Saturday 5 August 2023

Contoh teks laporan hasil observasi kota Sleman

Teks laporan hasil observasi adalah jenis teks yang berisi informasi yang diperoleh melalui pengamatan sistematis terhadap suatu fenomena atau objek. Tujuan dari teks ini adalah untuk menyajikan data yang telah dikumpulkan selama observasi dan menganalisisnya dengan cara yang sistematis dan obyektif. Laporan hasil observasi dapat digunakan dalam berbagai konteks, seperti penelitian ilmiah, studi lapangan, analisis sosial, atau evaluasi kinerja suatu proses atau objek.



struktur teks laporan hasil observasi yang terdiri dari definisi umum, deskripsi-deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat:


Definisi Umum: Definisi umum adalah bagian pembuka dalam laporan hasil observasi. Di sini, penulis memberikan gambaran umum tentang topik yang akan diamati dan dijelaskan dalam laporan. Definisi umum ini berfungsi untuk memberikan latar belakang kepada pembaca mengenai apa yang akan dibahas dalam laporan observasi. Dalam definisi umum, penulis dapat menjelaskan tujuan observasi, mengidentifikasi fenomena atau objek yang diamati, dan memberikan konteks mengenai mengapa observasi tersebut dilakukan.


Deskripsi-Deskripsi Bagian: Bagian ini merupakan inti dari laporan hasil observasi. Di sini, penulis akan memberikan detail tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati selama proses observasi. Setiap bagian atau aspek ini akan dijelaskan secara terperinci, menyajikan data yang dikumpulkan selama observasi. Deskripsi-deskripsi ini harus objektif, jelas, dan rinci agar pembaca dapat memahami dengan baik apa yang telah diamati oleh penulis.


Misalnya, jika observasi dilakukan terhadap suatu lingkungan alam, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup detail mengenai flora dan fauna yang ada, kondisi cuaca, morfologi tanah, dan sebagainya. Jika observasi dilakukan pada manusia atau perilaku sosial, deskripsi-deskripsi bagian dapat mencakup perilaku, interaksi, ekspresi, dan sejenisnya.


Deskripsi Manfaat: Setelah memberikan deskripsi rinci tentang berbagai bagian atau aspek yang diamati, bagian terakhir dari laporan hasil observasi adalah deskripsi manfaat. Di sini, penulis menjelaskan mengapa observasi ini memiliki nilai atau relevansi penting. Deskripsi ini dapat merujuk pada tujuan awal observasi dan menguraikan bagaimana temuan dari observasi dapat memberikan wawasan baru, informasi bermanfaat, atau kontribusi terhadap pengetahuan atau praktik di bidang yang terkait.


Deskripsi manfaat juga bisa merujuk pada potensi implikasi praktis dari hasil observasi, seperti dalam pengambilan keputusan, perencanaan, atau perbaikan proses. Bagian ini seharusnya memperkuat alasan mengapa observasi ini bernilai dan relevan untuk dibahas.


Dengan mengikuti struktur ini, teks laporan hasil observasi akan menjadi lebih terorganisir, informatif, dan memungkinkan pembaca untuk memahami secara menyeluruh apa yang telah diamati dan apa implikasinya.



Berikut contoh teks laporan hasil observasi:


Teks Laporan Hasil Observasi: Kota Sleman, Yogyakarta




1. Definisi Umum:

Kota Sleman merupakan salah satu wilayah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Dikenal dengan keindahan alamnya dan keberagaman budayanya, Kota Sleman memiliki perpaduan antara kemajuan perkotaan dan pesona alam yang menarik. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam tentang aspek-aspek yang membangun identitas kota ini, mulai dari lingkungan fisik, kehidupan masyarakat, hingga aspek budaya yang melekat di dalamnya.


2. Deskripsi Bagian:

a. Lingkungan Fisik:Dalam observasi ini, berbagai aspek lingkungan fisik Kota Sleman diamati. Ditemukan bahwa kota ini memiliki iklim tropis dengan cuaca yang cenderung hangat sepanjang tahun. Keberagaman topografi terlihat dari dataran rendah hingga pegunungan, mempengaruhi pola penanaman dan pemanfaatan lahan. Selain itu, sungai-sungai seperti Kali Gajahwong dan Kali Code memainkan peran penting dalam tata air dan kehidupan masyarakat.


b. Kehidupan Masyarakat: Observasi juga melibatkan pengamatan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Sleman. Terlihat bahwa masyarakat memiliki semangat gotong royong yang kuat, terlihat dari kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan dan mengadakan kegiatan sosial bersama. Kehidupan pedesaan dan perkotaan berdampingan, dengan masyarakat yang menjaga tradisi sambil tetap mengadopsi inovasi modern.


c. Aspek Budaya: Aspek budaya sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di Kota Sleman. Observasi menunjukkan bahwa seni dan budaya lokal seperti tari-tarian tradisional dan pertunjukan seni daerah tetap dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi. Pameran kerajinan tangan lokal dan festival budaya menjadi wadah bagi masyarakat untuk merayakan warisan budaya mereka.


3. Deskripsi Manfaat:

Observasi ini memberikan wawasan mendalam tentang keunikan dan kekayaan Kota Sleman. Hasil pengamatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program pelestarian lingkungan, mempromosikan pariwisata berkelanjutan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal. Informasi dari observasi ini juga dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dan memperkuat identitas kota dalam konteks nasional dan internasional.


Dengan demikian, observasi ini bukan hanya memberikan gambaran lebih mendalam tentang Kota Sleman, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan pelestarian kota ini dalam jangka panjang.



Bahasa yang Digunakan dalam Laporan Hasil Observasi


Bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi umumnya bersifat ilmiah. Ini karena laporan hasil observasi merupakan bagian dari komunikasi ilmiah yang digunakan untuk menyampaikan temuan, data, dan informasi yang diperoleh dari observasi atau penelitian tertentu. Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari bahasa sehari-hari atau bahasa populer. Beberapa ciri bahasa ilmiah yang umumnya ditemukan dalam laporan hasil observasi meliputi:

berikut adalah penjelasan lengkap tentang ciri-ciri bahasa ilmiah dalam teks laporan hasil observasi beserta contoh-contohnya:


Ketepatan dan Kehati-hatian: Bahasa ilmiah menggunakan kata-kata yang tepat dan hati-hati untuk menghindari ambiguitas atau interpretasi yang salah. Kata-kata digunakan dengan cermat untuk menjelaskan konsep atau temuan secara akurat.

Contoh: "Peningkatan suhu rata-rata global sebesar 1 derajat Celsius selama dua dekade terakhir telah menghasilkan perubahan signifikan dalam pola cuaca di seluruh dunia."


Objektivitas: Bahasa ilmiah cenderung netral dan tidak emosional. Penyampaian informasi didasarkan pada data dan fakta yang dapat diverifikasi.

Contoh: "Data analisis menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat polusi udara dan prevalensi masalah pernapasan pada populasi yang diteliti."


Jelas dan Terstruktur: Bahasa ilmiah memprioritaskan kejelasan dan struktur. Kalimat-kalimat cenderung lebih panjang dan kompleks, namun tetap teratur untuk memastikan informasi disampaikan dengan baik.

Contoh: "Hasil uji coba menunjukkan bahwa kelompok yang terpapar cahaya intensitas tinggi selama periode waktu yang lebih lama mengalami peningkatan produksi hormon melatonin yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol."


