Monday, 7 August 2023

Mengidentifikasi Struktur Teks cerita sejarah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer

Mengidentifikasi Struktur Teks cerita sejarah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer


Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing bagian dalam struktur teks cerita sejarah:


1. Pengenalan Situasi Cerita:

Bagian ini memperkenalkan latar belakang cerita, tokoh-tokoh utama, dan suasana pada masa tersebut. Di sini, pembaca diperkenalkan dengan informasi dasar yang diperlukan untuk memahami konteks cerita.


2. Pengungkapan Peristiwa:

Bagian ini menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kronologis tertentu. Peristiwa-peristiwa ini bisa melibatkan perkembangan sosial, politik, budaya, atau faktor-faktor lain yang relevan dengan cerita sejarah.


3. Menuju Konflik:

Pada titik ini, tegangan mulai terbangun dan konflik muncul. Konflik bisa bersifat antara individu, kelompok, atau bahkan konflik internal tokoh utama. Situasi semakin memanas dan arah cerita menjadi lebih jelas.


4. Puncak Konflik:

Ini adalah titik tertinggi dari konflik dalam cerita. Konflik mencapai intensitasnya yang maksimal, dan tokoh-tokoh dihadapkan pada situasi yang kritis. Keputusan besar diambil dan memiliki dampak besar pada perkembangan cerita.


5. Penyelesaian:

Setelah mencapai puncak konflik, cerita mulai mereda menuju resolusi. Konflik utama diselesaikan, dan akibat-akibat dari keputusan yang diambil pada puncak konflik mulai tampak. Pembaca mendapatkan pemahaman tentang bagaimana segala sesuatu berakhir.


6. Koda:

Bagian ini memberikan penutup untuk cerita. Bisa berupa pandangan terakhir tentang nasib tokoh-tokoh utama, dampak jangka panjang dari peristiwa cerita, atau pesan moral yang bisa diambil dari cerita tersebut.


Dalam konteks cerita sejarah, struktur ini membantu mengatur narasi untuk memastikan bahwa pembaca atau pendengar memahami dengan baik bagaimana peristiwa-peristiwa sejarah saling terkait dan bagaimana dampaknya berkembang dari waktu ke waktu.



Untuk lebih meningkatkan pemahamanmu terhadap struktur novel sejarah, analisislah dengan memanfaatkan kutipan novel Mangir karya Pramoedya Ananta Toer berikut ini.


Mangir





Karya Pramoedya Ananta Toer


Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matari. Dengan cepat ia naik dari kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi.


1. Abad Keenam Belas Masehi


Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak- ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila.


Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di haluan menggelembung membikin lunas menerjang serong gunung-gunung air itu-serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti kaki-kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan.


Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada Damarsewu, menegur. "Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda." Dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. "Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang."


"Allah Dewa Batara!" sahut Sang Patih. "Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan brandal!"


"Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka."


"Bagaimana Bupati Jepara?"


"Tewas enggan menyerah Paduka," Patragading mengangkat sembah. "Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang."


"Begitulah kata warta," Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada Boris. "Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya."


"Disambar petirlah dia!" Boris meraung, seakan batu-batu itu bagian dari dirinya sendiri. "Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan, Dikutuk dia oleh Batara Kala!" Tiba-tiba suaranya turun mengiba-iba: "Apa lagi artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari. Tak perlu dicari!" Meraung.


la lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan dengannya melangkahi pagar papan kayu. Dari balik pagar orang berseru-seru, "Lari dari asrama! Lari!"


Mula-mula pertikaian berkisar pada kelakuan Trenggono yang begitu sampai hati membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang polos terhadap peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyatakan sikap menentang usaha Portugis yang sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan membentuk utusan untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi di Pajajaran tak punya sangkut paut dengan Demak dan musafir.


Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, mereka menganggap, sudah tak ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan untuk mengusir Portugis dan dengan demikian terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri Islam pertama-tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan Islam.


Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannya terhadap abang-kandungnya.


Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin terhadap keselamatan wanita tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia berada di tengah-tengah pasukan kuda kebanggaannya, baik dalam latihan, sodor, maupun ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka yang digantungkan pada sepotong kayu. Ia sendiri ikut dalam latihan-latihan ini.


Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, "Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!" Dan para perwira pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing-masing.


"Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat-ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian." Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian-kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah. Nama barunya: Wirabumi. Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal-kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai.



Mari kita analisis cerita "Mangir" dengan menggunakan struktur teks cerita sejarah yang terdiri atas pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik, penyelesaian, dan koda:


1. Pengenalan Situasi Cerita:

Cerita dimulai dengan deskripsi suasana malam di bawah bulan purnama di Pulau Jawa. Pembaca diperkenalkan pada latar belakang waktu dan suasana yang tenang, terang, dan damai. Ini menciptakan latar belakang dan suasana awal cerita.


2. Pengungkapan Peristiwa:

Cerita mengungkapkan situasi laut Jawa yang gelisah di bawah bulan purnama. Kapal peronda pantai meluncur dengan cepat melalui ombak-ombak yang membesar. Ada percakapan antara Sang Patih dan Patragading yang mengungkapkan peristiwa penting seperti serangan Balatentara Demak ke Jepara. Ini adalah awal dari peristiwa-peristiwa yang akan mempengaruhi cerita.


3. Menuju Konflik:

Konflik mulai berkembang ketika serangan Balatentara Demak ke Jepara diungkapkan. Ada pertanda kekacauan dan ancaman perang. Jepara diserang dan dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Konflik muncul karena ketidakpastian dan perbedaan pandangan antara kelompok yang terlibat.


4. Puncak Konflik:

Puncak konflik dalam potongan cerita ini adalah ketika Sang Patih mengetahui bahwa Balatentara Demak telah memasuki Jepara dan menyalahi aturan perang. Sang Patih merasa marah dan mengutuk tindakan brutal ini sebagai "aturan brandal." Ini menciptakan ketegangan yang signifikan dan menunjukkan eskalasi konflik yang mungkin akan berdampak besar pada jalan cerita.


5. Penyelesaian:

Penyelesaian dalam potongan cerita ini belum dijelaskan. Namun, bisa diasumsikan bahwa konflik antara Balatentara Demak dan Jepara akan mengarah pada tindakan dan keputusan yang akan menentukan bagaimana konflik ini akan diselesaikan. Penyelesaian ini mungkin akan melibatkan pertempuran atau perundingan di kemudian hari.


6. Koda:

Potongan cerita ini tidak mencapai koda, sehingga tidak ada informasi tambahan atau penutupan yang diberikan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang nasib tokoh-tokoh utama atau dampak jangka panjang dari peristiwa yang telah terjadi.


Dalam analisis ini, kita melihat bagaimana potongan cerita "Mangir" mengikuti struktur teks cerita sejarah yang terdiri atas pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik, dan membentuk dasar bagi penyelesaian dan koda yang mungkin ada dalam cerita keseluruhannya.

Sunday, 6 August 2023

berikut adalah 30 kumpulan soal pilihan ganda mengenai tonggeret beserta pilihan jawaban

Bacalah teks berikut ini dengan cermat!



Tonggeret


Tonggeret (Cicadidae) merupakan serangga yang memiliki suara paling nyaring. Terdapat lebih dari 2.000 jenis tonggeret yang hidup di dunia. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang berbeda.


Tonggeret mampu menghasilkan suara nyaring lantaran memiliki tymbal yang terdapat dalam perut. Organ itu berupa membran yang dilengkapi dengan otot-otot penggerak. Ketika otot-otot itu digerakkan, membran akan bergetar. Getaran itulah yang menghasilkan suara. Suara itu dapat semakin keras karena perut tonggeret memiliki rongga udara yang berfungsi seperti amplifier. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.


Hanya tonggeret jantan yang bersuara nyaring. Mereka mengeluarkan suara begitu keras untuk menarik perhatian tonggeret betina. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik. Tonggeret tidak dapat kawin dengan jenis yang berbeda. Selain untuk menarik perhatian betina, suara nyaring tersebut pun berguna untuk melindungi mereka dari serangan burung yang akan memangsanya.


Tonggeret dewasa hidup di pepohonan hanya selama 2 - 4 pekan. Beberapa hari setelah kawin, mereka akan mati. Beberapa spesies, bahkan cuma bertahan 3-4 hari. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. Namun setelah menetas, nimfa yang dihasilkan jatuh ke tanah. Mereka lalu menggali lubang sedalam 30-50 cm dan hidup dalam tanah selama 2-3 tahun. Namun, ada juga jenis tonggeret di Amerika Serikat yang dapat hidup di dalam tanah hingga 17 tahun. Tonggeret menyukai temperatur hangat, 24-30°C untuk tumbuh optimal. Pada kondisi itu, nimfa akan keluar dari tanah dan tumbuh menjadi dewasa.


Tonggeret termasuk jenis hewan herbivora. Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret menghisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.


Petani kerap memanfaatkan suara keras tonggeret sebagai pertanda kemarau akan datang. Bunyi tonggeret ramai terdengar di penghujung musim hujan alias saat cuaca mulai panas. Saat tonggeret banyak bersuara, petani akan bersiap untuk bertanam palawija, seperti: jagung dan kacang, karena musim kemarau akan segera datang. Sayangnya, perubahan iklim menyebabkan suara tonggeret tidak lagi teratur sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai tanda musim kemarau akan datang. Meskipun begitu, tonggeret masih memiliki manfaat lain, yakni dijadikan santapan dengan cara digoreng atau dibakar.


