Friday, 9 October 2015

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016



KISI-KISI PENULISAN SOAL
 ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

                                                          

No
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator Soal
Nomor Soal

1

4.1     Menginterpretasi makna teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik secara lisan maupun tulisan

3.3     Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi  baik melalui lisan maupun tulisan



·         Mengamati dan  membaca puisi  serta membicarakan isi puisi atau bertanya  jawab  untuk membangun konteks

·         Membaca  teks  model  untuk  memahami  ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi (sinonim, antonim, kata bentukan, konjungsi, kalimat simpleks dan kalimat kompleks).




·         Membaca teks model teks prosedur kompleks dengan cermat  utuk melihat strukturnya
·         Membaca  teks  model  untuk  memahami  ciri kebahasaan dalam teks prosedur kompleks (partisipan, verba material dan tingkah laku, dan konjungsi temporal, piranti kohesi/kata ganti sebagai pengacuan).
·          

·         Siswa dapat menginterpretasi makna puisi






·         Siswa mampu memahami  ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi (sinonim, antonim, kata bentukan (frasa), konjungsi, kalimat simpleks dan kalimat kompleks).
·         Siswa mampu menggunaan kata baku dalam teks laporan

·         Membaca teks sastra  (cerita pendek)
·         Siswa mampu membuat teks laporan yang bersifat deskriptif


·         Disediakan teks prosedur, siswa mampu mencermati isi Teks itu.




·         Siswa dapat memahami unsur kebahasaan dalam teks prosedur kompleks

1, 16, 17, 18, 27, 31, 32, 33, 34, 35




2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19,20, 29, 30

21, 22, 23, 24, 28

25, 26

36


37





38, 39, 40


VERBA MATERIAL DAN VERBA TINGKAH LAKU


BERIKUT INI CONTOH VERBA MATERIAL DAN VERBA TINGKAH LAKU

Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami (menyebutkan arti, membedakan, dan menuliskan contohnya) verba material dan verba tingkah laku beserta jenis dan contohnya yang digunakan di dalam teks prosedur kompleks.

Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari verba material dan tingkah laku yang terdapat pada teks prosedur kompleks.

apakah VERBA MATERIAL itu?

      Secara bahasa, verba material adalah verba (kata kerja) berimbuhan yang mengacu pada sebuah tindakan yang dilakukan oleh fisik partisipan dalam sebuah peristiwa. Misalnya, menulis, membaca, mengejar, melihat, memukul, dan menangkap. Perhatikan contohnya dalam kalimat berikut!

    Siswa SMA kelas X sedang *menulis *puisi karya Chairil Anwar di kelas kemudian mengapresiasinya.
    Para penyidik kasus pembakaran hutan *mengecek *kebenaran data dari para saksi.
    Petugas hutan lindung *menangkap *basah pelaku pencurian hewan.

      Berdasarkan uraian di atas maka verba material memiliki ciri-ciri:

    berupa perbuatan fisik (aktivitas) dari partisipan,
    dapat dilihat secara nyata,
    terjadi dalam sebuah peristiwa/kejadian,
    dibentuk dari kata benda (nomina).

apakah VERBA TINGKAH LAKU itu?

      Verba tingkah laku mengacu pada respon subjek, yaitu berupa sikap yang diungkapkan berupa sebuah tindakan. Misalnya merasa, menolak, dan menanggapi. Perhatikan contohnya dalam kalimat berikut!

    Pengendara motor itu merasa bersalah karena menabrak pejalan kaki.
    Guru sebisa mungkin memahami karakter peserta didiknya agar proses belajar-mengajar berjalan luwes.
    Wanita itu menolak dengan halus penawaran teman prianya.

      Berdasarkan uraian di atas maka verba material memiliki ciri-ciri: 1) mengacu pada mental/sikap yang diungkapkan pada tindakan, 2) tidak selalu terjadi dalam sebuah peristiwa, 3) dibentuk dari kata kerja.

Perhatikan contoh verba material dan verba tingkah laku pada teks prosedur kompleks di bawah ini!




Mari kita ulas!

      Teks prosedur kompleks di atas mengandung kalimat berverba material, yaitu sebagai berikut.