Kekhususan Istilah: Bahasa ilmiah menggunakan istilah-istilah teknis dan spesifik yang memiliki arti khusus dalam konteks ilmiah tertentu. Ini membantu menghindari kebingungan dan memastikan pemahaman yang akurat.

Contoh: "Klorofill-a merupakan pigmen fotosintesis utama pada tanaman dan alga yang berperan dalam menyerap energi cahaya untuk menghasilkan glukosa."


Referensi dan Sumber: Laporan hasil observasi dalam bahasa ilmiah sering mengandung referensi ke penelitian sebelumnya atau sumber-sumber yang mendukung temuan yang dijelaskan dalam laporan.

Contoh: "Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Smith et al. (2018), yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara signifikan mempengaruhi tingkat stres."


Satuan dan Pengukuran: Keterangan data dan hasil observasi dilengkapi dengan satuan pengukuran yang jelas untuk menghindari kerancuan.

Contoh: "Kecepatan reaksi kimia ini meningkat seiring peningkatan konsentrasi zat pengkatalis."


Tidak Mengandung Argumen Pribadi: Bahasa ilmiah berbasis pada fakta dan bukti yang dapat diuji, bukan pada opini atau argumen pribadi.

Contoh: "Meskipun beberapa penelitian mendukung hipotesis X, analisis kami tidak menghasilkan bukti yang cukup kuat untuk mendukung kesimpulan tersebut."


Netralitas dan Kehati-hatian dalam Pernyataan: Bahasa ilmiah mencerminkan netralitas dalam pernyataan dan menghindari overgeneralisasi atau klaim yang tidak dapat dibuktikan sepenuhnya.

Contoh: "Terdapat kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap hasil ini, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut."


Dengan memahami dan menerapkan ciri-ciri bahasa ilmiah ini, laporan hasil observasi Anda akan lebih tepat, jelas, dan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca yang berkepentingan dalam bidang yang sama.



Monday 31 July 2023

Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

 Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara


Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini. Maklum sebagai sang Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan bidadari.


"Mirip cerita Jaka Tarub saja," gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri sendiri. "Lagi pula, setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan."


Lebih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu. Namun, merata di seluruh negara, menyebabkan Prabu Airlangga dan Patih Narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada Empu Barada untuk meredam sepak terjang wanita menakutkan itu. Empu Barada benar-benar sakti. Empu itu menebas pelepah daun keluwih yang melayang terbang ketika dibacakan japa mantra. Beralaskan pelepah daun itulah Empu Barada terbang membubung ke langit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit. Empu Barada melihat, ampak-ampak pedhut itu memang sangat luas dan menelan luas negara dari ujung ke ujung. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara yang datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikit pun.


"Hanya sebuah dongeng," gumam Gajah Mada untuk diri sendiri. Kabut tebal itu memang mengurangi jarak pandang dan mengganggu siapa pun untuk mengetahui keadaan di sekitarnya. Ketika sebelumnya siapa pun tak sempat memikirkan, itulah saatnya siapa pun mendadak merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa. Pada wilayah yang kabutnya benar-benar tebal, untuk mengenali benda-benda di sekitarnya harus dengan meraba-raba.


Akan tetapi, tidak demikian dengan anjing yang menggonggong sahut- sahutan ramai sekali. Apa yang dilakukan anjing itu laporannya akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gajah Enggon yang meminta izin untuk bertemu segera melepas warastra, sanderan dengan ciri-ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang sama melalui isyarat khusus pula. Dari jawaban anak panah itu Gajah Enggon dan Gagak Bongol mengetahui di mana Gajah Mada berada. Gagak Bongol dan Enggon segera melaporkan temuannya.


"Ditemukan mayat lagi, Kakang Gajah," Gajah Enggon melaporkan. Gajah Mada memandangi wajah samar-samar di depannya. "Mayat siapa?"


"Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah menancap tepat di tenggorokannya. Tak ada jejak perkelahian apa pun, sasaran menjadi korban tanpa menyadari arah bidikan anak panah tertuju kepadanya."


Gajah Mada merasa tak nyaman memperoleh laporan itu. Orang yang. mampu melepas anak panah dengan sasaran sulit pastilah orang yang sangat menguasai sifat gendewa dan anak panahnya. Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Adakah prajurit Bhayangkara yang terlibat?"


"Dan kami temukan mayat kedua," Gagak Bongol menambahkan. "Pelaku pembunuhan menggunakan anak panah itu mati dipatuk ular.


Mayatnya dicabik-cabik beberapa ekor anjing. Pembunuh yang terbunuh ini, menyisakan jejak rasa kecewa di hati kita, Kakang. Aku tahu, Kakang Gajah pasti kecewa mengetahui siapa dia?"


Gajah Mada menengadah memandang langit. Namun, tak ada apa pun yang tampak kecuali warna pedhut yang makin menghitam legam.


"Bhayangkara?"


"Ya," jawab Gagak Bongol. "Siapa?" lanjut Gajah Mada.


Gagak Bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Patih Daha Gajah Mada untuk menemukan sendiri jawabnya. Nama pembunuh yang mati dipatuk ular itu tentu berada di barisan yang tersisa dari nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya. Nama-nama itu adalah Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Gajah Enggon, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Panji Saprang yang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti mati dibunuh Gajah Mada di terowongan bawah tanah ketika pontang-panting menyelamatkan Sri Jayanegara. Bhayangkara Risang Panjer Lawang gugur di Mojoagung, dibunuh dengan cara licik oleh pengkhianat kaki tangan Ra Kuti. Selanjutnya, Mahisa Kingkin terbunuh oleh Gagak Bongol sebagai korban fitnah di Hangawiyat. Terakhir, Singa Parepen atau Bango Lumayang yang berkhianat mati dibunuhnya di Bedander ketika kamanungsan sebagai pengkhianat.


(Sumber: Gajah Mada Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara karya Langit Kresna Hariadi, halaman 109-111).


Setelah membaca kutipan novel tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.


1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah di atas dibuat?


Jawab:


Latar waktu cerita dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" tidak secara eksplisit disebutkan dalam kutipan tersebut. Namun, dengan referensi tokoh dan peristiwa sejarah yang disebutkan, serta lokasi cerita yang berpusat di Kerajaan Majapahit, dapat disimpulkan bahwa latar waktu cerita ini berada pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.


Sejarah Kerajaan Majapahit mencakup periode dari awal pemerintahan Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) pada tahun 1293 hingga akhir pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun 1389. Pada masa ini, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya sebagai salah satu kerajaan maritim terbesar di wilayah Nusantara.


Meskipun kutipan tersebut tidak memberikan tanggal atau periode waktu yang spesifik, namun dengan referensi pada tokoh-tokoh sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kerajaan Majapahit, latar waktu cerita dapat diasumsikan berada pada masa tersebut, yaitu sekitar abad ke-13 hingga ke-15 Masehi.



2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?


Jawab:


Dalam kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, latar tempat cerita dibuat di Kerajaan Majapahit. Beberapa tempat yang disebutkan dalam kutipan tersebut adalah:


(1)Kerajaan Majapahit: Merupakan pusat cerita dan tempat di mana sebagian besar peristiwa terjadi. Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan bersejarah yang berlokasi di Pulau Jawa, Indonesia, pada abad ke-13 hingga ke-15.


(2)Mojoagung: Merupakan tempat di mana salah satu pembunuh ditemukan mati karena dipatuk ular dan dicabik-cabik anjing. Mojoagung adalah sebuah kota di Jawa Timur, Indonesia.


