Friday, 1 September 2023

Rubrik Hasil Penilaian Sidak Sampah di Kelas X s.d XII

 Rubrik Hasil Penilaian Sidak Sampah di Kelas X s.d XII 


Dalam rangka mengevaluasi keberhasilan pengelolaan sampah di kelas X s.d. XII setelah pelaksanaan sidak, rubrik berikut akan digunakan untuk memberikan penilaian terhadap setiap kelas. Penilaian ini mencakup beberapa aspek penting terkait kebersihan, pengelolaan sampah, dan kesadaran lingkungan. Setiap aspek akan dinilai berdasarkan skala penilaian dari 1 hingga 5, di mana 1 adalah yang terendah dan 5 adalah yang tertinggi.


A. Kebersihan Umum Kelas (Total Skor Maksimal: 15 poin)


1. Kebersihan Lantai dan Permukaan Meja:

   - 1: Sangat kotor dan berantakan.

   - 2: Kotor dan berantakan.

   - 3: Sedikit kotor dan berantakan.

   - 4: Rapi tetapi ada beberapa kotoran.

   - 5: Sangat rapi dan bersih.


2. Kebersihan Peralatan dan Alat Tulis:

   - 1: Sangat kotor dan tidak teratur.

   - 2: Kotor dan tidak teratur.

   - 3: Sedikit kotor dan tidak teratur.

   - 4: Rapi tetapi ada beberapa peralatan yang kotor.

   - 5: Sangat rapi dan teratur.


3. Kebersihan Jendela dan Pintu:

   - 1: Sangat kotor dan tidak terawat.

   - 2: Kotor dan tidak terawat.

   - 3: Sedikit kotor dan tidak terawat.

   - 4: Rapi tetapi ada beberapa kotoran.

   - 5: Sangat rapi dan terawat.


B. Pengelolaan Sampah (Total Skor Maksimal: 15 poin)


1. Penempatan Tempat Sampah:

   - 1: Tempat sampah tidak tersedia.

   - 2: Tempat sampah terbatas dan tidak teratur.

   - 3: Tempat sampah cukup dan teratur.

   - 4: Tempat sampah mencukupi dan rapi.

   - 5: Tempat sampah mencukupi, rapi, dan jelas terpisah organik dan non-organik.


2. Pemilahan Sampah:

   - 1: Tidak ada pemilahan sampah.

   - 2: Pemilahan tidak konsisten.

   - 3: Pemilahan terlihat namun tidak teratur.

   - 4: Pemilahan dilakukan dengan baik.

   - 5: Pemilahan dilakukan dengan baik dan konsisten.


3. Program Daur Ulang dan Reduksi Plastik:

   - 1: Tidak ada program daur ulang atau upaya pengurangan plastik.

   - 2: Program daur ulang atau pengurangan plastik tidak terlalu terlihat.

   - 3: Program daur ulang atau pengurangan plastik ada namun belum konsisten.

   - 4: Program daur ulang dan pengurangan plastik terlihat dan dilakukan dengan baik.

   - 5: Program daur ulang dan pengurangan plastik terlihat, konsisten, dan efektif.


C. Kesadaran Lingkungan (Total Skor Maksimal: 10 poin)


1. Partisipasi dalam Kegiatan Lingkungan:

   - 1: Tidak ada partisipasi dalam kegiatan lingkungan.

   - 2: Partisipasi rendah dan tidak aktif.

   - 3: Partisipasi cukup aktif dalam beberapa kegiatan.

   - 4: Partisipasi aktif dalam sebagian besar kegiatan.

   - 5: Partisipasi sangat aktif dan berdampak positif.


2. Pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah:

   - 1: Tidak memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah.

   - 2: Pengetahuan sangat terbatas.

   - 3: Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan sampah.

   - 4: Memiliki pengetahuan yang baik tentang pengelolaan sampah.

   - 5: Memiliki pengetahuan mendalam dan mampu berbagi informasi kepada orang lain.


D. Total Skor (Maksimal 40 poin)


Nilai= (skor nilai/40)x100


E. Kesimpulan

- 81-100: Sangat baik, kelas memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi dan menerapkan pengelolaan sampah dengan baik.

- 61-80: Baik, kelas sudah menjaga kebersihan dan melakukan upaya pengelolaan sampah.

- 41-60: Cukup, terdapat beberapa upaya namun perlu perbaikan dalam pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan.

- 21-40: Kurang, pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan perlu perhatian serius.

- 0-20: Sangat kurang, diperlukan perubahan besar dalam pengelolaan sampah dan kesadaran lingkungan.


F. Saran

- Tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mencapai skor yang lebih tinggi.

- Rekomendasi untuk program edukasi dan kesadaran lingkungan.