    Pengguna bahkan dapat *membuat *HP android menjadi modem wifi..
    Kamu dapat *menyiapkan *laptop dan HP android atau tablet android terlebih dahulu.
    Ada baiknya kamu *menyimpan *laptop di atas meja atau alas keras yang rata.
    Apabila tanda centang sudah muncul, jika ingin, kamu dapat *memasang *pengamanan agar tidak ada user lain yang terhubung.

      Verba membuat, menyiapkan, menyimpan, dan *memasang *merupakan verba material karena mengacu pada tindakan fisik

      Teks prosedur kompleks di atas mengandung kalimat berverba tingkah laku, yaitu sebagai berikut.

    Kamu dapat lebih *memahaminya *pada buku panduan atau buku manual yang didapat ketika membeli perangkat tersebut..
    Kamu dapat *menikmati *dan merasakan manfaat dan kecanggihan HP android selama kamu mau.
    Kamu dapat menikmati dan *merasakan *manfaat dan kecanggihan HP android selama kamu mau.

      Verba memahami, menikmati, dan *merasakan *merupakan verba tingkah laku karena verba tersebut merupakan sikap yang diungkapkan dari sebuah tindakan.
Poin Penting

    Verba material adalah verba (kata kerja) berimbuhan yang mengacu pada sebuah tindakan yang dilakukan oleh fisik partisipan dalam sebuah peristiwa.
    Verba tingkah laku mengacu pada respon subjek, yaitu berupa sikap yang diungkapkan dari sebuah tindakan.

menginterpretasikan makna teks prosedur.


menginterpretasikan makna teks prosedur

Teks prosedur kompleks merupakan tulisan yang berusaha menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Informasi ini dapat memperluas wawasan pembaca atau sekadar informasi ringan. Oleh sebab itu, teks prosedur kompleks sebaiknya menggunakan kata yang lugas, jelas, dan baku. Penggunaan istilah-istilah tertentu pun bergantung pada materi yang sedang dibahas dalam teks tersebut, misalnya, teks prosedur kompleks cara memasak lauk khas daerah tertentu. Teks prosedur tersebut akan akrab dengan nama jenis bumbu masak, takaran bahan, dan nama-nama peralatan memasak.
Perhatikan!

Berikut ini contoh salah satu prosedur kompleks pemasakan kecap dari bahan air kelapa.
1. Air kelapa yang telah disaring campur dengan gula merah masukkan dalam panci aluminium masak hingga mendidih.
2. Bumbu yang telah digoreng bersama bumbu-bumbu lain (kemiri, bawang putih yang dihaluskan dan digoreng) dimasukkan ke dalam panci tersebut.
3. Selama dimasak harus diaduk-aduk terus hingga tinggal separo panci.
4. Angkat panci dari tungku, kecap disaring dengan saringan dan ditampung dalam wadah.
5. Kecap yang telah dingin masukkan ke dalam botol yang steril lalu tutup rapat-rapat.
Mari kita ulas!

Dari contoh tersebut terdapat kata-kata atau istilah yang akrab dengan materi yang dijelaskan.
Kata-kata khusus seperti gula merah, kemiri, bawang putih, air kelapa. Untuk nama peralatan masak ada panci, wadah, saringan, dan botol. Istilah yang muncul adalah steril yang artinya bebas dari segala kotoran.
Cara membuat kecap dengan air kelapa tersebut merupakan cara pertama yang ringkas. Sementara cara kedua lebih rumit. Oleh sebab itu, istilah yang digunakan dalam cara kedua juga lebih banyak. Misalnya, rendaman kedelai disebut filtrat atau calon kecap. Sebagai bahan pengawet kecap perlu ditambahkan natrium benzoat sesuai takaran.
Poin Penting

    Teks prosedur adalah teks yang berusaha memberi informasi pada pembaca mengenai langkah-langkah tertentu dalam masalah yang dibahas.
    Makna kata yang dipakai dalam teks prosedur adalah kata-kata yang lugas dan jelas.
    Istilah digunakan dalam teks prosedur sesuai dengan topik yang dibahas.

