam Novel
Menafsir
pandangan pengarang dalam novel adalah menafsir apa saja yang terkandung dalam
novel, dalam hal ini termasuk di dalamnya menafsir tentang pesan pengarang,
kalimat konotasi, kaitan fakta dengan kehidupan yang ada dan menemukan
nilai-nilai kehidupan yang disampaikan oleh penulis. Langkah-langkah menafsir
pandangan pengarang dalam novel:
a.
membaca
novel dengan saksama;
b.
menentukan
nilai-nilai kehidupan;
c.
menafsirkan
pandangan pengarang terhadap nilai-nilai itu.
2.
Nilai-Nilai Kehidupan dalam Novel
Interpretasi
terhadap pandangan pengarang adalah memberi kesan kepada pandangan pengarang
baik berupa apresiasi maupun berupa nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam
novel..
Nilai-nilai
dalam novel:
a.
Nilai
sosial adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang hubungan dengan manusia atau masyarakat.
b.
Nilai
agama adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang sesorang berdasarkan hubungannya dengan Tuhan.
c.
Nilai
moral adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kepribadian atau sikap sesorang dalam menyikapi suatu masalah.
d.
Nilai
budaya adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kebiasaan, adat-istiadat,
kepercayaan, oleh masayarakat setempat.
Contoh
menafsirkan dan interpretasi pandangan pengarang dalam novel.
Kutipan
novel :
“Jimbron
adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama,
kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya
beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami
memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia
menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit
pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika
mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” (SP, 61)
Nilai kehidupan:
a.
Nilai
religius/agama (dilihat dari Jimbron)
b.
Nilai
sosial (dilihat dari pendeta)
Pandangan
pengarang:
Pengarang
menghadirkan tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang
taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan
agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Kemudian pengarang juga menghadirkan
cerminan toleransi dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.
Interpretasi
Pandangan pengarang:
Sangat
setuju dengan pandangan pengarang, melalui tokoh Jimron pengarang memberikan
gambaran kehidupan religius walaupun
hidup berbeda agama dan pengarang juga memberikan gambaran cerminan toleransi
dan jiwa sosial melalui tokoh pendeta.
SUDUT
PANDANG PENGARANG DAN UNSUR EKSTRINSIK DALAM NOVEL
Pada materi
sebelumnya kita mempelajari isi dan kebahasaan novel, pada kali ini kita akan mempelajari
sudut pandang, dan unsur ekstrinsik novel.
A.
Sudut Pandang
Pengertian Sudut
pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita,
sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca
atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis
memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Menurut Teori Sastra, sudut
pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama
dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi
dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang
pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi
menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan
sudut pandang orang ketiga pengamat.
1.
Sudut
pandang orang pertama
Sudut pandang
orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku” atau “saya” atau juga
“kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, Anda
seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang. Si pembaca pun
akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.
a.
Sudut
pandang orang pertama (tokoh utama)
Sesuai dengan
namanya–sudut pandang orang pertama (tokoh utama)–si penulis seolah-olah
‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first
person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan,
tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku” lakukan akan digambarkan pada
cerita tersebut. Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika
ada peristiwa/tokoh di luar diri “aku”, peristiwa/tokoh itu akan diceritakan
sebatas keterkaitan dengan tokoh “aku”.
Contoh:
Aku sedang
mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati
bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20
tahun lalu aku dilahirkan…….dst .
b. Sudut pandang
orang pertama tokoh sampingan/pelaku sampingan
Pada teknik ini,
tokoh “aku” hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first
personal peripheral). Kehadiran tokoh
“aku” dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada
pembaca. Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap
dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku” pada teknik ini
hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh
utama.
Contoh:
Brak!!! Sekali
lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi
terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah
lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran
jika banyak orang menyukainya.
2. Sudut Pandang
orang ketiga
Pada teknik
sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang digunakan ialah “dia”
“ia” atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan
untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita. Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal
lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang
ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang
pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini
tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis
berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia” di dalam cerita.
a.
Sudut
pandang orang ketiga serbatahu
Pada sudut
pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait
tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian,
bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian. Ia seperti seorang yang
mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan. Oh ya, selain menggunakan kata
ganti “ia” atau “dia”, kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh
itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).
Contoh:
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan
ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai
beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya
sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai
air mata.
b. Sudut pandang orang ketiga terbatas/pengamat
Teknik ini hampir sama
dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak
semahatahu teknik itu. Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan
sebatas pengetahuannya saja. Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang
digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau
merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari
hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia” yang sedang ia ceritakan.
Contoh:
Entah
apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor
langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia
lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang
kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?
A. Unsur Ekstrinsik dalam Novel
Dalam novel ini selain unsur
intrinsik, novel juga kental dengan unsur ekstrinsik. Yang terdapat dalam novel
tidak lepas dari latar belakang kehidupan si pengarang entah itu dari segi
budaya, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dsb. Berikut ini adalah beberapa unsur ekstrinsik
yang dibahas dalam novel Laskar Pelangi :
1.
Latar Belakang Tempat
Tinggal
Lingkungan tempat tinggal
pengarang mempengaruhi psikologis pengarang. Apalagi novel laskar pelangi ini
merupakan adaptasi dari cerita nyata yang di alami oleh pengarang secara
langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di kampung Gantung,
Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata memang dijadikan latar belakang
tempat bagi penulisan novel ini.
2.
Latar Belakang Sosial dan
Budaya
Dalam novel ini banyak
sekali mengandung unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat di
Belitong. Adanya perbedaan status antara kelompok buruh tambang dan kelompok
pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakan sosial dari
novel ini. Dimana interaksi antara kedua kelompok ini memang ada dan saling ketergantungan.
Kelompok buruh tambang membutuhkan uang untuk melanjutkan kehidupannya,
sedangkan kelompok pengusaha membutuhkan tenaga para buruh tambang untuk
menjalankan usahanya.
3.
Latar Belakang Agama
(Religi)
Latar belakang agama atau
religi si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam karya novel
laskar pelangi ini. Nuansa keislamannya begitu padat. Dalam beberapa penggalan
cerita, pengarang sering menyelipkan pelajaran-pelajaran seputar keislaman.
4.
Latar Belakang Ekonomi
Sebagai masyarakat Belitong
mengabdikan dirinya terhadap perusahaan-perusahaan timah. Diceritakan dalam
novel ini bahwa belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya alamnya. Akan
tetapi, tidak semua masyarakat belitong dapat menikmati kekayaan alam itu. PN
monopoli hasil produksi, sementara masyarakat termarginalkan dalam tanah mereka
sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari masyarakat
belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya dalam tingkatan rendah. Padahal
sumber daya alamnya tinggi.
5.
Latar Belakang Pendidikan
Di dalam novel ini terdapat
banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan si pengarang. Pengarang
tidak hanya menceritakan, namun juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang
diselipkan dalam ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan diselipkan
yakni seperti sains (kimia,fisika, astronomi, biologi). Pengarang sangat gemar
memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tercurah dalam novel ini.