G. Catatan

- Catatan tambahan terkait temuan khusus dalam penilaian.

,.........

Sunday, 27 August 2023

Sinopsis film Greenland (2020): Keberanian dan Cinta dalam Menghadapi Kehancuran Global

Sinopsis film Greenland adalah termasuk Teks eksposisi.



Dalam film yang penuh aksi dan ketegangan ini, "Greenland" yang disutradarai oleh Ric Roman Waugh, penonton diajak dalam perjalanan mengharukan yang menggambarkan perjuangan seorang keluarga dalam menghadapi ancaman bencana global. Dibintangi oleh Gerard Butler sebagai John Garrity, Morena Baccarin sebagai Allison, Roger Dale Floyd sebagai Nathan, dan Scott Glenn, film ini menggambarkan betapa besar tekad manusia dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.


Kisah dimulai dengan pengenalan karakter utama, John Garrity, seorang insinyur struktural yang hidup bersama istrinya, Allison, dan putra mereka yang berusia tujuh tahun, Nathan. Mereka menjalani kehidupan biasa hingga dunia tiba-tiba terguncang oleh pengumuman akan kedatangan komet besar yang berpotensi menghancurkan Bumi. Sementara berita ini menyebar, masyarakat di seluruh dunia dilanda kepanikan dan ketidakpastian. Namun, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa ada perlindungan dalam bentuk tempat evakuasi rahasia yang disediakan untuk sejumlah kecil orang terpilih.


Dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan keluarganya, John menerima pesan teks misterius yang mengundangnya untuk bergabung dengan kelompok yang akan diangkut ke tempat aman. Ini adalah titik balik dalam cerita, di mana keluarga Garrity harus mengatasi berbagai rintangan, termasuk rasa putus asa manusia di sekitar mereka yang juga ingin diselamatkan.


Perjalanan mereka penuh dengan ujian emosional dan fisik. Mereka harus melintasi medan yang berbahaya, menghindari kerusuhan massal, dan menghadapi dilema moral yang sulit. Dalam upaya untuk melindungi Nathan, John dan Allison berjuang dengan keputusan yang mungkin mengubah nasib keluarga mereka selamanya.


Saat komet semakin mendekat, perjuangan mereka semakin rumit. Ketidakpastian dan tekanan dari luar terus mengancam integritas keluarga. Namun, di tengah semua ini, "Greenland" juga menggambarkan solidaritas dan kepedulian manusia. Banyak momen mengharukan yang menyoroti interaksi antara orang asing yang bersatu demi keberlangsungan hidup bersama.


"Greenland" bukan hanya tentang bencana dan kehancuran, tetapi juga tentang kekuatan cinta dan keberanian manusia dalam menghadapi ketidakpastian dan situasi ekstrim. Dengan aksi yang mendebarkan, efek visual yang mengesankan, dan performa akting yang kuat, film ini menghadirkan cerita yang menggugah perasaan dan mengingatkan kita akan pentingnya keluarga, keberanian, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan yang tak terduga.

Saturday, 26 August 2023

Menganalisis Dampak Keputusan Wasit dalam Final AFF U-23: Kritik dan Harapan



Olahraga sepak bola telah lama menjadi panggung bagi emosi dan gairah dari para pemain dan penonton. Tidak jarang, keputusan wasit dalam pertandingan menjadi sorotan utama, terutama ketika dampaknya terasa begitu besar dalam hasil akhir. Baru-baru ini, Final AFF U-23 memicu perbincangan sengit terkait keputusan wasit yang diklaim merugikan Timnas Indonesia. Mari kita telaah lebih dalam tentang beberapa momen kontroversial dalam pertandingan tersebut.


Dalam laga yang penuh gairah ini, banyak pihak merasa bahwa wasit kurang memberikan ketegasan dalam pengambilan keputusan. Salah satu momen yang mengundang kontroversi adalah ketika pemain Indonesia, Onsinde, dinyatakan dalam posisi offside. Ini bukanlah kejadian pertama dalam turnamen ini, yang membuat keputusan wasit semakin diperbincangkan. Kecaman juga datang saat pemain Vietnam terlihat melakukan handball, namun wasit tidak mengambil tindakan apapun.


Namun, tidak hanya keputusan yang mungkin merugikan Timnas Indonesia yang menjadi sorotan. Pemain Indonesia, Haykal, dilaporkan mengalami cedera akibat siku maut dari pemain Vietnam, yang nampak sangat disengaja. Keputusan wasit untuk tidak mengambil tindakan dalam insiden ini menyebabkan frustrasi yang lebih dalam.


Tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan wasit memiliki dampak besar dalam jalannya pertandingan. Dalam momen-momen krusial seperti ini, keadilan menjadi faktor kunci dalam menjaga integritas olahraga. Kritik terhadap keputusan wasit bukanlah hal yang baru, namun, membangun kesadaran akan pentingnya evaluasi dan peningkatan dalam sistem pengawasan menjadi penting untuk menjaga kualitas pertandingan.


Melihat dari sudut pandang positif, pengalaman ini juga mengingatkan kita tentang peran pentingnya sportivitas dalam olahraga. Meskipun kontroversi hadir, para pemain dan tim harus tetap menjunjung tinggi etika dan profesionalisme. Reaksi yang berlebihan dapat merusak citra olahraga dan mengaburkan fokus pada usaha keras para atlet.


Kritik yang disampaikan dengan baik dan konstruktif dapat menjadi katalisator perubahan yang positif. Pertandingan seperti Final AFF U-23 memicu refleksi tentang bagaimana sistem pengambilan keputusan dapat lebih dioptimalkan. Bukan hanya pihak berkepentingan yang memiliki peran dalam ini, namun juga otoritas olahraga yang perlu melihat peluang untuk meningkatkan kualitas pengawasan pertandingan.


Momen ketegangan dalam Final AFF U-23 juga menimbulkan pertanyaan tentang keberuntungan dan skill dalam olahraga. Sebagian menganggap bahwa pelatih tertentu lebih terampil dalam menangani turnamen, sementara yang lain melihat potensi jangka panjang dalam pengembangan tim di bawah arahan yang berbeda. Dalam hal ini, Indra Syafri dianggap sebagai pelatih yang memiliki keahlian khusus dalam turnamen, sedangkan pelatih saat ini, STY, lebih difokuskan pada membangun fondasi tim yang kuat dan berdaya saing dalam jangka panjang.


Perbandingan antara pelatih-pelatih ini memberikan gambaran tentang berbagai pendekatan yang bisa diambil dalam memimpin tim. Setiap pelatih memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, serta cara pandang yang berbeda terkait pengembangan tim. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia sepak bola, tidak ada pendekatan yang mutlak benar, namun yang terpenting adalah hasil akhir yang diinginkan oleh para pemain, staf, dan penggemar.


Dalam mengevaluasi situasi ini, penting untuk tetap menjaga perspektif yang seimbang. Kritik dan kekecewaan terhadap keputusan wasit adalah hal yang sah dalam semangat kompetisi. Namun, sebagai komunitas sepak bola, kita juga harus mampu melihat potensi pembelajaran dan perbaikan dari setiap pengalaman. Semoga, melalui kritik yang konstruktif dan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan olahraga yang lebih adil dan profesional di masa depan.


Dalam akhirnya, olahraga selalu menjadi ajang di mana emosi, semangat, dan perjuangan bersatu. Final AFF U-23 mungkin telah meninggalkan kenangan kontroversial, namun pengalaman ini juga mengingatkan kita akan nilai-nilai sportivitas, etika, dan semangat fair play. Dengan menjaga keseimbangan antara kritik dan harapan, kita dapat mendorong pertumbuhan positif dalam olahraga yang kita cintai.

Monday, 21 August 2023

Mengidentifikasi Isi Teks Editorial

 



Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina


Pertamina mengirim kado Tahun Baru 2014 yang pahit kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Akibatnya sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00.


Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.


Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur meminta Wakil Presiden Republik Indonesia menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.


Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.


Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. Malah boleh jadi ada politisi yang mengategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.



Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji? Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.


Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.


1. Coba tulis kembali judul tulisan yang kamu baca!


2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut? 


Jawab:


Dari judul "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina," saya memahami bahwa teks ini berkaitan dengan tindakan atau keputusan yang diambil oleh Pertamina pada awal tahun 2014, yang mungkin berkaitan dengan hadiah atau perubahan yang diumumkan atau diberlakukan oleh perusahaan tersebut. "Kado Tahun Baru" bisa diartikan sebagai tindakan atau keputusan yang diambil pada periode awal tahun baru, dan "dari Pertamina" menunjukkan bahwa subjek yang melakukan tindakan ini adalah perusahaan minyak dan gas tersebut. Teks kemungkinan membahas perubahan harga atau kebijakan terkait dengan produk atau layanan yang disediakan oleh Pertamina.




Rumuskan dalam kalimat baru pemahamanmu tersebut!



Jawab:

Judul "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina" mengindikasikan bahwa teks membicarakan tentang langkah atau keputusan yang diambil oleh Pertamina pada awal tahun 2014, mungkin berhubungan dengan perubahan atau pemberian yang diumumkan oleh perusahaan tersebut. Ini menyoroti kemungkinan perubahan harga atau kebijakan terkait produk atau layanan Pertamina.



