Tuesday 2 January 2024

Menyimak kritis teks negosiasi

 



Membeli Laptop Baru 


Rudi: “Yah, Rudi dengar Ayah baru membelikan ponsel baru ya untuk Wati,” tanya Rudi. 


Ayah: “Iya Rud, kenapa? Jangan bilang kamu juga mau, ponsel kamu kan masih bagus,” jawab Ayah sembari menaikkan alisnya. 


Rudi: “Nggak kok, Yah. Iya, ponsel Rudi masih bagus kok, tapi …” 


Ayah: “Wah, gawat nih kalau ada tapinya,” potong Ayah. 


Rudi: “Lebih gawat Rudi, Yah. Belakangan, tugas kuliah semakin banyak dan membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesaikannya, sementara laptop Rudi lambat, Yah.” Rudi meneruskan pembicaraannya.


Ayah: “Jangan bilang kamu mau minta dibelikan laptop baru.” 


Rudi: “Iya, Yah. Karena tugas Rudi selalu terhambat. Lagi pula, laptop ini memang sudah cukup berumur, dari Rudi kelas 10 SMA. Padahal, program studi Rudi juga memang membutuhkan laptop yang lebih cepat, Yah. Rudi kan belajar desain. Aplikasi 3D itu membutuhkan daya komputasi tinggi, Yah” 


Ayah: “Wah, kamu ini memang bisa saja, tapi kan ayah baru mem-belikan ponsel untuk adikmu. Uang ayah nanti habis, Rud.” 


Rudi: “Pembelian laptop baru tidak harus hari ini kok. Tetapi, Ayah bisa mulai buat rencana anggarannya dari sekarang. Ayah bisa mulai sisihkan dari pengeluaran per bulan.” 


Ayah: “Wah, kamu pintar juga ya.” 


Rudi: “Iya dong. Oh, ya, untuk membantu, Ayah juga bisa memakai tabungan Rudi kok.” 


Ayah: “Oh ya? Ayah coba pikir-pikir dulu ya.” 


Rudi: “Coba Ayah pertimbangkan, suatu nanti mungkin Wati juga akan meminta laptop baru pelajaran TIK. Kebutuhan laptop untuk pelajaran TIK tidak seberat belajar desain. Jadi, kalau Ayah membelikan laptop baru untuk Rudi, laptop yang ini bisa diberikan ke Wati kan, Yah. Jadi, Ayah tidak usah membelikan Wati laptop lagi untuk pelajaran TIK.” 


Ayah: “Ya, sudah kalau begitu. Ayah akan belikan, tapi…”


Rudi: “Janji, Yah. Rudi akan belajar dengan sungguh-sungguh,” jawab Rudi memotong perkataan Ayah. 


Ayah: “Kamu itu… bukan itu maksud Ayah. Kamu kan sudah duduk di perguruan tinggi. Itu sih sudah menjadi kewajiban kamu sendiri untuk sadar akan pentingnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.” 


Rudi: “Oh ya, Yah. Hehe.. kalau begitu apa yah” 


Ayah: “Tapi nanti ya, Ayah anggarkan menabung dulu mulai gajian bulan depan dan kamu harus tepati janji mau mengajari Wati untuk menggunakan laptop.” 


Rudi: Siap Pak!” Jawab Rudi sambil sedikit bercanda. 


Berdasarkan teks tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!


1. Siapakah kedua belah pihak yang terlibat dan apa kepentingan tiap-tiap pihak dalam teks tersebut? 


2. Siapa yang mengajukan permintaan dalam teks tersebut? Jelaskan apa alasannya! 


3. Menurut kalian, apakah permintaan tersebut disampaikan dengan alasan-alasan yang tepat? Jelaskan! 


4. Jika kalian berposisi sebagai pihak yang mengajukan permintaan dalam teks tersebut, apa saja alasan-alasan yang dapat kalian tambahkan untuk menguatkan permintaan kalian?