(3) Bedander: Tempat di mana salah satu prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan menjadi pembunuh akhirnya mati karena tindakannya. Lokasi Bedander dalam konteks sejarah tidak secara jelas diidentifikasi, namun dapat dikaitkan dengan wilayah Majapahit.


Kerajaan Majapahit dan beberapa tempat di dalamnya adalah latar tempat di mana peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut berlangsung. Latar ini mengacu pada periode sejarah Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Sri Jayanegara.



3. Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, beberapa peristiwa yang dikisahkan dalam cerita antara lain:


(1) Kabut Tebal dan Bidadari: Kabut tebal yang disebabkan oleh para bidadari turun dari kayangan melalui pelangi. Kabut ini membuat wajah cantik para bidadari tersembunyi agar tidak dipergoki manusia. Namun, Gajah Mada meragukan kebenaran cerita tersebut dan menganggapnya sebagai dongeng.


(2)Calon Arang dan Kabut Tebal: Peristiwa di mana penyihir bernama Calon Arang marah dan menyebabkan kabut tebal dengan menebar tenung. Kabut ini menyebabkan penyakit menyebar di seluruh negara, dan Prabu Airlangga dan Patih Narottama meminta bantuan Empu Barada untuk mengatasi masalah tersebut.


(3)Temuan Mayat: Gajah Mada menerima laporan tentang temuan dua mayat prajurit. Mayat pertama adalah Klabang Gendis, yang tewas akibat ditusuk anak panah tepat di tenggorokannya. Mayat kedua adalah seorang pembunuh yang tewas karena dipatuk ular dan dicabik-cabik oleh anjing.


(4) Investigasi dan Penyelidikan: Gajah Mada, Gagak Bongol, dan Gajah Enggon melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pembunuh-pembunuh tersebut. Mereka mencurigai prajurit Bhayangkara karena keahlian anak panah dan kecakapan khususnya.


(5)Penyebutan Nama-nama Prajurit Bhayangkara: Dalam kutipan tersebut disebutkan beberapa nama prajurit Bhayangkara, yaitu Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Mereka adalah prajurit yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan beberapa di antaranya telah terlibat dalam kasus pembunuhan.


Dari kutipan tersebut, terlihat bahwa cerita "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" menyoroti peristiwa kehidupan Gajah Mada, investigasi atas pembunuhan, dan konflik di lingkungan kerajaan Majapahit.


4. Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi, berikut adalah beberapa tokoh yang terlibat dalam penceritaan:


(1)Gajah Mada: Merupakan tokoh utama dan pahlawan dalam cerita. Dia adalah Patih Daha di Kerajaan Majapahit, yang dikenal karena ambisinya untuk menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.


(2) Gajah Enggon dan Gagak Bongol: Merupakan dua senopati di bawah pimpinan Gajah Mada yang membantu dalam investigasi pembunuhan yang terjadi di dalam cerita.


(3)Patih Daha: Sebutan lain untuk Gajah Mada, yang menandakan bahwa dia adalah pejabat tinggi di Kerajaan Majapahit.


(4)Bhayangkara: Merupakan kelompok pasukan elit di Kerajaan Majapahit yang dilatih untuk keahlian khusus seperti memanah.


(5) Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Macan Liwung, dan Gagak Bongol: Nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpin oleh Gajah Mada dan terlibat dalam investigasi pembunuhan.


(6) Panji Saprang dan Bhayangkara Risang Panjer Lawang: Dua prajurit Bhayangkara yang telah berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatan mereka.


(7) Mahisa Kingkin: Prajurit Bhayangkara lainnya yang juga akhirnya terbunuh karena fitnah.


(8) Singa Parepen atau Bango Lumayang: Prajurit Bhayangkara yang berkhianat dan akhirnya mati karena perbuatannya.


Dari kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa novel ini menggambarkan konflik, pengkhianatan, dan investigasi yang melibatkan Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara di Kerajaan Majapahit.



5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Jawab:

Dari kutipan novel "Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara" karya Langit Kresna Hariadi yang telah diberikan sebelumnya, tidak terdapat indikasi atau penanda eksplisit yang secara jelas menyebutkan bahwa novel tersebut tergolong sebagai "novel sejarah." Namun, ada beberapa elemen yang menunjukkan bahwa cerita ini memiliki latar sejarah dan mengandung referensi dari masa lalu:


(1)Penggunaan nama-nama tokoh bersejarah: Dalam kutipan tersebut, terdapat penampilan beberapa tokoh bersejarah, seperti Gajah Mada, Sri Jayanegara, dan Bhayangkara Lembu Pulung, yang merupakan tokoh-tokoh nyata dalam sejarah Kerajaan Majapahit.


(2)Latar tempat bersejarah: Tempat-tempat yang disebutkan dalam cerita, seperti Kerajaan Majapahit, Mojoagung, dan Bedander, merujuk pada lokasi-lokasi yang bersejarah dan terkait dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit.


(3)Referensi pada peristiwa sejarah: Novel ini mencantumkan beberapa peristiwa bersejarah, seperti pengkhianatan dan pembunuhan yang terjadi di dalam istana Kerajaan Majapahit.


Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan sebagai "novel sejarah," namun dengan adanya referensi pada tokoh-tokoh bersejarah, latar tempat bersejarah, dan peristiwa bersejarah, novel ini kemungkinan besar termasuk ke dalam genre "novel sejarah" atau "novel berlatar sejarah." Hal ini menandakan bahwa cerita menggunakan latar belakang sejarah 

dan mungkin menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta sejarah untuk menciptakan cerita naratif yang menarik.


Menentukan Hal-Hal Menarik dalam Novel Sejarah Kemelut di Majapahit (SH Mintardja)

 Menentukan Hal-Hal Menarik dalam Novel Sejarah Kemelut di Majapahit (SH Mintardja)


Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi bagikan pangkat kepada mereka. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama: Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik.


Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan kelak.


Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri yang kedua adalah Dyah Nara Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi dan yang juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni yang berarti "terkasih karena memang putri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Malayu. Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang, nama yang diberikan oleh Sang Prabu mengingat akan tugasnya menyeberang (anabrang) ke negeri Malayu. Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya yang oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi kedua istrinya yang kelima. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri. Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperisteri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari.


Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati dan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak keturunan Malayu.


Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka. Kiranya tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamangku bumi, yaitu Patih Kerajaan Mojapahit. Yang diangkat oleh Sang Prabu menjadi pembesar yang tertinggi dan paling berkuasa sesudah raja yaitu Senopati Nambi.


Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak. Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe. Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur.


"Kakangmas adipati harap Paduka tenang ." Dewi Mertorogo menghibur suaminya. "Ingatlah, Kakangmas Adipati ... sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu..." Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya. "Aku harus pergi sekarang juga!" katanya. "Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke Mojopahit sekarang juga!" Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu.


Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan suami mereka yang marah-marah itu. Pada waktu itu, sang Prabu sedang dihadap oleh para senopati dan punggawa. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil, padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang menghadap Sri Baginda. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya, namun karena Ronggo Lawe pernah menjadi tulang punggungnya di waktu beliau masih berjuang dahulu, sang Prabu mengusir ketidaksenangan hatinya dan segera menyapa Ronggo Lawe. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghanturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, "Hamba sengaja datang menghadap Paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!" Semua muka para penghadap raja menjadi pucat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo Lawe, banteng Mojopahit yang gagah perkasa dan selalu terbuka, polos dan jujur, tanpa tedeng aling-aling lagi dalam mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak pun dalam membela hal yang dianggap benar. Sang Prabu sendiri memandang dengan mata penuh perhatian, kemudian dengan suara tenang bertanya, "Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?"


"Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang paduka ambil ini sungguh-sungguh tidak tepat, tidak bijaksana dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi oleh suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai patih hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang arit bijaksana dan adil!"


Hebat bukan main ucapan Ronggo Lawe ini! Seorang adipati, tanpa dipanggil, berani datang menghadap sang Prabu dan melontarkan teguran- teguran seperti itu! Muka Patih Nambi sebentar pucat sebentar merah, kedua tangannya dikepal dan dibuka dengan jari-jari gemetar. Senopati Kebo Anabrang mukanya menjadi merah seperti udang direbus, matanya yang lebar itu seperti mengeluarkan api ketika dia mengerling ke arah Ronggo Lawe: Lembu Sora yang sudah tua itu menjadi pucat mukanya, tak mengira dia bahwa keponakannya itu akan seberani itu. Senopati-senopati Gagak Sarkoro dan Mayang Mekar juga memandang dengan mata terbelalak Pendeknya, semua senopati dan pembesar yang saat itu menghadap sang prabu dan mendengar ucapan-ucapan Ronggo Lawe, semua terkejut dan sebagian besar marah sekali, tetapi mereka tidak berani mencampuri karena mereka menghormat sang Prabu. Akan tetapi, sang Prabu Kertarajasa tetap tenang, bahkan tersenyum memandang kepada Ronggo Lawe, ponggawanya yang dia tahu amat setia kepadanya itu, lalu berkata halus, "Kakang Ronggo Lawe, tindakanku mengangkat kakang Nambi sebagai patih hamangkubumi, bukanlah merupakan tindakan ngawur belaka, melainkan telah merupakan suatu keputusan yang telah dipertimbangkan masak-masak, bahkan telah mendapatkan persetujuan dari semua paman dan kakang senopati dan semua pembantuku. Bagaimana Kakang Ronggo Lawe dapat mengatakan bahwa pengangkatan itu tidak tepat dan tidak adil?" Dengan muka merah, kumisnya yang seperti kumis Sang Gatotkaca itu bergetar, napas memburu karena desakan amarah, Ronggo Lawe berkata lantang, "Tentu saja tidak tepat! Paduka sendiri tahu siapa si Nambi itu! Paduka tentu masih ingat akan segala sepak terjang dan tindak-tanduknya dahulu! Dia seorang bodoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa..."



Untuk mengukur kemampuan mendengarkan, jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut ini.


1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?



Jawab:


Dalam kutipan novel sejarah "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja, tidak ada informasi yang secara spesifik menyebutkan kapan latar waktu cerita dibuat. Novel ini ditulis oleh S.H. Mintardja pada tahun 1975. 


Sebagai catatan, karena novel ini merupakan karya fiksi sejarah, cerita tersebut mungkin mengambil latar belakang pada masa kerajaan Majapahit di abad ke-14 atau masa sekitar itu, tetapi dengan penyesuaian dan interpretasi fiksi oleh penulis. Sebagai karya fiksi, beberapa elemen dalam cerita mungkin dibuat untuk menghidupkan suasana dan karakter dalam latar sejarah yang ditetapkan tersebut.


2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?


Jawab:


Dalam kutipan novel "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja, tidak secara spesifik disebutkan di mana latar cerita dibuat. Namun, dari konteks sejarah yang disebutkan, latar waktu cerita ini berada di Kerajaan Majapahit, yang merupakan kerajaan besar di Pulau Jawa, Indonesia pada abad ke-14.


Majapahit adalah kerajaan maritim yang berpusat di Jawa Timur dan mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). Kerajaan Majapahit menjadi salah satu kerajaan terbesar dan paling kuat di Nusantara, menguasai wilayah yang mencakup sebagian besar Indonesia saat ini dan wilayah-wilayah tetangga.


Jadi, dapat diasumsikan bahwa latar cerita dalam novel "Kemelut di Majapahit" berada di Kerajaan Majapahit, yaitu sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia pada masa kejayaannya di abad ke-14.



3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?


Jawab:


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang diberikan sebelumnya, cerita mengisahkan beberapa peristiwa dan intrik yang terjadi di istana Kerajaan Majapahit setelah Raja Kertarajasa Jayawardhana menikahi beberapa istri, termasuk dari luar negeri. Berikut beberapa peristiwa yang disinggung dalam kutipan tersebut:


1. Raja Kertarajasa Jayawardhana menikahi empat putri mendiang Raja Kertanegara dan juga seorang putri dari Melayu.

2. Raja Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara untuk mencegah dendam dan perebutan kekuasaan.

3. Dyah Gayatri, istri termuda Raja Kertarajasa Jayawardhana, menjadi saingan kuat dari istri lainnya, khususnya Dara Petak yang berasal dari Melayu.

4. Persaingan diam-diam terjadi di antara istri-istri Raja untuk memperebutkan cinta kasih dan perhatian sang Raja, serta untuk mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing.

5. Para senopati dan pembesar di istana, termasuk Ronggo Lawe, memiliki preferensi dan pilihan masing-masing antara Dyah Gayatri dan Dara Petak, menyebabkan perpecahan diam-diam di antara mereka.

6. Pengangkatan Nambi sebagai Patih Hamangkubumi oleh Raja Kertarajasa Jayawardhana menimbulkan kontroversi, di mana Ronggo Lawe merasa pengangkatan tersebut tidak tepat dan tidak adil, serta terpengaruh oleh bujukan Dara Petak.


Dalam keseluruhan cerita, terlihat bahwa pernikahan dan persaingan di antara istri-istri Raja menjadi pusat perhatian, dan hal ini mempengaruhi hubungan dan kesetiaan di kalangan pembesar dan senopati di Kerajaan Majapahit. Semua peristiwa ini membentuk intrik dan kompleksitas dalam istana Majapahit yang merupakan fokus utama dari novel "Kemelut di Majapahit" karya S.H. Mintardja.


4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang diberikan sebelumnya, terdapat beberapa tokoh yang terlibat dalam penceritaan. Berikut adalah beberapa tokoh yang disebutkan dalam kutipan tersebut:


(1) Raja Kertarajasa Jayawardhana: Raja pertama Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Beliau merupakan tokoh sentral dalam cerita, sebagai raja yang mengalami pernikahan dengan beberapa istri dan berada di tengah persaingan di antara mereka.


(2) Dyah Gayatri: Salah satu istri Raja Kertarajasa Jayawardhana, yang merupakan putri bungsu mendiang Raja Kertanegara. Ia digambarkan cantik jelita dan mendapatkan perhatian khusus dari sang raja.


(3) Dara Petak: Istri Raja Kertarajasa Jayawardhana yang berasal dari Melayu. Ia juga digambarkan cantik dan pandai membawa diri. Dara Petak menjadi saingan kuat Dyah Gayatri di istana.


(4) Ronggo Lawe: Adipati di Tuban, salah satu senopati setia Raja Kertarajasa Jayawardhana sejak zaman Prabu Kertanegara. Ia memiliki preferensi dan mendukung Dyah Gayatri dalam persaingan istri-istri raja.


(5)Senopati Kebo Anabrang: Seorang senopati perkasa yang memimpin pasukan Pamalayu yang berhasil membawa pulang Dara Petak dan saudarinya dari tanah Melayu.


