Saturday, 24 August 2024

Cerpen Satmoko Budi Santoso

Cerpen Satmoko Budi Santoso


(Kedaulatan Rakyat, 23 Februari 2024)


KARMIN lagi-lagi cemberut. Dirinya kembali merasa sebagai orang yang paling sial sekampung. Penyebabnya sederhana, tiap kali ada bagi-bagi jatah Bantuan Sosial atau Bansos, dirinya selalu kelewatan.


Padahal, dirinya juga berkategori miskin. Buktinya, misalnya, rumahnya yang biasa saja. Belum dikeramik, listrik juga masih golongan paling rendah. Pekerjaannya juga masih serabutan.


Jika malam tiba dirinya juga hanya bisa merutuki nasib. Terlihat istrinya juga cemberut setiap kali kelewatan tidak menerima Bansos. Anak kecil mereka juga tampak tak terurus.


Karmin memang warga biasa saja. Bergaul juga biasa saja. Saat kelewatan tak menerima Bansos juga tak mampu protes.


Sebenarnya banyak warga lain mendorong dirinya untuk protes. Setidaknya menyampaikan pada Ketua RT dan Kepala Dusun. Tapi, hal itu pun tak mau dilakukannya.


Pak RT dan Kepala Dusun juga sepertinya pura-pura tak mau tahu. Biasalah, begitulah kehidupan warga desa. Begitulah rupa-rupa dinamikanya.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin membawa seplastik Bansos, maka Karmin hanya bisa memandang sambil ngiler.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin menenteng lebih dari satu plastik Bansos, Karmin hanya melihat sambil melongo.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin tertawa ngakak, riang gembira mendapat Bansos, Karmin hanya menitikkan air mata. Hanya ada satu orang saja bernama Karmin yang pikiran dan perasaannya tercabik-cabik setiap kali musim Bansos tiba.


Warga sekampung juga seperti tak peduli jika setiap hari keluarga Karmin bisa makan atau tidak. Memang makin elok kehidupan warga zaman sekarang di era ponsel. Banyak orang seperti makin tak peduli antara satu dengan yang lain.


Saat Karmin sakit saja orang kampung peduli, tapi soal Bansos Karmin harus berjuang setengah mati agar diakui sebagai orang miskin. Karena merasa dikucilkan warga kampung, Karmin pernah mau transmigrasi. Tapi, rencana itu gagal total. Istrinya tak setuju. Alasannya lebih senang di kampung halaman meskipun miskin bukan kepalang.


Hari-hari Karmin dan keluarganya adalah hari-hari pasrah. Karmin sudah malas mengurus segala hal terkait pengakuan sebagai orang miskin. la merasa harusnya pejabat kampunglah yang lebih peduli. Tidak usah menyodorkan diri juga sudah tahu bahwa dirinya jelas orang miskin.


Kadang-kadang Karmin berpikir, memang aneh karakter orang Jawa. Bisa saja pura- pura tidak tahu. Tapi, begitulah yang harus ia jalani. Bertemu dengan banyak orang yang halus, lugu, dan santai, namun bisa juga diam-diam buas.


Kadang-kadang Karmin juga berpikir, tak layak menyesali nasib, maka lebih baik ia menerima saja dengan lapang hati. Sembari terus bekerja dan tidak mengharap lagi Bansos tiba di tangannya.


Sampai suatu hari, karena rajin bekerja keras, Karmin justru mampu menyantuni banyak warga kampung, termasuk Pak RT dan Kepala Dusun. Keduanya masih saja mau menerima hibah harta Karmin yang sudah melimpah ruah.


"Terima kasih, Mas Karmin. Masih ingat sama saya," kata Pak RT.


"Terima kasih juga, Mas Karmin. Masih mau peduli dan memberi saya," ujar Pak Kepala Dusun.


"Ya, Pak. Orang Jawa memang harus saling tolong-menolong," tukas Karmin kepada keduanya. 


Yogyakarta, Februari 2024


*) Satmoko Budi Santoso, tinggal di Yogyakarta.



Jawab pertanyaan berikut ini berdasarkan cerita tersebut!