Berdasarkan teks laporan hasil observasi tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


berikut adalah 30 kumpulan soal pilihan ganda mengenai tonggeret beserta pilihan jawaban, dan pembahasannya:


Soal 1: Apa yang membuat tonggeret mampu menghasilkan suara nyaring?

A. Telinga khusus yang peka terhadap getaran.

B. Sayap yang bergetar dengan cepat.

C. Organ tymbal dalam perut.

D. Mulut yang besar dan kuat.

E. Kaki yang panjang dan fleksibel.


Jawaban: C

Pembahasan: Tonggeret menghasilkan suara nyaring melalui organ khusus yang disebut tymbal, yang terdapat dalam perut. Organ ini memiliki membran dan otot-otot penggerak yang saat digerakkan akan menghasilkan getaran, yang akhirnya menghasilkan suara nyaring.


Soal 2: Apa tujuan suara nyaring yang dihasilkan oleh tonggeret jantan?

A. Untuk mengusir predator.

B. Untuk menyuarakan rasa lapar.

C. Untuk menarik perhatian betina.

D. Untuk berkomunikasi dengan tonggeret lain.

E. Untuk memberi tahu tentang cuaca.


Jawaban: C

Pembahasan: Suara nyaring yang dihasilkan oleh tonggeret jantan bertujuan untuk menarik perhatian tonggeret betina selama musim kawin. Suara ini adalah cara komunikasi antara jantan dan betina.


Soal 3: Apa yang membedakan suara tonggeret jantan dan betina?

A. Intensitas suara.

B. Warna tubuh.

C. Ukuran tubuh.

D. Bentuk sayap.

E. Tanda di kepala.


Jawaban: A

Pembahasan:Suara tonggeret jantan lebih nyaring dibandingkan dengan betina. Hal ini terkait dengan tujuan mereka dalam menarik perhatian betina selama musim kawin.


Soal 4: Mengapa suara tonggeret bermanfaat untuk petani?

A. Suara mereka dapat mengusir hama tanaman.

B. Suara mereka memberi tahu tentang datangnya gempa bumi.

C. Suara mereka menjadi tanda musim kemarau.

D. Suara mereka membantu dalam pertanian organik.

E. Suara mereka mempengaruhi pola hujan.


Jawaban: C

Pembahasan:Suara tonggeret telah digunakan oleh petani sebagai pertanda musim kemarau akan datang. Namun, perubahan iklim telah membuat suara ini kurang dapat diandalkan sebagai petunjuk cuaca.


Soal 5: Apa yang menjadi pakan utama tonggeret dewasa?

A. Serangga kecil.

B. Bunga dan nektar.

C. Daun dan batang tanaman.

D. Akar tanaman.

E. Buah-buahan.


Jawaban: C

Pembahasan: Tonggeret dewasa adalah hewan herbivora yang mengisap sari makanan dari batang tanaman menggunakan mulut seperti jarum.


Soal 6: Berapa jumlah jenis tonggeret yang hidup di dunia?

A. Lebih dari 1.000 jenis.

B. Sekitar 500 jenis.

C. Lebih dari 5.000 jenis.

D. Sekitar 2.000 jenis.

E. Kurang dari 100 jenis.


Jawaban: D

Pembahasan:Terdapat lebih dari 2.000 jenis tonggeret yang hidup di dunia.


Soal 7: Apa yang dimaksud dengan tymbal pada tonggeret?

A. Sayap lipat yang melindungi tubuh.

B. Struktur khusus di kepala.

C. Organ penghasil kelenjar beracun.

D. Organ penghasil suara nyaring.

E. Ekor panjang untuk berayun.


Jawaban: D

Pembahasan: Tymbal adalah organ dalam perut tonggeret yang menghasilkan suara nyaring ketika otot-otot penggeraknya bergetar.


Soal 8: Mengapa hanya tonggeret jantan yang bersuara nyaring?

A. Suara mereka digunakan untuk melindungi diri.

B. Suara mereka membantu dalam berburu.

C. Suara mereka menarik perhatian burung.

D. Suara mereka untuk menarik perhatian betina.

E. Suara mereka adalah bentuk komunikasi sosial.


Jawaban: D

Pembahasan:Tonggeret jantan mengeluarkan suara nyaring untuk menarik perhatian betina selama musim kawin.


Soal 9: Apa fungsi rongga udara dalam perut tonggeret?

A. Tempat menyimpan makanan.

B. Tempat bersembunyi dari predator.

C. Tempat untuk menghasilkan suara.

D. Tempat bertelur.

E. Tempat mengatur suhu tubuh.


Jawaban: C

Pembahasan: Rongga udara dalam perut tonggeret berfungsi sebagai amplifier yang memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.


Soal 10: Mengapa beberapa jenis tonggeret mampu hidup di dalam tanah selama beberapa tahun?

A. Mereka mencari makan di dalam tanah.

B. Mereka bersifat herbivora.

C. Mereka memiliki organ khusus untuk menggali.

D. Mereka sedang menghindari cuaca buruk.

E. Proses pertumbuhan mereka lambat.


Jawaban: E

Pembahasan: Beberapa jenis tonggeret memiliki fase nimfa yang hidup di dalam tanah selama beberapa tahun sebelum muncul sebagai dewasa.


Soal 11: Apa yang menjadi tujuan utama suara nyaring yang dihasilkan oleh tonggeret jantan?

A. Berkomunikasi dengan tonggeret betina.

B. Menarik perhatian predator.

C. Mengusir serangga lain dari wilayahnya.

D. Mengumumkan waktu makan.

E. Memanggil burung pemangsa.


Jawaban: A

Pembahasan:Suara nyaring yang dihasilkan oleh tonggeret jantan bertujuan untuk berkomunikasi dengan tonggeret betina selama musim kawin.


Soal 12: Mengapa suara tonggeret digunakan sebagai petanda musim kemarau oleh petani?

A. Suara tersebut digunakan untuk mengusir hama tanaman.

B. Suara tersebut menjadi tanda cuaca panas.

C. Suara tersebut memberi petunjuk tentang gempa bumi.

D. Suara tersebut menandakan waktu berburu.

E. Suara tersebut menandakan waktu beristirahat.


Jawaban: B

Pembahasan:Suara tonggeret telah digunakan oleh petani sebagai pertanda musim kemarau akan datang karena suara ini sering terdengar di penghujung musim hujan alias saat cuaca mulai panas.


Soal 13: Apa peran tymbal dalam menghasilkan suara pada tonggeret?

A. Mengeluarkan kelenjar beracun.

B. Mengatur suhu tubuh.

C. Menghasilkan getaran pada sayap.

D. Menghasilkan getaran pada perut.

E. Menghasilkan bau yang menarik.


Jawaban: D

Pembahasan: Tymbal adalah organ dalam perut tonggeret yang menghasilkan suara nyaring melalui getaran yang dihasilkan oleh otot-otot penggerak.


Soal 14: Mengapa suara tonggeret tidak lagi dapat diandalkan sebagai tanda musim kemarau?

A. Burung sering meniru suara tonggeret.

B. Tonggeret tidak lagi memiliki tymbal.

C. Suara tonggeret terlalu lemah.

D. Suara tonggeret telah berubah akibat perubahan iklim.

E. Suara tonggeret hanya terdengar saat hujan.


Jawaban: D

Pembahasan: Perubahan iklim telah mempengaruhi pola suara tonggeret sehingga suara ini kurang dapat diandalkan sebagai petunjuk cuaca.


Soal 15: Apa yang menjadi pakan utama bagi tonggeret dewasa?

A. Serangga kecil.

B. Nektar bunga.

C. Daun dan batang tanaman.

D. Buah-buahan.

E. Akar tanaman.


Jawaban: C

Pembahasan: Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang tanaman menggunakan mulut seperti jarum.


Soal 16: Berapa lama tonggeret dewasa umumnya hidup di pepohonan?

A. 1-2 minggu.

B. 3-4 minggu.

C. 2-3 bulan.

D. 6-7 bulan.

E. 1 tahun.


Jawaban: B

Pembahasan:Tonggeret dewasa umumnya hidup di pepohonan selama 2-4 minggu.


Soal 17: Mengapa hanya tonggeret jantan yang bersuara nyaring?

A. Mereka ingin mengusir predator.

B. Mereka sedang mencari makanan.

C. Suara mereka digunakan untuk komunikasi antarjantan.

D. Suara mereka bertujuan menarik perhatian burung pemangsa.

E. Suara mereka digunakan untuk menarik perhatian betina.


Jawaban: E

Pembahasan:Tonggeret jantan menghasilkan suara nyaring untuk menarik perhatian tonggeret betina selama musim kawin.


Soal 18: Apa yang membedakan suara dari setiap jenis tonggeret?

A. Warna tubuh.

B. Ukuran tubuh.

C. Bentuk sayap.

D. Suara yang unik.

E. Pola bintik di tubuh.


Jawaban: D

Pembahasan: Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik.


Soal 19: Apa tujuan dari rongga udara dalam perut tonggeret?