(6) Patih Nambi: Merupakan seorang patih yang diangkat sebagai patih hamangkubumi (pembesar tertinggi) oleh Raja Kertarajasa Jayawardhana. Pengangkatannya menimbulkan kontroversi, dan Ronggo Lawe merasa bahwa keputusan itu tidak tepat dan tidak adil.


Selain tokoh-tokoh di atas, kemungkinan ada tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam cerita yang tidak disebutkan dalam kutipan tersebut. Namun, dari kutipan tersebut, tokoh-tokoh di atas merupakan tokoh utama yang terlibat dalam konflik dan intrik dalam istana Majapahit.


5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong ke dalam novel sejarah?


Dari kutipan novel "Kemelut di Majapahit" yang telah diberikan sebelumnya, tidak terdapat indikasi atau penanda khusus yang secara eksplisit menyebutkan bahwa novel tersebut tergolong sebagai "novel sejarah." Namun, dari isi kutipan tersebut, ada beberapa elemen yang menunjukkan bahwa cerita ini memiliki latar sejarah dan menggunakan referensi dari masa lalu:


1. Nama-nama tokoh dan tempat: Novel ini mencantumkan nama-nama tokoh seperti Raja Kertarajasa Jayawardhana, Dyah Gayatri, Dara Petak, Ronggo Lawe, Senopati Kebo Anabrang, Patih Nambi, dan lain-lain. Selain itu, ada sebutan tempat seperti Tuban dan Kerajaan Majapahit, yang mengacu pada lokasi sejarah yang nyata.


2. Rujukan pada Kerajaan Majapahit: Majapahit adalah nama sebuah kerajaan bersejarah di Indonesia pada abad ke-14. Dalam kutipan tersebut, istilah "Kerajaan Majapahit" digunakan untuk menyebut tempat di mana cerita berlangsung.


3. Rujukan pada sejarah Raja Kertarajasa Jayawardhana: Novel ini mengisahkan tentang Raja Kertarajasa Jayawardhana, yang memang merupakan sosok bersejarah sebagai raja pertama dari Kerajaan Majapahit.


Meskipun tidak secara tegas menyebutkan sebagai "novel sejarah," namun dengan adanya referensi dan penggunaan nama-nama tokoh dan tempat yang bersejarah, serta setting dalam konteks sejarah Kerajaan Majapahit, novel ini kemungkinan besar termasuk ke dalam genre "novel sejarah" atau "novel berlatar sejarah." Hal ini menandakan bahwa cerita menggunakan latar belakang sejarah dan mungkin menggabungkan unsur-unsur fiksi dengan fakta sejarah untuk menciptakan cerita naratif yang menarik.


Wednesday 26 July 2023

"Menghadapi Ancaman Tersembunyi: Pulau-Pulau Kecil Indonesia Berjuang Melawan Gelombang Tenggelam"

"Menghadapi Ancaman Tersembunyi: Pulau-Pulau Kecil Indonesia Berjuang Melawan Gelombang Tenggelam"


*Tanggal: 26 Juli 2023*


*Oleh: www.kumpulansoalbahasa.blogspot.com


Di tengah keindahan tropis Indonesia, ada sebuah kisah tak terungkap yang mengancam pulau-pulau kecil di nusantara. Perubahan iklim, sebagai sosok tak terlihat namun kuat, menyerang dengan perlahan namun pasti. Ahli-ahli telah memperingatkan tentang gelombang mengerikan yang mendekat, kenaikan air laut yang bisa menghantam pulau-pulau kecil kita, menguburkan harta karun budaya dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai. Inilah realitas yang dihadapi Indonesia.


Bicara tentang perubahan iklim tentu tak lepas dari data yang diungkap oleh Profesor Riset dari Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ignasius Dwi Atmana Sutapa. Dengan kepakarannya, dia mengungkapkan bahwa cuaca dan iklim memiliki peran sangat penting dalam menjaga keseimbangan Bumi. Namun, akibat dari pergeseran siklus air yang terjadi, pola iklim berubah dari waktu ke waktu. Hasilnya? Musim kemarau yang terasa lebih panjang dengan curah hujan yang singkat namun intens.


Tak hanya itu, perubahan iklim juga menyebabkan pemanasan global. Bongkahan es dan gletser mencair dengan cepat, mengakibatkan kenaikan permukaan air laut yang meresahkan. Para ahli memperkirakan bahwa beberapa pulau kecil di Indonesia berada dalam ancaman nyata tenggelam karena lonjakan air laut yang tak terbendung. Wilayah-wilayah pesisir seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya juga akan menjadi sasaran empuk banjir hebat yang bisa mengancam kehidupan dan infrastruktur.


Namun, dalam kegelapan malam yang gelap, ada sinar harapan. Para ahli dan aktivis lingkungan telah bersuara, berusaha menemukan solusi untuk menyelamatkan pulau-pulau kecil kita. Salah satu upaya yang diusulkan adalah dengan meningkatkan kapasitas waduk untuk menampung kelebihan air selama musim hujan. Mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan memanfaatkan air dengan lebih bijaksana.


Tidak hanya tanggung jawab para ahli, tetapi seluruh masyarakat juga diharapkan terlibat dalam menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim. Kesadaran akan pentingnya beradaptasi dengan perubahan iklim menjadi kuncinya. Kita semua harus berkontribusi dengan melakukan langkah hemat, pengelolaan air yang bijaksana, serta memanfaatkan air dengan wajar baik secara individu, instansi, maupun industri. Mari berperan aktif dalam melindungi kekayaan alam Indonesia.


Tak hanya itu, penting bagi kita untuk menangani emisi gas rumah kaca dan menghindari pembuangan bahan berbahaya secara sembarangan. Setiap langkah kecil yang kita ambil, seperti menggunakan kendaraan ramah lingkungan atau beralih ke energi terbarukan, akan memberikan dampak besar dalam memerangi perubahan iklim.


Percayalah, perubahan iklim bukanlah bencana tak terelakkan. Dengan tekad bersama, kita bisa menghadapinya dengan kepala tegak. Pulau-pulau kecil Indonesia membutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk terus bersinar. Mari bergerak bersama menuju masa depan yang berkelanjutan, di mana pulau-pulau kecil kita tetap berdiri kokoh menghadapi ombak perubahan iklim yang datang menghantam. Saatnya bersatu dan menyelamatkan pulau-pulau kecil kita, lalu mewariskannya sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

Friday 21 July 2023

Contoh teks laporan hasil observasi dari pengamatan artikel berita

 Bacalah artikel berita berikut ini dengan cermat!


Pertandingan antara PSS Sleman dan PSIS Semarang pada pekan keempat Liga 1 2023/2024 berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 21 Juli 2023, sore WIB. Laga ini berakhir dengan skor imbang 2-2 yang penuh dengan drama.


PSIS Semarang berhasil unggul terlebih dahulu pada menit ke-24. Jihad Ayoub berusaha menggiring bola di sisi kanan pertahanan dan memberikannya kepada Septian David Maulana. Septian tidak egois dan memberikan umpan kepada Carlos Fortes. Fortes melepaskan sepakan mendatar yang berhasil mengelabui kiper lawan, Anthony Pintus.