1. Jelaskan latar belakang sejarah yang menjadi konteks dalam cerpen "Bansos" karya Satmoko Budi Santoso!


2. Bagaimana penulis menggambarkan situasi sosial dan politik dalam cerpen "Bansos"? Berikan contoh konkret dari teks!


3. Identifikasi dan analisis karakter utama dalam cerpen "Bansos". Bagaimana penulis mengembangkan karakter tersebut sepanjang cerita?


4. Apa tema utama yang diangkat dalam cerpen "Bansos"? Jelaskan bagaimana tema tersebut tercermin dalam alur cerita!


5. Bagaimana konflik dalam cerpen "Bansos" berkembang, dan apa penyebab utamanya? Jelaskan dengan mengutip bagian-bagian dari teks!


6. Ceritakan peristiwa penting yang menjadi titik balik dalam cerpen "Bansos". Mengapa peristiwa tersebut dianggap penting dalam alur cerita?


7. Bagaimana penulis menggunakan simbolisme dalam cerpen "Bansos"? Sebutkan simbol-simbol yang digunakan dan artinya dalam konteks cerita!


8. Analisis gaya bahasa yang digunakan oleh Satmoko Budi Santoso dalam cerpen "Bansos". Bagaimana gaya bahasa tersebut mempengaruhi suasana dan pesan cerita?


9. Bagaimana akhir cerita cerpen "Bansos"? Apakah akhir tersebut memuaskan atau mengejutkan? Jelaskan alasan Anda!


10. Diskusikan pesan moral atau kritik sosial yang disampaikan oleh penulis melalui cerpen "Bansos". Bagaimana cerpen ini relevan dengan situasi sosial atau politik saat ini?


Wednesday, 14 August 2024

Sebutkan 3 sikap menjaga NKRI di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat!

 1. Sebutkan 3 sikap menjaga NKRI di lingkungan keluarga! 


2. Sebutkan 3 sikap menjaga NKRI di lingkungan sekolah! 


3. Sebutkan 3 sikap menjaga NKRI di lingkungan masyarakat!



Berikut adalah tiga sikap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di berbagai lingkungan:

1. Di Lingkungan Keluarga:
   - Menghormati Perbedaan: Menanamkan sikap saling menghormati perbedaan suku, agama, dan budaya di dalam keluarga.
   - **Menjaga Persatuan:** Membangun komunikasi yang baik dan harmonis antar anggota keluarga untuk menjaga keharmonisan dan persatuan keluarga.
   - **Menghargai Nilai-nilai Pancasila:** Mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong royong dan toleransi.

2. **Di Lingkungan Sekolah:**
   - **Menjaga Kerukunan:** Membina sikap saling menghargai antar teman sekolah yang berbeda latar belakang, baik dari segi suku, agama, maupun budaya.
   - **Berpartisipasi dalam Kegiatan Kebangsaan:** Aktif mengikuti upacara bendera dan kegiatan lain yang menumbuhkan rasa cinta tanah air.
   - **Belajar dengan Tekun:** Menjaga prestasi akademik dan non-akademik sebagai bentuk kontribusi untuk kemajuan bangsa.

3. **Di Lingkungan Masyarakat:**
   - **Berperan Aktif dalam Gotong Royong:** Ikut serta dalam kegiatan gotong royong dan kegiatan sosial lainnya yang bertujuan untuk memperkuat kebersamaan di masyarakat.
   - **Menjaga Ketertiban dan Keamanan:** Mematuhi peraturan yang berlaku dan berkontribusi dalam menjaga keamanan lingkungan.
   - **Menghormati Keberagaman:** Menghargai perbedaan budaya, agama, dan tradisi yang ada di masyarakat, serta tidak melakukan diskriminasi.

Wednesday, 7 August 2024

Bansos Cerpen Satmoko Budi Santoso


Cerpen Satmoko Budi Santoso


(Kedaulatan Rakyat, 23 Februari 2024)


KARMIN lagi-lagi cemberut. Dirinya kembali merasa sebagai orang yang paling sial sekampung. Penyebabnya sederhana, tiap kali ada bagi-bagi jatah Bantuan Sosial atau Bansos, dirinya selalu kelewatan.