A. Menyimpan makanan.

B. Memperkuat sayap.

C. Menghasilkan suara.

D. Tempat bersembunyi.

E. Mengatur suhu tubuh.


Jawaban: C

Pembahasan: Rongga udara dalam perut tonggeret berfungsi sebagai amplifier yang memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.


Soal 20: Apa yang menjadi makanan utama bagi tonggeret saat masih dalam bentuk nimfa?

A. Serangga kecil.

B. Nektar bunga.

C. Daun dan batang tanaman.

D. Buah-buahan.

E. Akar tanaman.


Jawaban: E

Pembahasan:Saat masih dalam bentuk nimfa, tonggeret mengandalkan cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.


Soal 21: Apa yang menjadikan suara tonggeret penting bagi petani?

A. Suara tonggeret dapat membunuh hama tanaman.

B. Suara tonggeret membantu mengusir burung.

C. Suara tonggeret adalah pertanda datangnya musim kawin.

D. Suara tonggeret dapat memprediksi cuaca hujan.

E. Suara tonggeret dapat membantu petani dalam menentukan waktu tanam.


Jawaban: E

Pembahasan: Suara tonggeret telah digunakan oleh petani sebagai pertanda waktu yang tepat untuk menanam palawija, seperti jagung dan kacang.


Soal 22: Apa yang membedakan suara tonggeret jantan dan betina?

A. Intensitas suara.

B. Warna tubuh.

C. Ukuran tubuh.

D. Bentuk sayap.

E. Pola bintik di tubuh.


Jawaban: A

Pembahasan: Suara tonggeret jantan lebih nyaring dibandingkan dengan betina. Hal ini terkait dengan tujuan mereka dalam menarik perhatian betina selama musim kawin.


Soal 23: Apa yang dimaksud dengan organ tymbal pada tonggeret?

A. Organ penghasil cairan beracun.

B. Struktur di kepala untuk berburu.

C. Organ untuk mendengar suara.

D. Organ penghasil suara nyaring.

E. Struktur di tubuh untuk berkomunikasi.


Jawaban: D

Pembahasan: Organ tymbal adalah organ dalam perut tonggeret yang menghasilkan suara nyaring melalui getaran yang dihasilkan oleh otot-otot penggerak.


Soal 24: Mengapa suara tonggeret tidak lagi efektif sebagai petanda musim kemarau?

A. Suara mereka telah berubah menjadi lebih lemah.

B. Burung sering meniru suara tonggeret.

C. Perubahan iklim mempengaruhi pola suara mereka.

D. Suara mereka hanya terdengar saat hujan.

E. Suara mereka tidak terdengar oleh petani.


Jawaban: C

Pembahasan: Perubahan iklim telah mempengaruhi pola suara tonggeret sehingga suara ini kurang dapat diandalkan sebagai petunjuk cuaca.


Soal 25: Apa yang menjadi pakan utama bagi tonggeret dewasa?

A. Serangga kecil.

B. Nektar bunga.

C. Daun dan batang tanaman.

D. Buah-buahan.

E. Akar tanaman.


Jawaban: C

Pembahasan: Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang tanaman menggunakan mulut seperti jarum.


Soal 26: Berapa lama tonggeret dewasa umumnya hidup di pepohonan?

A. 1-2 minggu.

B. 3-4 minggu.

C. 2-3 bulan.

D. 6-7 bulan.

E. 1 tahun.


Jawaban: B

Pembahasan:Tonggeret dewasa umumnya hidup di pepohonan selama 2-4 minggu.


Soal 27: Mengapa hanya tonggeret jantan yang bersuara nyaring?

A. Mereka ingin mengusir predator.

B. Mereka sedang mencari makanan.

C. Suara mereka digunakan untuk komunikasi antarjantan.

D. Suara mereka bertujuan menarik perhatian burung pemangsa.

E. Suara mereka digunakan untuk menarik perhatian betina.


Jawaban: E

Pembahasan: Tonggeret jantan menghasilkan suara nyaring untuk menarik perhatian tonggeret betina selama musim kawin.


Soal 28: Apa yang membedakan suara dari setiap jenis tonggeret?

A. Warna tubuh.

B. Ukuran tubuh.

C. Bentuk sayap.

D. Suara yang unik.

E. Pola bintik di tubuh.


Jawaban: D

Pembahasan: Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik.


Soal 29: Apa tujuan dari rongga udara dalam perut tonggeret?

A. Menyimpan makanan.

B. Memperkuat sayap.

C. Menghasilkan suara.

D. Tempat bersembunyi.

E. Mengatur suhu tubuh.


Jawaban: C

Pembahasan: Rongga udara dalam perut tonggeret berfungsi sebagai amplifier yang memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.


Soal 30: Apa yang menjadi makanan utama bagi tonggeret saat masih dalam bentuk nimfa?

A. Serangga kecil.

B. Nektar bunga.

C. Daun dan batang tanaman.

D. Buah-buahan.

E. Akar tanaman.


Jawaban: E

Pembahasan: Saat masih dalam bentuk nimfa, tonggeret mengandalkan cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.


Semoga soal-soal di atas bermanfaat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin pembahasan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya!

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata

 


Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata


Definisi Umum:

Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan tentang perjalanan perjuangan sekelompok anak-anak miskin di desa Gantong, Belitong, untuk meraih pendidikan yang lebih baik. Dalam ceritanya, buku ini membawa pesan inspiratif mengenai tekad, persahabatan, dan semangat dalam menghadapi tantangan kehidupan.


Deskripsi Bagian:


1. Pengenalan Karakter dan Latar Belakang:

   Novel ini dimulai dengan memperkenalkan pembaca pada karakter-karakter utama, termasuk Ikal, Lintang, Mahar, Harun, A Kiong, dan Sahara. Melalui narasi, pembaca diberi gambaran tentang kehidupan mereka di desa Gantong yang sederhana dan kondisi sosial-ekonomi mereka yang minim. Penulis menguraikan lingkungan di sekitar mereka serta kerumitan perasaan dan dinamika hubungan antarkarakter.


2. Perjuangan dalam Pendidikan dan Pertumbuhan Karakter:

   Setiap perbab dalam novel ini menyoroti berbagai rintangan dan tantangan yang dihadapi oleh Laskar Pelangi dalam mengejar pendidikan di SD Muhammadiyah yang terancam ditutup. Bagian-bagian ini menguraikan beragam situasi yang menggambarkan usaha keras mereka untuk tetap bersekolah, termasuk usaha mengumpulkan dana dan mengatasi hambatan dari berbagai pihak. Penulis menggambarkan perubahan dalam karakter mereka seiring dengan pertumbuhan, penemuan identitas diri, serta semangat untuk meraih impian meskipun dalam kondisi yang sulit.


Deskripsi Manfaat:


1. Pentingnya Pendidikan dan Tekad:

   Melalui perjalanan pendidikan para karakter, novel ini menunjukkan bagaimana pendidikan memiliki peran besar dalam mengubah nasib dan memberi harapan baru. Buku ini memberikan pelajaran tentang pentingnya memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan dan meraih keberhasilan meskipun dari latar belakang yang sulit.


2. Dampak Guru dan Hubungan Antara Manusia:

   Penekanan diberikan pada hubungan istimewa antara guru, terutama Bu Mus, dengan murid-muridnya. Cerita ini membuktikan bagaimana seorang guru yang peduli dan inspiratif memiliki potensi untuk mengubah arah hidup siswa. Hubungan manusia yang mendalam dan berdampak positif menjadi salah satu nilai utama dalam novel ini.


3. Nilai Persahabatan dan Keberanian:

   Melalui interaksi antaranggota Laskar Pelangi, pembaca diajak untuk mengamati perkembangan hubungan persahabatan yang kuat. Konflik dan dukungan di antara mereka menggambarkan bagaimana nilai-nilai persahabatan dan keberanian dapat mengatasi segala rintangan. Hal ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya memiliki teman sejati dan berani dalam menghadapi masalah.


Kesimpulan:


Dengan mendetailkan setiap perbab dalam novel, kita dapat memahami lebih dalam tentang perjuangan anak-anak Laskar Pelangi dalam mendapatkan pendidikan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Novel ini memberikan gambaran komprehensif tentang tekad, persahabatan, dan semangat dalam menghadapi tantangan, memberikan pembaca pesan yang menginspirasi dan mengangkat semangat manusia dalam mengatasi kesulitan.

30 soal pilihan ganda yang dibuat berdasarkan teks tentang kunang-kunang beserta dengan pilihan jawaban dan pembahasan:

Bacalah teks berikut ini dengan cermat!



Kunang-Kunang 


Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.


Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.


Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.


Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang bertekstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2 Cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.


Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.


Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.


Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.


(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)


Soal berikut ini adalah 30 soal pilihan ganda yang dibuat berdasarkan teks tentang kunang-kunang beserta dengan pilihan jawaban dan pembahasan:


Soal 1: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar di malam hari?

A. Sinar ultraviolet

B. Sinar inframerah

C. Sinar dingin

D. Sinar matahari

E. Sinar laser


Jawaban: C. Sinar dingin


Pembahasan: Pada teks dijelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan cahaya yang jelas terlihat di malam hari melalui "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 2: Di mana kunang-kunang umumnya ditemukan?