struktur dan kaidah teks prosedur kompleks

struktur dan kaidah teks prosedur kompleks

Sebelumnya kalian sudah mengetahui struktur isi teks prosedur. Kini, kita akan belajar tentang ciri bahasa teks prosedur kompleks.
Teks prosedur kompleks umumnya berisi petunjuk untuk melakukan sesuatu. Petunjuk- petunjuk ini biasanya diungkapkan dalam kalimat- kalimat imperatif atau kalimat perintah. Kalimat perintah memberi kesan lebih tegas dan lugas. Penggunaan kalimat perintah otomatis menggunakan kata- kata yang menyatakan perintah, larangan, maupun kata- kata yang menyatakan keharusan. Misalnya kata ambillah, tutuplah, bacalah, isilah, tidak, jaga, harus. Teks prosedur kompleks berupa rangkaian petunjuk untuk melakukan sesuatu. Dalam teks prosedur diperlukan juga kata penghubung untuk merangkai petunjuk- petunjuk tersebut, misalnya lalu, kemudian, setelah itu, dan. Di samping itu pula diperlukan beberapa kata penghubung sebagai penanda waktu, seperti satu jam, beberapa menit, sebentar. Selain itu, pilihan kata dalam teks prosedur kompleks harus kata-kata yang bermakna lugas, baku, informatif dan tidak bias.
Perhatikan!

Contoh teks prosedur kompleks

membuat masakan jamur vegetarian
Bahan:
Siapkan 400 gr jamur tiram putih, 150 gr kol, potong memanjang, satu tomat potong kotak, 800 ml santan kelapa, 1000 ml air
Bumbu:
Bawang putih 3 siung, bawang merah 4 siung, kemiri disangrai 3 butir, pala dibakar 3 cm, jahe 2 cm, garam 1 sendok, daun salam 2 lembar, lengkuas memarkan 2 cm, sebatang serai memarkan, cabai merah 4 buah potong kecil-kecil, minyak goreng 4 sdm, garam 1 sendok teh, gula secukupnya, minyak goreng 4 sdm
Cara membuat:
1. Rebus jamur tiram hingga empuk, keringkan, potong memanjang.
2. Rebus santan kelapa lalu masukkan bumbu yang telah dihaluskan, daun salam, lengkuas, dan serai, aduk sampai mendidih, angkat dan sisihkan.
3. Panaskan minyak dan tumis bawang, cabai lalu masukkan jamur tiram, aduk sampai layu dan beraroma sedap. Masukkan kol sampai layu. Tuangkan santan kelapa yang sudah dibumbui , tunggu hingga mendidih . Ketika sup telah mendidih, masukkan potongan tomat. Sajikan selagi hangat.

Mari kita ulas!

    Dari contoh tersebut kata imperatif tampak pada langkah- langkah memasak , seperti rebus, angkat, panaskan, masukkan, sajikan, siapkan, dan memarkan.
    Terdapat konjungsi temporal lalu, sampai, sehingga.
    Menggunakan kata-kata yang lugas dan tidak bias.

Poin Penting

Ciri bahasa teks prosedursebagai berikut.
1. Menggunakan kalimat imperatif.
2. Menggunakan konjungsi temporal.
3. Menggunakan kata-kata yang lugas tidak bias.
4. Menggunakan pilihan kata yang informatif.

struktur isi teks prosedur kompleks

struktur isi teks prosedur kompleks

Teks prosedur kompleks adalah teks atau bacaan yang menunjukkan tahap-tahap atau langkah-langkah yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Tahap-tahap ini harus dilakukan secara benar dan runtut agar hasil yang diinginkan tercapai secara maksimal.
Pelaksanaan secara urut atas tahap-tahap ini menunjukkan bahwa seseorang itu tahu dan taat pada peraturan. Tahap atau langkah-langkah ini merupakan urutan yang tidak dapat diubah susunannya. Itulah sebabnya teks semacam ini disebut teks prosedur kompleks. Jika diubah urutannya akan menjadi tidak prosedural atau tidak sesuai dengan aturan.
Untuk memperjelas pengertian tersebut, berikut ini salah satu contoh teks prosedur kompleks untuk meminjam buku di perpustakaan Sekolah Menengah Atas (SMA) Putra Bangsa. Langkah atau tahap-tahap yang harus dilakukan para siswa untuk meminjam buku, sebagai berikut.
Perhatikan!