3. Apa kata kunci paragraf pertama?


Kata kunci dari paragraf tersebut adalah "Pertamina," "kado Tahun Baru 2014," "harga elpiji tabung 12 kg," "50 persen," "tingkat konsumen," "Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00," "lokasi yang relatif jauh," "Rp150.000,00-Rp200.000,00." Paragraf ini menjelaskan bagaimana Pertamina telah melakukan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg yang signifikan pada awal Tahun Baru 2014, lebih dari 50 persen dari harga sebelumnya. Dampak dari kenaikan harga ini adalah naiknya harga elpiji di tingkat konsumen menjadi kisaran Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, bahkan di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan, harga bisa mencapai kisaran Rp150.000,00 hingga Rp200.000,00.


4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum dalam paragraf pertama berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!


Jawab;


Pada awal tahun 2014, Pertamina memberikan "kado" yang tidak menyenangkan kepada masyarakat dengan menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Ini berdampak pada peningkatan harga untuk konsumen, yang bisa mencapai kisaran antara Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan lebih tinggi lagi di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan, yakni sekitar Rp150.000,00 hingga Rp200.000,00.


5. Apa kata kunci dalam paragraf kedua?


Jawab:

Kata kunci dari paragraf ini adalah "kenaikan harga," "kado yang tidak simpatik," "tidak bijak," "tidak logis," "masyarakat," "konsumen," "sosialisasi," "Pertamina," "mutus secara sepihak," "alasan yang terkesan logis," "merugi Rp22 triliun," "6 tahun," "pasar internasional," "melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS." Paragraf ini menggambarkan reaksi masyarakat terhadap kenaikan harga elpiji oleh Pertamina dan menyebutkan alasan serta dampak yang diduga menjadi latar belakang kenaikan harga tersebut.



6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kedua berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!



Jawab:



Kenaikan harga yang terjadi di sini dapat dianggap sebagai pemberian yang kurang disukai, tidaklah bijak, dan terasa tidak masuk akal. Masyarakat sebagai konsumen merasa terkejut karena kenaikan tersebut tidak diberitahukan sebelumnya. Pertamina memutuskan untuk menaikkan harga ini tanpa melibatkan pemberitahuan sebelumnya, tetapi mereka mencoba memberikan alasan yang tampak masuk akal. Mereka mengklaim bahwa kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi latar belakang dari keputusan ini.



7. Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?


Jawaban;


 Kata kunci dari paragraf ini adalah "kenaikan harga," "Presiden Republik Indonesia," "kunjungan kerja," "Jawa Timur," "Wakil Presiden Republik Indonesia," "rapat mendadak," "para menteri terkait," "penjelasan Direksi Pertamina," "pandangan Menko Ekuin," "kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden," "kesimpulan rapat," "keputusan harga elpiji 12 kg," "Minggu kemarin." Paragraf ini menggambarkan bagaimana reaksi atas kenaikan harga elpiji oleh Pertamina mempengaruhi tindakan pemerintah. Presiden Republik Indonesia mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini dengan meminta Wakil Presiden untuk mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait. Di rapat ini, penjelasan dari Direksi Pertamina dan pandangan dari Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Menko Ekuin) didengarkan, dan hasilnya dilaporkan kepada Presiden. Keputusan harga elpiji 12 kg diambil berdasarkan kesimpulan dari rapat ini dan diumumkan pada Minggu sebelumnya.


8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf ketiga berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!



Jawaban:


Kenaikan harga tersebut mengakibatkan situasi di mana Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur merasa perlu meminta Wakil Presiden Republik Indonesia untuk mengadakan rapat mendadak bersama para menteri terkait. Dalam rapat tersebut, mereka mendengarkan penjelasan dari Direksi Pertamina serta pandangan dari Menko Ekuin. Hasil kesimpulan dari rapat tersebut kemudian dilaporkan kepada Presiden. Berdasarkan kesimpulan rapat inilah Presiden akhirnya mengambil keputusan mengenai harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu yang lalu.


9. Apa kata kunci dalam paragraf keempat?


Jawab:


Kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg, apresiasi terhadap langkah cekatan pemerintah, rencana kenaikan harga oleh Pertamina, pengelolaan minyak dan gas bumi oleh Pertamina, peran Menko Ekuin dan Menteri BUMN, pandangan dan pertimbangan pemerintah.



10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keempat berdasarkan kata kunci yang kamu temukan!


Jawaban:


Kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg telah diapresiasi sebagai langkah cekatan dari pemerintah. Namun, muncul pertanyaan mengenai apakah pemerintah sebenarnya tidak mengetahui atau tidak diinformasikan terlebih dahulu tentang rencana kenaikan harga ini oleh Pertamina. Sebagai perusahaan negara yang memiliki tugas mengelola minyak dan gas bumi untuk kemakmuran rakyat, sulit dipercaya jika pemerintah, termasuk Menko Ekuin dan Menteri BUMN, tidak memiliki pengetahuan atau tidak diminta pendapat mereka mengenai hal ini.