A. Gurun pasir

B. Gunung berapi

C. Daerah perkotaan

D. Rawat rawa

E. Kutub utara


Jawaban: D. Rawa-rawa


Pembahasan: Teks mengatakan bahwa kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan.


---


Soal 3: Berapa jumlah telur kunang-kunang yang biasanya diletakkan dalam satu tempat bertelur?

A. 10-50 butir

B. 50-100 butir

C. 100-500 butir

D. 500-1000 butir

E. Lebih dari 1000 butir


Jawaban: C. 100-500 butir


Pembahasan:Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang bertelur pada hari gelap dan meletakkan telur-telurnya, yang bisa berjumlah antara 100 hingga 500 butir, di berbagai tempat seperti tanah, ranting, rumput, dan daun-daunan.


---


Soal 4: Apa tujuan kunang-kunang betina memancarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk mencari makanan

B. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

C. Untuk menarik pasangan

D. Untuk berburu mangsa

E. Untuk mengusir serangga lain


Jawaban: C. Untuk menarik pasangan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang betina menggunakan cahaya yang dipancarkan saat berkelap-kelip untuk menarik pejantan dan pasangan.


---


Soal 5: Apa peran kunang-kunang sebagai bioindikator?

A. Membantu dalam proses penyerbukan

B. Menjadi pembasmi hama alami

C. Memberi peringatan kepada pemangsa

D. Menilai kebersihan dan kealamian suatu daerah

E. Menghasilkan cahaya ultraviolet


Jawaban: D. Menilai kebersihan dan kealamian suatu daerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang berfungsi sebagai penanda kesehatan ekosistem (bioindikator) yang membantu manusia menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar.


---


Soal 6: Apa yang menjadi makanan utama kunang-kunang?

A. Nectar bunga

B. Ikan dan plankton

C. Serangga dan cacing

D. Daging burung

E. Tumbuhan berdaun lebar


Jawaban: C. Serangga dan cacing


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa makanan kunang-kunang meliputi cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing.


---


Soal 7: Bagaimana kunang-kunang menghasilkan cahaya?

A. Dari sinar ultraviolet

B. Dari panas tubuhnya

C. Dari reaksi kimia dalam tubuhnya

D. Dari panas matahari

E. Dari sinar inframerah


Jawaban: C. Dari reaksi kimia dalam tubuhnya


Pembahasan: Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam teks, cahaya kunang-kunang dihasilkan melalui reaksi kimia yang dikenal sebagai bioluminesensi.


---


Soal 8: Apa yang menjadi peran cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang?

A. Memikat mangsa

B. Mengusir pemangsa

C. Menyediakan panas bagi kunang-kunang

D. Memancing hujan

E. Mencairkan salju di sekitarnya


Jawaban: B. Mengusir pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 9: Apa peran kunang-kunang dalam penyerbukan?

A. Menjaga tanah tetap subur

B. Membantu pertumbuhan tumbuhan air

C. Menghasilkan madu

D. Membantu penyerbukan tumbuhan

E. Membantu menghasilkan oksigen


Jawaban: D. Membantu penyerbukan tumbuhan


Pembahasan: Teks tidak secara langsung membahas tentang peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini tidak benar-benar sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 10: Di mana kunang-kunang umumnya tidak ditemukan?

A. Rawa-rawa

B. Hutan bakau

C. Ranting pohon

D. Daerah yang banyak pepohonan

E. Gurun pasir


Jawaban: E. Gurun pasir


Pembahasan: Teks mengatakan bahwa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah dengan banyak pepohonan, bukan di gurun pasir.


---


Soal 11: Apa yang dilakukan kunang-kunang betina setelah pejantan mendekat saat ia berkelap-kelip?

A. Ia menghindar dan bersembunyi

B. Ia terbang menjauh dari pejantan

C. Ia memeriksa kondisi pejantan terlebih dahulu

D. Ia memangsa pejantan

E. Ia merangkul pejantan


Jawaban: D. Ia memangsa pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa setelah pejantan mendekat saat kunang-kunang betina berkelap-kelip, sang betina memangsanya.


---


Soal 12: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar terlihat?

A. Cahaya matahari

B. Panas tubuhnya

C. Cahaya bulan

D. Sinar ultraviolet

E. Bioluminesensi


Jawaban: E. Bioluminesensi


Pembahasan: Meskipun istilah "bioluminesensi" tidak disebutkan secara langsung dalam teks, itu adalah proses yang menjelaskan mengapa kunang-kunang mengeluarkan cahaya.


---


Soal 13: Apa manfaat dari kemampuan kunang-kunang berkelap-kelip bagi betina?

A. Menarik perhatian manusia

B. Mengusir serangga lain

C. Melindungi diri dari pemangsa

D. Menarik perhatian pejantan

E. Memangsa mangsa lebih mudah


Jawaban: D. Menarik perhatian pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang betina menggunakan cahaya berkelap-kelip untuk menarik perhatian pejantan.


---


Soal 14: Bagaimana kunang-kunang memperingatkan pemangsa potensial?

A. Melolong seperti serigala

B. Mengeluarkan bau tak sedap

C. Berteriak keras

D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa

E. Mengeluarkan racun dari tubuhnya


Jawaban: D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa mereka tidak enak dimakan.


---


Soal 15: Apa yang membuat kunang-kunang berbeda dari serangga lainnya?

A. Warna terang dan mencolok

B. Kemampuan terbang cepat

C. Kemampuan berbicara dengan manusia

D. Kemampuan melihat di malam hari

E. Cahaya yang dihasilkan


Jawaban: E. Cahaya yang dihasilkan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa yang membedakan kunang-kunang adalah kemampuannya menghasilkan cahaya.


---


Soal 16: Bagaimana kunang-kunang membantu dalam proses penyerbukan?

A. Mencium bunga untuk menarik serangga lain

B. Menjaga tanah tetap subur

C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

D. Menciptakan angin yang membantu penyerbukan

E. Menyebarkan spora tumbuhan


Jawaban: C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara langsung membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini tidak sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 17: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus menyebutkan bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 18: Mengapa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab?

A. Karena suka berendam di air

B. Karena lebih mudah bersembunyi dari pemangsa

C. Karena cahaya lebih terlihat di tempat lembab

D. Karena banyak mangsa di daerah lembab

E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Jawaban: E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang ditemukan di tempat lembab seperti rawa-rawa dan hutan bakau, karena tempat-tempat tersebut cocok untuk meletakkan telur dan perkembangan kunang-kunang.


---


Soal 19: Apa yang dimaksud dengan "sinar dingin" yang dihasilkan oleh kunang-kunang?

A. Sinar matahari di pagi hari

B. Sinar inframerah

C. Sinar ultraviolet

D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah

E. Sinar sinar-X


Jawaban: D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 20: Apa tujuan kunang-kunang mengeluarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk berburu mangsa

B. Untuk menghangatkan tubuhnya

C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

D. Untuk menunjukkan kecantikannya

E. Untuk memancing ikan


Jawaban: C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 21: Apa yang dilakukan kunang-kunang betina setelah pejantan mendekat saat ia berkelap-kelip?

A. Ia menghindar dan bersembunyi

B. Ia terbang menjauh dari pejantan

C. Ia memeriksa kondisi pejantan terlebih dahulu

D. Ia memangsa pejantan

E. Ia merangkul pejantan


Jawaban: D. Ia memangsa pejantan


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa setelah pejantan mendekat saat kunang-kunang betina berkelap-kelip, sang betina memangsanya.


---


Soal 22: Apa yang membuat kunang-kunang bersinar terlihat?

A. Cahaya matahari

B. Panas tubuhnya

C. Cahaya bulan

D. Sinar ultraviolet

E. Bioluminesensi


Jawaban: E. Bioluminesensi


Pembahasan: Meskipun istilah "bioluminesensi" tidak disebutkan secara langsung dalam teks, itu adalah proses yang menjelaskan mengapa kunang-kunang mengeluarkan cahaya.


---


Soal 23: Bagaimana kunang-kunang memperingatkan pemangsa potensial?

A. Melolong seperti serigala

B. Mengeluarkan bau tak sedap

C. Berteriak keras

D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa

E. Mengeluarkan racun dari tubuhnya


Jawaban: D. Mengeluarkan cahaya yang tidak disukai pemangsa


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa mereka tidak enak dimakan.


---


Soal 24: Apa peran kunang-kunang dalam penyerbukan?

A. Menjaga tanah tetap subur

B. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

C. Menyebarkan spora tumbuhan

D. Menghasilkan madu

E. Menarik perhatian pemangsa


Jawaban: B. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 25: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 26: Mengapa kunang-kunang umumnya ditemukan di daerah lembab?

A. Karena suka berendam di air

B. Karena lebih mudah bersembunyi dari pemangsa

C. Karena cahaya lebih terlihat di tempat lembab

D. Karena banyak mangsa di daerah lembab

E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur


Jawaban: E. Karena kondisi lembab mendukung perkembangan telur**


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang ditemukan di tempat lembab seperti rawa-rawa dan hutan bakau, karena tempat-tempat tersebut cocok untuk meletakkan telur dan perkembangan kunang-kunang.