Contoh
Prosedur meminjam buku di perpustakaan.
1. Berkunjung ke perpustakaan sekolah.
2. Mengisi daftar hadir pengunjung.
3. Melihat daftar buku untuk memilih buku yang diperlukan.
4. Mengambil buku yang dimaksud yang ada di rak perpustakaan.
5. Menyerahkan pada petugas untuk didata.
6. Menyerahkan kartu anggota perpustakaan pada petugas.
7. Buku di scan oleh petugas menggunakan barcode.
8. Petugas memeriksa data buku dan memasukkan ke data peminjam.
9. Menerima buku dari petugas perpustakaan.
Mari kita ulas!

Dalam contoh di atas terlihat ada sembilan langkah yang harus dilakukan seorang peminjam buku di perpustakaan SMA Putra Bangsa. Langkah 1- 2 merupakan langkah pendahuluan. Langkah 3- 8 merupakan bagian isi. Langkah nomor 9 sebagai penutup. Selain menggunakan model yang lebih sederhana seperti contoh tersebut, teks prosedur kompleks dapat pula ditulis dalam bentuk artikel. Dalam model artikel, bagian pendahuluan, isi maupun penutup terbungkus dalam tulisan yang lebih panjang karena dalam bentuk paragraf – paragraf. Intinya, entah dalam bentuk artikel atau bentuk langsung tahap-tahap, tetap ada bagian pendahuluan, isi, dan penutup.
Poin penting

Struktur teks prosedur kompleks terdiri dari:
1. pembukaan'
2. isi, dan
3. penutup.

Thursday, 16 April 2015

Mengevaluasi/ Melakukan Penilaian terhadap Teks Negosiasi Berdasarkan Kaidah dan Ciri Kebahasaannya

Siswa mampu mengevaluasi/ melakukan penilaian terhadap teks negosiasi berdasarkan kaidah dan ciri kebahasaannya.

Pada materi sebelumnya, kita telah mengetahui struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi. Sebuah teks negosiasi memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan bahasa persuasif, interogatif, argumentatif, dan bersifat santun. Hal-hal tersebut memang sangat dibutuhkan jika kita ingin negosiasi yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Ciri-ciri kebahasaan itulah yang akan menjadi dasar aturan pada materi kita kali ini, yaitu mengevaluasi teks negosiasi. Mengapa kita perlu melakukan evaluasi? Evaluasi dibutuhkan agar kita memeroleh pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang bagaimana bentuk negosiasi, hal apa yang harus kita lakukan dalam bernegosiasi, dan bahasa seperti apa yang tepat dalam bernegosiasi?

Perhatikan!
Malam hari. Seorang ibu menunggu bus yang tak kunjung datang. Ia memutuskan untuk menghentikan sebuah taksi di daerah Slipi karena semakin malam dan khawatir.
Ibu : Pake argo, Pak?(1)
Supir : Tidak, Bu.Memang Ibu mau ke mana? (2)
Ibu : Kebon Nanas Tangerang, Pak. (3)
Supir : 150 mau, Bu?(4)
Ibu : Wah kemahalan, Pak. Saya biasa gak nyampe seratus. Gak masuk perumahan kok, Pak. (5)
Supir : seratus tiga puluh bagaimana? (6)
Ibu : seratus aja, ya, Pak!(7)
Supir : Seratus dua puluh, Bu. Gimana, Bu? Kalau tidak mau, cari taksi lain yang mau seratus! (8)
Ibu : Ya sudah, boleh, daripada tidak ada taksi lagi. (9)

Mari Evaluasi!