11.Apa kata kunci dalam paragraf kelima?



Jawaban:


Dugaan mengenai reaksi semu pemerintah, kekagetan atas reaksi keras DPR RI dan DPD RI, respons terhadap masyarakat, politisi yang mengategorikan sebagai pencitraan, perhatian pemerintah terhadap kesulitan dan kebutuhan rakyat.



12.  Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf kelima berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.



Jawaban:


Kemungkinan bahwa reaksi pemerintah hanyalah semu dapat timbul, terutama karena tanggapan ini muncul setelah reaksi keras dari pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat secara luas. Beberapa bahkan berpendapat bahwa langkah ini dapat dikategorikan sebagai upaya pencitraan politik, yang menciptakan kesan bahwa pemerintah peduli terhadap kesulitan rakyat dan berupaya melindungi kebutuhan mereka.


13. Apa kata kunci dalam paragraf kelima?


Jawab:


Alasan merugi Pertamina, kenaikan harga elpiji, peran dan tugas Pertamina, harga pasar dunia, keputusan berdasarkan harga pasar dunia, keuntungan Pertamina, tambang minyak dan gas, eksploitasi sumber daya alam Indonesia.



14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumentasi dalam paragraf keenam berdasarkan kata kunci yang kamu temukan.



Jawaban:


Alasan kenaikan harga elpiji oleh Pertamina yang didasarkan pada kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun, sebagai regulator elpiji, tidak dapat diterima begitu saja. Peran mulia Pertamina sebagai regulator tidak boleh hanya mengambil harga pasar dunia sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Perlu diingat bahwa Pertamina juga memperoleh keuntungan yang signifikan dari eksploitasi sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia.


15. Apa saja fakta dalam teks tersebut?



Jawaban:


a. Kenaikan Harga Elpiji: Pada Tahun Baru 2014, Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen. Harga di tingkat konsumen menjadi sekitar Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan bisa mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00 di lokasi yang lebih jauh dari pangkalan.


b. Kenaikan Harga tanpa Sosialisasi: Kenaikan harga elpiji tersebut dilakukan tanpa sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat, sehingga menyebabkan kekagetan di kalangan konsumen.


c. Alasan Kenaikan Harga oleh Pertamina: Pertamina mengambil keputusan kenaikan harga elpiji dengan alasan kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.


d. Tanggapan Pemerintah: Presiden Republik Indonesia terpaksa mengadakan rapat mendadak dengan para menteri terkait, termasuk Direksi Pertamina dan Menko Ekuin, untuk membahas kenaikan harga elpiji. Hasil rapat ini kemudian digunakan oleh Presiden untuk membuat keputusan harga elpiji.


e. Reaksi Terhadap Kenaikan Harga: Ada reaksi keras dari pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas terhadap kenaikan harga elpiji, yang menyebabkan respons pemerintah.


f. Pertanyaan Terhadap Reaksi Pemerintah: Ada pertanyaan mengenai apakah reaksi pemerintah hanya bersifat semu dan merupakan respons atas reaksi keras dari berbagai pihak.


g. Peran Pertamina: Pertamina adalah perusahaan negara yang diamanati oleh undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk kepentingan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


h. Keuntungan Pertamina: Pertamina memperoleh keuntungan besar dari hasil eksploitasi minyak dan gas di Indonesia, yang seharusnya digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


i. Usulan Subsidi: Ada usulan agar sebagian keuntungan Pertamina digunakan untuk mensubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.


16. Apa yang menjadi opini redaktur atas fakta tersebut?

Opini redaktur terhadap fakta tersebut tampaknya adalah bahwa kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg yang dilakukan oleh Pertamina sebagai kado Tahun Baru 2014 merupakan langkah yang tidak disambut baik oleh masyarakat. Kenaikan harga yang mencapai lebih dari 50 persen telah berdampak signifikan pada konsumen, dengan harga yang melonjak menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00, dan bahkan lebih tinggi di lokasi yang lebih terpencil.


Opini tersebut juga menyoroti bahwa kenaikan harga tersebut dianggap tidak simpatik, bijak, dan logis, terutama karena tidak ada sosialisasi sebelumnya kepada masyarakat. Pertamina mengambil keputusan ini dengan alasan kerugian sebesar Rp22 triliun selama 6 tahun akibat kenaikan harga di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, penulis mengkritik bahwa alasan tersebut tidak dapat diterima begitu saja.