---


Soal 27: Apa yang dimaksud dengan "sinar dingin" yang dihasilkan oleh kunang-kunang?

A. Sinar matahari di pagi hari

B. Sinar inframerah

C. Sinar ultraviolet

D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah

E. Sinar sinar-X


Jawaban: D. Cahaya yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah


Pembahasan: Teks menjelaskan bahwa kunang-kunang menghasilkan "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet atau inframerah.


---


Soal 28: Apa tujuan kunang-kunang mengeluarkan cahaya saat berkelap-kelip?

A. Untuk berburu mangsa

B. Untuk menghangatkan tubuhnya

C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa

D. Untuk menunjukkan kecantikannya

E. Untuk memancing ikan


Jawaban: C. Untuk memberi peringatan kepada pemangsa


Pembahasan:Teks menjelaskan bahwa cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang digunakan sebagai peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan.


---


Soal 29: Bagaimana kunang-kunang membantu dalam proses penyerbukan?

A. Mencium bunga untuk menarik serangga lain

B. Menjaga tanah tetap subur

C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari

D. Menciptakan angin yang membantu penyerbukan

E. Menyebarkan spora tumbuhan


Jawaban: C. Membantu penyerbukan tumbuhan dengan membawa serbuk sari


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas peran kunang-kunang dalam penyerbukan, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


---


Soal 30: Bagaimana kunang-kunang membantu petani?

A. Dengan menciptakan naungan di ladang

B. Dengan memberi tahu kapan waktu tanam yang tepat

C. Dengan membawa pupuk alami

D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman

E. Dengan menjaga hama tetap dalam kendali


Jawaban: D. Dengan membantu dalam proses penyerbukan tanaman


Pembahasan: Teks tidak secara khusus membahas bagaimana kunang-kunang membantu petani, tetapi opsi ini lebih sesuai dengan informasi yang diberikan dalam teks.


Saturday, 5 August 2023

Contoh teks laporan hasil observasi kota Sleman

Teks laporan hasil observasi adalah jenis teks yang berisi informasi yang diperoleh melalui pengamatan sistematis terhadap suatu fenomena atau objek. Tujuan dari teks ini adalah untuk menyajikan data yang telah dikumpulkan selama observasi dan menganalisisnya dengan cara yang sistematis dan obyektif. Laporan hasil observasi dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti penelitian ilmiah, studi lapangan, analisis sosial, atau evaluasi kinerja suatu proses atau objek.



struktur teks laporan hasil observasi yang terdiri dari definisi umum, deskripsi-deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat:


Definisi Umum: Definisi umum adalah bagian pembuka dalam laporan hasil observasi. Di sini, penulis memberikan gambaran umum tentang topik yang akan diamati dan dijelaskan dalam laporan. Definisi umum ini berfungsi untuk memberikan latar belakang kepada pembaca mengenai apa yang akan dibahas dalam laporan observasi. Dalam definisi umum, penulis dapat menjelaskan tujuan observasi, mengidentifikasi fenomena atau objek yang diamati, dan memberikan konteks mengenai mengapa observasi tersebut dilakukan.


Deskripsi-Deskripsi Bagian: Bagian ini merupakan inti dari laporan hasil observasi. Di sini, penulis akan memberikan detail tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati selama proses observasi. Setiap bagian atau aspek ini akan dijelaskan secara terperinci, menyajikan data yang dikumpulkan selama observasi. Deskripsi-deskripsi ini harus objektif, jelas, dan rinci agar pembaca dapat memahami dengan baik apa yang telah diamati oleh penulis.


Misalnya, jika observasi dilakukan terhadap suatu lingkungan alam, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup detail mengenai flora dan fauna yang ada, kondisi cuaca, morfologi tanah, dan sebagainya. Jika observasi dilakukan pada manusia atau perilaku sosial, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup perilaku, interaksi, ekspresi, dan sejenisnya.


Deskripsi Manfaat: Setelah memberikan deskripsi rinci tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati, bagian terakhir dari laporan hasil observasi adalah deskripsi manfaat. Di sini, penulis menjelaskan mengapa observasi ini memiliki nilai atau relevansi penting. Deskripsi ini dapat merujuk pada tujuan awal observasi dan menguraikan bagaimana temuan dari observasi dapat memberikan wawasan baru, informasi bermanfaat, atau kontribusi terhadap pengetahuan atau praktik di bidang yang terkait.


Deskripsi manfaat juga bisa merujuk pada potensi implikasi praktis dari hasil observasi, seperti dalam pengambilan keputusan, perencanaan, atau perbaikan proses. Bagian ini seharusnya memperkuat alasan mengapa observasi ini bernilai dan relevan untuk dibahas.


Dengan mengikuti struktur ini, teks laporan hasil observasi akan menjadi lebih terorganisir, informatif, dan memungkinkan pembaca untuk memahami secara menyeluruh apa yang telah diamati dan apa implikasinya.



Berikut contoh teks laporan hasil observasi:


Teks Laporan Hasil Observasi: Kota Sleman, Yogyakarta




1. Definisi Umum:

Kota Sleman merupakan salah satu wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Dikenal dengan keindahan alamnya dan keberagaman budayanya, Kota Sleman memiliki perpaduan antara kemajuan perkotaan dan pesona alam yang menarik. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam tentang aspek-aspek yang membangun identitas kota ini, mulai dari lingkungan fisik, kehidupan masyarakat, hingga aspek budaya yang melekat di dalamnya.


2. Deskripsi Bagian:

a. Lingkungan Fisik:Dalam observasi ini, berbagai aspek lingkungan fisik Kota Sleman diamati. Ditemukan bahwa kota ini memiliki iklim tropis dengan cuaca yang cenderung hangat sepanjang tahun. Keberagaman topografi terlihat dari dataran rendah hingga pegunungan, mempengaruhi pola penanaman dan pemanfaatan lahan. Selain itu, sungai-sungai seperti Kali Gajahwong dan Kali Code memainkan peran penting dalam tata air dan kehidupan masyarakat.


b. Kehidupan Masyarakat: Observasi juga melibatkan pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Sleman. Terlihat bahwa masyarakat memiliki semangat gotong royong yang kuat, terlihat dari kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dan mengadakan kegiatan sosial bersama. Kehidupan pedesaan dan perkotaan berdampingan, dengan masyarakat yang menjaga tradisi sambil tetap mengadopsi inovasi modern.


c. Aspek Budaya: Aspek budaya sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Kota Sleman. Observasi menunjukkan bahwa seni dan budaya lokal seperti tari-tarian tradisional dan pertunjukan seni daerah tetap dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi. Pameran kerajinan tangan lokal dan festival budaya menjadi wadah bagi masyarakat untuk merayakan warisan budaya mereka.


3. Deskripsi Manfaat:

Observasi ini memberikan wawasan mendalam tentang keunikan dan kekayaan Kota Sleman. Hasil pengamatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program pelestarian lingkungan, mempromosikan pariwisata berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal. Informasi dari observasi ini juga dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dan memperkuat identitas kota dalam konteks nasional dan internasional.


Dengan demikian, observasi ini bukan hanya memberikan gambaran lebih mendalam tentang Kota Sleman, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan pelestarian kota ini dalam jangka panjang.



Bahasa yang Digunakan dalam Laporan Hasil Observasi


Bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi umumnya bersifat ilmiah. Ini karena laporan hasil observasi merupakan bagian dari komunikasi ilmiah yang digunakan untuk menyampaikan temuan, data, dan informasi yang diperoleh dari observasi atau penelitian tertentu. Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari bahasa sehari-hari atau bahasa populer. Beberapa ciri bahasa ilmiah yang umumnya ditemukan dalam laporan hasil observasi meliputi:

berikut adalah penjelasan lengkap tentang ciri-ciri bahasa ilmiah dalam teks laporan hasil observasi beserta contoh-contohnya:


Ketepatan dan Kehati-hatian: Bahasa ilmiah menggunakan kata-kata yang tepat dan hati-hati untuk menghindari ambiguitas atau interpretasi yang salah. Kata-kata digunakan dengan cermat untuk menjelaskan konsep atau temuan secara akurat.

Contoh: "Peningkatan suhu rata-rata global sebesar 1 derajat Celsius selama dua dekade terakhir telah menghasilkan perubahan signifikan dalam pola cuaca di seluruh dunia."


Objektivitas: Bahasa ilmiah cenderung netral dan tidak emosional. Penyampaian informasi didasarkan pada data dan fakta yang dapat diverifikasi.

Contoh: "Data analisis menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat polusi udara dan prevalensi masalah pernapasan pada populasi yang diteliti."


Jelas dan Terstruktur: Bahasa ilmiah memprioritaskan kejelasan dan struktur. Kalimat-kalimat cenderung lebih panjang dan kompleks, namun tetap teratur untuk memastikan informasi disampaikan dengan baik.

Contoh: "Hasil uji coba menunjukkan bahwa kelompok yang terpapar cahaya intensitas tinggi selama periode waktu yang lebih lama mengalami peningkatan produksi hormon melatonin yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol."


Kekhususan Istilah: Bahasa ilmiah menggunakan istilah-istilah teknis dan spesifik yang memiliki arti khusus dalam konteks ilmiah tertentu. Ini membantu menghindari kebingungan dan memastikan pemahaman yang akurat.