Padahal, dirinya juga berkategori miskin. Buktinya, misalnya, rumahnya yang biasa saja. Belum dikeramik, listrik juga masih golongan paling rendah. Pekerjaannya juga masih serabutan.


Jika malam tiba dirinya juga hanya bisa merutuki nasib. Terlihat istrinya juga cemberut setiap kali kelewatan tidak menerima Bansos. Anak kecil mereka juga tampak tak terurus.


Karmin memang warga biasa saja. Bergaul juga biasa saja. Saat kelewatan tak menerima Bansos juga tak mampu protes.


Sebenarnya banyak warga lain mendorong dirinya untuk protes. Setidaknya menyampaikan pada Ketua RT dan Kepala Dusun. Tapi, hal itu pun tak mau dilakukannya.


Pak RT dan Kepala Dusun juga sepertinya pura-pura tak mau tahu. Biasalah, begitulah kehidupan warga desa. Begitulah rupa-rupa dinamikanya.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin membawa seplastik Bansos, maka Karmin hanya bisa memandang sambil ngiler.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin menenteng lebih dari satu plastik Bansos, Karmin hanya melihat sambil melongo.


Jika ada warga kampung lewat di depan rumah Karmin tertawa ngakak, riang gembira mendapat Bansos, Karmin hanya menitikkan air mata. Hanya ada satu orang saja bernama Karmin yang pikiran dan perasaannya tercabik-cabik setiap kali musim Bansos tiba.


Warga sekampung juga seperti tak peduli jika setiap hari keluarga Karmin bisa makan atau tidak. Memang makin elok kehidupan warga zaman sekarang di era ponsel. Banyak orang seperti makin tak peduli antara satu dengan yang lain.


Saat Karmin sakit saja orang kampung peduli, tapi soal Bansos Karmin harus berjuang setengah mati agar diakui sebagai orang miskin. Karena merasa dikucilkan warga kampung, Karmin pernah mau transmigrasi. Tapi, rencana itu gagal total. Istrinya tak setuju. Alasannya lebih senang di kampung halaman meskipun miskin bukan kepalang.


Hari-hari Karmin dan keluarganya adalah hari-hari pasrah. Karmin sudah malas mengurus segala hal terkait pengakuan sebagai orang miskin. la merasa harusnya pejabat kampunglah yang lebih peduli. Tidak usah menyodorkan diri juga sudah tahu bahwa dirinya jelas orang miskin.


Kadang-kadang Karmin berpikir, memang aneh karakter orang Jawa. Bisa saja pura- pura tidak tahu. Tapi, begitulah yang harus ia jalani. Bertemu dengan banyak orang yang halus, lugu, dan santai, namun bisa juga diam-diam buas.


Kadang-kadang Karmin juga berpikir, tak layak menyesali nasib, maka lebih baik ia menerima saja dengan lapang hati. Sembari terus bekerja dan tidak mengharap lagi Bansos tiba di tangannya.


Sampai suatu hari, karena rajin bekerja keras, Karmin justru mampu menyantuni banyak warga kampung, termasuk Pak RT dan Kepala Dusun. Keduanya masih saja mau menerima hibah harta Karmin yang sudah melimpah ruah.


"Terima kasih, Mas Karmin. Masih ingat sama saya," kata Pak RT.


"Terima kasih juga, Mas Karmin. Masih mau peduli dan memberi saya," ujar Pak Kepala Dusun.


"Ya, Pak. Orang Jawa memang harus saling tolong-menolong," tukas Karmin kepada keduanya. 


Yogyakarta, Februari 2024


*) Satmoko Budi Santoso, tinggal di Yogyakarta.



Jawab pertanyaan berikut ini berdasarkan cerita tersebut!


1. Jelaskan latar belakang sejarah yang menjadi konteks dalam cerpen "Bansos" karya Satmoko Budi Santoso!


2. Bagaimana penulis menggambarkan situasi sosial dan politik dalam cerpen "Bansos"? Berikan contoh konkret dari teks!


3. Identifikasi dan analisis karakter utama dalam cerpen "Bansos". Bagaimana penulis mengembangkan karakter tersebut sepanjang cerita?