Menurut kalian, apakah teks di atas sudah termasuk ke dalam negosiasi yang baik? Struktur teks di atas termasuk ke dalam bentuk negosiasi yang muncul akibat tawar-menawar. Teks negosiasi tawar-menawar biasanya memiliki bagian orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, penutup. Namun, karena tawar-menawar di atas berkaitan dengan jasa, bagian pembelian dan penutup tidak disertakan. Berikut adalah penjabaran struktur teks tersebut.
Bagian orientasi terdapat pada tuturan No. 1 – 2, bagian permintaan ada pada tuturan No. 3, bagian pemenuhan ada pada No. 4, bagian penawaran pada No. 5 – 8, dan persetujuan pada No. 9.
Pada bagian orientasi (1), seorang ibu menanyakan penggunaan argo pada supir yang dijawab oleh supir bahwa ia tidak menggunakan argo. Ini merupakan bentuk inisiasi akan terjadinya tawar-menawar. Dalam bagian ini, terdapat kalimat interogativa/kalimat tanya. Bentuk kalimat interogativa juga terdapat pada tuturan No. 2, 4, 6, dan 8. Banyaknya kalimat interogativa menunjukkan bahwa jenis kalimat ini adalah jenis dan ciri yang dominan dalam teks negosiasi setelah persuasi. Selain kalimat interogativa, ciri negosiasi yang lain adalah adanya bentuk persuasif: suatu jenis teks yang sangat dibutuhkan dalam bernegosiasi . Dalam teks di atas, jenis kalimat ini muncul pada tuturan No. 5 dan 7. Ciri yang lain adalah kalimat argumentasi pada tuturan No. 8, sayangnya argumentasi yang diberikan tidak dengan menggunakan bahasa santun.

CATATAN:
Untuk mengevaluasi teks negosiasi perhatikanlah latar belakang/alasan terjadinya negosiasi, apakah karena konflik atau tawar-menawar? Setiap jenis negosiasi akan menghasilkan struktur yang berbeda. Setelah itu, analisislah ciri-ciri kebahasaannya, seperti penggunaan persuasi, interogativa, ataupun argumentasi.

Wednesday, 15 April 2015

Menyusun Abstraksi Teks Negosiasi Berdasarkan Struktur Teks Tersebut



Siswa mampu menyusun abstraksi teks negosiasi berdasarkan struktur teks tersebut.
Pada materi kali ini, kita akan melanjutkan materi tentang teks negosiasi, yaitu mengabstraksi teks negosiasi berdasarkan strukturnya.

