Wednesday, 13 January 2016

EVALUASI STRUKTUR, KAIDAH, DAN ISI TEKS EDITORIAL/OPINI

Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu mengevaluasi struktur, kaidah, isi teks editorial/ opini.
Sebelumnya kamu sudah mempelajari struktur, kaidah, dan isi teks editorial. Struktur teks editorial adalah sebagai berikut.
1. Tesis atau teks opini diawali dengan pernyataan pendapat terhadap sebuah permasalahan. Pada bagian ini penulis mengungkapkan opininya secara umum terhadap sebuah permasalahan.
2. Argumentasi
3. Pernyataan ulang
      Selain struktur, teks editorial/ opini juga memiliki kaidah. Kaidah-kaidah yang harus ditaati dalam penulisan teks editorial adalah sebagai berikut.

  1. Memiliki kalimat utama pada setiap paragrafnya.
  2. Menggunakan adverbial frekuensi, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap.
  3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya.
  4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi, seperti bahkan, juga, selain itu, lagi pula, serta justru.
  5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan, seperti agar.
  6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
  7. Menggunakan kosakata ilmiah, seperti implementasi, inflasi, dan kredibilitas.       Setelah memahami struktur dan kaidah, tiba saatnya kamu mengevaluasi struktur, kaidah, dan isi teks editorial/ opini. Dalam mengevaluasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
  1. Dari segi isi, kamu harus mengecek apakah tulisan editorial sudah mencakup pernyataan pendapat, argumentasi, dan pernyataan ulang.
  2. Berkaitan dengan bagian argumentasi, apakah dalam uraian tersebut sudah ada data dan fakta pendukung untuk memperkuat pendapat penulis.
  3. Dari segi kaidah, kamu harus mengecek hal-hal yang berkaitan dengan kaidah teks editorial/ opini. Apakah penulis sudah menguraikan teks editorial/ opini sesuai dengan kaidah yang dijabarkan dalam teks editorial/ opini.

    Perhatikan contoh.

Mama, Aku Tidak Nakal dan Bodoh

(1) Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya bermasalah. Demikian juga anak, tidak ada anak yang mau dicap anak nakal dan bodoh. Karena pada dasarnya, tidak ada anak nakal dan bodoh. Seorang anak melakukan sesuatu yang dianggap salah oleh orang dewasa karena ketidaktahuannya atau karena dorongan rasa ingin tahunya yang kuat.
(2) Namun pernahkah orang tua berpikir, seorang anak kelihatannya seperti nakal karena ada dorongan dalam dirinya. Ia tidak bisa mengendalikan dorongan dirinya. Ia inginnya bergerak terus. Ia tidak mampu duduk diam sebentar, atau konsentrasi sebentar.
(3) Memang, tidak banyak orang tua dan guru yang dapat memahami permasalahan anak. Bisa jadi seorang anak mengalami gangguan konsentrasi lalu stigma anak nakal dan bodoh sudah terlanjur menempel padanya.
(4) Banyak orang tua yang tidak paham, bahkan tidak peduli dengan kesulitan anak. Mereka justru memperlakukan anak tidak sebagai mana mestinya. Bahkan yang lebih parah lagi, orang tua sering kali salah menetapkan solusi atas permasalahan ini. Akbibatnya, anak bukan tambah berkembang, malah makin menurun prestasinya.
(5) Sebenarnya anak yang tidak bisa diam dan sulit berkonsentrasi bukanlah anak nakal dan bodoh. Anak seperti ini memang memiliki ciri tidak mampu bertahan lama mendengarkan guru mengajar. Mengerjakan tugas pun tidak akan selesai. Jika kecerdasannnya diukur dari prestasi belajar, anak model ini kerap dianggap sebagai anak bodoh. Padahal, ia bukan tidak mampu mengerjakannya, tetapi konsentrasinya yang mudah teralih. Ia tidak mampu berkonsentrasi dalam jangka waktu tertentu.
(6) Para orang tua kurang menyadari bahwa kemungkinan anak-anak model ini memang kurang dalam hal akademis. Namun, mereka memiliki potensi lain yang belum tergali. Karena itu, tugas orang tua dan guru untuk mencari potensi-potensi yang belum tergali pada anak-anak seperti ini. Mereka juga perlu penanganan yang tepat agar kepandaian yang sesungguhnya dapat tergali.