Setelah gol tersebut, laga menjadi semakin memanas. Carlos Fortes yang terkapar akibat dilanggar kemudian terpancing emosi setelah mendapat provokasi dari Wahyudi Harmisi. Fortes lantas menendang Harmisi dan langsung diberikan kartu merah. Sementara itu, Harmisi juga diusir dari lapangan karena mendapat kartu kuning kedua.


Meskipun bermain dengan 10 pemain, PSS Sleman lebih dominan dan berhasil mencetak gol melalui Ricky Cawor yang menyontek umpan dari Yevhen Bokhavili. Namun, gol tersebut dianulir karena pemain PSS berada dalam posisi offside.


Tuan rumah, PSS Sleman, akhirnya berhasil menyamakan kedudukan di menit akhir babak pertama. Kei Sano mencetak gol dengan sundulan dari sepak pojok pada menit ke-45+3, membuat skor menjadi 1-1 hingga turun minum.


Di babak kedua, PSIS Semarang berhasil mencuri gol di menit ke-57. Umpan panjang dari Wahyu Prasetyo diterima oleh Gali Freitas. Freitas melepaskan sepakan chip yang berhasil mengalahkan kiper PSS, Pinthus, sehingga PSIS unggul 2-1.


Namun, PSS tidak menyerah dan terus menekan pertahanan lawan. Mereka berhasil mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti lawan pada menit ke-78. Jihad Ayoub berhasil memanfaatkan peluang ini dengan baik dan mencetak gol dari tembakan bebasnya, sehingga skor menjadi 2-2.


Drama terjadi di menit akhir pertandingan saat PSS mendapatkan hadiah penalti setelah Ricky Dwi ditabrak oleh Giovani Numberi. Namun, saat eksekusi penalti oleh Kim Kurniawan, tembakannya gagal dan mengenai mistar.


Dengan hasil imbang ini, PSS Sleman berada di peringkat kedelapan dengan lima poin, sementara PSIS Semarang berada di urutan kedua dengan tujuh angka. Poin PSIS sama dengan Borneo FC yang berada di puncak klasemen. Pertandingan ini telah menyajikan pertarungan sengit dan menegangkan bagi kedua tim dan para penonton.





Ubahlah artikel tersebut menjadi laporan hasil observasi



Teks Laporan Hasil Observasi: Pertandingan Dramatis antara PSS Sleman vs. PSIS Semarang pada Liga 1 2023/2024


Definisi Umum:

Pertandingan Liga 1 2023/2024 antara PSS Sleman dan PSIS Semarang di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 21 Juli 2023, sore WIB, menjadi salah satu laga yang penuh dengan drama. Kedua tim bermain imbang dengan skor 2-2, yang dipenuhi dengan kartu merah, kegagalan penalti, dan gol-gol menarik.


Deskripsi Bagian:

1. Gol Pertama PSIS Semarang (Menit ke-24):

Pada menit ke-24, PSIS Semarang berhasil mencetak gol pertama melalui kerjasama yang apik. Jihad Ayoub menggiring bola di sisi kanan pertahanan dan memberikannya kepada Septian David Maulana. Septian tidak egois dan memberikan umpan kepada Carlos Fortes, yang melepaskan sepakan mendatar yang memperdayai kiper PSS, Anthony Pintus.


2. Kartu Merah untuk Carlos Fortes dan Wahyudi Harmisi:

Situasi pertandingan memanas ketika Carlos Fortes terkapar setelah dilanggar dan mendapat provokasi dari Wahyudi Harmisi. Akibat emosi yang terpancing, Fortes menendang Harmisi dan langsung diberikan kartu merah oleh wasit. Sementara itu, Harmisi juga diusir dari lapangan karena mendapatkan kartu kuning kedua.


3. Gol Dianulir untuk PSS Sleman:

Meskipun bermain dengan 10 pemain setelah kehilangan Fortes, PSS Sleman lebih dominan dan mencetak gol melalui Ricky Cawor, yang menyontek umpan dari Yevhen Bokhavili. Sayangnya, gol tersebut dianulir karena pemain PSS berada dalam posisi offside.


4. Gol Penyama Kedudukan oleh Kei Sano (Menit ke-45+3):

Menjelang akhir babak pertama, PSS Sleman berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Kei Sano mencetak gol dengan sundulan dari sepak pojok pada menit ke-45+3.


5. Gol PSIS Semarang (Menit ke-57):

Di babak kedua, PSIS Semarang berhasil mencuri gol kedua mereka di menit ke-57. Umpan panjang dari Wahyu Prasetyo menjangkau Gali Freitas. Freitas melepaskan sepakan chip yang berhasil mengalahkan kiper PSS, Pinthus, sehingga PSIS unggul 2-1.


6. Gol Penyama Kedudukan dari Tendangan Bebas Jihad Ayoub (Menit ke-78):

Tertinggal 2-1, PSS Sleman tidak menyerah dan terus menekan pertahanan lawan. Mereka berhasil mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti lawan pada menit ke-78. Jihad Ayoub berhasil memanfaatkan peluang ini dengan baik dan mencetak gol dari tendangan bebasnya, sehingga skor menjadi imbang 2-2.


Deskripsi Manfaat:

Pertandingan ini menyajikan beragam manfaat bagi para pemain, tim, dan penonton. Drama yang terjadi memberikan hiburan dan keasyikan dalam menonton sepak bola. Selain itu, pertandingan ini juga menjadi sarana bagi pemain untuk mengembangkan kemampuan individu dan kerja sama tim. Para pemain dapat belajar menghadapi tekanan emosional dan mengontrol diri dalam situasi yang menegangkan. Bagi tim PSS Sleman, hasil imbang ini memberikan tambahan satu angka dan menduduki peringkat kedelapan dengan lima poin dalam klasemen Liga 1 2023/2024. Sementara itu, PSIS Semarang berada di urutan kedua dengan tujuh angka, menyamai posisi Borneo FC di puncak klasemen.

Tuesday 18 July 2023

20 soal pilihan ganda tentang isi surat lamaran pekerjaan beserta kunci jawaban dan pembahasannya:

Berikut ini adalah 20 soal pilihan ganda tentang isi surat lamaran pekerjaan beserta kunci jawaban dan pembahasannya:


1. Bagian manakah yang paling tepat untuk mencantumkan informasi kontak Anda dalam surat lamaran pekerjaan?

   a. Paragraf pembuka

   b. Paragraf penutup

   c. Subjek surat

   d. Lampiran

   e. Tidak perlu dicantumkan


   Jawaban: c. Subjek surat


   Pembahasan: Informasi kontak, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan alamat email, biasanya dicantumkan dalam subjek surat lamaran pekerjaan.


2. Apa yang seharusnya dicantumkan dalam paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan?

   a. Riwayat pendidikan

   b. Pengalaman kerja sebelumnya

   c. Nama perusahaan yang dituju

   d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

   e. Kontak pribadi lainnya


   Jawaban: d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut


   Pembahasan: Paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi yang dilamar.


3. Apa yang sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup surat lamaran pekerjaan?

   a. Permintaan untuk dihubungi

   b. Permintaan untuk diundang wawancara

   c. Ucapan terima kasih

   d. Kesimpulan riwayat hidup

   e. Pengalaman organisasi yang relevan


   Jawaban: c. Ucapan terima kasih


   Pembahasan: Paragraf penutup surat lamaran pekerjaan sebaiknya diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada penerima surat.