Langkah Mengabstraksi Teks Negosiasi
Mengabstraksi atau meringkas adalah menyusun kembali sebuah teks menjadi lebih singkat tanpa menghilangkan inti teks tersebut. Setiap teks memiliki bentuk inti yang berbeda, misalnya, dalam sebuah teks berbentuk paragraf, inti teks tersebut ada pada gagasan utamanya. Bentuk seperti itu biasanya akan lebih mudah untuk diringkas. Sementara itu, teks negosiasi lazimnya berbentuk dialog yang penyimpulannya tidak semudah seperti menyimpulkan paragraf. Kita perlu melakukan beberapa langkah awal, seperti mencari inti permasalahan lalu mengubah dialog tersebut ke dalam bentuk kalimat deklaratif.
Contoh:
Budi : Saya minta harganya turun ya, Bang! Saya beli banyak.
Penjual : Ya sudah, untuk Bapak boleh lah.
Perubahan: Budi meminta penurunan harga dengan alasan membeli banyak. Alasan ini diterima oleh pihak penjual dan sepakat untuk menurunkan harga sesuai keinginan Budi.
Selain itu, karena negosiasi bertujuan untuk menyelesaikan masalah, jangan lupa untuk ikut menyertakan penjelasan bagaimana masalah dapat terselesaikan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kita akan menyusun kembali inti berdasarkan urutan struktur. Agar lebih jelasnya, marilah kita amati contoh negosiasi singkat berikut!
Perhatikan
Perundingan Hooge Veluwe
(dialog dengan penggubahan tanpa mengubah sejarah asli)
14-24 April 1946, Hooge Velue, Belanda
Clark Kerr : Pihak Belanda harus segera bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan
sengketa. Kami tidak ingin kejadian yang dialami Jenderal Mallaby di Surabaya terulang.(1)
Soewandi : Kami selalu siap. Mr. Sjahrir sudah berulang kali menyampaikan usul kepada Tuan Van
Mook. Usulan tersebut adalah kami ingin menjadi negara yang berdaulat atas Jawa, Madura, dan Sumatera, serta ditambah daerah-daerah bekas jajahan Sekutu.(2)
Van Mook : Pihak Belanda menolak usulan itu. Kami menginginkan Indonesia menjadi
gemeenebest, suatu negara persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda. Hal ini berdasarkan perjanjian Civil Affairs Agreement dengan Inggris bahwa Sekutu akan mengembalikan Indonesia ke dalam pangkuan Belanda.(3)
Clark Kerr : Tolong jangan sangkut pautkan Inggris. CAA bukan berarti melegitimasi kekuasaan
Belanda di Hindia Belanda. CAA muncul untuk mengembalikan kondisi keamanan. (4)
Soedarsono : Bagaimana dengan janji Ratu Wilhelmina yang menyatakan bahwa Indonesia akan dimerdekakan setelah perang?(5)
Van Mook : ya merdeka tapi sebagai persemakmuran, bukan vrij-staat. Dan kami hanya mengakui Jawa dan Madura secara de facto dan dikurangi oleh daerah yang diduduki sekutu.(6)
Soewandi : Maaf, tetapi itu usulan lama Anda Tuan Van Mook. Usulan itu sudah lama kami tolak.
. Anda telah mengabaikan perjanjian yang sebelumnya telah disepakati dengan Mr. Sjahrir (7)
Van Mook : Dengan berat hati saya harus katakan bahwa usulan yang saya kemukakan adalah rancangan saya sendiri. Mengenai perjanjian internasional, kabinet Belanda ternyata menolak hal tersebut. Belanda adalah negara pemegang kedaulatan Indonesia.(8)
Mari Mengabstraksi!
  1. Menganalisis Permasalahan dan Menyusunnya Kembali Menjadi Bentuk Deklaratif Teks negosiasi di atas terdiri atas tiga bagian: pembuka ^ isi ^ penutup. Bagian pembuka ditandai oleh tuturan No. 1, isi di tuturan No. 2 – 6, dan bagian penutup di tuturan No. 7 dan 8. Masing-masing bagian akan kita analisis untuk dicari inti permasalahannya. Hal ini dilakukan agar abstraksi yang kita buat tetap mampu menunjukkan alur negosiasi. Mari kita perhatikan! Pada bagian pembuka terdapat tuturan penengah dari Inggris, Clark Kerr. Tuturan tersebut berisi permintaan untuk segera melakukan perundingan agar peristiwa 10 November 45 yang menewaskan Jenderal Mallaby tidak terulang. Pada bagian isi terdapat beberapa usulan yang ditawarkan, baik dari pihak Indonesia maupun Belanda. Pihak Indonesia meminta kedaulatan atas Jawa, Madura, Sumatera, dan daerah-daerah bekas pendudukan Sekutu. Pihak Indonesia juga menolak pembentukan negara serikat/federasi (gemeenebest) di bawah Belanda. Usul ditolak belanda karena pihak Belanda menawarkan kedaulatan atas Jawa dan Madura dan dikurangi oleh daerah yang telah diduduki sekutu, tetapi dalam bentuk federasi bukan negara merdeka. Bagian penutup menunjukkan bahwa perundingan mengalami kegagalan karena Belanda tidak menghiraukan perundingan sebelumnya. Bahkan, Belanda tidak mau mengadakan perjanjian internasional dengan Indonesia karena Belanda masih merasa sebagai pemegang kedaulatan. Dengan demikian, perundingan mengalami kegagalan.
  2. Menyusun Inti Permasalahan yang Didapat Sesuai dengan Urutan Struktur Teks Negosiasi Inti-inti permasalahan yang telah kita temukan tadi harus kita susun berdasarkan struktur pembuka ^ isi ^ penutup. Dalam perundingan Hooge Velue, Inggris meminta Belanda dan Indonesia untuk segera melakukan perundingan. Pihak Indonesia meminta kedaulatan atas Jawa, Madura, Sumatera, dan daerah-daerah bekas pendudukan Sekutu, serta menolak pembentukan negara serikat/federasi (gemeenebest) di bawah Belanda.Usul ini ditolak Pihak Belanda. Perundingan mengalami kegagalan karena Belanda tidak menghiraukan perundingan sebelumnya dan tidak mau mengadakan perjanjian internasional dengan Indonesia
Poin Penting
Terdapat beberapa langkah dalam mengabstraksi teks negosiasi.
1. Mencari inti permasalahan dalam setiap bagian struktur teks negosiasi
2. Mengubah dialog negosiasi menjadi kalimat deklaratif
3. Menyusun kembali inti permasalahan yang telah diubah sesuai dengan urutan struktur.