Marilah kita mengevaluasi teks editorial/ opini yang telah kamu baca.

1. Ditinjau dari segi struktur, teks yang berjudul Mama, Aku Tidak Nakal dan Bodoh terdiri atas 3 bagian yakni: (1)pernyataan pendapat yang terdapat dalam paragraf 1. Pernyataan pendapat pada teks tersebut mengungkapkan bahwa tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya bermasalah. Demikian juga, tidak ada anak yang mau dikatakan nakal dan bodoh. (2) Argumentasi yaitu paragraf 2 sampai dengan 6. Isi argumentasi pada teks ini adalah bahwa anak yang dianggap bodoh dan nakal ini tidaklah seperti stigma yang menempel pada mereka. Mereka bukanlah bodoh namun mereka memiliki masalah dengan konsentrasi. Karena masalah konsentrasi itulah, kemampuan akademis berada di bawah rata-rata.(3) Pernyataan ulang pendapat penulis. Penulis mengulang pendapatnya bahwa tidak ada orang tua yang mengingkan anaknya bermasalah. Demikian juga anak, tidak ada anak yang mau diberi stigma bodoh dan nakal. Karena itu, berdasarkan evaluasi struktur, teks di atas masuk dalam kategori teks editorial/ opini.
2. Ditinjau dari segi isi, teks yang berjudul Mama, Aku Tidak Nakal dan Bodoh dapat dikategorikan teks editorial/ opini karena teks ini mengungkapkan pendapat penulis terhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat. Namun terdapat sedikit kelemahan pada teks tersebut. Teks ini kurang ditunjang pada data dan fakta. Penulis lebih banyak mengungkapkan pendapatnya dibanding data.
3. Ditinjau dari dari segi kaidah, ada beberpa kaidah yang digunakan dalam teks ini. Misalnya saja penggunaan adverbial frekuensi pada beberapa kalimat, seperti Nilai-nilainya pun jarang bagus, kecuali pelajaran yang benar-benar memang ia suka. Bahkan yang lebih parah lagi, orang tua sering kali salah menetapkan solusi atas permasalahan ini. Selain itu, teks di atas juga menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi, seperti pada kalimat Mereka justru memperlakukan anak seperti Rian tidak sebagai mana mestinya. Bahkan yang lebih parah lagi, orang tua sering kali salah menetapkan solusi atas permasalahan ini. Di samping kedua kaidah itu, teks ini juga memperkaya pembacanya dengan beberapa kosakata ilmiah, seperti korelasi, stigma, konsentrasi, dan tes IQ.

Poin Penting

Mengevaluasi teks editorial/ opini adalah menilai teks editorial/ opini. Penilaian atas teks tersebut berdasarkan kaidah, struktur, dan isi. Dalam mengevaluasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
1. Dari segi isi, penilaian mencakup kelengkapan tiga bagian struktur editorial, yakni pernyataan pendapat, argumentasi, dan pernyataan ulang. Penilaian juga harus mengecek apakah argumentasi yang diungkapkan oleh penulis didukung oleh fakta dan data.

2. Dari segi kaidah, penilaian mencakup kaidah-kaidah yang digunakan dalam teks teks editorial/ opini. Apakah penulis sudah menguraikan teks editorial/ opini sesuai dengan kaidah yang dijabarkan dalam teks editorial/ opini.