Selanjutnya, redaktur menyoroti bahwa presiden Republik Indonesia terpaksa harus melakukan rapat mendadak dengan para menteri terkait dan mendengarkan penjelasan dari Direksi Pertamina serta pandangan Menko Ekuin sebelum membuat keputusan harga elpiji 12 kg. Opini ini juga mencermati bahwa ada dugaan reaksi semu dari pemerintah terhadap kenaikan harga ini, yang dianggap sebagai respons terhadap reaksi keras dari DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas.


Terakhir, redaktur menyuarakan ketidaksetujuan terhadap alasan Pertamina yang merugi sebagai regulator elpiji untuk menaikkan harga secara mendadak. Pendapat ini merujuk pada peran mulia Pertamina sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk kemakmuran rakyat. Redaktur menekankan bahwa keuntungan besar yang diperoleh oleh perusahaan seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, mungkin melalui subsidi bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.


17. Menurutmu, tanggapan redaktur tersebut ditujukan kepada siapa? Masyarakat atau pemerintah?



Jawaban:


Tanggapan redaktur tersebut lebih ditujukan kepada pemerintah daripada kepada masyarakat. Redaktur mengekspresikan kekritisan terhadap langkah-langkah dan alasan yang diambil oleh pemerintah, khususnya Pertamina, dalam konteks kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg. Opini tersebut mengajukan pertanyaan mengenai ketidakbijakan dan ketidaksimpatikan dalam tindakan pemerintah serta meragukan alasan yang diberikan oleh Pertamina.


Redaktur menyoroti reaksi dan langkah-langkah pemerintah, seperti rapat mendadak dan keputusan harga, serta menggugat kebijakan yang diambil oleh Pertamina sebagai badan negara yang memiliki tanggung jawab untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, tanggapan ini lebih mengarah pada kritik terhadap keputusan dan tindakan pemerintah daripada hanya mengomentari pandangan masyarakat.


18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak, atau netral?


Berdasarkan tulisan yang diberikan, sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut adalah kritis dan menunjukkan ketidaksetujuan terhadap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan Pertamina terkait kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg. Redaktur secara tegas mengkritik tindakan tersebut dengan menyebutnya "pahit," "tidak simpatik," "tidak bijak," dan "tidak logis."


Opini redaktur juga mengungkapkan keraguan terhadap alasan kerugian yang diberikan oleh Pertamina sebagai justifikasi kenaikan harga, serta menggambarkan reaksi pemerintah sebagai mungkin "reaksi semu" yang dipicu oleh tekanan dari berbagai pihak, termasuk pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat. Redaktur juga mengajukan alternatif pendekatan untuk menggunakan keuntungan besar yang diperoleh oleh perusahaan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.


Dengan demikian, sikap redaksi dalam hal ini adalah kritis dan menunjukkan penolakan terhadap langkah-langkah pemerintah dan Pertamina dalam kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg, serta mengemukakan pandangan alternatif terhadap pengelolaan keuntungan dan dampaknya terhadap rakyat.


19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam teks editorial tersebut?


Jawaban:


a. Pemerintah dan Pertamina:

   - Transparansi dan Komunikasi: Disarankan agar pemerintah dan Pertamina meningkatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat. Sosialisasi dan komunikasi yang lebih baik mengenai rencana kenaikan harga sebelumnya bisa membantu mengurangi kejutan dan keresahan di kalangan masyarakat.

   - Pertimbangan Dampak Sosial: Direkomendasikan agar pihak terkait lebih mempertimbangkan dampak sosial dari kenaikan harga, terutama terhadap kelompok masyarakat yang lebih rentan terhadap dampak ekonomi negatif. Pertimbangan tersebut harus melampaui pertimbangan keuangan semata.

   - Alternatif Solusi:Pemerintah dan Pertamina sebaiknya mempertimbangkan alternatif solusi untuk mengatasi tantangan ekonomi, seperti subsidi terarah bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan atau strategi lain yang mengurangi beban ekonomi masyarakat.


b. Pimpinan DPR RI, DPD RI, dan Politisi:

   - Kolaborasi Konstruktif: Disarankan agar pimpinan DPR RI, DPD RI, dan politisi lainnya menjalin dialog yang lebih konstruktif dan terbuka dengan pemerintah dan Pertamina. Kolaborasi ini dapat membantu mencari solusi bersama yang lebih akomodatif terhadap kepentingan masyarakat.


c. Masyarakat:

   - Keterlibatan Aktif: Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam memberikan masukan dan mengawasi keputusan yang diambil oleh pemerintah dan perusahaan negara. Keterlibatan masyarakat dapat membantu mendorong transparansi dan pertimbangan yang lebih komprehensif.


d. Pertamina:

   - Keseimbangan Antara Profit dan Kesejahteraan: Pertamina disarankan untuk mempertimbangkan dengan cermat keseimbangan antara tujuan keuntungan perusahaan dengan tanggung jawabnya sebagai pengelola minyak dan gas bumi demi kesejahteraan rakyat.


e. Pemerintah:

   - Pertimbangan Kebijakan Jangka Panjang: Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ekonomi, termasuk kenaikan harga energi, terhadap stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat.


f. Seluruh Pihak:

   - Dialog Terbuka: Disarankan agar semua pihak terlibat dalam dialog terbuka dan saling mendengarkan untuk mencapai pemahaman bersama dan solusi yang lebih baik.