5. Menurut kalian, apakah bahasa yang digunakan saat menyampaikan permintaan dalam teks tersebut sudah cukup baik dan santun? Jelaskan alasannya! 


6. Pada akhirnya, apakah permintaan tersebut dikabulkan? Jelaskan apa alasannya! 


7. Apakah ada persyaratan tertentu agar permintaan tersebut dikabulkan? Jelaskan! 


8. Apakah akhirnya terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak? Jelaskan apa saja kesepakatannya!


9. Menurut kalian, apakah kesepakatan yang terjadi menguntungkan kedua pihak? Jelaskan apa saja keuntungan untuk keduanya!


10. Menurut pendapat kalian, apa saja yang perlu diperhatikan agar kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan? Jelaskan!



Pembahasan


1. Dalam teks tersebut, kedua belah pihak yang terlibat adalah Rudi, anak yang meminta laptop baru, dan Ayahnya. Kepentingan Rudi adalah mendapatkan alat yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya yang semakin kompleks dan memenuhi kebutuhan studinya dalam desain. Ayahnya berusaha mempertimbangkan keuangan keluarga sambil juga memahami kebutuhan pendidikan anak-anaknya.


2. Permintaan untuk mendapatkan laptop baru diajukan oleh Rudi. Alasannya adalah karena tugas kuliahnya semakin kompleks dan membutuhkan aplikasi yang tidak bisa dijalankan dengan lancar oleh laptop lama yang dimilikinya. Dia juga mempertimbangkan kebutuhan studinya dalam desain yang memerlukan daya komputasi tinggi.


3. Permintaan tersebut disampaikan dengan alasan yang cukup kuat. Rudi memberikan alasan yang rasional tentang kebutuhan spesifiknya dalam belajar dan pekerjaan akademisnya. Dia juga menyajikan rencana anggaran untuk membantu Ayah mengatasi masalah keuangan.


4. Sebagai pihak yang mengajukan permintaan, tambahan alasan yang bisa dia sertakan adalah contoh kejadian konkret di mana laptop lama telah menghambat kemajuan studinya atau hasil pekerjaannya. Rudi juga bisa menunjukkan bagaimana investasi pada pendidikan dan pekerjaan masa depannya akan bermanfaat dalam jangka panjang.


5. Bahasa yang digunakan dalam teks tersebut cukup baik dan santun secara umum. Rudi mengajukan permintaan dengan sopan dan argumentasi yang baik. Meskipun ada beberapa percakapan yang agak santai, tetapi tetap terdapat rasa hormat dan kesopanan dalam penyampaian.


6. Permintaan tersebut akhirnya dikabulkan dengan syarat bahwa Ayah akan memasukkan dana ke dalam anggaran bulanan keluarga untuk membeli laptop baru dan Rudi harus membantu adiknya dalam menggunakan laptop yang lama.


7. Persyaratan agar permintaan tersebut dikabulkan adalah bahwa Ayah harus menabung dari gaji bulan depan, dan Rudi harus memenuhi janjinya untuk mengajari adiknya menggunakan laptop.


8. Terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Ayah setuju untuk menganggarkan pembelian laptop baru dengan persyaratan tertentu yang disebutkan di atas.


9. Kesepakatan tersebut cukup menguntungkan bagi keduanya. Rudi mendapatkan laptop baru yang dibutuhkannya untuk studi dan pekerjaan akademisnya, sementara Ayah dapat mengatur anggaran keluarga tanpa terlalu membebani keuangan bulanan.


10. Untuk mencapai kesepakatan, penting untuk berkomunikasi terbuka, mendengarkan argumen masing-masing pihak, dan mencari solusi yang memadai bagi semua pihak. Selain itu, membahas rencana dan anggaran secara jelas juga membantu kedua belah pihak mencapai kesepakatan yang memuaskan.


No comments:

Post a Comment