ABSTRAKSI TEKS EDITORIAL/OPINI

Pada topik kali ini, kita akan belajar tentang mengabstraksi teks editorial atau opini. Abstrak dapat dipahami sebagai ringkasan. Jadi, kita perlu meringkas teks editorial dengan tetap memperhatikan hal-hal penting yang dibahas dalam teks tersebut. Ringkasan dilakukan dengan menyingkat isi tulisan dengan tetap mempertahankan keaslian pikiran pokok dan sistematika penulisan yang dilakukan penulis dari tiap paragraf tanpa ada perubahan sedikit pun.
      Dengan membuat ringkasan, kita akan lebih mudah untuk memahami gagasan utama dan tujuan penulis dengan cepat dan singkat. Ringkasan ditulis dengan memangkas dan memilih bagian pokok dan membuang bagian yang tidak penting dalam tulisan. Bagian pokok dalam tulisan dapat ditemukan pada gagasan setiap paragraf dalam tulisan tersebut.

Langkah-Langkah dalam Meringkas Teks

  1. Membaca seluruh isi teks atau tulisan dengan cermat Bacalah keseluruhan isi tulisan. Jika perlu, tulisan dapat dibaca berulang kali agar kita dapat mengetahui kesan umum tentang tulisan tersebut. Selain itu, temukan pula maksud dan sudut pandang penulis.
  2. Menentukan gagasan utama Jika sudah mendapatkan kesan umum atau sudut pandang dalam teks tersebut, maka kita perlu menemukan hal yang lebih dalam dan konkrit. Hal tersebut ditemukan dengan membaca kembali setiap alinea dan mencatat semua gagasan yang pnting dalam alinea tersebut. Gagasan yang penting itu menjadi bagian pokok untuk menyusun ringkasan.
  3. Menyusun kembali gagasan utama Gagasan atau bagian pokok yang telah dicatat dapat disusun dengan penyusunan baru tetapi masih menggambarkan keseluruhan isi tulisan aslinya.
Di samping itu ada peraturan tambahan dalam membuat ringkasan yaitu sebagai berikut.

  1. Pergunakanlah kalimat tunggal pada kalimat majemuk saat membuat kalimat ringkasan.
  2. Singkatlah setiap kalimat dalam tulisan menjadi frasa dan frasa menjadi kata.
  3. Tidak perlu memasukkan kalimat atau bagian tulisan yang tidak penting untuk dijadikan ide pokok.
  4. Pertahankan struktur, sudut pandang, dan gagasan pada tulisan asli. Hal ini wajib dilakukan dan tidak boleh memasukkan pendapat pribadi dalam ringkasan.
  5. Jika ringkasan diambil dari teks ceramah atau teks pidato, maka sudut pandang yang digunakan perlu diubah. Pengubahan itu terjadi untuk penyebutan sudut pandang orang pertama tunggal menjadi sudut pandang orang ketiga.
  6. Panjang ringkasan dapat ditetapkan oleh keinginan penulis ringkasan. Hal yang penting adalah seluruh isi tulisan asli dapat diringkas dengan baik dan panjang ringsakan pun dapat disesuaikan dengan permintaan.

Perhatikan contoh.

Mafia narkoba sangat rapi dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Aparat BNN mengalami kesulitan untuk mengungkap mafia besar dalam pengedaran narkoba. Namun, hal ini dapat terungkap jika pemerintah terutama BNN yakin untuk memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya termasuk berani tegas terhadap aparat yang diduga turut terlibat dalam peredaran narkoba ini.
      Salah satu wilayah yang memudahkan para pengedar narkoba untuk masuk ke Indonesia adalah melalui wilayah Provinsi Riau. Perairan Riau atau lebih tepatnya daerah perairan Rupat menjadi jalan masuknya narkoba dari negara tetangga terutama Malaysia ke Indonesia. Kawasan perairan tersebut tidak diawasi oleh pihak bea dan cukai serta polisi air sehingga kapal bebas untuk datang ke perairan tersebut.
Setelah membaca teks tersebut, coba buatlah abstrak atau ringkasannya. Perhatikanlah gagasan pokok dalam tulisan tersebut yang dimulai dengan memahami gagasan pokok setiap paragraf.