4. Bagian manakah yang paling tepat untuk mencantumkan riwayat pendidikan dalam surat lamaran pekerjaan?

   a. Paragraf pembuka

   b. Paragraf penutup

   c. Subjek surat

   d. Lampiran

   e. Tidak perlu dicantumkan


   Jawaban: d. Lampiran


   Pembahasan: Riwayat pendidikan biasanya dicantumkan sebagai lampiran dalam surat lamaran pekerjaan. Lampiran ini berisi informasi rinci tentang pendidikan formal Anda.


5. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan pengalaman kerja sebelumnya dalam surat lamaran pekerjaan?

   a. Paragraf pembuka

   b. Paragraf penutup

   c. Subjek surat

   d. Lampiran

   e. Tidak perlu dicantumkan


   Jawaban: d. Lampiran


   Pembahasan: Pengalaman kerja sebelumnya biasanya dicantumkan sebagai lampiran dalam surat lamaran pekerjaan. Lampiran ini berisi informasi rinci tentang pengalaman kerja Anda.


6. Apa yang seharusnya dicantumkan dalam subjek surat lamaran pekerjaan?

   a. Riwayat pendidikan

   b. Pengalaman kerja sebelumnya

   c. Nama perusahaan yang dituju

   d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

   e. Kontak pribadi lainnya


   Jawaban: c. Nama perusahaan yang dituju


   Pembahasan: Subjek surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan nama perusahaan yang dituju agar penerima surat dapat dengan mudah mengidentifikasi tujuan surat.


7. Apa yang sebaiknya dicantumkan dalam paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan?

   a. Riwayat pendidikan

   b. Pengalaman kerja sebelumnya

   c. Nama perusahaan yang dituju

   d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

   e. Kontak pribadi lainnya


   Jawaban: d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut


   Pembahasan: Paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi yang dilamar.


8. Bagian manakah yang seharusnya mencantumkan kualifikasi atau keahlian yang relevan dalam surat lamaran pekerjaan?

   a. Paragraf pembuka

   b. Paragraf penutup

   c. Subjek surat

   d. Lampiran

   e. Tidak perlu dicantumkan


   Jawaban: d. Lampiran


   Pembahasan: Kualifikasi atau keahlian yang relevan biasanya dicantumkan sebagai bagian dari lampiran dalam surat lamaran pekerjaan. Lampiran ini memberikan informasi rinci tentang kemampuan dan keahlian yang dimiliki.


9. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan informasi kontak perusahaan yang dituju dalam surat lamaran pekerjaan?

   a. Paragraf pembuka

   b. Paragraf penutup

   c. Subjek surat

   d. Lampiran

   e. Tidak perlu dicantumkan


   Jawaban: a. Paragraf pembuka


   Pembahasan: Informasi kontak perusahaan yang dituju sebaiknya dicantumkan dalam paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan. Hal ini membantu menunjukkan keseriusan dan kecermatan Anda sebagai pelamar.


10. Bagian manakah yang paling tepat untuk mencantumkan referensi atau sumber informasi tentang lowongan pekerjaan dalam surat lamaran?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: b. Paragraf penutup


    Pembahasan: Referensi atau sumber informasi tentang lowongan pekerjaan sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup surat lamaran pekerjaan. Ini memberikan gambaran bahwa Anda telah melakukan riset dan mengetahui asal usul informasi tentang lowongan tersebut.


11. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan tanggal pengiriman surat lamaran pekerjaan?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

   


 c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: b. Paragraf penutup


    Pembahasan: Tanggal pengiriman surat lamaran pekerjaan sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup, di bawah tanda tangan Anda. Hal ini memberikan informasi tentang kapan surat lamaran dikirimkan.


12. Apa yang seharusnya dicantumkan dalam paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan?

    a. Riwayat pendidikan

    b. Pengalaman kerja sebelumnya

    c. Nama perusahaan yang dituju

    d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

    e. Kontak pribadi lainnya


    Jawaban: d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut


    Pembahasan: Paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi yang dilamar.


13. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan informasi tentang gaji yang diharapkan dalam surat lamaran pekerjaan?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: e. Tidak perlu dicantumkan


    Pembahasan: Informasi tentang gaji yang diharapkan sebaiknya tidak dicantumkan dalam surat lamaran pekerjaan. Hal ini umumnya dibahas dalam tahap wawancara atau pada saat negosiasi tawaran kerja.


14. Apa yang sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup surat lamaran pekerjaan?

    a. Permintaan untuk dihubungi

    b. Permintaan untuk diundang wawancara

    c. Ucapan terima kasih

    d. Kesimpulan riwayat hidup

    e. Pengalaman organisasi yang relevan


    Jawaban: c. Ucapan terima kasih


    Pembahasan: Paragraf penutup surat lamaran pekerjaan sebaiknya diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada penerima surat.


15. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan informasi tentang ketersediaan Anda untuk menghadiri wawancara?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: b. Paragraf penutup


    Pembahasan: Informasi tentang ketersediaan Anda untuk menghadiri wawancara sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup surat lamaran pekerjaan.


16. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan penghargaan atau sertifikat yang Anda peroleh dalam surat lamaran pekerjaan?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: d. Lampiran


    Pembahasan: Penghargaan atau sertifikat yang Anda peroleh biasanya dicantumkan sebagai lampiran dalam surat lamaran pekerjaan.


17. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan informasi tentang keterampilan yang Anda miliki dalam surat lamaran pekerjaan?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: d. Lampiran


    Pembahasan: Informasi tentang keterampilan yang Anda miliki biasanya dicantumkan sebagai bagian dari lampiran dalam surat lamaran pekerjaan.


18. Apa yang sebaiknya dicantumkan dalam subjek surat lamaran pekerjaan?

    a. Riwayat pendidikan

    b. Pengalaman kerja sebelumnya

    c. Nama perusahaan yang dituju

    d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

    e. Kontak pribadi lainnya


    Jawaban: c. Nama perusahaan yang dituju


    Pembahasan: Subjek surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan nama perusahaan yang dituju agar penerima surat dapat dengan mudah mengidentifikasi tujuan surat.


19. Apa yang seharusnya dicantumkan dalam paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan?

    a. Riwayat pendidikan

    b. Pengalaman kerja sebelumnya

    c. Nama perusahaan yang dituju

    d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut

    e. Kontak pribadi lainnya


    Jawaban: d. Alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi tersebut


    Pembahasan: Paragraf pembuka surat lamaran pekerjaan sebaiknya mencantumkan alasan mengapa Anda tertarik dengan posisi yang dilamar.


20. Bagian manakah yang sebaiknya mencantumkan referensi atau sumber informasi tentang lowongan pekerjaan dalam surat lamaran?

    a. Paragraf pembuka

    b. Paragraf penutup

    c. Subjek surat

    d. Lampiran

    e. Tidak perlu dicantumkan


    Jawaban: b. Paragraf penutup


    Pembahasan: Referensi atau sumber informasi tentang lowongan pekerjaan sebaiknya dicantumkan dalam paragraf penutup surat lamaran pekerjaan.

Monday 17 July 2023

Manfaat siswa kelas XII Mempelajari Surat Lamaran Pekerjaan

 Ada beberapa manfaat bagi siswa SMA untuk mempelajari surat lamaran pekerjaan, meskipun mereka belum memasuki dunia kerja secara langsung. Berikut adalah beberapa manfaatnya:


1. Persiapan Karir: Memahami dan mempelajari surat lamaran pekerjaan memberikan siswa SMA pemahaman awal tentang proses mencari pekerjaan. Hal ini membantu mereka mempersiapkan diri untuk masa depan ketika mereka mulai mencari pekerjaan setelah lulus.