Contoh: "Klorofill-a merupakan pigmen fotosintesis utama pada tanaman dan alga yang berperan dalam menyerap energi cahaya untuk menghasilkan glukosa."


Referensi dan Sumber: Laporan hasil observasi dalam bahasa ilmiah sering mengandung referensi ke penelitian sebelumnya atau sumber-sumber yang mendukung temuan yang dijelaskan dalam laporan.

Contoh: "Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Smith et al. (2018), yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara signifikan mempengaruhi tingkat stres."


Satuan dan Pengukuran: Keterangan data dan hasil observasi dilengkapi dengan satuan pengukuran yang jelas untuk menghindari kerancuan.

Contoh: "Kecepatan reaksi kimia ini meningkat seiring peningkatan konsentrasi zat pengkatalis."


Tidak Mengandung Argumen Pribadi: Bahasa ilmiah berbasis pada fakta dan bukti yang dapat diuji, bukan pada opini atau argumen pribadi.

Contoh: "Meskipun beberapa penelitian mendukung hipotesis X, analisis kami tidak menghasilkan bukti yang cukup kuat untuk mendukung kesimpulan tersebut."


Netralitas dan Kehati-hatian dalam Pernyataan: Bahasa ilmiah mencerminkan netralitas dalam pernyataan dan menghindari overgeneralisasi atau klaim yang tidak dapat dibuktikan sepenuhnya.

Contoh: "Terdapat kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil ini, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut."


Dengan memahami dan menerapkan ciri-ciri bahasa ilmiah ini, laporan hasil observasi Anda akan lebih tepat, jelas, dan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca yang berkepentingan dalam bidang yang sama.



Monday, 31 July 2023

Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

 Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara


Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini. Maklum sebagai sang Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan bidadari.


"Mirip cerita Jaka Tarub saja," gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri sendiri. "Lagi pula, setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan."


Lebih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu. Namun, merata di seluruh negara, menyebabkan Prabu Airlangga dan Patih Narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada Empu Barada untuk meredam sepak terjang wanita menakutkan itu. Empu Barada benar-benar sakti. Empu itu menebas pelepah daun keluwih yang melayang terbang ketika dibacakan japa mantra. Beralaskan pelepah daun itulah Empu Barada terbang membubung ke langit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit. Empu Barada melihat, ampak-ampak pedhut itu memang sangat luas dan menelan luas negara dari ujung ke ujung. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara yang datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikit pun.


"Hanya sebuah dongeng," gumam Gajah Mada untuk diri sendiri. Kabut tebal itu memang mengurangi jarak pandang dan mengganggu siapa pun untuk mengetahui keadaan di sekitarnya. Ketika sebelumnya siapa pun tak sempat memikirkan, itulah saatnya siapa pun mendadak merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa. Pada wilayah yang kabutnya benar-benar tebal, untuk mengenali benda-benda di sekitarnya harus dengan meraba-raba.


Akan tetapi, tidak demikian dengan anjing yang menggonggong sahut- sahutan ramai sekali. Apa yang dilakukan anjing itu laporannya akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gajah Enggon yang meminta izin untuk bertemu segera melepas warastra, sanderan dengan ciri-ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang sama melalui isyarat khusus pula. Dari jawaban anak panah itu Gajah Enggon dan Gagak Bongol mengetahui di mana Gajah Mada berada. Gagak Bongol dan Enggon segera melaporkan temuannya.


"Ditemukan mayat lagi, Kakang Gajah," Gajah Enggon melaporkan. Gajah Mada memandangi wajah samar-samar di depannya. "Mayat siapa?"


"Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah menancap tepat di tenggorokannya. Tak ada jejak perkelahian apa pun, sasaran menjadi korban tanpa menyadari arah bidikan anak panah tertuju kepadanya."


Gajah Mada merasa tak nyaman memperoleh laporan itu. Orang yang. mampu melepas anak panah dengan sasaran sulit pastilah orang yang sangat menguasai sifat gendewa dan anak panahnya. Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Adakah prajurit Bhayangkara yang terlibat?"


"Dan kami temukan mayat kedua," Gagak Bongol menambahkan. "Pelaku pembunuhan menggunakan anak panah itu mati dipatuk ular.


Mayatnya dicabik-cabik beberapa ekor anjing. Pembunuh yang terbunuh ini, menyisakan jejak rasa kecewa di hati kita, Kakang. Aku tahu, Kakang Gajah pasti kecewa mengetahui siapa dia?"


Gajah Mada menengadah memandang langit. Namun, tak ada apa pun yang tampak kecuali warna pedhut yang makin menghitam legam.


"Bhayangkara?"


"Ya," jawab Gagak Bongol. "Siapa?" lanjut Gajah Mada.


Gagak Bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Patih Daha Gajah Mada untuk menemukan sendiri jawabnya. Nama pembunuh yang mati dipatuk ular itu tentu berada di barisan yang tersisa dari nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya. Nama-nama itu adalah Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Gajah Enggon, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Panji Saprang yang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti mati dibunuh Gajah Mada di terowongan bawah tanah ketika pontang-panting menyelamatkan Sri Jayanegara. Bhayangkara Risang Panjer Lawang gugur di Mojoagung, dibunuh dengan cara licik oleh pengkhianat kaki tangan Ra Kuti. Selanjutnya, Mahisa Kingkin terbunuh oleh Gagak Bongol sebagai korban fitnah di Hangawiyat. Terakhir, Singa Parepen atau Bango Lumayang yang berkhianat mati dibunuhnya di Bedander ketika kamanungsan sebagai pengkhianat.


(Sumber: Gajah Mada Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara karya Langit Kresna Hariadi, halaman 109-111).


Setelah membaca kutipan novel tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.


1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat?


Jawab:


Latar waktu cerita dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" tidak secara eksplisit disebutkan dalam kutipan tersebut. Namun, dengan referensi tokoh dan peristiwa sejarah yang disebutkan, serta lokasi cerita yang berpusat di Kerajaan Majapahit, dapat disimpulkan bahwa latar waktu cerita ini berada pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.


Sejarah Kerajaan Majapahit mencakup periode dari awal pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) pada tahun 1293 hingga akhir pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun 1389. Pada masa ini, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di wilayah Nusantara.


Meskipun kutipan tersebut tidak memberikan tanggal atau periode waktu yang spesifik, namun dengan referensi pada tokoh-tokoh sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kerajaan Majapahit, latar waktu cerita dapat diasumsikan berada pada masa tersebut, yaitu sekitar abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.



2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?


Jawab:


Dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, latar tempat cerita dibuat di Kerajaan Majapahit. Beberapa tempat yang disebutkan dalam kutipan tersebut adalah:


(1)Kerajaan Majapahit: Merupakan pusat cerita dan tempat di mana sebagian besar peristiwa terjadi. Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan bersejarah yang berlokasi di Pulau Jawa, Indonesia, pada abad ke-13 hingga ke-15.


(2)Mojoagung: Merupakan tempat di mana salah satu pembunuh ditemukan mati karena dipatuk ular dan dicabik-cabik anjing. Mojoagung adalah sebuah kota di Jawa Timur, Indonesia.


(3) Bedander: Tempat di mana salah satu prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan menjadi pembunuh akhirnya mati karena tindakannya. Lokasi Bedander dalam konteks sejarah tidak secara jelas diidentifikasi, namun dapat dikaitkan dengan wilayah Majapahit.


Kerajaan Majapahit dan beberapa tempat di dalamnya adalah latar tempat di mana peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut berlangsung. Latar ini mengacu pada periode sejarah Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Sri Jayanegara.



3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, beberapa peristiwa yang dikisahkan dalam cerita antara lain:


(1) Kabut Tebal dan Bidadari: Kabut tebal yang disebabkan oleh para bidadari turun dari kayangan melalui pelangi. Kabut ini membuat wajah cantik para bidadari tersembunyi agar tidak dipergoki manusia. Namun, Gajah Mada meragukan kebenaran cerita tersebut dan menganggapnya sebagai dongeng.


(2)Calon Arang dan Kabut Tebal: Peristiwa di mana penyihir bernama Calon Arang marah dan menyebabkan kabut tebal dengan menebar tenung. Kabut ini menyebabkan penyakit menyebar di seluruh negara, dan Prabu Airlangga dan Patih Narottama meminta bantuan Empu Barada untuk mengatasi masalah tersebut.


(3)Temuan Mayat: Gajah Mada menerima laporan tentang temuan dua mayat prajurit. Mayat pertama adalah Klabang Gendis, yang tewas akibat ditusuk anak panah tepat di tenggorokannya. Mayat kedua adalah seorang pembunuh yang tewas karena dipatuk ular dan dicabik-cabik oleh anjing.


(4) Investigasi dan Penyelidikan: Gajah Mada, Gagak Bongol, dan Gajah Enggon melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pembunuh-pembunuh tersebut. Mereka mencurigai prajurit Bhayangkara karena keahlian anak panah dan kecakapan khususnya.


(5)Penyebutan Nama-nama Prajurit Bhayangkara: Dalam kutipan tersebut disebutkan beberapa nama prajurit Bhayangkara, yaitu Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Mereka adalah prajurit yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan beberapa di antaranya telah terlibat dalam kasus pembunuhan.


Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa cerita "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" menyoroti peristiwa kehidupan Gajah Mada, investigasi atas pembunuhan, dan konflik di lingkungan kerajaan Majapahit.


4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi, berikut adalah beberapa tokoh yang terlibat dalam penceritaan:


(1)Gajah Mada: Merupakan tokoh utama dan pahlawan dalam cerita. Dia adalah Patih Daha di Kerajaan Majapahit, yang dikenal karena ambisinya untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.


(2) Gajah Enggon dan Gagak Bongol: Merupakan dua senopati di bawah pimpinan Gajah Mada yang membantu dalam investigasi pembunuhan yang terjadi di dalam cerita.


(3)Patih Daha: Sebutan lain untuk Gajah Mada, yang menandakan bahwa dia adalah pejabat tinggi di Kerajaan Majapahit.


(4)Bhayangkara: Merupakan kelompok pasukan elit di Kerajaan Majapahit yang dilatih untuk keahlian khusus seperti memanah.


(5) Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol: Nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan terlibat dalam investigasi pembunuhan.


(6) Panji Saprang dan Bhayangkara Risang Panjer Lawang: Dua prajurit Bhayangkara yang telah berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatan mereka.


(7) Mahisa Kingkin: Prajurit Bhayangkara lainnya yang juga akhirnya terbunuh karena fitnah.


(8) Singa Parepen atau Bango Lumayang: Prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatannya.


Dari kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa novel ini menggambarkan konflik, pengkhianatan, dan investigasi yang melibatkan Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara di Kerajaan Majapahit.



5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, tidak terdapat indikasi atau penanda eksplisit yang secara jelas menyebutkan bahwa novel tersebut tergolong sebagai "novel sejarah." Namun, ada beberapa elemen yang menunjukkan bahwa cerita ini memiliki latar sejarah dan mengandung referensi dari masa lalu:


(1)Penggunaan nama-nama tokoh bersejarah: Dalam kutipan tersebut, terdapat penampilan beberapa tokoh bersejarah, seperti Gajah Mada, Sri Jayanegara, dan Bhayangkara Lembu Pulung, yang merupakan tokoh-tokoh nyata dalam sejarah Kerajaan Majapahit.


(2)Latar tempat bersejarah: Tempat-tempat yang disebutkan dalam cerita, seperti Kerajaan Majapahit, Mojoagung, dan Bedander, merujuk pada lokasi-lokasi yang bersejarah dan terkait dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.


(3)Referensi pada peristiwa sejarah: Novel ini mencantumkan beberapa peristiwa bersejarah, seperti pengkhianatan dan pembunuhan yang terjadi di dalam istana Kerajaan Majapahit.


Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan sebagai "novel sejarah," namun dengan adanya referensi pada tokoh-tokoh bersejarah, latar tempat bersejarah, dan peristiwa bersejarah, novel ini kemungkinan besar termasuk ke dalam genre "novel sejarah" atau "novel berlatar sejarah." Hal ini menandakan bahwa cerita menggunakan latar belakang sejarah 

dan mungkin menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta sejarah untuk menciptakan cerita naratif yang menarik.


Menentukan Hal-Hal Menarik dalam Novel Sejarah Kemelut di Majapahit (SH Mintardja)

 Menentukan Hal-Hal Menarik dalam Novel Sejarah Kemelut di Majapahit (SH Mintardja)


Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi bagikan pangkat kepada mereka. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama: Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik.


Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan kelak.


Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri yang kedua adalah Dyah Nara Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi dan yang juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni yang berarti "terkasih karena memang putri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Malayu. Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang, nama yang diberikan oleh Sang Prabu mengingat akan tugasnya menyeberang (anabrang) ke negeri Malayu. Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya yang oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi kedua istrinya yang kelima. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri. Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperisteri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari.


Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati dan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak keturunan Malayu.


Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka. Kiranya tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamangku bumi, yaitu Patih Kerajaan Mojapahit. Yang diangkat oleh Sang Prabu menjadi pembesar yang tertinggi dan paling berkuasa sesudah raja yaitu Senopati Nambi.


Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak. Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe. Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur.


"Kakangmas adipati harap Paduka tenang ." Dewi Mertorogo menghibur suaminya. "Ingatlah, Kakangmas Adipati ... sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu..." Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya. "Aku harus pergi sekarang juga!" katanya. "Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke Mojopahit sekarang juga!" Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu.


Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan suami mereka yang marah-marah itu. Pada waktu itu, sang Prabu sedang dihadap oleh para senopati dan punggawa. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil, padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang menghadap Sri Baginda. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya, namun karena Ronggo Lawe pernah menjadi tulang punggungnya di waktu beliau masih berjuang dahulu, sang Prabu mengusir ketidaksenangan hatinya dan segera menyapa Ronggo Lawe. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghanturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, "Hamba sengaja datang menghadap Paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!" Semua muka para penghadap raja menjadi pucat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo Lawe, banteng Mojopahit yang gagah perkasa dan selalu terbuka, polos dan jujur, tanpa tedeng aling-aling lagi dalam mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak pun dalam membela hal yang dianggap benar. Sang Prabu sendiri memandang dengan mata penuh perhatian, kemudian dengan suara tenang bertanya, "Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?"


"Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang paduka ambil ini sungguh-sungguh tidak tepat, tidak bijaksana dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi oleh suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai patih hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang arit bijaksana dan adil!"


Hebat bukan main ucapan Ronggo Lawe ini! Seorang adipati, tanpa dipanggil, berani datang menghadap sang Prabu dan melontarkan teguran- teguran seperti itu! Muka Patih Nambi sebentar pucat sebentar merah, kedua tangannya dikepal dan dibuka dengan jari-jari gemetar. Senopati Kebo Anabrang mukanya menjadi merah seperti udang direbus, matanya yang lebar itu seperti mengeluarkan api ketika dia mengerling ke arah Ronggo Lawe: Lembu Sora yang sudah tua itu menjadi pucat mukanya, tak mengira dia bahwa keponakannya itu akan seberani itu. Senopati-senopati Gagak Sarkoro dan Mayang Mekar juga memandang dengan mata terbelalak Pendeknya, semua senopati dan pembesar yang saat itu menghadap sang prabu dan mendengar ucapan-ucapan Ronggo Lawe, semua terkejut dan sebagian besar marah sekali, tetapi mereka tidak berani mencampuri karena mereka menghormat sang Prabu. Akan tetapi, sang Prabu Kertarajasa tetap tenang, bahkan tersenyum memandang kepada Ronggo Lawe, ponggawanya yang dia tahu amat setia kepadanya itu, lalu berkata halus, "Kakang Ronggo Lawe, tindakanku mengangkat kakang Nambi sebagai patih hamangkubumi, bukanlah merupakan tindakan ngawur belaka, melainkan telah merupakan suatu keputusan yang telah dipertimbangkan masak-masak, bahkan telah mendapatkan persetujuan dari semua paman dan kakang senopati dan semua pembantuku. Bagaimana Kakang Ronggo Lawe dapat mengatakan bahwa pengangkatan itu tidak tepat dan tidak adil?" Dengan muka merah, kumisnya yang seperti kumis Sang Gatotkaca itu bergetar, napas memburu karena desakan amarah, Ronggo Lawe berkata lantang, "Tentu saja tidak tepat! Paduka sendiri tahu siapa si Nambi itu! Paduka tentu masih ingat akan segala sepak terjang dan tindak-tanduknya dahulu! Dia seorang bodoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa..."



Untuk mengukur kemampuan mendengarkan, jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut ini.


1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?



Jawab:


Dalam kutipan novel sejarah "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja, tidak ada informasi yang secara spesifik menyebutkan kapan latar waktu cerita dibuat. Novel ini ditulis oleh S.H. Mintardja pada tahun 1975. 


Sebagai catatan, karena novel ini merupakan karya fiksi sejarah, cerita tersebut mungkin mengambil latar belakang pada masa kerajaan Majapahit di abad ke-14 atau masa sekitar itu, tetapi dengan penyesuaian dan interpretasi fiksi oleh penulis. Sebagai karya fiksi, beberapa elemen dalam cerita mungkin dibuat untuk menghidupkan suasana dan karakter dalam latar sejarah yang ditetapkan tersebut.


2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?


Jawab:


Dalam kutipan novel "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja, tidak secara spesifik disebutkan di mana latar cerita dibuat. Namun, dari konteks sejarah yang disebutkan, latar waktu cerita ini berada di Kerajaan Majapahit, yang merupakan kerajaan besar di Pulau Jawa, Indonesia pada abad ke-14.


Majapahit adalah kerajaan maritim yang berpusat di Jawa Timur dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). Kerajaan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling kuat di Nusantara, menguasai wilayah yang mencakup sebagian besar Indonesia saat ini dan wilayah-wilayah tetangga.


Jadi, dapat diasumsikan bahwa latar cerita dalam novel "Kemelut di Majapahit" berada di Kerajaan Majapahit, yaitu sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia pada masa kejayaannya di abad ke-14.



3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?