Semoga ini membantu!




20. Buatlah ringkasan dengan menggunakan jawaban-jawabanmu sebelumnya!



Jawaban:


Ringkasan dari jawaban-jawaban sebelumnya:


Dalam konteks kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg oleh Pertamina, teks editorial mengekspresikan kritik dan ketidaksetujuan terhadap tindakan dan alasan pemerintah serta Pertamina. Kenaikan harga yang signifikan tanpa sosialisasi lebih awal dianggap tidak simpatik dan tidak bijak. Editorial meragukan alasan kerugian yang diberikan oleh Pertamina dan mengkritik reaksi pemerintah sebagai mungkin semu, sebagai tanggapan terhadap tekanan dari DPR RI, DPD RI, dan masyarakat.


Saran atau rekomendasi yang diajukan adalah transparansi dan komunikasi yang lebih baik, pertimbangan yang lebih komprehensif terhadap dampak sosial, dan pertimbangan alternatif terhadap solusi ekonomi. Redaktur juga menginginkan Pertamina untuk menjaga keseimbangan antara profit dan kesejahteraan rakyat, sambil mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan ekonomi. Pimpinan DPR RI, DPD RI, dan politisi disarankan untuk menjalin dialog konstruktif, dan masyarakat diundang untuk keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan.


Semua saran ini bertujuan untuk mencapai transparansi, pertimbangan yang lebih baik, dan solusi yang lebih inklusif terhadap kenaikan harga elpiji dan dampaknya pada masyarakat.


Monday, 7 August 2023

Mengidentifikasi Struktur Teks cerita sejarah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer

Mengidentifikasi Struktur Teks cerita sejarah Mangir karya Pramoedya Ananta Toer


Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing bagian dalam struktur teks cerita sejarah:


1. Pengenalan Situasi Cerita:

Bagian ini memperkenalkan latar belakang cerita, tokoh-tokoh utama, dan suasana pada masa tersebut. Di sini, pembaca diperkenalkan dengan informasi dasar yang diperlukan untuk memahami konteks cerita.


2. Pengungkapan Peristiwa:

Bagian ini menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kronologis tertentu. Peristiwa-peristiwa ini bisa melibatkan perkembangan sosial, politik, budaya, atau faktor-faktor lain yang relevan dengan cerita sejarah.


3. Menuju Konflik:

Pada titik ini, tegangan mulai terbangun dan konflik muncul. Konflik bisa bersifat antara individu, kelompok, atau bahkan konflik internal tokoh utama. Situasi semakin memanas dan arah cerita menjadi lebih jelas.


4. Puncak Konflik:

Ini adalah titik tertinggi dari konflik dalam cerita. Konflik mencapai intensitasnya yang maksimal, dan tokoh-tokoh dihadapkan pada situasi yang kritis. Keputusan besar diambil dan memiliki dampak besar pada perkembangan cerita.


5. Penyelesaian:

Setelah mencapai puncak konflik, cerita mulai mereda menuju resolusi. Konflik utama diselesaikan, dan akibat-akibat dari keputusan yang diambil pada puncak konflik mulai tampak. Pembaca mendapatkan pemahaman tentang bagaimana segala sesuatu berakhir.


6. Koda:

Bagian ini memberikan penutup untuk cerita. Bisa berupa pandangan terakhir tentang nasib tokoh-tokoh utama, dampak jangka panjang dari peristiwa cerita, atau pesan moral yang bisa diambil dari cerita tersebut.


Dalam konteks cerita sejarah, struktur ini membantu mengatur narasi untuk memastikan bahwa pembaca atau pendengar memahami dengan baik bagaimana peristiwa-peristiwa sejarah saling terkait dan bagaimana dampaknya berkembang dari waktu ke waktu.



Untuk lebih meningkatkan pemahamanmu terhadap struktur novel sejarah, analisislah dengan memanfaatkan kutipan novel Mangir karya Pramoedya Ananta Toer berikut ini.


Mangir





Karya Pramoedya Ananta Toer


Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matari. Dengan cepat ia naik dari kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi.