2. Keterampilan Komunikasi Tertulis: Surat lamaran pekerjaan merupakan bentuk komunikasi tertulis yang penting dalam dunia profesional. Dengan mempelajari surat lamaran pekerjaan, siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis yang baik, termasuk kemampuan dalam mengatur kata-kata dengan jelas, menggambarkan pengalaman dan kualifikasi mereka, serta menyampaikan pesan dengan efektif.


3. Penyadaran Tentang Diri Sendiri: Dalam menyusun surat lamaran pekerjaan, siswa perlu merenungkan diri mereka sendiri, mengidentifikasi kekuatan, keterampilan, dan pengalaman yang mereka miliki. Proses ini membantu siswa memahami diri mereka sendiri secara lebih baik dan mengenali apa yang membuat mereka unik dan berharga dalam konteks profesional.


4. Peningkatan Kepercayaan Diri: Melalui latihan menulis surat lamaran pekerjaan, siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menyampaikan pesan dan presentasi diri. Mereka belajar untuk menjual diri mereka sendiri dengan meyakinkan, yang dapat menjadi aset berharga ketika mereka berhadapan dengan wawancara kerja di masa depan.


5. Memahami Standar dan Etika: Surat lamaran pekerjaan memiliki aturan dan etika yang harus diikuti. Dengan mempelajari sistematika dan standar dalam menyusun surat lamaran pekerjaan, siswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang norma-norma profesional dan etika dalam mencari pekerjaan.


6. Kesempatan Magang dan Pengalaman Kerja: Memiliki pemahaman tentang surat lamaran pekerjaan dapat memberikan siswa kesempatan untuk melamar magang atau pengalaman kerja yang relevan dengan bidang yang diminati. Surat lamaran yang baik dapat meningkatkan peluang mereka untuk diterima dalam program magang atau pekerjaan sementara di masa sekolah.


Pemahaman tentang surat lamaran pekerjaan membantu siswa SMA mempersiapkan diri secara lebih baik untuk masa depan karir mereka. Meskipun mereka belum mencari pekerjaan sekarang, keterampilan ini akan bermanfaat ketika mereka memasuki dunia kerja nanti.

contoh verba material, mental, dan relasional

Berikut adalah contoh verba material, mental, dan relasional dalam bahasa Indonesia:


Verba Material:

1. Makan

2. Minum

3. Berlari

4. Menulis

5. Membaca

6. Memasak

7. Memanjat

8. Memainkan

9. Menggambar

10. Mengemudi


Verba Mental:

1. Berpikir

2. Mempertimbangkan

3. Mengingat

4. Merencanakan

5. Mengkhayalkan

6. Memahami

7. Menganalisis

8. Menafsirkan

9. Menghargai

10. Mempertanyakan


Verba Relasional:

1. Adalah

2. Menjadi

3. Terlihat

4. Merasa

5. Berada

6. Tampak

7. Terhubung

8. Mengenali

9. Mempercayai

10. Melibatkan


Contoh kalimat dengan menggunakan verba-verb tersebut:


Verba Material:

1. Saya makan nasi untuk sarapan.

2. Anak-anak minum jus jeruk di taman.

3. Dia berlari dengan cepat di lapangan.

4. Saya menulis surat kepada teman saya.

5. Ia sedang membaca buku di perpustakaan.

6. Ibu memasak makanan lezat untuk makan malam.

7. Anak itu memanjat pohon tinggi.

8. Mereka sedang memainkan permainan kartu.

9. Kakak perempuan saya menggambar gambar pemandangan.

10. Saya belajar mengemudi mobil.


Verba Mental:

1. Saya berpikir tentang rencana liburan.

2. Kami mempertimbangkan semua opsi sebelum membuat keputusan.

3. Saya mengingat wajah teman sekolah saya.

4. Ibu sedang merencanakan pesta ulang tahun adik saya.

5. Anak itu suka mengkhayalkan petualangan di luar angkasa.

6. Saya memahami konsep matematika yang diajarkan di sekolah.

7. Guru sedang menganalisis hasil ujian siswa.

8. Ahli bahasa menafsirkan arti dari teks sastra tersebut.

9. Kami menghargai bantuan yang diberikan oleh relawan.

10. Saya mempertanyakan kebenaran berita yang saya baca.


Verba Relasional:

1. Buku itu adalah novel terkenal.

2. Dia menjadi seorang guru setelah lulus kuliah.

3. Rupanya dia terlihat bahagia dalam foto itu.

4. Saya merasa senang setelah menyelesaikan tugas.

5. Rumah kami berada di pinggir kota.

6. Lukisan itu tampak indah di dinding.

7. Hubungan kami sangat terhubung melalui teknologi.

8. Saya mengenali suara itu sebagai teman lama.

9. Saya mempercayai kemampuan tim tersebut dalam proyek ini.

10. Diskusi ini melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang.


Verba-verba tersebut menggambarkan berbagai tindakan, kegiatan mental, dan hubungan antara objek atau subjek dalam kalimat.

Manfaat Projek penguatan profil pelajar Pancasila

 Manfaat Projek penguatan profil pelajar Pancasila


Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki pemahaman dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat kesadaran, pemahaman, dan pengamalan Pancasila di kalangan pelajar sebagai pondasi yang kuat dalam pembentukan karakter dan moralitas mereka.


Proyek ini memiliki beberapa manfaat penting. Berikut adalah beberapa di antaranya:


1. Memperkuat Identitas Nasional: Pelajar yang memiliki profil yang kuat dalam Pancasila akan lebih terhubung dengan identitas nasional mereka. Mereka akan memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar negara Indonesia, seperti persatuan, keadilan sosial, demokrasi, dan keragaman budaya.


2. Pembentukan Karakter yang Baik: Pelajar yang mendalami Pancasila akan dikembangkan dengan karakter yang baik. Mereka akan memahami pentingnya integritas, rasa tanggung jawab, dan sikap saling menghormati. Ini membantu dalam membentuk kepribadian yang baik, berkomitmen pada kejujuran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.


3. Penguatan Toleransi dan Persatuan: Pancasila mengajarkan nilai-nilai persatuan dan keragaman. Dalam mempelajari dan menghayati Pancasila, pelajar akan mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan suku, agama, ras, dan budaya. Hal ini penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis di Indonesia.


4. Peningkatan Kepemimpinan: Pelajar yang memiliki profil Pancasila yang kuat akan lebih mampu menjadi pemimpin masa depan yang baik. Mereka akan menginternalisasi nilai-nilai kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila, seperti keadilan, kebijaksanaan, keberanian, dan keadilan sosial. Ini akan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan kompleks dalam kepemimpinan di berbagai bidang.


5. Pengamalan Nilai-Nilai Moral: Pancasila juga mengandung nilai-nilai moral yang mendasar. Melalui penguatan profil pelajar Pancasila, pelajar akan diajarkan untuk hidup dengan jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan menghormati hak-hak orang lain. Hal ini membantu menciptakan generasi muda yang memiliki kesadaran moral yang tinggi.


Secara keseluruhan, proyek penguatan profil pelajar Pancasila memiliki tujuan yang mulia dalam membangun generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam, komitmen, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Dengan melibatkan pelajar dalam mempelajari Pancasila, diharapkan mereka akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, toleran, dan berkontribusi positif dalam membangun bangsa Indonesia.