Thursday 3 December 2020

NILAI-NILAI DAN ISI HIKAYAT

HIKAYAT?


Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokoh yang ada di dalam hikayat.

Dalam cerita ini dapat kita temukan nilai-nilai luhur atau ajaran moral budi pekerti. Nilai-nilai tersebut antara lain:

1. Nilai moral.

Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan sikap baik dan buruk.

2. Nilai sosial 

Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain.

3. Nilai agama

Nilai agama adalah nilai religi yang berkaitan dengan keyakinan.

4. Nilai budaya

Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan kebiasaan masyarakat.


Suatu hikayat memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan jenis cerita lain. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Bersifat anonim, yaitu tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan.

2. Bercerita tentang peristiwa yang bersifat absurd/ mustahil terjadi.  Dalam cerita rakyat mengisahkan peristiwa yang tidak logis dan tidak bisa dinalar. Berikut ini contohnya:

Nabi Sulaiman pun bertanya, “dimanakah landak itu?”, jawab menteri Asad “Landak itu ada di dalam lubangnya”. Lalu Nabi Sulaiman mengutus kudanya untuk memanggil landak, tetapi kudanya kembali tanpa membawa landak itu, Nabi Sulaiman pun marah dan beliau mengutus anjingnya untuk memanggil landak itu “Jika dia tidak mau paksa dia, baik secara halus maupun kasar” kata Nabi Allah Sulaiman. Maka hendak landak pun berlari-lati mendatangi dan menghadap Nabi Sulaiman. 

“Apakah manfaat jika saya meminum air ini?” kata Nabi Sulaiman, Landak pun menjawab “kelak air itu dapat membuat hidup tuan menjadi kekal hingga akhirat, namun juga ada pengaruh buruknya bagi tuan”. “Apakah pengaruh buruknya?” Tanya Nabi Sulaiman, jawab Landak “kelak istri, cucu, cicit, sahabat, serta bala tentara tuan akan mati duluan”, “apakah gunanya air itu?” Tanya Nabi Sulaiman. 

Lalu dilemparkannya air itu ke tanah oleh Nabi Sulaiman.

Kutipan tersebut bercerita tentang peristiwa yang tidak mungkin terjadi, yaitu air yang bisa membuat seseorang tidak bisa mati apabila diminum.

3. Di dalam hikayat mengisahkan kesaktian tokoh

Selain mengisahkan peristiwa yang mustahil terjadi, kita akan menemukan cerita tokoh yang memiliki kesaktian. Contoh kesaktian tokoh dalam hikayat "Sang Boma" adalah Begawan Batara Narada dan Batara Indera berhasil menghidupkan kembali Raden Samba Prawira.

4. Hikayat bersifat istana sentris, yaitu bertema dan berlatar belakang kerajaan. Berikut ini contohnya.

Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya. Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga. Maka si Miskin itu pun pergilah pula memohonkan kepada baginda itu. Maka sujudlah pula ia kepada baginda. Maka titah baginda, “apa pula kehendamu hay miskin?” Maka sahut si Miskin, “ya tuanku, ampun beribu-ribu ampun” sahut ia sujud kepalanya lalu diletakkannya ke tanah. Sahut ia berkata pula, “hamba ini orang yang miskin. Hamba minta daun nangka yang gugur ke bumi, barang sehelai. Maka titah baginda, ”hay Miskin, hendak kau buatkan apa daun nagka? Baiklah aku beri buahan barang sebiji” Maka diberikan kepada si Miskin itu. Maka ia pun sujud seraya bermohon kembali mendapatkan isterinya itu.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa dalam hikayat mengisahkan peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan suatu kerajaan.


5. Menggunakan kata-kata arkais/ klise. Contoh: syahdan, hatta, maka, alkisah, dan sebagainya. Berikut ini contohnya.

Hatta maka dengan hal yang demikian itu maka genaplah bulannya. Maka pada ketika yang baik dan saat yang sempurna pada malam empat belas hari bulan. Maka bulan itu pun sedang terang. Maka pada ketika itu isteri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak laki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya. Maka dinamainya akan anaknya itu Markaromah artinya anak didalam kesukaran. Maka dipeliharakannyalah anaknya itu. Maka terlalu amat kasih sayangnya akan anak itu tiada boleh bercari barang seketika jua pun dengan anaknya Markaromah itu.


No comments:

Post a Comment