Mengonversi/ Mengubah Teks Negosiasi ke Dalam Bentuk Monolog Berdasarkan Kaidah Teks Monolog


Siswa mampu mengonversi/mengubah teks negosiasi ke dalam bentuk monolog berdasarkan kaidah teks monolog

Pada pembelajaran kali ini, kita akan mengubah teks negosiasi ke dalam bentuk teks monolog berdasarkan kaidah teks yang telah kita pelajari pada materi sebelumnya. Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog sama saja seperti mengubah naskah drama ke dalam bentuk prosa. Pada dasarnya terdapat unsur-unsur intrinsik yang sama antara drama dan monolog, seperti tema, amanat, alur, latar, dan penokohan. Namun, ada satu unsur yang tidak dimiliki oleh drama tetapi dimiliki prosa. Unsur yang dimaksud adalah sudut pandang. Unsur inilah yang perlu kita tambahkan ke dalam bentuk monolog. Selain hal di atas, kita juga perlu mengubah susunan dialog pada teks negosiasi menjadi teks naratif.
Berikut adalah penjabaran langkah-langkah konversi teks negosiasi ke dalam monolog.
1. Mengubah teks dialog menjadi teks naratif
Naratif berarti cerita. Berbeda dengan dialog yang menekankan alur pada lakuan dan percakapan antarpartisipan, pada naratif alur dijelaskan dengan penceritaan. Teks ini menyampaikan suatu peristiwa dengan kata-kata, termasuk dalam menggambarkan keadaan peristiwa tersebut. Kadang kala, penceritaan kisah disampaikan dengan menambahkan unsur-unsur keindahan di dalamnya. Naratif memiliki unsur-unsur penting yang wajib hadir, yaitu alur, karakter, dan sudut pandang.

2. Menambah unsur sudut pandang
Sudut pandang dalam prosa adalah unsur yang sangat penting. Dengan unsur inilah, pengarang mengambil posisi bercerita. Unsur ini terbagi menjadi tiga macam: sudut pandang pertama (pengarang ikut ke dalam cerita), sudut pandang ketiga(pengarang tidak ikut ke dalam cerita), dan sudut pandang campuran. Sudut pandang pertama terbagi ke dalam dua hal: pertama pelaku utama (pengarang menjadi tokoh utama) dan pertama pelaku sampingan (pengarang menjadi pelaku sampingan. Unsur ini menekankan pronomina persona kata aku atau saya. Sudut pandang ketiga terbagi ke dalam dua macam: ketiga serbatahu (pengarang ibarat tuhan) dan ketiga pengamat/terbatas (pengarang sebagai pengamat). Unsur ini menekankan pronomina persona ketiga, yaitu penggunaan kata dia, ia, atau penyebutan nama tokoh.

Perhatikan!

/>Perundingan Linggarjati
(Dengan penambahan tanpa mengubah sejarah asli)
11 November 1946, Desa Linggarjati, Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Perundingan siap dilakukan antara pihak Indonesia yang diwakili Sutan Syahrir, Soekarno, dan Hatta dan Belanda yang diwakili Komisi Jenderal dengan ketua Schemerhorn. Penengah perundingan adalah Inggris yang diwakili oleh Lord Killearn.
Killearn : Seperti yang Saudara-Saudara ketahui bahwa ini adalah lanjutan dari perundingan
yang kesekian kalinya mengalami kegagalan. Terakhir kita bertemu di Hooge Veluwe dan kata sepakat belum didapat. Kondisi keamanan semakin tidak stabil. Gencatan senjata pun mengalami kegagalan.
Schemerhorn : Tuan Killearn, Kami telah mengajukan 17 pasal untuk pihak Indonesia.
Syahrir : Tuan Schemerhorn, kami telah mempelajari pasal-pasal tersebut. Ada banyak pasal
yang sensitif. ingin merdeka sepenuhnya. Pada pasal 1 kami ingin kekuasaan de facto atas Jawa, Madura, dan Sumatera. Kemudian, lihat pasal 8! Pucuk persekutuan Belanda-Indonesia adalah Ratu Belanda? Kami tidak bisa terima itu. Masalah perwakilan Indonesia di luar negeri juga harus diterima agar dunia internasional mengakui kedaulatan Indonesia.