Hasil Abstraksi

Aparat BNN mengalami kesulitan untuk mengungkap mafia besar dalam pengedaran narkoba karena kegiatan bisnis mafia tersebut yang sangat rapi. Narkoba yang beredar di Indonesia ternyata masuk dari wilayah perairan Riau tepatnya perairan Rupat. Perairan ini tidak diawasi sehingga kapal bebas untuk datang dan pergi dari perairan ini.
      Abstrak atau ringkasan membuat teks yang panjang menjadi pendek karena ada penyingkatan dalam penyampaian informasi. Informasi yang dipilih hanya berdasarkan pada gagasan pokok yang ada dalam paragraf atau tulisan tersebut. Dengan mengesampingkan hal yang tidak penting, ringkasan menjadi lebih jelas dan mampu memberikan informasi yang akurat.

Poin Penting

  1. Langkah-langkah dalam mengabstraksi teks atau meringkas teks adalah membaca seluruh isi teks atau tulisan dengan cermat, menentukan gagasan utama, dan menyusun kembali gagasan utama.
  2. Peraturan tambahan dalam membuat ringkasan yaitu sebagai berikut. a. Pergunakanlah kalimat tunggal pada kalimat majemuk saat membuat kalimat ringkasan. b. Singkatlah setiap kalimat dalam tulisan menjadi frasa dan frasa menjadi kata. c. Tidak perlu memasukkan kalimat atau bagian tulisan yang tidak penting. d. Pertahankan struktur, sudut pandang, dan gagasan pada tulisan asli. e. Jika ringkasan diambil dari teks ceramah atau teks pidato, maka sudut pandang yang digunakan perlu diubah. f. Panjang ringkasan dapat ditetapkan oleh keinginan penulis ringkasan.

MENULIS TEKS EDITORIAL

Seorang penulis teks editorial memaparkan fakta dan opini yang dapat mempengaruhi pendapat umum. Pengaruh tersebut diciptakan dari argumen yang diungkapkan penulis untuk membujuk pembaca agar dapat memikirkan hal yang sama dengan argumen tersebut. Penulisan editorial dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik. Karena pengaruh inilah, publik dapat bersikap dan berpikir kritis serta mengambil tindakan terhadap suatu masalah. Ada pula yang menyebutkan bahwa editorial merupakan suara koran. Melalui suara ini, seseorang dapat mengetahui informasi, berpikir, dan tergerak untuk melakukan tindakan.
      Menulis teks editorial tentu perlu memperhatikan langkah-langkah penulisan yang benar. Langkah-langkah penulisan teks editorial sudah dijelaskan pada pembahasantopik sebelumnya. Langkah-langkah tersebut perlu diingat kembali agar kita mudah dalam menulis editorial. Menulis teks editorial tidak hanya memahami langkah-langkah penulisan saja tetapi juga perlu memiliki referensi tentang editorial. Referensi tersebut dapat berupa contoh atau buku materi yang membahas tentang editorial.
      Sebelum membahas lebih jauh tentang menulis teks editorial, coba bacalah teks editorial berikut ini.