1. Abad Keenam Belas Masehi


Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak- ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan mutiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila.


Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di haluan menggelembung membikin lunas menerjang serong gunung-gunung air itu-serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti kaki-kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan.


Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada Damarsewu, menegur. "Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda." Dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. "Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang."


"Allah Dewa Batara!" sahut Sang Patih. "Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan brandal!"


"Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka."


"Bagaimana Bupati Jepara?"


"Tewas enggan menyerah Paduka," Patragading mengangkat sembah. "Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang."


"Begitulah kata warta," Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada Boris. "Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya."


"Disambar petirlah dia!" Boris meraung, seakan batu-batu itu bagian dari dirinya sendiri. "Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan, Dikutuk dia oleh Batara Kala!" Tiba-tiba suaranya turun mengiba-iba: "Apa lagi artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari. Tak perlu dicari!" Meraung.


la lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan dengannya melangkahi pagar papan kayu. Dari balik pagar orang berseru-seru, "Lari dari asrama! Lari!"


Mula-mula pertikaian berkisar pada kelakuan Trenggono yang begitu sampai hati membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang polos terhadap peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyatakan sikap menentang usaha Portugis yang sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan membentuk utusan untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi di Pajajaran tak punya sangkut paut dengan Demak dan musafir.


Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, mereka menganggap, sudah tak ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan untuk mengusir Portugis dan dengan demikian terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri Islam pertama-tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan Islam.


Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannya terhadap abang-kandungnya.


Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin terhadap keselamatan wanita tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia berada di tengah-tengah pasukan kuda kebanggaannya, baik dalam latihan, sodor, maupun ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka yang digantungkan pada sepotong kayu. Ia sendiri ikut dalam latihan-latihan ini.


Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, "Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!" Dan para perwira pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing-masing.


"Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat-ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian." Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian-kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah. Nama barunya: Wirabumi. Panggilannya yang lengkap: Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah: kapal-kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai.



Mari kita analisis cerita "Mangir" dengan menggunakan struktur teks cerita sejarah yang terdiri atas pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik, penyelesaian, dan koda:


1. Pengenalan Situasi Cerita:

Cerita dimulai dengan deskripsi suasana malam di bawah bulan purnama di Pulau Jawa. Pembaca diperkenalkan pada latar belakang waktu dan suasana yang tenang, terang, dan damai. Ini menciptakan latar belakang dan suasana awal cerita.


2. Pengungkapan Peristiwa:

Cerita mengungkapkan situasi laut Jawa yang gelisah di bawah bulan purnama. Kapal peronda pantai meluncur dengan cepat melalui ombak-ombak yang membesar. Ada percakapan antara Sang Patih dan Patragading yang mengungkapkan peristiwa penting seperti serangan Balatentara Demak ke Jepara. Ini adalah awal dari peristiwa-peristiwa yang akan mempengaruhi cerita.


3. Menuju Konflik:

Konflik mulai berkembang ketika serangan Balatentara Demak ke Jepara diungkapkan. Ada pertanda kekacauan dan ancaman perang. Jepara diserang dan dihadapkan pada situasi yang tak terduga. Konflik muncul karena ketidakpastian dan perbedaan pandangan antara kelompok yang terlibat.


4. Puncak Konflik:

Puncak konflik dalam potongan cerita ini adalah ketika Sang Patih mengetahui bahwa Balatentara Demak telah memasuki Jepara dan menyalahi aturan perang. Sang Patih merasa marah dan mengutuk tindakan brutal ini sebagai "aturan brandal." Ini menciptakan ketegangan yang signifikan dan menunjukkan eskalasi konflik yang mungkin akan berdampak besar pada jalan cerita.


5. Penyelesaian:

Penyelesaian dalam potongan cerita ini belum dijelaskan. Namun, bisa diasumsikan bahwa konflik antara Balatentara Demak dan Jepara akan mengarah pada tindakan dan keputusan yang akan menentukan bagaimana konflik ini akan diselesaikan. Penyelesaian ini mungkin akan melibatkan pertempuran atau perundingan di kemudian hari.


6. Koda:

Potongan cerita ini tidak mencapai koda, sehingga tidak ada informasi tambahan atau penutupan yang diberikan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang nasib tokoh-tokoh utama atau dampak jangka panjang dari peristiwa yang telah terjadi.


Dalam analisis ini, kita melihat bagaimana potongan cerita "Mangir" mengikuti struktur teks cerita sejarah yang terdiri atas pengenalan situasi cerita, pengungkapan peristiwa, menuju konflik, puncak konflik, dan membentuk dasar bagi penyelesaian dan koda yang mungkin ada dalam cerita keseluruhannya.