Schemerhorn : Masalah perwakilan Indonesia di luar negeri adalah hal yang pelik.Kami belum dapat
menerima usul itu.
Syahrir : Jika demikian halnya, kami pun tak mampu menerima usul 17 pasal tersebut.
Perundingan berlangsung alot selama 9 jam. Kedua pihak memutuskan mengakhiri perundingan pada hari pertama. Namun, malam harinya, delegasi Belanda diundang oleh Soekarno.

Soekarno :Saya menerima sepenuhnya 17 pasal yang diusulkan. Dengan syarat, kata vrijheid
(merdeka) diganti dengan kata souvereiniteit(kedaulatan). Dengan kata lain saya ingin menyatakan bahwa Indonesia Serikat kelak akan menjadi negara berdaulat.
Schemerhorn : Baiklah, kami setuju.Dengan demikian, kita akan bentuk badan kerja sama Indonesia-
Belanda. Kalian dapatkan kekuasaan de facto atas Jawa, Sumatera, dan Madura, dan bekas jajahan sekutu dalam bentuk negara federasi.

Sementara itu, di tempat tertutup

Syahrir : Pak, mengapa Anda sepakat? Mohon jangan gegabah. Tujuan kita adalah untuk mendapat pengakuan kedaulatan sebanyak-banyaknya dari dunia internasional.

Soekarno :Tidak usah khawatir. Kita akan dapatkan itu. Schemerhorn setuju untuk memasukkan
pasal mengenai arbitrase. Ini berarti sekarang kita dan Belanda sederajat.

Mari konversi!

Angin bertiup sejuk di desa Linggarjati, Cilimus. Komisi Jenderal Belanda dan Indonesia siap berunding. Belanda diwakili oleh Schemerhorn, sedangkan Indonesia oleh Syahrir. Inggris yang diwakili oleh Lord Killearn menjadi penengah perundingan. Kilearn terus mendesak Belanda agar mampu menghasilkan perundingan dengan Indonesia agar kondisi keamanan kembali pulih. Dalam hal ini, Belanda mengajukan 17 pasal yang ditolak oleh delegasi Indonesia. Syahrir mengatakan ada banyak pasal yang sensitif dan tidak dapat diterima oleh Indonesia. Hal terutama adalah pasal mengenai bentuk negara federasi dan perwakilan Indonesia di luar negeri. Perundingan berlangsung alot selama 9 jam. Kedua pihak tampak lelah dan memutuskan mengakhiri perundingan pada hari pertama. Namun, malam harinya, delegasi belanda diundang oleh Soekarno. Dalam pertemuan tersebut, Soekarno mengatakan siap menerima keseluruhan pasal dengan syarat penggantian kata vrijheid (merdeka) diganti dengan kata souvereiniteit (kedaulatan). Hal ini dilakukan karena Soekarno menginginkan agar nantinya Indonesia Serikat dapat berdaulat secara penuh. Syahrir yang mengetahui ini, awalnya marah dengan keputusan Soekarno karena pasal perwakilan Indonesia di luar negeri belum dibahas namun bisa menerima karena soekarno juga ternyata menambahkan pasal arbitrase yang membuktikan bahwa Indonesia dan Belanda sederajat.

Poin Penting

Dua langkah dalam mengubah teks negosiasi ke dalam monolog:
1. Mengubah dialog negosiasi menjadi bentuk naratif.
2. Menambahkan unsur sudut pandang.</div>