Perlunya Persatuan dan Kesantunan

Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan dan ajakan dalam pidato kenegaraan perayaan ulang tahun ke-70 Indonesia di depan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah yang dilaksanakan pada pada Jumat (14/8). Presiden menyampaikan tiga pidato, yakni pidato di depan Sidang Tahunan Mejelis Permusyawaratan Rakyat, pidato dalam rangka proklamasi, dan pidato tentang keterangan pemerintah mengenai RUU APBN 2016 di depan Dewan Perwakilan Rakyat. Pidato yang disampaikan ini merupakan pidato kenegaraan pertama bagi Presiden Jokowi.
      Presiden Jokowi menyampaikan pidato beberapa hari menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pidato yang hendak disampaikan presiden sudah ditunggu oleh bangsa ini yang ingin mendengarkan narasi dan visi presiden dalam upaya mengisi kemerdekaan. Visi tersebut ditunjukkan dengan implementasi tol laut dan implementasi gagasan revolusi mental.
      Presiden juga menyampaikan pesan penting untuk anak bangsa agar memperkokoh persatuan dengan tetap memperhatikan kesantunan dalam bertata krama. Jika nilai kesantunan dan tata krama hilang, maka akan berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa. Kesantunan perlu diterapkan dalam politik, hukum, ketatanegaraan, dan kedisiplinan ekonomi. Jika tidak diterapkan, maka kita akan lamban dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.
      Persoalan bangsa dapat diatasi dengan persatuan. Hal tersebut ditegaskan oleh presiden dan perlu kita garis bawahi bahwa penyelesaian soal bangsa pun memerlukan soliditas nasional. Bangsa ini tidak boleh mengalami perpecahan yang disebabkan oleh pertentangan politik dan kepentingan jangka pendek yang membuat keadaan politik, ekonomi yang mandiri, dan kepribadian dalam berbudaya tidak dapat teruwujud.
      Ide persatuan itu dipandang sebagai kesatuan gagasan elite bangsa ini terutama dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Kesatuan dapat diperlihatkan dengan kesamaan langkah dalam setiap kebijakan para menteri. Para menteri diharapkan dapat melangkah seirama dan tidak melakukan perdebatan yang akan melemahkan persatuan. Presiden pun perlu memastikan dan bertanggung jawab atas para menterinya yang harus selalu bekerja dengan benar dan tidak memiliki kecenderungan untuk memperluas kekuasaan.
      Bangsa ini akan melihat dan menunggu kepemimpinan presiden yang bekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan presiden bahwa yang ada adalah visi dan misi presiden bukan visi dan misi menteri.
      Setelah membaca teks editorial tersebut, kita dapat melihat cara penulis menyampaikan isu dengan menuliskan opininya yang disertai fakta. Teks editorial tersebut membahas isu tentang pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo. Penulis editorial melihat bahwa pidato presiden ini dapat diangkat ke dalam bagian editorial dengan memperhatikan isi pidato tersebut.
      Pada dua paragraf terakhir, kita dapat menemukan pemikiran penulis mengenai pidato Presiden Jokowi. Penulis memberikan opini berdasarkan fakta yang berkaitan dengan persatuan dan kesantunan yang ada dalam pidato. Penulis memberikan opini bahwa persatuan memerlukan soliditas nasional dan sebagai presiden, Jokowi perlu memastikan kinerja dan bertanggung jawab atas para menterinya.
      Melalui contoh teks editorial tersebut, kita dapat memahami penyampaian opini dan fakta yang seimbang. Selain itu, penulis perlu memperhatikan tiga tujuan editorial yaitu sebagai berikut.
1. Penjelasan dalam editorial bukan berupa penekanan terhadap pengalaman atau penilaian seseorang tetapi pada penyajian fakta dan gagasan yang objektif tanpa prasangka.
2. Menyakinkan pembaca dengan cara yang persuasif.
3. Melakukan penilaian terhadap peristiwa yang terjadi dengan jelas dan meyakinkan.

Poin Penting

  1. Penulis perlu memahami langkah-langkah penulisan teks editorial dengan yang baik.
  2. Ada tiga tujuan editorial yang perlu diperhatikan penulis yaitu sebagai berikut.
    a. penjelasan dalam editorial bukan berupa penekanan terhadap pengalaman atau penilaian seseorang tetapi menyajikan fakta dan gagasan yang objektif
    b. meyakinkan pembaca dengan persuasif