Jawab:


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang diberikan sebelumnya, cerita mengisahkan beberapa peristiwa dan intrik yang terjadi di istana Kerajaan Majapahit setelah Raja Kertarajasa Jayawardhana menikahi beberapa istri, termasuk dari luar negeri. Berikut beberapa peristiwa yang disinggung dalam kutipan tersebut:


1. Raja Kertarajasa Jayawardhana menikahi empat putri mendiang Raja Kertanegara dan juga seorang putri dari Melayu.

2. Raja Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara untuk mencegah dendam dan perebutan kekuasaan.

3. Dyah Gayatri, istri termuda Raja Kertarajasa Jayawardhana, menjadi saingan kuat dari istri lainnya, khususnya Dara Petak yang berasal dari Melayu.

4. Persaingan diam-diam terjadi di antara istri-istri Raja untuk memperebutkan cinta kasih dan perhatian sang Raja, serta untuk mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing.

5. Para senopati dan pembesar di istana, termasuk Ronggo Lawe, memiliki preferensi dan pilihan masing-masing antara Dyah Gayatri dan Dara Petak, menyebabkan perpecahan diam-diam di antara mereka.

6. Pengangkatan Nambi sebagai Patih Hamangkubumi oleh Raja Kertarajasa Jayawardhana menimbulkan kontroversi, di mana Ronggo Lawe merasa pengangkatan tersebut tidak tepat dan tidak adil, serta terpengaruh oleh bujukan Dara Petak.


Dalam keseluruhan cerita, terlihat bahwa pernikahan dan persaingan di antara istri-istri Raja menjadi pusat perhatian, dan hal ini mempengaruhi hubungan dan kesetiaan di kalangan pembesar dan senopati di Kerajaan Majapahit. Semua peristiwa ini membentuk intrik dan kompleksitas dalam istana Majapahit yang merupakan fokus utama dari novel "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja.


4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang diberikan sebelumnya, terdapat beberapa tokoh yang terlibat dalam penceritaan. Berikut adalah beberapa tokoh yang disebutkan dalam kutipan tersebut:


(1) Raja Kertarajasa Jayawardhana: Raja pertama Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Beliau merupakan tokoh sentral dalam cerita, sebagai raja yang mengalami pernikahan dengan beberapa istri dan berada di tengah persaingan di antara mereka.


(2) Dyah Gayatri: Salah satu istri Raja Kertarajasa Jayawardhana, yang merupakan putri bungsu mendiang Raja Kertanegara. Ia digambarkan cantik jelita dan mendapatkan perhatian khusus dari sang raja.


(3) Dara Petak: Istri Raja Kertarajasa Jayawardhana yang berasal dari Melayu. Ia juga digambarkan cantik dan pandai membawa diri. Dara Petak menjadi saingan kuat Dyah Gayatri di istana.


(4) Ronggo Lawe: Adipati di Tuban, salah satu senopati setia Raja Kertarajasa Jayawardhana sejak zaman Prabu Kertanegara. Ia memiliki preferensi dan mendukung Dyah Gayatri dalam persaingan istri-istri raja.


(5)Senopati Kebo Anabrang: Seorang senopati perkasa yang memimpin pasukan Pamalayu yang berhasil membawa pulang Dara Petak dan saudarinya dari tanah Melayu.


(6) Patih Nambi: Merupakan seorang patih yang diangkat sebagai patih hamangkubumi (pembesar tertinggi) oleh Raja Kertarajasa Jayawardhana. Pengangkatannya menimbulkan kontroversi, dan Ronggo Lawe merasa bahwa keputusan itu tidak tepat dan tidak adil.


Selain tokoh-tokoh di atas, kemungkinan ada tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam cerita yang tidak disebutkan dalam kutipan tersebut. Namun, dari kutipan tersebut, tokoh-tokoh di atas merupakan tokoh utama yang terlibat dalam konflik dan intrik dalam istana Majapahit.


5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang telah diberikan sebelumnya, tidak terdapat indikasi atau penanda khusus yang secara eksplisit menyebutkan bahwa novel tersebut tergolong sebagai "novel sejarah." Namun, dari isi kutipan tersebut, ada beberapa elemen yang menunjukkan bahwa cerita ini memiliki latar sejarah dan menggunakan referensi dari masa lalu:


1. Nama-nama tokoh dan tempat: Novel ini mencantumkan nama-nama tokoh seperti Raja Kertarajasa Jayawardhana, Dyah Gayatri, Dara Petak, Ronggo Lawe, Senopati Kebo Anabrang, Patih Nambi, dan lain-lain. Selain itu, ada sebutan tempat seperti Tuban dan Kerajaan Majapahit, yang mengacu pada lokasi sejarah yang nyata.


2. Rujukan pada Kerajaan Majapahit: Majapahit adalah nama sebuah kerajaan bersejarah di Indonesia pada abad ke-14. Dalam kutipan tersebut, istilah "Kerajaan Majapahit" digunakan untuk menyebut tempat di mana cerita berlangsung.


3. Rujukan pada sejarah Raja Kertarajasa Jayawardhana: Novel ini mengisahkan tentang Raja Kertarajasa Jayawardhana, yang memang merupakan sosok bersejarah sebagai raja pertama dari Kerajaan Majapahit.


Meskipun tidak secara tegas menyebutkan sebagai "novel sejarah," namun dengan adanya referensi dan penggunaan nama-nama tokoh dan tempat yang bersejarah, serta setting dalam konteks sejarah Kerajaan Majapahit, novel ini kemungkinan besar termasuk ke dalam genre "novel sejarah" atau "novel berlatar sejarah." Hal ini menandakan bahwa cerita menggunakan latar belakang sejarah dan mungkin menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta sejarah untuk menciptakan cerita naratif yang menarik.


Wednesday, 26 July 2023

"Menghadapi Ancaman Tersembunyi: Pulau-Pulau Kecil Indonesia Berjuang Melawan Gelombang Tenggelam"

"Menghadapi Ancaman Tersembunyi: Pulau-Pulau Kecil Indonesia Berjuang Melawan Gelombang Tenggelam"


*Tanggal: 26 Juli 2023*


*Oleh: www.kumpulansoalbahasa.blogspot.com


Di tengah keindahan tropis Indonesia, ada sebuah kisah tak terungkap yang mengancam pulau-pulau kecil di nusantara. Perubahan iklim, sebagai sosok tak terlihat namun kuat, menyerang dengan perlahan namun pasti. Ahli-ahli telah memperingatkan tentang gelombang mengerikan yang mendekat, kenaikan air laut yang bisa menghantam pulau-pulau kecil kita, menguburkan harta karun budaya dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai. Inilah realitas yang dihadapi Indonesia.


Bicara tentang perubahan iklim tentu tak lepas dari data yang diungkap oleh Profesor Riset dari Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ignasius Dwi Atmana Sutapa. Dengan kepakarannya, dia mengungkapkan bahwa cuaca dan iklim memiliki peran sangat penting dalam menjaga keseimbangan Bumi. Namun, akibat dari pergeseran siklus air yang terjadi, pola iklim berubah dari waktu ke waktu. Hasilnya? Musim kemarau yang terasa lebih panjang dengan curah hujan yang singkat namun intens.


Tak hanya itu, perubahan iklim juga menyebabkan pemanasan global. Bongkahan es dan gletser mencair dengan cepat, mengakibatkan kenaikan permukaan air laut yang meresahkan. Para ahli memperkirakan bahwa beberapa pulau kecil di Indonesia berada dalam ancaman nyata tenggelam karena lonjakan air laut yang tak terbendung. Wilayah-wilayah pesisir seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya juga akan menjadi sasaran empuk banjir hebat yang bisa mengancam kehidupan dan infrastruktur.


Namun, dalam kegelapan malam yang gelap, ada sinar harapan. Para ahli dan aktivis lingkungan telah bersuara, berusaha menemukan solusi untuk menyelamatkan pulau-pulau kecil kita. Salah satu upaya yang diusulkan adalah dengan meningkatkan kapasitas waduk untuk menampung kelebihan air selama musim hujan. Mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan memanfaatkan air dengan lebih bijaksana.


Tidak hanya tanggung jawab para ahli, tetapi seluruh masyarakat juga diharapkan terlibat dalam menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim. Kesadaran akan pentingnya beradaptasi dengan perubahan iklim menjadi kuncinya. Kita semua harus berkontribusi dengan melakukan langkah hemat, pengelolaan air yang bijaksana, serta memanfaatkan air dengan wajar baik secara individu, instansi, maupun industri. Mari berperan aktif dalam melindungi kekayaan alam Indonesia.


Tak hanya itu, penting bagi kita untuk menangani emisi gas rumah kaca dan menghindari pembuangan bahan berbahaya secara sembarangan. Setiap langkah kecil yang kita ambil, seperti menggunakan kendaraan ramah lingkungan atau beralih ke energi terbarukan, akan memberikan dampak besar dalam memerangi perubahan iklim.


Percayalah, perubahan iklim bukanlah bencana tak terelakkan. Dengan tekad bersama, kita bisa menghadapinya dengan kepala tegak. Pulau-pulau kecil Indonesia membutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk terus bersinar. Mari bergerak bersama menuju masa depan yang berkelanjutan, di mana pulau-pulau kecil kita tetap berdiri kokoh menghadapi ombak perubahan iklim yang datang menghantam. Saatnya bersatu dan menyelamatkan pulau-pulau kecil kita, lalu mewariskannya sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.