4. Apa tema utama yang diangkat dalam cerpen "Bansos"? Jelaskan bagaimana tema tersebut tercermin dalam alur cerita!


5. Bagaimana konflik dalam cerpen "Bansos" berkembang, dan apa penyebab utamanya? Jelaskan dengan mengutip bagian-bagian dari teks!


6. Ceritakan peristiwa penting yang menjadi titik balik dalam cerpen "Bansos". Mengapa peristiwa tersebut dianggap penting dalam alur cerita?


7. Bagaimana penulis menggunakan simbolisme dalam cerpen "Bansos"? Sebutkan simbol-simbol yang digunakan dan artinya dalam konteks cerita!


8. Analisis gaya bahasa yang digunakan oleh Satmoko Budi Santoso dalam cerpen "Bansos". Bagaimana gaya bahasa tersebut mempengaruhi suasana dan pesan cerita?


9. Bagaimana akhir cerita cerpen "Bansos"? Apakah akhir tersebut memuaskan atau mengejutkan? Jelaskan alasan Anda!


10. Diskusikan pesan moral atau kritik sosial yang disampaikan oleh penulis melalui cerpen "Bansos". Bagaimana cerpen ini relevan dengan situasi sosial atau politik saat ini?


Friday, 26 July 2024

Sinopsis Film Geostorm (2017)

 Sinopsis Film Geostorm (2017)


Film "Geostorm" dibuka dengan pengenalan teknologi revolusioner yang dikembangkan untuk mengendalikan cuaca global, setelah serangkaian bencana alam dahsyat melanda planet ini. Sistem ini, yang dikenal sebagai "Dutch Boy," terdiri dari ribuan satelit yang bekerja sama untuk mengendalikan cuaca dan mencegah bencana alam. Sistem ini dirancang dan diawasi oleh ilmuwan brilian, Jake Lawson (Gerard Butler), yang bekerja untuk pemerintah Amerika Serikat.

Link ke Video YouTube


Awal Cerita:

Jake Lawson menghadapi masalah profesional dan pribadi. Dia dipanggil ke hadapan sebuah komite Senat untuk menjawab pertanyaan tentang sistem Dutch Boy dan kegagalannya baru-baru ini. Sikapnya yang arogan membuatnya kehilangan pekerjaan, dan tanggung jawab atas Dutch Boy diserahkan kepada adiknya, Max Lawson (Jim Sturgess).

Tiga tahun kemudian, terjadi insiden aneh di Afghanistan di mana sebuah desa beku secara tiba-tiba. Satelit yang seharusnya mengontrol area tersebut tidak berfungsi dengan benar, menyebabkan cuaca yang ekstrem. Max, yang sekarang memimpin tim Dutch Boy, dipanggil oleh Presiden AS Andrew Palma (Andy Garcia) untuk menyelidiki masalah ini. Max meminta bantuan Jake untuk memperbaiki sistem satelit dan mengatasi masalah ini.

Perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa:

Jake setuju untuk kembali bekerja dan berangkat ke stasiun luar angkasa internasional yang menjadi pusat pengendalian Dutch Boy. Di sana, Jake bertemu dengan tim internasional yang mengelola satelit. Bersama-sama, mereka mulai menyelidiki penyebab kerusakan dan menemukan bahwa sistem Dutch Boy telah diretas.

Konspirasi Terungkap:

Saat investigasi berlangsung, Jake menemukan bahwa kerusakan pada sistem Dutch Boy bukanlah kecelakaan, melainkan hasil dari sabotase yang disengaja. Max, yang berada di Bumi, juga menyelidiki konspirasi ini dan menemukan bahwa Leonard Dekkom (Ed Harris), Menteri Luar Negeri AS, berencana menggunakan Dutch Boy sebagai senjata untuk menciptakan bencana alam global yang akan menghancurkan musuh-musuh Amerika dan memungkinkan Dekkom untuk mengambil alih kekuasaan.