LANGKAH-LANGKAH MENULIS TEKS EDITORIAL

Teks editorial akan selalu berhubungan dengan isu yang sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Isu tersebut menjadi perhatian utama untuk publik. Melalui isu itu pula, kita dapat melihat sudut pandang yang berbeda dan solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan suatu masalah.
      Isu dalam teks editorial dipilih oleh pihak media karena editorial menjadi salah satu bentuk sikap media terhadap publik. Walaupun teks editorial ini ditulis oleh pihak redaksi tetapi sebagai wawasan dan cara untuk melatih kemampuan menulis, kita perlu mempelajarinya. Selain itu, kita juga menjadi paham bahwa media massa tidak hanya menginformasikan tentang berita saja tetapi juga media massa perlu menyatakan pandangannya terhadap berbagai hal yang terjadi dalam masyarakat.
      Adapun langkah-langkah menulis teks editorial dapat dilakukan dengan cara memilih (selecting), mengumpulkan (collecting), mengaitkan (connecting), dan memperbaiki (correcting) yang dijelaskan sebagai berikut ini.
1. Memilih topik
Pemilihan topik menjadi langkah pertama dalam penulisan teks editorial. Pemilihan topik berkaitan dengan isu yang akan menjadi dasar penulisan editorial. Isu yang akan diangkat perlu dipertimbangkan dan hal ini sesuai dengan kebijakan kita sebagai penulis dan pihak redaksi media. Selain itu, pilihlah isu dengan topik yang menarik minat baca masyarakat dan berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas seperti tentang kekeringan yang dialami oleh berbagai daerah di Indonesia, kenaikan harga BBM, pembentukan kabinet dalam pemerintahan, dan sebagainya.
2. Mengumpulkan data
Opini yang ditulis dalam editorial perlu disertai dengan data pendukung berupa fakta yang berkaitan dengan isu yang ditulis dalam editorial. Data pendukung tersebut dapat menjadi penguat opini dan memberikan penilaian yang objektif terhadap editorial yang kita tulis. Jadi, isi tulisan tidak hanya sekadar opini saja. Selain itu, teori dan pendapat ahli pun perlu dipaparkan agar pendapat yang kita tulis lebih berbobot.
3. Mengaitkan bagian-bagian editorial dan mengembangkannya
Penyusunan editorial dapat dirembukkan dengan anggota redaksi. Rembukan tersebut perlu dilakukan agar dapat menghubungkan antara isu atau topik yang ditulis dengan sikap media. Tidak hanya isu yang perlu disepakati bersama tetapi juga detail dan contoh yang akan diungkapkan dalam editorial tersebut. Setelah itu, diskusikan pula tentang opini yang akan disampaikan dan solusi yang akan diberikan dalam editorial. Lalu, kembangkanlah teks editorial dengan memperhatikan hal-hal yang sudah didiskusikan tersebut.
4. Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaannya
Perbaikilah secara menyeluruh hasil tulisan yang telah ditulis. Editorial tersebut harus berisi kejelasan dan disampaikan dengan akurat serta tidak menyerang pihak lain. Selain itu, penyampaian opini dalam editorial tidak terkesan mengajari kepada pembaca.
Paragraf disusun dengan menggunakan kalimat yang efektif dan kata-kata yang lugas. Penggunaan contoh dan ilustrasi akan sangat bermanfaat. Apalagi jika tulisan disertai dengan kutipan yang memiliki nilai untuk menguatkan opini yang akan ditulis dan hal yang penting adalah menyampaikan opini dengan jujur dan akurat.

Poin Penting

  1. Editorial menjadi salah satu cara untuk menyampaikan sikap media terhadap isu atau masalah yang ada dalam masyarakat.
  2. Langkah-langkah menulis teks editorial dilakukan dengan cara berikut ini.
    a. memilih topik
    b. mengumpulkan data
    c. mengaitkan bagian-bagian editorial dan mengembangkannya
    d. Memperbaiki isi teks editorial termasuk isi dan kaidah kebahasaannya

Kaidah Teks Editorial/Opini

Tujuan Pembelajaran:
Siswa memahami kaidah teks editorial.

