Tuesday, 31 October 2023

Mengidentifikasi karakterisasi pada hikayat

 


HIKAYAT SI MISKIN


Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar di negeri Antah Berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan kampung mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh yang demikian, tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan buah-buahan.


Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya, "Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh."


Setelah didengar oleh istrinya kata suaminya demikian itu maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, "Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan pada tuan."


Maka istrinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, "Hai miskin. Apa kehendakmu?"


Maka sahut si Miskin, "Jikalau ada belas dan kasihan serta rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.


Maka terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hampir pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu maka ia pun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan istrinya.


Maka katanya, "Inilah Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah istrinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka istrinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. "Biarlah aku mati sekali."


Maka terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan istrinya itu seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiadalah berdaya lagi. Maka suaminya itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu. Maka baginda itu pun sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja. Maka si Miskin datanglah. Lalu masuk ke dalam sekali.


Maka titah baginda, "Hai Miskin, apa kehendakmu?" Maka sahut si Miskin, "Ada juga tuanku." Lalu sujud kepalanya lalu diletakkannya ke tanah, "Ampun Tuanku, beribu-ribu ampun tuanku. Jikalau ada karenanya Syah Alam akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan buah mempelam Syah Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku."


Maka titah baginda, "Hendak engkau buatkan apa buah mempelam itu?"


Maka sembah si Miskin, "Hendak dimakan, Tuanku."


Maka titah baginda, "Ambilkanlah barang setangkai berikan kepada si Miskin ini".


Maka diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjalan kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk ke dalam istananya. Maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itu pun masing-masing pulang ke rumahnya. Maka si Miskin pun sampailah kepada tempatnya. Setelah dilihat oleh istrinya akan suaminya datang itu membawa buah mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya.


Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya. Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga. Demikian juga si Miskin mendapat nangka di kebun raja itu untuk istrinya yang mengidam itu


Adapun selama istrinya si Miskin hamil maka banyaklah makan-makanan dan kain baju dan beras padi dan segala perkakas-perkakas itu diberi orang kepadanya.


Dan pada ketika yang baik dan saat yang sempurna, pada malam empat belas hari bulan maka bulan itu pun sedang terang-tumerang maka pada ketika itu istri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak lelaki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya. Anak itu dinamakan Marakarmah, artinya anak di dalam kesukaran.


Hatta maka dengan takdir Allah Swt. menganugerahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun menggalilah tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu. Maka tergalilah kepada sebuah telaju yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka istrinya pun datanglah melihat akan emas itu. Seraya berkata kepada suaminya, "Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja."


la menjadi kaya dan menempah barang-barang keperluannya: kendi, lampit, utar-utar, pelana kuda, keris, dan sebagainya. Sekembalinya dari menempah barang-barang itu dia mandi berlimau, menimang anaknya dan berseru, "Jikalau sungguh- sungguh anak dewa-dewa hendak menerangkan muka ayahanda ini, jadilah negeri di dalam hutan ini sebuah negeri yang lengkap dengan kota, parit dan istananya serta dengan menteri, hulubalang, rakyat sekalian dan segala raja-raja di bawah baginda, betapa adat segala raja-raja yang besar!"


Kabul permintaan itu dan si Mişkin menjadi raja bertukar nama Maharaja Indera Angkasa dan istrinya bertukar nama Ratna Dewi dan negeri itu dinamakan Puspa Sari.


(Sumber: Bunga Rampai Melayu Kuno, 1952, dengan penyesuaian)


Berdasarkan teks tersebut kerjakan soal berikut ini!


1. Sebutkan nama-nama tokoh dalam cerita!

2. Jelaskan semua karakter tokoh-tokohnya!

3. Jelaskan masalah yang dihadapi semua tokoh dalam cerita tersebut!

4. Jelaskan cara tokoh menyelesaikan masalah yang dihadapi!


Kerjakan juga soal berikut ini!



1. Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya? Jika tidak, tokoh mana yang mendapatkan porsi lebih banyak? Jelaskan alasanmu!


2. Adakah keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyele-saikan masalah? Mengapa?


3. Apa yang akan terjadi jika si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa mempelam yang didapatnya kali pertama dari pasar? Apakah hal tersebut akan sangat memengaruhi cerita?


4. Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya dari pasar? Mengapa?


5. Jika kalian menjadi si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta istrinya meminta mempelam Raja? Jelaskan alasan jawabanmu! 



Kunci jawaban:


1. Nama-nama tokoh dalam cerita:

   - Si Miskin (nama sebenarnya tidak disebutkan)

   - Maharaja Indera Dewa (nama sebenarnya tidak disebutkan)

   - Ratna Dewi (nama istri Si Miskin)

   - Marakarmah (anak mereka)

   - Raja-raja dan masyarakat di negeri Antah Berantah dan Puspa Sari


2. Karakter tokoh-tokohnya:

   - Si Miskin: Awalnya adalah seorang pengemis yang merana dan menderita, kemudian menjadi kaya setelah menemukan harta emas di kebun Raja. Ia adalah sosok yang bijaksana dan memiliki keinginan untuk menciptakan negeri yang makmur dan lengkap dengan struktur pemerintahan.

   - Maharaja Indera Dewa: Awalnya merupakan Raja Kayangan yang terbuang ke negeri Antah Berantah sebagai hukuman dari Batara Indera. Kemudian, ia menjadi Maharaja Puspa Sari setelah kembali kaya berkat emas yang ditemukan oleh Si Miskin. Baginda adalah sosok yang bijaksana dan penuh belas kasihan.

   - Ratna Dewi: Istri Si Miskin yang mengidam buah mempelam dari taman Raja. Ia adalah sosok yang tekun dan sabar dalam menunggu. Kemudian, setelah kehamilan, ia menjadi Maharani Puspa Sari.

   - Marakarmah: Anak mereka yang lahir setelah berkat kemurahan Raja.


3. Masalah yang dihadapi semua tokoh dalam cerita:

   - Si Miskin dan Maharaja Indera Dewa terbuang ke negeri Antah Berantah dan hidup sebagai pengemis yang dibenci oleh masyarakat.

   - Ratna Dewi mengidam buah mempelam dari taman Raja yang tidak dapat diakses oleh mereka di awal cerita.


4. Cara tokoh menyelesaikan masalah yang dihadapi:

   - Si Miskin berani meminta buah mempelam dari taman Raja dan diberi oleh Maharaja Indera Dewa setelah ia menghadap Raja dengan penuh rasa hormat.

   - Setelah Si Miskin menemukan harta emas di kebun Raja, ia menggunakan emas tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, membangun negeri Puspa Sari, dan memenuhi keinginan istri dan masyarakat.


Pertanyaan tambahan:


1. Tidak, beberapa tokoh seperti Si Miskin (mahasiswa) dan Maharaja Indera Dewa (Raja Kayangan) memiliki porsi lebih banyak dalam cerita dibandingkan dengan tokoh lain. Hal ini disebabkan fokus cerita pada perjalanan dan transformasi karakter mereka.


2. Ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah. Si Miskin awalnya adalah seorang yang tekun dan penuh belas kasihan, sehingga ia berani meminta dengan hormat buah mempelam dari taman Raja. Maharaja Indera Dewa adalah sosok bijaksana dan penuh rasa belas kasihan, sehingga ia dengan mudah memberikan buah mempelam dan memahami kebutuhan rakyatnya.


3. Jika Si Miskin tidak jujur kepada istrinya tentang mempelam yang diperolehnya dari pasar, mungkin istrinya akan merasa kecewa dan cerita mungkin akan berkembang dalam arah yang berbeda. Namun, kejujuran Si Miskin dalam cerita menghasilkan pertolongan dari Maharaja Indera Dewa.


4. Sikap istri Si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya adalah reaksi yang wajar mengingat kondisi yang sulit dan pengalaman buruk sebelumnya di pasar. Namun, ia juga menunjukkan kesabaran dan keinginan untuk memenuhi keinginan istri.


5. Keputusan Si Miskin untuk meminta buah mempelam dengan cara yang baik dan penuh hormat menunjukkan kebijaksanaan dan rasa hormat kepada Maharaja. Kebijakan ini membuahkan hasil yang baik dalam cerita dengan diberikannya emas dan kemakmuran pada akhirnya.


No comments:

Post a Comment