Menyelamatkan Dunia:

Jake dan timnya di stasiun luar angkasa berusaha keras untuk memperbaiki satelit yang rusak dan menghentikan Geostorm—sebuah badai global yang dapat menghancurkan dunia. Di Bumi, Max bekerja sama dengan Sarah Wilson (Abbie Cornish), agen Secret Service yang juga pacarnya, untuk menggagalkan rencana Dekkom.

Saat waktu semakin mendesak, Jake menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan Geostorm adalah dengan mereset seluruh sistem Dutch Boy. Namun, ini hanya bisa dilakukan secara manual dari dalam stasiun luar angkasa. Jake memutuskan untuk mengorbankan dirinya demi menyelamatkan dunia. 

Klimaks dan Akhir Cerita:

Max berhasil mengungkap konspirasi Dekkom dan menyelamatkan Presiden Palma. Jake berhasil mereset sistem dan menghentikan Geostorm tepat pada waktunya, tetapi ia terjebak di stasiun luar angkasa yang mulai hancur. Namun, pada saat-saat terakhir, Jake diselamatkan oleh Ute Fassbinder (Alexandra Maria Lara), rekan kerjanya di stasiun luar angkasa.



Film berakhir dengan Jake dan Max yang telah berdamai dan dunia yang kembali aman dari ancaman Geostorm. Sistem Dutch Boy direstrukturisasi untuk mencegah penyalahgunaan di masa depan, dan umat manusia belajar pentingnya bekerja sama untuk melindungi planet mereka.

https://youtu.be/KGdxv5a123A?si=7m2oJahiJxRLNb59


Film "Geostorm" mengajarkan kita bahwa tindakan bijaksana dan kerjasama global sangat penting untuk mengatasi ancaman besar dan melindungi keselamatan umat manusia.

#Sinopsis_Film_Geostorm (2017)

Monday, 26 February 2024

Menguasai Emosi: Kunci Mengelola Kemarahan dan Kesabaran


Kemarahan adalah salah satu emosi dasar manusia yang bisa melanda siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Namun, apa yang membedakan antara orang yang bijak dan yang tidak adalah bagaimana mereka mengelola emosi tersebut. Paul Ekman, seorang ahli kejiwaan terkemuka, mengidentifikasi enam jenis emosi dasar, termasuk marah, yang muncul secara alami pada manusia. Namun, menjadi marah bukanlah masalah besar, tetapi bagaimana kita bereaksi dan mengendalikannya yang menjadi kunci.


Orang yang mudah marah seringkali sulit mengendalikan kemarahannya. Saat emosi ini meluap, ada risiko besar bahwa kita akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang kemudian akan disesali. Namun, penting untuk diingat bahwa marah hanyalah salah satu dari banyak emosi yang kita alami sehari-hari. Emosi lain seperti kecewa, sedih, takut, atau jijik juga merupakan bagian alami dari kemanusiaan kita.


Menjadi dewasa dalam menghadapi emosi berarti memiliki kontrol diri yang kuat. Itu berarti tidak mudah terpancing untuk bereaksi secara berlebihan terhadap komentar atau situasi yang memicu emosi negatif, bahkan saat bersama teman dekat. Misalnya, jika seseorang menggoda tentang berat badan Anda, reaksi terbaik bukanlah dengan marah tak terkendali. Sebaliknya, itu adalah kesempatan untuk menunjukkan kedewasaan dengan tidak memperbesar masalah tersebut.


Menguasai emosi adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan antarmanusia yang baik. Itu tidak berarti kita harus menekan emosi kita, tetapi belajar untuk mengenali, memahami, dan mengelolanya dengan bijak. Berlatih teknik-teknik seperti bernapas dalam-dalam, berolahraga, atau mencari bantuan profesional adalah langkah-langkah yang bisa membantu kita dalam mengendalikan emosi negatif seperti kemarahan.


Jadi, mari kita buktikan kedewasaan kita dengan tidak mudah terpancing emosi, terutama marah. Sebaliknya, hadapi tantangan dengan kepala dingin dan pikiran yang tenang. Ingatlah, menjadi pribadi yang dewasa bukanlah tentang tidak pernah marah, tetapi tentang bagaimana kita mengelola dan merespons emosi tersebut dengan bijak.