Sebelumnya kalian sudah paham akan struktur teks editorial. Dalam materi ini, kita akan mempelajari kaidah teks editorial. Kaidah-kaidah dalam teks editorial adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf. Dalam setiap paragraf selalu ada kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mewakili gagasan utama. Contoh pada teks berjudul Perekonomian Indonesia Memprihatinkan pada paragraf satu, Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan.
2. Menggunakan adverbial frekuensi. Adverbia frekuensi adalah kata keterangan yang menunjukkan intensitas kegiatan, seperti sering, kadang-kadang, jarang, dan kerap. Contoh, Hal ini tentu seringkali membuat pusing masyarakat.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan urutan dari sebuah peristiwa, seperti pertama, kedua, kemudian, dan berikutnya. Contohnya, kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi. Konjungsi ini menunjukkan tambahan argumen dari argumen sebelumnya, seperti bahkan, juga, selain itu, dan lagi pula, dan justru. Contohnya, Selain itu, cabai dan bawang pun ikut-ikutan naik.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan. Konjungsi ini terdiri dua bagian kalimat. Kalimat yang pertama berisi pernyataan sedangkan kalimat kedua berisi tujuan atau harapan. Contohnya, Pemerintah mencari strategi-strategi jitu untuk mengatasi masalah ekonomi agar ekonomi Indonesai tidak semakin parah.
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
Kata kerja material adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, seperti berlari, atau mencuci. Contohnya, Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang mengandung pengertian A adalah B. Kata kerja ini biasanya digunakan untuk menjabarkan sebuah definisi. Contohnya, Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras. Selain itu, adapula kata kerja relasional atributif. Kata kerja relasional atributif adalah kata kerja yang menyatakan milik. A memiliki B, contoh Budi memiliki tiga buah mobil.
Kata kerja mental adalah kata kerja ini terdiri atas kata kerja yang menerangkan persepsi, afeksi, kognisi. Kata kerja persepsi adalah kata kerja yang berkaitan dengan pancaindera, contoh melihat, mendengar, mencium. Contohnya, Pemerintah harus melihat kondisi ekonomi masyarakat Indonesia secara real. Sedangkan kata kerja afeksi adalah kata kerja yang berkaitan dengan perasaan psikologis seseorang,seperti marah, sedih, khawatir, dan senang. Contohnya, masyarakat Indonesia khawatir dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Selain itu, ada pula kata kerja kognisi. Kata kerja kognisi adalah kata kerja yang berkaitan dengan proses memahami sesuatu, seperti berpikir, mengerti, dan memahami. Contohnya, Saya memahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini dipengaruhi oleh merosotnya nilai tukar rupiah.

7. Kaya akan kosakata. Dalam teks editorial/opini biasanya banyak dijumpai kata-kata yang jarang digunakan dalam keseharian, seperti dianalogikan, subsidi, imbas, dan kewirausahaan.

Perhatikan Cuplikan Teks Editorial berikut.

Perekonomian Indonesia Memprihatinkan
(1) Saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang masa memprihatinkan. Mungkin jika dapat dianalogikan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang dalam keadaan lampu merah (warning). Akibatnya kehidupan masyarakat kelas bawah yang pas-pasan semakin menjadi korban. Mereka tidak kuasa menghadapi kenyataan ekonomi yang kian pahit saja.

(2) Di awali dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada masa awal pemerintahan baru. Akibat kebijakan tersebut, masyarakat harus membeli BBM lebih mahal. Kemudian, tak lama setelah itu, imbas dari kenaikan BBM mulai terasa. Harga-harga bahan makanan semakin melambung tinggi. Beras contohnya, harga beras yang notabene adalah makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya, harganya kian melambung. Kenaikannya mencapai hingga 30 persen. Ironi memang, Indonesia adalah negara agraris, dan dahulu terkenal dengan swasembada beras, justru bermasalah dengan harga beras.
Setelah kamu memahami isi teks editorial di atas, marilah kita analisis teks tersebut berdasarkan kaidahnya.



Poin Penting

Dalam penulisan teks editorial/ opini ada beberapa kaidah yang harus diikuti. Kaidah-kaidah yang terdapat pada teks tersebut adalah sebagai berikut.
1. Terdapat kalimat utama dalam setiap paragraf.
2. Menggunakan adverbial frekuensi.
3. Menggunakan konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi.
4. Menggunakan konjungsi untuk memperkuat argumentasi.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan harapan
6. Menggunakan kata kerja material, relasional, dan mental.
7. Kaya akan kosakata.